Senin, 31 Oktober 2011

Cinta Sejati Kepada Nabi S.A.W

Bismillah,

Hukum Mencintai Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam

Pada suatu hari Umar bin Khattab berkata kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya engkau lebih aku cintai dari segala sesuatu kecuali dari diriku sendiri.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun menjawab, “Tidak, demi Allah, hingga aku lebih engkau cintai daripada dirimu sendiri.” Maka berkatalah Umar, “Demi Allah, sekarang engkau lebih aku cintai daripada diriku sendiri!” (HR. Al-Bukhari dalam Shahih-nya, lihat Fath al-Bari [XI/523] no: 6632)

Di lain kesempatan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menegaskan, “Demi Allah, salah seorang dari kalian tidak akan dianggap beriman hingga diriku lebih dia cintai dari pada orang tua, anaknya dan seluruh manusia.” (HR. Al-Bukhari dalam Shahih-nya, lihat Fath al-Bari [I/58] no: 15, dan Muslim dalam Shahih-nya [I/67 no: 69])

Banyak sekali hadits-hadits yang senada dengan dua hadits di atas, yang menekankan wajibnya mencintai Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, karena hal itu merupakan salah satu inti agama, hingga keimanan seseorang tidak dianggap sempurna hingga dia merealisasikan cinta tersebut. Bahkan seorang muslim tidak mencukupkan diri dengan hanya memiliki rasa cinta kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam saja, akan tetapi dia dituntut untuk mengedepankan kecintaannya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam -tentunya setelah kecintaan kepada Allah- atas kecintaan dia kepada dirinya sendiri, orang tua, anak dan seluruh manusia.

Potret Kecintaan Para Sahabat Kepada Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam

Bicara masalah cinta Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam, para sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, tanpa diragukan lagi adalah orang terdepan dalam perealisasian kecintaan mereka kepada Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam. Mengapa? Sebab cinta dan kasih sayang merupakan buah dari perkenalan, dan para sahabat merupakan orang yang paling mengenal dan paling mengetahui kedudukan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka tidak mengherankan jika cinta mereka kepada Beliau jauh lebih besar dan lebih dalam dibandingkan kecintaan orang-orang yang datang sesudah mereka.

Di antara bukti perkataan di atas, adalah suatu kejadian yang terekam dalam sejarah yaitu: Perbincangan yang terjadi antara Abu Sufyan bin Harb -sebelum ia masuk Islam- dengan sahabat Zaid bin ad-Datsinah rodhiallahu ‘anhu ketika beliau tertawan oleh kaum musyrikin lantas dikeluarkan oleh penduduk Mekkah dari tanah haram untuk dibunuh. Abu Sufyan berkata, “Ya Zaid, maukah posisi kamu sekarang digantikan oleh Muhammad dan kami penggal lehernya, kemudian engkau kami bebaskan kembali ke keluargamu?” Serta merta Zaid menimpali, “Demi Allah, aku sama sekali tidak rela jika Muhammad sekarang berada di rumahnya tertusuk sebuah duri, dalam keadaan aku berada di rumahku bersama keluargaku!!!” Maka Abu Sufyan pun berkata, “Tidak pernah aku mendapatkan seseorang mencintai orang lain seperti cintanya para sahabat Muhammad kepada Muhammad!” (Al-Bidayah wa an-Nihayah, karya Ibnu Katsir [V/505], dan kisah ini diriwayatkan pula oleh al-Baihaqy dalam Dalail an-Nubuwwah [III/326]).

Kisah lain diceritakan oleh sahabat Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu, “Di tengah-tengah berkecamuknya peperangan Uhud, tersebar desas-desus di antara penduduk Madinah bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam terbunuh, hingga terdengarlah isakan tangisan di penjuru kota Madinah. Maka keluarlah seorang wanita dari kalangan kaum Anshar dari rumahnya, di tengah-tengah jalan dia diberitahu bahwa bapaknya, anaknya, suaminya dan saudara kandungnya telah tewas terbunuh di medan perang. Ketika dia memasuki sisa-sisa kancah peperangan, dia melewati beberapa jasad yang bergelimpangan, “Siapakah ini?”, tanya perempuan itu. “Bapakmu, saudaramu, suamimu dan anakmu!”, jawab orang-orang yang ada di situ. Perempuan itu segera menyahut, “Apa yang terjadi dengan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam?!” Mereka menjawab, “Itu ada di depanmu.” Maka perempuan itu bergegas menuju Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan menarik bajunya seraya berkata, “Demi Allah wahai Rasulullah, aku tidak akan mempedulikan (apapun yang menimpa diriku) selama engkau selamat!” (Disebutkan oleh al-Haitsami dalam Majma’ az-Zawaid [VI/115], dan dia berkata, “Diriwayatkan oleh ath-Thabrani dalam al-Ausath dari syaikhnya Muhammad bin Su’aib dan aku tidak mengenalnya, sedangkan perawi yang lain adalah terpercaya.” Diriwayatkan pula oleh Abu Nu’aim dalam al-Hilyah [II/72, 332]).

Demikianlah sebagian dari potret kepatriotan para sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam mengungkapkan rasa cinta mereka kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Pahala Bagi Orang yang Mencintai Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam

Tentunya cinta Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam merupakan suatu ibadah yang amat besar pahalanya. Banyak ayat-ayat Al Quran maupun hadits-hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang menjelaskan ganjaran yang akan diperoleh seorang hamba dari kecintaan dia kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Di antara dalil-dalil tersebut:

Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu mengisahkan, “Ada seseorang yang bertanya kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang hari kiamat, “Kapankah kiamat datang?” Nabi pun shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Apa yang telah engkau persiapkan untuk menghadapinya?” Orang itu menjawab, “Wahai Rasulullah, aku belum mempersiapkan shalat dan puasa yang banyak, hanya saja aku mencintai Allah dan Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam.” Maka Rasulullah pun shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Seseorang (di hari kiamat) akan bersama orang yang dicintainya, dan engkau akan bersama yang engkau cintai.” Anas pun berkata, “Kami tidak lebih bahagia daripada mendengarkan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, ‘Engkau akan bersama orang yang engkau cintai.’” Anas kembali berkata, “Aku mencintai Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, Abu Bakar dan Umar, maka aku berharap akan bisa bersama mereka (di hari kiamat), dengan cintaku ini kepada mereka, meskipun aku sendiri belum (bisa) beramal sebanyak amalan mereka.” (HR. Al-Bukhari dalam Shahih-nya, lihat Fath al-Bari [X/557 no: 6171] dan at-Tirmidzi dalam Sunan-nya [2385])

Adakah keberuntungan yang lebih besar dari tinggal bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabatnya di surga kelak??

Hakikat Cinta Pada Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dan Ragam Manusia di Dalamnya

Setelah kita sedikit membahas tentang hukum mencintai Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beberapa potret cinta para sahabat kepada Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, serta ganjaran yang akan diraih oleh orang yang mencintai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, ada perkara yang amat penting untuk kita ketahui berkenaan dengan masalah ini, yaitu: bagaimanakah sebenarnya hakikat cinta kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam?, bagaimanakah seorang muslim mengungkapkan rasa cintanya kepada al-Habib al-Mushthafa shallallahu ‘alaihi wa sallam? Apa saja yang harus direalisasikan oleh seorang muslim agar dia dikatakan telah mencintai Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam? Masalah ini perlu kita angkat, karena di zaman ini banyak orang yang menisbatkan diri mereka ke agama Islam mengaku bahwa mereka telah mencintai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan telah mengagungkannya. Akan tetapi apakah setiap orang yang mengaku telah merealisasikan sesuatu, dapat diterima pengakuannya? Ataukah kita harus melihat dan menuntut darinya bukti-bukti bagi pengakuannya? Tentunya alternatif yang kedua-lah yang seyogyanya kita ambil.

Manusia telah terbagi menjadi tiga golongan dalam memahami makna cinta kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam:

1. Golongan yang berlebih-lebihan.
2. Golongan yang meremehkan.
3. Golongan tengah.

Kita mulai dari golongan tengah, yakni yang benar dalam memahami makna cinta kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Golongan ini senantiasa menjadikan Al Quran dan As Sunnah sebagai landasan mereka dalam mengungkapkan rasa cinta mereka kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Mereka pun meneladani para generasi awal umat ini (baca: salafush shalih) dalam mengungkapkan rasa cinta kepada Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, karena salafush shalih adalah generasi terbaik umat ini, sebagaimana yang telah ditegaskan oleh Nabi kita shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam suatu hadits yang diriwayatkan Al Bukhari dan Muslim, “Sebaik-baik manusia adalah generasiku (para sahabat), kemudian generasi sesudah mereka (para tabi’in), kemudian generasi sesudah mereka (para tabi’it tabi’in).” (HR. Al-Bukhari dalam Shahih-nya, lihat Fath al-Bari [V/258-259, no: 2651], dan Muslim dalam Shahih-nya [IV/1962, no: 2533])

Di antara bukti kecintaan mereka yang hakiki kepada Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, antara lain:

a. Meyakini bahwa Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam benar-benar utusan Allah subhanahu wa ta’ala, dan Beliau adalah Rasul yang jujur dan terpercaya, tidak berdusta maupun didustakan. Juga beriman bahwasanya beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah Nabi yang paling akhir, penutup para nabi. Setiap ada yang mengaku-aku sebagai nabi sesudah beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam pengakuannya adalah dusta, palsu dan batil. (Syarh al-Arba’in an-Nawawiyah, oleh Syeikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin hal: 137, Ad-Durar as-Saniyyah bi Fawaid al-Arba’in an-Nawawiyah, hal 38, Syarh al-Arba’in an-Nawawiyah, oleh Syeikh Shalih Alu Syaikh, hal 56).

b. Menaati perintah dan menjauhi larangannya. Allah menegaskan,

وَمَا آتَاكُمُ الرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَاكُمْ عَنْهُ فَانتَهُوا

“Dan apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia, dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah.” (QS. Al-Hasyr: 7)

c. Membenarkan berita-berita yang beliau sampaikan, baik itu berupa berita-berita yang telah terjadi maupun yang belum terjadi, karena berita-berita itu adalah wahyu yang datang dari Allah subhanahu wa ta’ala.

وَمَا يَنطِقُ عَنِ الْهَوَى إِنْ هُوَ إِلَّا وَحْيٌ يُوحَى

“Dan tiadalah yang diucapkannya itu, menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).” (QS. An-Najm: 3-4)

d. Beribadah kepada Allah dengan tata-cara yang telah diajarkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, tanpa ditambah-tambah ataupun dikurangi. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu.” (QS. Al-Ahzab: 21)

Juga Nabi kita shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menjelaskan, “Barang siapa yang melakukan suatu amalan yang tidak sesuai dengan petunjukku, maka amalan itu akan ditolak.” (HR. Muslim dalam Shahih-nya (III/1344 no 1718).

e. Meyakini bahwa syariat yang berasal dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam setingkat dengan syari’at yang datang dari Allah subhanahu wa ta’ala dari segi keharusan untuk mengamalkannya, karena apa yang disebutkan di dalam As Sunnah, serupa dengan apa yang disebutkan di dalam Al Quran (Syarh al-Arba’in an-Nawawiyah, oleh Syeikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin hal: 138). Allah subhanahu wa ta’ala berfirman (yang artinya):

مَّنْ يُطِعِ الرَّسُولَ فَقَدْ أَطَاعَ اللّهَ

“Barang siapa yang menaati Rasul itu, sesungguhnya ia telah menaati Allah.” (QS. An-Nisa: 80)

f. Membela Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tatkala Beliau masih hidup, dan membela ajarannya setelah beliau wafat. Dengan cara menghafal, memahami dan mengamalkan hadits-hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Juga menghidupkan sunnahnya dan menyebarkannya di masyarakat.

g. Mendahulukan cinta kepadanya dari cinta kepada selainnya. Sebagaimana kisah yang dialami oleh Umar di atas, akan tetapi jangan sampai dipahami bahwa cinta kita kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam akan membawa kita untuk bersikap ghuluw (berlebih-lebihan), sehingga mengangkat kedudukan beliau melebihi kedudukan yang Allah subhanahu wa ta’ala karuniakan kepada Nabi-Nya. Sebagaimana halnya perbuatan sebagian orang yang membersembahkan ibadah-ibadah yang seharusnya dipersembahkan hanya kepada Allah subhanahu wa ta’ala, dia persembahkan untuk Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Contohnya: ber-istighatsah (meminta pertolongan) dan memohon kepadanya, meyakini bahwa beliau mengetahui semua perkara-perkara yang ghaib, dan lain sebagainya. Jauh-jauh hari Nabi kita shallallahu ‘alaihi wa sallam telah memperingatkan umatnya agar tidak terjerumus ke dalam sikap ekstrem ini, “Janganlah kalian berlebih-lebihan dalam memujiku sebagaimana orang-orang Nashrani berlebih-lebihan dalam memuji (Isa) bin Maryam, sesungguhnya aku hanyalah hamba-Nya, maka ucapkanlah (bahwa aku): hamba Allah dan rasul-Nya.” (HR. Al-Bukhari dalam Shahih-nya, lihat Fath al-Bari [VI/478 no: 3445])

h. Termasuk tanda mencintai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, adalah mencintai orang-orang yang dicintainya. Mereka antara lain: keluarga dan keturunannya (ahlul bait), para sahabatnya (Asy-Syifa bi Ta’rifi Huquq al-Mushthafa, karya al-Qadli ‘Iyadl [II/573], Majmu’ Fatawa Ibn Taimiyah [III/407], untuk pembahasan lebih luas silahkan lihat: Huquq an-Nabi ‘Ala Ummatihi fi Dhaui al-Kitab wa as-Sunnah, karya Prof. Dr. Muhammad bin Khalifah at-Tamimi [I/344-358]), serta setiap orang yang mencintai beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam. Juga masih dalam kerangka mencintai Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, adalah kewajiban untuk memusuhi setiap orang yang memusuhinya serta menjauhi orang yang menyelisihi sunnahnya dan berbuat bid’ah. (Asy-Syifa bi Ta’rifi Huquq al-Mushthafa, [2/575], untuk pembahasan lebih lanjut silahkan lihat: Huquq an-Nabi ‘Ala Ummatihi [I/359-361]).

Adapun golongan yang meremehkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, adalah orang-orang yang lalai dalam merealisasikan kecintaan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Mereka tidak memperhatikan hak-hak Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang telah disebutkan di atas.

Di antara potret peremehan mereka adalah: Sangkaan mereka bahwa hanya dengan meyakini kerasulan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam sudah cukup untuk merealisasikan cinta kepada Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, tanpa harus “capek-capek” mengikuti tuntunannya dalam kehidupan sehari-hari.

Bahkan di antara mereka ada yang belum bisa menerima dengan hati legowo tentang ke-ma’shum-an (dilindunginya) Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam dari kesalahan-kesalahan dalam menyampaikan wahyu, sehingga perlu untuk dikritisi. Sebagaimana yang digembar-gemborkan oleh koordinator JIL, Ulil Abshar Abdalla, “Menurut saya: Rasul Muhammad Saw adalah tokoh historis yang harus dikaji dengan kritis, (sehingga tidak hanya menjadi mitos yang dikagumi saja, tanpa memandang aspek-aspek beliau sebagai manusia yang juga banyak kekurangannya), sekaligus panutan yang harus diikuti (qudwah hasanah).” (Islam Liberal & Fundamental, Sebuah Pertarungan Wacana, Ulil Abshar Abdalla dkk, hal 9-10).

Ada juga yang merasa berat untuk meyakini bahwa tuntunan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bisa diterapkan di segala zaman, sehingga harus “bergotong royong” untuk menyusun fikih gaya baru, yang digelari Fikih Lintas Agama. Dengan alasan “fiqih klasik tidak mampu lagi menampung perkembangan kebutuhan manusia modern, termasuk soal dimensi hubungan agama-agama.” (Fiqih Lintas Agama, Membangun Masyarakat Inklusif-Pluralis, Nurcholis Madjid dkk, hal: ix).

Di antara bentuk peremehan terhadap Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah ulah Koran Denmark “Jyllands-Posten”, pada hari Sabtu, 26 Sya’ban 1426/30 September 2005, dengan memuat karikatur penghinaan terhadap Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Akhzahumullah wa qatha’a aidiyahum, amien.

Dan masih banyak contoh-contoh nyata lainnya yang menggambarkan beraneka ragamnya kekurangan banyak orang yang menisbatkan diri mereka kepada agama Islam dalam merealisasikan cinta mereka kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Yang itu semua bermuara pada penyakit tidak dijadikannya Al Quran dan As Sunnah dan pemahaman salaf sebagai barometer dalam mengukur kecintaan kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Golongan ketiga adalah orang-orang yang ghuluw, yaitu mereka yang berlebih-lebihan dalam mengungkapkan cinta mereka kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, hingga mereka mengada-adakan amalan-amalan yang sama sekali tidak disyari’atkan oleh Allah subhanahu wa ta’ala dan Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan tidak pernah dilakukan oleh salafush shalih yang mana mereka adalah orang-orang yang paling tinggi kecintaannya kepada Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam. Golongan ketiga ini mengira bahwa amalan-amalan tersebut merupakan bukti kecintaan mereka kepada Nabi kita shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Di antara sikap ekstrem yang mereka tampakkan; berlebihan dalam mengagung-agungkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, hingga menyifatinya dengan sifat-sifat yang merupakan hak prerogatif Allah subhanahu wa ta’ala. Di antara bukti sikap ini adalah apa yang ada dalam “Qashidah al-Burdah” yang sering disenandungkan dalam acara peringatan maulid Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam:

يَا أَكْرَمَ الْخَلْقِ مَا لِي مَنْ أَلُوْذُ بِهِ سِوَاكَ عِنْدَ حُلُوْلِ الْحَادِثِ العَمِمِ …

فَإِنَّ مِنْ جُوْدِكَ الدُّنْيَا وَضَرَّتَهَا وَمِنْ عُلُوْمِكَ عِلْمُ اللَّوْحِ وَالْقَلَمِ

“Wahai insan yang paling mulia (Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam)!

Tiada seseorang yang dapat kujadikan perlindungan selain dirimu, ketika datang musibah yang besar…

Karena kebaikan dunia dan akhirat adalah sebagian kedermawananmu,

dan sebagian dari ilmumu adalah ilmu lauh (mahfudz) dan qalam”

(Tabrid al-Buldah fi Tarjamati Matn al-Burdah, M. Atiq Nur Rabbani, hal: 56).

La haula wa la quwwata illa billah… Bukankah kita diperintahkan untuk memohon perlindungan hanya kepada Allah subhanahu wa ta’ala ketika tertimpa musibah?? (Lihat: QS. Al An’am: 17 dan At Taghabun: 11). Bukankah kebaikan dunia dan akhirat bersumber dari Allah semata?! Kalau bukan kenapa kita selalu berdo’a: “Rabbana atina fid dun-ya hasanah wa fil akhirati hasanah…” ?? Terus kalau ilmu lauh mahfudz dan ilmu qalam adalah sebagian dari ilmu Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, lantas apa yang tersisa untuk Robb kita Allah subhanahu wa ta’ala??!! Inaa lillahi wa inna ilaihi raji’un…

Di antara amalan yang sering dipergunakan sebagai sarana untuk mengungkapkan rasa cinta mereka kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah merayakan peringatan maulid Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sampai-sampai sudah menjadi budaya, hingga timbul semacam ketakutan moral diasingkan dari arena sosial jika tidak mengikutinya. Bahkan ada yang merasa berdosa jika tidak turut menyukseskannya.

Pernahkah terbetik pertanyaan dalam benak mereka: Apakah perayaan maulid Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ini pernah diperintahkan oleh Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam? Apakah para sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mengerjakannya? Atau mungkin salah seorang dari generasi Tabi’in atau Tabi’it Tabi’in pernah merayakannya? Kenapa pertanyaan-pertanyaan ini perlu untuk diajukan? Karena merekalah generasi yang telah dipuji oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai generasi terbaik umat ini, dan Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam telah kabarkan bahwa perpecahan serta bid’ah akan menjamur setelah masa mereka berlalu. Ditambah lagi merekalah orang-orang yang paling sempurna dalam merealisasikan kecintaan kepada Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Merujuk kepada literatur sejarah, kita akan dapatkan bahwa acara maulid Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah sekalipun dirayakan pada masa tiga generasi awal umat ini, banyak sekali para ulama kita yang menegaskan hal ini.

Di antara para ulama yang menjelaskan bahwa Maulid Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah dikerjakan pada masa-masa itu:

1. Al-Hafidz Ibnu Hajar al-Asqalany, sebagaimana yang dinukil oleh as-Suyuthi dalam Husn al-Maqshid fi ‘Amal al-Maulid lihat al-Hawi lil Fatawa (I/302).
2. Al-Hafidz Abul Khair as-Sakhawy, sebagaimana yang dinukil oleh Muhammad bin Yusuf ash-Shalihy dalam Subul al-Huda wa ar-Rasyad fi Sirati Khairi al-’Ibad (I/439).
3. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, dalam Iqtidha ash-Shirath al-Mustaqim (I/123).
4. Ibnul Qayyim, dalam kitabnya I’lam al-Muwaqqi’in (II/390-391).
5. Al-Imam Tajuddin Umar bin Lakhmi al-Fakihani, di dalam risalahnya: Al-Maurid fi al-Kalami ‘ala al-Maulid, hal: 8.
6. Al-Imam Abu Zur’ah al-Waqi, sebagaimana yang dinukil oleh Ahmad bin Muhammad bin ash-Shiddiq dalam kitabnya Tasynif al-Adzan, hal: 136.
7. Ibnu al-Haj, dalam kitabnya al-Madkhal (II/11-12, IV/278).
8. Abu Abdillah Muhammad al-Hafar, sebagaimana yang dinukil oleh Ahmad bin Yahya al-Wansyarisi dalam kitabnya al-Mi’yar al-Mu’rib wa al-Jami’ al-Mughrib ‘an Fatawa Ulama Ifriqiyah wa al-Andalus wa al-Maghrib (VII/99-100).
9. Muhammad Abdussalam asy-Syuqairi, dalam kitabnya as-Sunan wa al-Mubtada’at al-Muta’alliqah bi al-Adzkar wa ash-Shalawat, hal: 139.
10. Ali Fikri, dalam kitabnya al-Muhadharat al-Fikriyah, hal: 128.

Lantas siapakah dan kapankah maulid pertama kali diadakan? Maulid pertama kali dirayakan pada abad ke empat hijriah (kurang lebih empat ratus tahun sesudah wafatnya Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam) oleh seorang yang bernama al-Mu’iz lidinillah al-’Ubaidi, salah seorang raja Kerajaan al-Ubaidiyah al-Fathimiyah yang mengikuti paham sekte sesat Bathiniyah (Lihat kesesatan-kesesatan mereka dalam kitab Fadhaih al-Bathiniyah, karya Abu Hamid al-Ghazali, dan Kasyful Asrar wa Hatkul Asrar, karya al-Qadhi Abu Bakr al-Baqillani). Sebagaimana yang dijelaskan oleh para ulama.

Di antara para ulama yang mengungkapkan fakta ini:

1. Al-Imam al-Muarrikh Ahmad bin Ali al-Maqrizi asy-Syafi’i (w 766 H), dalam kitabnya al-Mawa’idz wa al-I’tibar fi Dzikri al-Khuthathi wa al-Atsar (I/490).
2. Al-Imam Tajuddin Umar bin Lakhmi al-Fakihani, di dalam risalahnya: Al-Maurid fi al-Kalami ‘ala al-Maulid, hal: 8.
3. Ahmad bin Ali Al-Qalqasyandi asy-Syafi’i (w 821), dalam kitabnya Shubh al-A’sya fi Shiyaghat al-Insya’ (3/502).
4. Hasan As-Sandubi dalam kitabnya Tarikh al-Ihtifal bi al-Maulid an-Nabawi, hal: 69.
5. Muhammad Bakhit al-Muthi’i (mufti Mesir di zamannya) dalam kitabnya Ahsan al-Kalam fima Yata’allaqu bi as-Sunnah wa al-Bid’ah min al-Ahkam, hal: 59.
6. Ismail bin Muhammad al-Anshari, dalam kitabnya al-Qaul al-Fashl fi Hukm al-Ihtifal bi Maulid Khair ar-Rusul shallallahu ‘alaihi wa sallam, hal: 64.
7. Ali Mahfudz, dalam kitabnya al-Ibda’ fi Madhar al-Ibtida’, hal: 126.
8. Ali Fikri, dalam kitabnya al-Muhadharat al-Fikriyah, hal: 128.
9. Ali al-Jundi, dalam kitabnya Nafh al-Azhar fi Maulid al-Mukhtar, hal: 185-186.

Apa yang melatarbelakanginya untuk mengadakan perayaan ini? Berhubung mereka telah melakukan pemberontakan terhadap Khilafah Abbasiyah, dan mendirikan negara sendiri di Mesir dan Syam yang mereka namai Al Fathimiyah, maka kaum muslimin di Mesir dan Syam tidak suka melihat tingkah laku mereka, serta cara mereka dalam menjalankan tali pemerintahan, hingga pemerintah kerajaan itu (Bani Ubaid) merasa khawatir akan digulingkan oleh rakyatnya. Maka dalam rangka mengambil hati rakyatnya, al-Mu’iz lidinillah al-’Ubaidi mengadakan acara maulid Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, ditambah dengan maulid-maulid lain seperti maulid Fatimah, maulid Ali, maulid Hasan, maulid Husain dan maulid-maulid lainnya. Termasuk perayaan Isra Mi’raj dan perayaan tahun Hijriah. Hingga para ulama zaman itu berjibaku untuk mengingkari bid’ah-bid’ah itu, begitu pula para ulama abad kelima dan abad keenam. Pada awal abad ketujuh kebiasaan buruk itu mulai menular ke Irak, lewat tangan seorang sufi yang dijuluki al-Mula Umar bin Muhamad, kemudian kebiasaan itu mulai menyebar ke penjuru dunia, akibat kejahilan terhadap agama dan taqlid buta.

Jadi, sebenarnya tujuan utama pengadaan maulid-maulid itu adalah rekayasa politis untuk melanggengkan kekuasaan bani Ubaid, dan bukan sama sekali dalam rangka merealisasikan kecintaan kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, ataupun kepada ahlul bait!! (Al-Ihtifal bi al-Maulid an-Nabawi, Nasy’atuhu-Tarikhuh-Haqiqatuh-Man Ahdatsuh, Ibrahim bin Muhammad al-Huqail, hal: 5).

Hal lain yang perlu kita ketahui adalah hakikat akidah orang-orang yang pertama kali mengadakan perayaan maulid ini. Dan itu bisa kita ketahui dengan mempelajari hakikat kerajaan Bani Ubaid. Bani Ubaid adalah keturunan Abdullah bin Maimun al-Qaddah yang telah terkenal di mata para ulama dengan kekufuran, kemunafikan, kesesatan dan kebenciannya kepada kaum mukminin. Lebih dari itu dia kerap membantu musuh-musuh Islam untuk membantai kaum muslimin, banyak di antara para ulama muslimin dari kalangan ahli hadits, ahli fikih maupun orang-orang shalih yang ia bunuh. Hingga keturunannya pun tumbuh berkembang dengan membawa pemikirannya, di mana ada kesempatan mereka akan menampakkan permusuhan itu, jika tidak memungkinkan maka mereka akan menyembunyikan hakikat kepercayaannya (Lihat: Ar-Raudhatain fi Akhbar ad-Daulatain, Abu Syamah asy-Syafi’i, (I/198), Mukhtashar al-Fatawa lil Ba’li, hal: 488).

Adapun hakikat orang yang pertama kali mengadakan maulid yaitu al-Mu’iz lidinillah al-’Ubaidi, maka dia adalah orang yang gemar merangkul orang-orang Yahudi dan Nasrani, kebalikannya kaum muslimin dia kucilkan, dialah yang mengubah lafadz azan menjadi “Hayya ‘ala khairil ‘amal”. Yang lebih parah lagi, dia turut merangkul paranormal dan memakai ramalan-ramalan mereka (Lihat: Tarikh al-Islam karya adz-Dzahabi XXVI/350, an-Nujum az-Zahirah fi Muluk al-Mishr wa al-Qahirah karya Ibnu Taghribardi IV/75). Inilah hakikat asal sejarah maulid Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Dan perlu diketahui, bahwa kecintaan kita kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, tidaklah diukur dengan merayakan hari kelahiran beliau atau tidak merayakannya. Bukankah kita juga mencintai Abu Bakar, Umar, Utsman, Ali dan puluhan ribu sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lainnya? Apakah kita juga harus merayakan hari kelahiran mereka semua, untuk membuktikan kecintaan kita kepada mereka? Kalau begitu berapa miliar dana yang harus dikeluarkan? Bukankah lebih baik dana itu untuk membangun masjid, madrasah, shadaqah fakir miskin dan maslahat-maslahat agama lainnya?

Saking berlebihannya sebagian orang dalam masalah ini, sampai-sampai orang yang senantiasa berusaha menegakkan akidah yang benar, rajin sholat lima waktu di masjid, dan terus berusaha untuk mengamalkan tuntunan-tuntunan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lainnya, tidak dikatakan mencintai Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, hanya karena dia tidak mau ikut maulid. Sebaliknya setiap orang yang mau ikut maulid, entah dia sholatnya hanya setahun dua kali (idul adha dan idul fitri), atau dia masih gemar maksiat, dikatakan cinta kepada Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam. Bukankah ini salah satu bentuk ketidakadilan dalam bersikap?

Semoga kita semua termasuk orang-orang yang merealisasikan kecintaan yang hakiki kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Mohon maaf atas segala kekurangan.

Wallahu ta’ala a’lam, wa shallallahu ‘ala nabiyyyina muhammadin wa ‘ala alihi wa shahbihi ajma’in.

***

Penulis: Ustadz Ahmad Zahruddin, BA.
Artikel www.muslim.or.id

Minggu, 30 Oktober 2011

Hujan sampaikan salamku padanya


Malam ini terasa lebih hening, hanya suara kipas pendingin laptop yang terdengar. Entah karena hawa dingin bekas hujan tadi sore yang menyelinap ke kamar ini dari sela sela lubang ventilasi. Aku selalu tertarik dengan aroma tanah yang tersiram air hujan. Terlalu banyak memori yang tersimpan di dalamnya. Entah sudah berapa puluh kali umur ini ku habiskan melewati musim hujan. Dan aroma tanah basah malam ini semuanya begitu jelas. Tiap tetesan nya mengirimkan potongan potongan kecil ingatan masa lalu. Terlintas dalam pikiran ini sosok aku kecil berlari bersama teman teman kecilku dalam hujan, kita masih amatlah muda, berlari dalam balutan tanah lumpur mengejar perginya air hujan.

Perlahan ku perhatikan teman kecil ku satu persatu dalam lari kecil mereka. Canda tawa dalam kepolosan. Entah kemana mereka sekarang. Wajah mereka memudar. Kehidupan hanya menjadikan mereka pelengkap tawa masa kecilku.Ya Tuhan, Aku merindukan wajah wajah itu dan kampung halamanku, Dan aku merasa kehilangan mereka sekarang,

 Kini, aroma basah hujan hadir begitu jelas, sejelas lintasan bayang wajah bapak dan ibuku dalam kegelapan kamarku dan dalam alunan musik ini (alunan musik dari Ebied G a.d). Sejenak aku alihkan pandanganku dari layar laptop. Aku melihat nya, ya aku melihat foto itu. Aku merindukan wajah itu. Wajah yang sering aku kecewakan. Dan aku merasa kehilangan sekarang
Aku tahu aku akan selalu menangis membayangkan ke2nya, ku alihkan pandangan ini ke tempat tidurku. Hal ini sering aku lakukan mencoba mengingat2 kembali masa2 kecilku dgn ke2 org tuaku di kampung halamanku hanya karena ingin meredam hatiku sekarang yg lagi merasa hampa apakah ini sebuah keegoisan di dalam diriku,entahlah.

Wajah2 lelah itu pula yang dulu menyembuhkan aku akan rasa sakit yang berkepanjangan, dan wajah yang mengingatkanku bahwa aku seharusnya bersyukur dihadirkan makna baru sebuah ketulusan, sebuah rasa yang lama aku tak pernah temukan. Maafkan aku Bapak,Ibu. Dan aku tak ingin merasa kehilangan sekarang.Dari bau tanah terkena basah hujan ini pula aku tahu rasanya sebuah kehilangan.

Hmmmmh.. segarnya tanah hujan kembali memasuki kamar ini, aroma yang dulu sering membuat ku berlari keluar rumah bersama teman teman kecilku mengejar hujan, aroma yang dulu sering membuatku menangis melihat Ibu dan Bapakku. Dan kini, aroma ini, lagu ini, mengingatkanku akan seseorang yang sangat aku sayangi, tapi oleh hal yang di luar batas kemampuanku, kami tak mungkin bersama, ntahlah..hanya aku dan bulan lah yang tau,,

Ya Tuhan, terimakasih kau telah mengingatkanku dalam cara yang sederhana. Sebuah pelajaran tentang kehilangan. Waktu adalah sebuah buku dimana aku menempelkan sebuah kisah. Dan tempelan itu amatlah mudah lepas dan isinya memudar. Dan Engkau hanya menghadirkan setitik rasa, aroma tanah yang terkena hujan dan semua tempelan itu kembali terbaca.

nb:nie tulisan sy lupa ntah nemu dimana, tapi sdh ada di laptop sejak lama yang selalu saya baca kalo lagi hujan. ntahlah

Renungan buat diriku ,dirimu dan kita semua

akhwat

Kepunyaanmu adalah sempurna, namun aku tidak sesekali akan menukarnya dengan hatimu. Andai saja kau lihat wahai mukmin, setiap bekas luka di hatiku ini mewakili setiap seorang yang telah aku berikan cintaku buat mereka. Aku merobek sepotong hatiku dan memberikannya kepada mereka, dan setiap kali itu juga mereka memberiku sepotong dari hati mereka untuk mengisi tempat kosong di hatiku ini, tetapi karena potongan-potongan itu tidak tepat, lalu menyebabkan ketidaksempurnaannya, bahkan ia kelihatan kasar dan tidak rata.

“Dari Abu Hamzah, Anas bin Malik radiallahuanhu, pembantu Rasulullah SAW, dari Rasulullah, Tidak beriman salah seorang diantara kamu hingga dia mencintai saudaranya sebagaimana dia mencintai dirinya sendiri.” (Riwayat Bukhari dan Muslim)

Ia bermaksud, memberi sepenuh hati. 100%. Yang terbaik!

Sebagaimana kita menginginkan yang terbaik buat diri sendiri, begitulah juga sewajarnya yang kita lakukan/berikan kepada orang di sekitar.

( Renungan buat diriku ,dirimu dan kita semua )

Ketika Sang Wanita Bertanya

Saat ada seorang wanita bertanya kepada kekasihnya
Jika aku menjadi bunga
Kamu akan menjadi apa
Sang lelaki pun menjawab matahari

Lalu sang wanita pun bertanya lagi
Jika aku menjadi bulan maka
Kamu akan menjadi apa
Sang lelaki pun menjawab matahari

dua pasang dalam senja
dua pasang dalam senja

Lalu wanita itu kembali bertanya
Jika aku menjadi seekor burung phonix
Kamu akan menjadi apa
Sang lelaki pun menjawab matahari

Lalu sang wanita pun pergi meninggal laki-laki itu
Karena dia telah berubah tiga kali
Namun laki-laki itu tidak mau berubah
Seperti apa yang dia inginkan

Namun sang lelaki pun berkata setelah kekasihnya pergi
Sang lelaki pun tahu dia tidak bisa menjadi seekor lebah
Yang memiliki sekuntum bunga terdebut
Dia hanya bisa memberikan pancaran sinar kehidupan
Bagi bunga tersebut

Dan diapun tidak bisa menjadi sebuah bintang ataupun langit
Yang selalu menemani bulan
Dia hanya bisa menjadi matahari yang menyinari sang bulan
Agar sang bulan selalu nampak indah

Dan dia tidak bisa menjadi seekor Naga
Yang selalu setia menemani sang Phonix
Dia hanya sebuah matahari yang memberi kekuatan dan kehangatan
Pada burung phonix tersebut.

Sabtu, 29 Oktober 2011

Hail Yellow

Saturday morning at Depok, went to visit teh Yuni's proposal ceremony. And ended up photo-shooting at the yellow wall (haha). It was superb and fun.



With Pucci

Mba Tika, Mba Yuni, Me, Mba Lilik



With my beloved sister, Mba Tika

Wish for a long lasting marriage for these bride and groom soon-to-be, shakinnah mawadah warrahmaah :)


What I wore: Jenahara Hoodie, inner scarf by Kami Idea, cardigan and pants are private collection, flats by The Little Things She Needs


Warmth regards,
Niken


Jumat, 28 Oktober 2011

Pinter mana antara Lebah dan Semut

Sobat sobat semua pasti sering mendengar kata kata tentang perbanyaklah belajar hidup dari lebah dan semut..nah suatu waktu lagi meeting di kantor, bos saya selalu menekankan akan pentingnya kerjasama yang baik antar sesama rekan kerja contohlah pola hidup lebah dan semut yang slalu bekerja sama."

di sela2 meeting itu ntah knapa rekan kerja yg gokil nanya iseng ke bos ,begini katanya,,"maaf bos saya mau bertanya" , si bos pun sigap menanggapi, "ya silahkan mau tanya apa" kata si bos.. "lebih pintar mana semut dgn lebah bos, ini untuk acuan kami lebih cenderung mencontoh yg mana"ucap teman saya ..hehe itu si bos mikir sebentar dan sepertinya dia bingung cara menjawabnya.temen2 yang lain pada senyum2 simpul mendengar pertanyaan  yg iseng tersebut..
lebah yang kelelahan di balik jendela
posisi duduk saya yg lagi di samping bos cuma senyum2 saja lihat gelagatnya,,bos pun  melirik saya,,sepertinya si bos membutuhkan bantuan saya..si bos pun berucap"nah kalau untuk pertanyaan2 begitu cukuplah alkahfi saja yg menjelaskan"(si bos sih tau saya selalu bisa menjawab pertanyaan2 yg seperti2 ini)

dengan sigap karena perintah si bos saya pun mencoba menjelaskan dgn rekan2 kerja(ya karena ini pertanyaan iseng saya akan menjelaskannya jg tdk pake istilah2 seperti di buku pengetahuan tentang ke2 serangga itu)" pernah tidak melihat lebah yg mati di balik jendela kaca"ucap saya,, memang sih lebah itu serangga yang komitmen, ,masuk dari jendela yg sama keluar juga di jendela yang sama(setiap pulang harus di jalur mereka pergi),   saya pernah memperhatikan pada jendela kaca yang tertutup , dan ada seekor lebah berusaha keluar  dgn membentur2kan tubuhnya ke dinding kaca terus berulang2 dan akhirnya mati tu lebah kelelahan.

nah di waktu yang lain saya pernah memperhatikan barisan semut berjalan beriringan, pada saat itu sy coba isengi di jalur jalannya yang lurus itu saya letakkan sepotong kaca,tu para semut bingung sebentar sambil gerak2kan antenenya , tdk berapa lama di telusirinya sisi dinding kaca kesamping , ketemu dech celah ,tuh semut2 jalan lurus lagi,,hehe nih semut punya istilah byk jalan menuju ke roma,:)
nah sekarang coba simpulkan sendiri lebih pinter dan cerdik mana antara "semut dan lebah"

Happy October 2011!

Bloggers Vaganzaaa!!!
I'm really happy wif this month. you know why? I celebrated my 15th birthday in October, and this was my first time to get the first rank in my class.. ^^ I never got first rank before :D
and in 28th October 2011, I have a chanced to say Sumpah Pemuda text in front of all students in my SHS.. whooaaaa... I'm so glad.. these are some of my photos at there.. :) I just posted some, and I will post the other one ASAP. :). Check this out!



The boy was really really really silencer.. -,-" n it makes me not really comfy wif it.. u,u




I wore Bali Traditional Costume. n the Kamboja's Flowers were real! It wasn't imitation. :P
Keep Sumpah Pemuda Spirit Everyone!!

Selasa, 25 Oktober 2011

1, 2, 3, aaand click!



Cerita sore yang mendung

Masih belum punya inspirasi tuk menulis tentang alam, baiklah kali ini tentang kehidupan nyata saja ya sobat,,begini ceritanya,,sepulang kerja beberapa waktu yg lalu,di saat sore yg mulai mendung ,saya singgah dulu cari makan ,, kali ini saya coba iseng2 cari makan di depan terminal ,,sambil menunggu pesanan di warung pecel lele ini ,saya memperhatikan org2 di sekitar warung.., saya mendengarkan keluhan seorang supir angkot dan temannya.

Mereka begitu bersemangat membicarakan hidupnya. Banyak kejadian memilukan yang terjadi pada hidup mereka. Teman mereka, seorang supir  angkutan kota telah tewas mengenaskan karena kecelakaan di lindas truck. Ironisnya, mereka tertawa ketika membicarakan temannya yang telah tewas itu. Mereka sepertinya sudah mengingatkan temannya. Tapi setelah itu pembicaraan makin dalam, mereka mengeluh hidup semakin susah. Hidup semakin melarat. Bensin naik, cabe naik, semua naik… Bisa gila, katanya sambil menyengir ke arahku,, saya sih sedari tadi yg memperhatikan Cuma senyum kecil saja,,:).
gambar dari google
 Salah seorang dari mereka pun mengeluh tidak mendapat sewa seharian ini, bahkan bisa bisa dia nombok. Sambil menyeruput minuman kopi hitam di sore mendung itu,dia pun meminta sebatang rokok pada temannya. Lalu temannya keluhkan bahwa sudah beberapa hari ini tidak lagi merokok, bahkan kadang dia tidak mengisi perutnya seharian,herannya lagi ada yg nyeletuk begini ‘’lebih baik gak makan dari pada gak ngerokok,(saya terpikir sejenak,,busyet dah rokok benar2 sudah meracuni hidup masyarakat di negri tercinta ini),. Lagi lagi mereka tertawa terbahak-bahak, ketika aku coba melihat wajah mereka. Tawa mereka seperti tangisan yang keras mengiang ke langit-langit di negeriku ini.

hai orang2 yang di atas,,Sudahkan kalian mendengarkan cerita ku‘sore ini, karena sungguh mereka seperti sudah lupa cara mengekspresikan diri. Sakitkah hatinya karena hidup begitu kejam??? Tapi mengapa mereka diam saja??? Apa inikah yang disebut budaya ‘nerimo’??? saya saja geram mendengarnya, apalagi mereka yang mulai menghibur diri dengan airmata mereka. Perut kosong mereka dijadikan lawakan hidup ini, setidaknya itu bisa membuat mereka memaknai hidup dengan selalu tertawa.

Sudah skitar hampir satu jam saya di warung ini sambil menikmati pecel lele ,hari pun semakin mendung setelah saya membayar makanan buru2  meluncur balik pulang karena mendung sudah semakin gelap,segelap hati ku,,hehehe sok lebay lagi dech tapi iya kok…. Benar-benar sore yang mendung, mendung di langit indonesia… Mendung di hati rakyatnya pula… Mau dibawa kemana negeriku tercinta ini ,,,sambil tancap gas,, sambil juga aku tarik napas dalam2,, ahhhhh...

Senin, 24 Oktober 2011

Istri Dambaan, Istri Sholihah

Keluarga bahagia adalah dambaan setiap orang, keluarga mawadah dan rahmah yang penuh barakah adalah impian. Bagaimana tidak? Setelah capek dan letih bergelut mencari nafkah di dunia, tentu membutuhkan suasana yang menyenangkan di rumah. Senyum dan pelayanan istri, sambutan si buah hati seolah menyegarkan kembali penatnya badan dan pikiran. Oleh sebab itulah berbagai usaha ditempuh untuk mewujudkannya. Walaupun harus menyita waktu, tenaga, pikiran bahkan uang. Banyaknya praktik konsultasi keluarga, rubrik-rubrik dan program acara keluarga dalam banyak media, bahkan majalah khusus keluarga begitu mudah kita dapatkan di sekitar kita. Ini menunjukkan bahwa keluarga sakinah menjadi perhatian. Semua membutuhkan, semua mengusahakan, dan mendambakannya.

istri sholehah
Agama kita yang sempurna ini, alhamdulillah, mengatur semuanya, dari sebelum menikah bagaimana kriteria pasangan yang baik dan cara mencarinya, mengatur pula pada saat menikah bagaimana prosesi yang syar’i, sampai setelah menikah saat menjalani bahtera rumah tangga. Semua dijelaskan dalam Al-Quran, diterangkan dalam hadits, dan dijabarkan oleh para ulama dalam kitab-kitab mereka. Tinggal bagaimana kita berusaha mencari dan mengkaji, memahami dan mengamalkannya. Jadi, yang pertama dibutuhkan dalam membina keluarga sakinah adalah ilmu agama.

Pembaca, dalam mencari pasangan, Allah mengajarkan:
 
“Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki- laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula).” [Q.S. An-Nur:26].

Rasulullah juga telah membimbingkan, dalam haditsnya beliau bersabda, “Wanita dinikahi karena empat perkara; harta, garis keturunan yang bagus, kecantikan, atau agamanya. Maka pilihlah agamanya, kalau tidak, engkau akan hina.” [H.R. Al-Bukhari dan Muslim dari sahabat Abu Hurairah z].
Ayat dan hadits ini membimbing agar perkara yang diutamakan dalam mencari pasangan adalah keagamaan yang baik. Ketika agama yang dipilih, maka jalan untuk meraih kebahagiaan di dunia dan di akhirat dapat tercapai.  Keshalihan seorang istri lah yang akan mengukir kebahagiaan di hati dengan kebagusannya dalam bergaul, kepatuhannya terhadap perintah serta kredibilitasnya dalam menjaga kehormatan dan harta. Rasulullah  ` bersabda yang artinya, 
“Dunia itu perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita shalihah. Bila engkau memandangnya, ia menyenangkanmu. Bila engkau perintah, ia menaatimu. Dan bila engkau pergi meninggalkannya, ia menjaga dirinya (untukmu) dan menjaga hartamu’. [H.R. Ahmad dan An-Nasa`i. Al-Baihaqi juga meriwayatkan hadits yang semakna dari sahabat Abu Hurairah z, dihasankan Syaikh Al Albani dalam Irwa’ul Ghalil].
Hidup berdampingan dengan istri shalihah, akan membantu dalam peribadahan kepada Allah. Sehingga akan mengantarkan kepada kebahagiaan ukhrawi yang lebih sempurna. Umar bin Khaththab z pernah bertanya kepada Rasulullah ` tentang harta apakah yang sebaiknya kita miliki, beliau ` menjawab, “Hendaklah kalian memiliki hati yang bersyukur, lisan yang berdzikir dan istri mukminah yang membantu dalam perkara akhirat kalian.” [H.R. Ibnu Majah, dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani v dalam Shahih Ibnu Majah]. Hadits ini menunjukkan bahwa seseorang butuh teman hidup yang bisa menjadikan agamanya lebih baik. Teman hidup itu tak lain adalah istri shalihah. Seorang istri yang tatkala engkau terlelap di malam hari, dialah yang akan membangunkanmu untuk shalat malam. Saat lemah dan malas menghampiri, dialah yang membangkitkan semangatmu untuk kembali beramal. Dialah yang selalu mengulurkan tangannya untukmu sebelum engkau minta sebagai wujud pengamalan terhadap firman-Nya
“Dan tolong-menolonglah kalian dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kalian kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.” [Q.S. Al-Maidah:2].
Demikianlah sekelumit ulasan yang melatarbelakangi seseorang menjadikan agama sebagai pertimbangan utama dalam mencari pasangan. Dengan memilih pasangan sebagaimana yang dituntunkan syariat, diharapkan tujuan-tujuan pernikahan dapat tercapai. Seseorang juga akan lebih merasakan hikmah diciptakannya pasangan ketika kriteria keshalihan sebagai pegangan. Karena istri shalihah lah yang akan membuat hati tenteram dengan selalu mengikat rasa cinta dalam ibadah yang mulia ini
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untuk kalian isteri-isteri dari jenis kalian sendiri, supaya kalian cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantara kalian rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.” (Q.S. Ar Rum : 21)

wallahu a’lam bsshowaab. 

Istri Dambaan, Istri Sholihah oleh zahir @ Senyumku Dakwahku
Baca juga Artikel Menarik Lainnya Seperti Artikel tentang Jejak Hati, Sudikah Wahai Akhwat, Teruntuk Seorang Ikhwan Soleh dan Artikel - artikel yang mungkin Bermanfa'at disini.

Jumat, 21 Oktober 2011

JUM'AT, Hari ini Kiamat !!


Jum’at berasal dari kata jama’a (Bahasa Arab) yang artinya berkumpul. Ada pendapat, dinamakan hari jum’at karena pada hari itu, berkumpul segala kebajikan. Ada juga yang mengatakan, pada hari itu Adam berkumpul kembali bersama Hawa setelah diusir dari surga. Dan juga, pada hari jum’at kaum muslimin berkumpul untuk melaksanakan ibadah shalat jum’at.

Hari jum’at disebut-sebut sebagai hari yang paling baik di antara hari-hari yang lain (sayyidul ayyam). Adam di ciptakan Allah swt dari saripati tanah (Adiim al-ardh) pada Hari Jum’at, karena itu dinamakan Adam. Pada hari Jum’at, sekitar 600 ribu penghuni neraka mendapat revisi dari Allah. Dan siapa saja yang meninggal pada hari Jum’at, akan mendapatkan pahala syahid.

Rasulullah memberitakan melalui hadisnya bahwa hari kiamat akan terjadi pada hari Jum’at. 


خَيْرُ يَوْمٍ طَلَعَتْ عَلَيْهِ الشَّمْسُ يَوْمُ الْجُمُعَةِ فِيْهِ خُلِقَ آدَمُ وَفِيْهِ أُدْخِلَ الْجَنَّةَ وَفِيْهِ أُخْرِجَ مِنْهَا وَلاَ تَقُوْمُ السَّاعَةُ إِلاَ فِي يَوْمِ الْجُمُعَةِ

Artinya:

Sebaik-baik hari yang matahari terbit padanya adalah hari jum’at. Pada hari itu Adam diciptakan, pada hari itu dia dimasukkan surga, pada hari itu dia dikeluarkan darinya. Dan kiamat tidak akan terjadi kecuali pada hari jum’at. (HR. Muslim no: 854, dari Abu Hurairah) 

Jadi teringat ramalan kiamat yang akan terjadi hari ini, he he.. Peramal kiamat asal California, Amerika Serikat, Harold Camping, kembali memperingatkan umat manusia sejagat agar bersiap-siap menghadapi kiamat yang bakal datang pada Jumat, 21 Oktober 2011. Klik di sini!

حديث ابن عمر عن النبي-صلى الله عليه وسلم-: "من قرأ سورة الكهف في يوم الجمعة سطع له نور من تحت قدمه إلى عنان السماء يضيء له يوم القيامة، وغفر له ما بين الجمعتين".
Artinya :

"Siapa yang membaca surat Al-Kahfi pada hari Jum'at, maka akan memancar cahaya dari bawah kakinya sampai ke langit, akan meneranginya kelak pada hari kiamat, dan diampuni dosanya antara dua jumat."

Imam Syafi’i mengatakan, “Hari yang paling baik adalah Hari Arafah, setelah itu hari Jum’at, dan kemudian hari raya idul adha dan hari raya idul fitri. Sedangkan malam-malam terbaik adalah, malam lailatul qadar, malam jum’at, lalu malam isra mi’raj.”

Jazk..

belajar dari kegigihan nyamuk


Beberapa malam ini kala hujan sdh mulai turun, nyamuk pun makin ramai tiap malam mampir kerumah saya yang mewah(mepet sawah),,hehe apaan kale ya ramai..dan ntah kenapa sy terpikir bahwa seekor nyamuk bisa mengajarkan saya tentang sesuatu. Sekarang, saya merasakan sebuah rasa salut tersendiri ketika saya melihat nyamuk. Di saat org mungkin sering mengatakan belajarlah dari hidup lebah dan semut..

Nyamuk terbang berseliweran di sekitar saya, yang di incar hanya satu ya manisnya darah sy tuk kehidupan bakal anak2 nyamuk.Tuh para nyamuk pokus untuk bisa sekedar hinggap di tubuh sy. untuk mendapatkannya, nyamuk2 menggunakan segala cara yang mereka bisa. Mereka dipukul,dan menghindar dgn cepat dan selama belum mati, tuh nyamuk tidak menyerah dengan keadaan, si nyamuk kabur dan terus mengupayakan untuk  bisa hinggap lg ke tangan sy.

gambar dari google
Saya terpikir,sejenak,,wah2 betapa gigihnya tuh si nyamuk.sy jd malu dgn diri sendiri yg sering ngeluh dan mengeluh terus sbg lelaki sejati sy malu dgn tuh nyamuk.

Jadi terpikir juga terkadang oleh ucapan2 beberapa teman yg mengeluh begini katanya, "Saya memang sudah takdirnya jadi orang begini, apapun yang saya lakukan takkan pernah berhasil,"ini kata teman sy sbg manusia yg punya akal dan pikiran..sedangkan para nyamuk bertahan. Mereka meronta dari keadaan ,  meronta dari tangan kita yang lebih besar, dan rela mati demi hanya tuk menghisap sedikit darah tuk kehidupannya..

Sebagai pembelajaran ,, yg namanya manusia masih terlalu byk alasan tuk berbuat dan berupaya,,soo nyamuk yg kata org2,nyamuk2 yang nakal,malah pokus terhadap sesuatu sampai akhir menutup mata ,,hehe..

Kekasihku Yang Hilang

Alhamdulillah, ya Allah segala puji bagi-Mu karena kesempurnaan kasih sayang-Mu benar-benar begitu mengesankan.



♥ KASIHKU YANG HILANG ♥

akhwatakhwat

Bagaimana rasanya Jika Kekasihmu menghilang.?
Dosakah aku Ketika Merindukan yang tak halal Bagiku.?


Ditengah malam yang sunyi Berbunyi dering handphone, Suaranya sangat lemah, Mungkin pemiliknya (Allisa) lupa Membesarkan volume suara Hp tersebut.
di pagi hari ketika Sinar matahari menyemburkan kehangatan, Ayam jantan pun berkokok Ramai sekali.
Bergegas seperti kebiasaan Allisa Mengambil Hpnya, Tertulis di sebauh pesan masuk " maafkan aku dan selamat tinggal "...!!!

Allisa langsung terdiam Beberapa saat...
Tiba-tiba saja pipi Allisa bersemu merah, lalu matanya berpijar bagaikan lampu neon limabelas watt.

Ada apa dengan Kekasihku (hati Allisa berbicara) !

_Singkat Cerita...❤
2 bulan Sudah Perpisahan Allisa dengan Kekasihnya, kini Allisa hanya dapat menjalani hidupnya dengan kesendirian, rasa cinta yang telah ia habiskan bersamanya kini telah sirna. semuanya telah melepuh ketika Kekasih Allisa Menghilang entah Kemana,...

_Suatu Hari Ketika Allisa Berjalan Pulang selepas Kuliah, Ia Bertemu dengan Sekumpulan Jem'ah Pengajian, Terdengar suara halus nan Merdu, Qasidah dan sholawat di kumandangkan dari sana, tergetar Hati Allisa ingin rasanya menuju ke sana, Allisapun perlahan Menghampiri dan duduk Bersama Mereka..
Kemudian Alissa melihat seorang Da'i muda dengan sebuah kitab ditangannya Melantunkan Qasidah yang sangat Merdu, Da'i Muda tersebut sontak ceria dan semangat dalam melantunkan Qasidahnya sekan menyambut kedatang Allisa,

Acarapun selesai.!
Allisa Bergegas Keluar dari Perkumpulan tersebut dan Bermaksud Melanjutkan Perjalanan pulangnya, namun Belum sampai ke luar rungan, Terdengar suara seakan memanggilnya.!
"Ukhti tunggu!
ternyata Da'i tadi memangil Allisa dan Menghampirinya, dan da'i tersebut bertanya kepada Allisa :
Da'i : asslamu'alaikum ukti kenalkan nama saya Ahmad
Allsa : wa'alikum salam saya Allisa (dengan gugup dan malu)
Da'i : seringlah datang Kemari
Allisa : insyaallah
Allisa : oh iya akhi saya pamit pulang dulu..
Da'i : iya silahkan..

_Singkat Cerita...❤
Allisapun sering datang Ke majlis Qasidah tersebut, Allisa semakin akrab dengan susana dan orang-orang di sana dan Melupakan Kekasihnya yang hilang.

hingga suatu Hari ahmad datang Kerumah Allisa Bermaksud untuk Melamarnya.!!
Allisapun tanpa ragu langsung menerima lamaran ahmad yang terlihat 'alim dan Berwibwa.!!
hingga terjadilah suatu ikatan yang disebut dengan pernikahan.

_AKhir cerita
tercapailah sebuah kehidupan rumah tangga yang sakinah mawaddah warohmah.
-----------
wallahu a'lam Bissoab

Kadang, Tuhan yang mengetahui yang terbaik
Akan memberi kesusahan untuk menguji kita
Kadang, Ia pun melukai hati kita
Supaya hikmahnya bisa tertanam amat dalam
Jika kita kehilangan cinta..
Maka ada alasan dibaliknya
Alasan yang kadang sulit untuk dimengerti
Namum kita tetap harus percaya
Bahwa ketika ia akan mengambil sesuatu
Ia telah siap memberi yang lebih baik…

♥SALAM SANTUN UKHUWAH♥

Semoga apa yang telah disampaikan ini ada manfaatnya,

Bila ada salah lisan tak bermakna mohon dimaafkan, yang benar itu pasti datangnya dari Allah S.W.T dan yang salah itu datangnya dari kelemahan diri ana pula....

Rabu, 19 Oktober 2011

10 Ribu Rupiah Membuat Anda Mengerti Cara Bersyukur





Ada seorang sahabat menuturkan kisahnya. Dia bernama Budiman. Sore itu ia menemani istri dan seorang putrinya berbelanja kebutuhan rumah tangga bulanan di sebuah toko swalayan. Usai membayar, tangan-tangan mereka sarat dengan tas plastik belanjaan.
Baru saja mereka keluar dari toko swalayan, istri Budiman dihampiri seorang wanita pengemis yang saat itu bersama seorang putri kecilnya. Wanita pengemis itu berkata kepada istri Budiman, "Beri kami sedekah, Bu!"

Istri Budiman kemudian membuka dompetnya lalu ia menyodorkan selembar uang kertas berjumlah 1000 rupiah. Wanita pengemis itu lalu menerimanya. Tatkala tahu jumlahnya tidak mencukupi kebutuhan, ia lalu menguncupkan jari-jarinya mengarah ke mulutnya. Kemudian pengemis itu memegang kepala anaknya dan sekali lagi ia mengarahkan jari-jari yang terkuncup itu ke mulutnya, seolah ia ingin berkata, "Aku dan anakku ini sudah berhari-hari tidak makan, tolong beri kami
tambahan sedekah untuk bisa membeli makanan!"

Mendapati isyarat pengemis wanita itu, istri Budiman pun membalas isyarat dengan gerak tangannya seolah berkata, "Tidak... tidak, aku tidak akan menambahkan sedekah untukmu!"
Ironisnya meski tidak menambahkan sedekahnya, istri dan putrinya Budiman malah menuju ke sebuah gerobak gorengan untuk membeli cemilan. Pada kesempatan yang sama Budiman berjalan ke arah ATM center guna mengecek saldo rekeningnya. Saat itu memang tanggal gajian, karenanya Budiman ingin mengecek saldo rekening dia.

Di depan ATM, Ia masukkan kartu ke dalam mesin. Ia tekan langsung tombol INFORMASI SALDO. Sesaat kemudian muncul beberapa digit angka yang membuat Budiman menyunggingkan senyum kecil dari mulutnya. Ya, uang gajiannya sudah masuk ke dalam rekening.
Budiman menarik sejumlah uang dalam bilangan jutaan rupiah dari ATM. Pecahan ratusan ribu berwarna merah kini sudah menyesaki dompetnya. Lalu ada satu lembar uang berwarna merah juga, namun kali ini bernilai 10 ribu yang ia tarik dari dompet. Uang itu Kemudian ia lipat kecil untuk berbagi dengan wanita pengemis yang tadi meminta tambahan sedekah.

Saat sang wanita pengemis melihat nilai uang yang diterima, betapa girangnya dia. Ia pun berucap syukur kepada Allah dan berterima kasih kepada Budiman dengan kalimat-kalimat penuh kesungguhan: "Alhamdulillah... Alhamdulillah... Alhamdulillah... Terima kasih tuan! Semoga Allah memberikan rezeki berlipat untuk tuan dan keluarga. Semoga Allah memberi kebahagiaan lahir dan batin untuk tuan dan keluarga. Diberikan karunia keluarga sakinah, mawaddah wa rahmah. Rumah tangga harmonis dan anak-anak yang shaleh dan shalehah. Semoga tuan dan keluarga juga diberi kedudukan yang terhormat kelak nanti di surga...!"

Budiman tidak menyangka ia akan mendengar respon yang begitu mengharukan. Budiman mengira bahwa pengemis tadi hanya akan berucap terima kasih saja. Namun, apa yang diucapkan oleh wanita pengemis tadi sungguh membuat Budiman terpukau dan membisu. Apalagi tatkala sekali lagi ia dengar wanita itu berkata kepada putri kecilnya, "Dik, Alhamdulillah akhirnya kita bisa makan juga....!"
Deggg...!!! Hati Budiman tergedor dengan begitu kencang. Rupanya wanita tadi sungguh berharap tambahan sedekah agar ia dan putrinya bisa makan. Sejurus kemudian mata Budiman membuntuti kepergian mereka berdua yang berlari menyeberang jalan, lalu masuk ke sebuah warung tegal untuk makan di sana.

Budiman masih terdiam dan terpana di tempat itu. Hingga istri dan putrinya kembali lagi dan keduanya menyapa Budiman. Mata Budiman kini mulai berkaca-kaca dan istrinya pun mengetahui itu. "Ada apa Pak?" Istrinya bertanya.

Dengan suara yang agak berat dan terbata Budiman menjelaskan: "Aku baru saja menambahkan sedekah kepada wanita tadi sebanyak 10 ribu rupiah!"

Awalnya istri Budiman hampir tidak setuju tatkala Budiman mengatakan bahwa ia memberi tambahan sedekah kepada wanita pengemis. Namun Budiman kemudian melanjutkan kalimatnya:
"Bu..., aku memberi sedekah kepadanya sebanyak itu. Saat menerimanya, ia berucap hamdalah berkali-kali seraya bersyukur kepada Allah. Tidak itu saja, ia mendoakan aku, mendoakan dirimu, anak-anak dan keluarga kita. Panjaaaang sekali ia berdoa!
Dia hanya menerima karunia dari Allah Swt sebesar 10 ribu saja sudah sedemikian hebatnya bersyukur. Padahal aku sebelumnya melihat di ATM saat aku mengecek saldo dan ternyata di sana ada jumlah yang mungkin ratusan bahkan ribuan kali lipat dari 10 ribu rupiah. Saat melihat saldo itu, aku hanya mengangguk-angguk dan tersenyum. Aku terlupa bersyukur, dan aku lupa berucap hamdalah.

Bu..., aku malu kepada Allah! Dia terima hanya 10 ribu begitu bersyukurnya dia kepada Allah dan berterimakasih kepadaku. Kalau memang demikian, siapakah yang pantas masuk ke dalam surga Allah, apakah dia yang menerima 10 ribu dengan syukur yang luar biasa, ataukah aku yang menerima jumlah lebih banyak dari itu namun sedikitpun aku tak berucap hamdalah." 

Budiman mengakhiri kalimatnya dengan suara yang terbata-bata dan beberapa bulir air mata yang menetes. Istrinya pun menjadi lemas setelah menyadari betapa selama ini kurang bersyukur sebagai hamba. Ya Allah, ampunilah kami para hamba-Mu yang kerap lalai atas segala nikmat-Mu!


Sumber Alhikmah

Selasa, 18 Oktober 2011

Wanita Mulia

Senyumku Dakwahku - Alhamdulillah, Yaa Allah segala puji bagi-Mu karena kesempurnaan kasih sayang-Mu benar-benar begitu mengesankan. Walaupun engkau kami khianati setiap saat, namun Engkau masih senantiasa memberikan segala nikmat. Bahkan, Engkau menuntun kami untuk bisa mengenal-Mu. Dan Engkau mencukupi rezeki, Engkau pula yang membukakan hati ini. Padahal apalah artinya kami ini bagi-Mu, ya Allah?
Memang kasih sayang Allah kepada hambanya demikian mengesankan. Walaupun Dia menyaksikan dengan jelas kemaksiatan yang kita lakukan setiap saat, namun toh kita masih tetap diberikan segala curahan nikmat yang tiada terputus setiap saat. Allah swt tahu bahwa mata kita jarang sekali dipakai untuk membaca al-Quran, tetapi toh Dia tidak mencungkil mata kita. Padahal mudah sekali bagi-Nya untuk membutakan mata ini. Allah swt tahu kalau telinga kita banyak diisi oleh hal-hal yang sia-sia. Banyak diisi oleh musik-musik yang tidak bermanfaat, bahkan berbau maksiat. Allah Maha Tahu semuanya, tetapi Ia tidak membuat tuli telinga ini.

Wanita Mulia
Allah swt selalu menunggu kita untuk kembali bertaubat kepada-Nya. Malahan kita pun dituntunnya untuk mau menyimak kebenaran-kebenaran dari-Nya. Padahal amat mudah bagi Allah untuk menghancurkan mata dan telinga kita ini, karena Dia-lah yang membuat dan Dialah pula yang mengurus tubuh ini.
Kasih sayang Allah memang sangat mempesona. Walaupun ia menyaksikan begitu lama kita tidak bersujud kepada-Nya, bahkan walaupun Allah Maha Tahu kalau shalat pun kita tidak pernah khusyuk, namun kepala kita tidak dicabut-Nya atau kening kita tidak diremukkan-Nya. Bahkan kita diberi makanan yang cukup, pakaian yang indah, walaupun Allah Maha Tahu bahwa dengan pakaian indah terkadang kita menjadi ujub dan takabur. Subhanallah... Allah memang selalu mengesankan.
Tubuh kita dibuat sedemikian indah oleh-Nya. Disusun sedemikian sempurna walaupun semua itu kadang membuat kita menjadi ujub dan takabur, membuat kita ingin selalu memamerkannya kepada yang tidak berhak. Diberi tubuh yang bagus terkadang kita lebih gemar mempertontonkannya padahal apa sulitnya bagi Allah untuk mematahkan tulang-tulang kita. Dan apa sulitnya bagi Allah untuk membuat kita lumpuh seketika karena toh semuanya dikuasai oleh-Nya. ‘‘Sekiranya Allah menghendaki kemudharatan kepada seseorang, maka tidak ada yang bisa menolaknya selain Dia sendiri. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala-galanya.’’ (Qs. Yunus:107)
Memang kita terlalu sombong kepada Allah. Padahal kalau Dia mau, maka apalah kuasa kita terhadap-Nya kalau sekiranya Dia bahkan mencabut nyawa kita?
Namun, sungguh beruntung bagi wanita-wanita solehah karena ketika di dunia hidupnya penuh kemuliaan, hatinya bercahaya dengan cahaya yang mampu menyejukkan hati siapapun. Mendengar namanya disebut, senantiasa menyejukkan dan melembutkan hati yang mendengarkannya. Tutur katanya terurai bagaikan untaian permata indah. Auratnya terbungkus rapi.
Wajahnya terpelihara dan selalu sadar bahwa wajah ini bukanlah miliknya. Diberikan wajah yang indah semakin banyak takutnya kepada Allah, karena jelas telah begitu banyak manusia dengan wajahnya yang indah, membuatnya menjadi calon-calon penghuni neraka yang abadi. Diberi rambut yang indah, dia tutup dengan serapi-rapinya karena sadar rambut ini akan menjadi api yang membara kelak sekiranya tidak bisa memelihara kesuciannya.
Diberi tubuh yang indah, dipakai hanya untuk bersujud kapada-Nya. Diberi kecerdasan, membuat dia semakin tawadhu merendah diri kepada Allah. Karena dia tahu otak ini hanyalah pemberian dari-Nya dan amat mudah bagi-Nya untuk menghilangkan akal dalam seketika.
Diberi mata yang indah, selalu ditundukkan pandangannya. Lebih banyak dipakai untuk membaca surat-surat dari Allah, karena sesungguhnya orang yang jatuh cinta akan selalu membaca surat-surat dari yang dicintainya. Apalagi hanya dengan surat-surat dari Allah itulah yang akan menyelamatkan dunia dan akhiratnya.
Diberi telinga, amat gemar mendengarkan suara-suara yang mengajak kembali kepada-Nya. Diberi mulut, selalu dipeliharanya karena dia tidak mau meminum nanah atau darah yang busuk, yang pasti terjadi bagi orang yang tidak bisa menjaga mulutnya. Dipakai untuk banyak menyebut nama Allah karena begitulah yang paling baik diucapkan oleh lisan seseorang yang mencintai-Nya.
Demikianlah, wanita solehah menjadikan seluruh hidup dan dirinya total untuk berbuat taat kepada Allah Azza wa Jalla. Dan orang yang taat kepada-Nya, hidupnya akan penuh dengan ketenangan dan kebahagian. Karena setiap ada persoalan maka ia akan menyelesaikannya. Ditimpa beban apapun, niscaya ia akan sabar karena Allah menguatkan hatinya, sehingga dia sanggup menahan beban apapun.
Ketika diberi nikmat, walaupun hanya sedikit, akan membuatnya tersungkur, bersujud kepada Allah swt karena dia tahu bahwa setiap nikmat, bagaimanapun kecilnya akan menjadi azab yang pedih kalau tidak disyukuri.
Pantaslah Rasulullah saw menjanjikan bahwa surga dunia adalah wanita solehah karena ternyata dia adalah seorang yang penuh dengan pemeliharaan diri, penuh dengan cahaya kemuliaan dan akhlaknya benar-benar mempesona. Hidup di dunia ini menjadi surga bagi keluarganya. Dan ketika ajal menjemputnya, maka nyawa-nyawa yang dicabut dari jasad seorang wanita solehah ibarat jarum yang dicabut dari tumpukan tepung. Ringan dan indah sekali.
Ketika akan dimasukkan ke liang lahat, maka kubur akan bersikap seperti seorang ibu yang begitu merindukan anaknya, penuh dengan kehangatan dan dekapan yang sangat mesra. Tidak ada siksa karena tidak ada sentuhan yang menyakitkan dari seorang ibu yang merindukan dan mencintai anaknya. Begitulah keadaan kubur merindukan wanita-wanita solehah. Terang benderang, harum, nikmat dan beristirahat di sana dalam keadaan nyenyak sampai datang saat kiamat kelak.
Ketika dibangkitkan dari kubur di padang mahsyar, tiba-tiba malaikat akan berebutan memayunginya, sehingga dekatnya matahari tidak akan meluluhkan kulit-kulitnya karena Allah tidak akan pernah rela kekasihnya tersakiti.
Bahkan begitu sering Rasulullah saw mengatakan bahwa seorang wanita solehah itu tidak akan pernah merasakan cemasnya melewati jembatan shirotol mustaqim atau merasakan cemas pada saat ditimbang amalnya karena bagi wanita shalihah begitu banyak peluang masuk surga tanpa harus ditimbang terlebih dahulu.
Begitulah, tidak akan ada siksaan neraka jahanam bagi wanita solehah. Yang ada harum semerbak di surga yang benar-benar nikmat. Di tempat yang kekal abadi. Bahkan dia diberi hak menjadi bidadari di surga yang cahayanya saja sudah bisa meluluhkan lima sampai tujuh kali kenikmatan surga. Cahaya dari wanita solehah yang sangat memelihara dirinya di dunia yang serba singkat.

Menepis Dengan Logika!

Ahlan Wa Sahlan Akhina Wa Ukhtina
Mudah-mudah'n Kita di Berikan Kesehatan Oleh Allah S.W.T sang Penentu Takdir Baik dan Buruknya Kita Sebagai Hambanya...

Alhamdulillaah…..
Segala Puji bagi Allah Sang Penghapus Duka,
Tuhan yang Memelihara dan Mentadbirkan sekalian alam.

ALLOHUMA SHALI ALA SAYYIDINAA MUHAMMADIN 'ADADAMAA FI 'ILMILLAH SHOLAATAN DAA IMATAN BIDAWAAMI MULKILLAH..

♥ Menepis Kecemburuan Terhadap Pasangan Dengan Logika! ♥
Sebagaimana manusia tidak lupu dari rasa kurangnya Menjadi Peribadi Yang Bersyukur yang menyababkan hati ini tidak nyaman dan merasa cemburu. Bagaimana mengatasi perasaan cemburu?

akhwat cemburu

1. cari penyebab kenapa anda cemburu kepada suami anda.. mungkin suami anda pernah melakukan kesalahan atau selingkuh dengan perempuan lain??
a. jika suami pernah berselingkuh. Selidiki apakah ia masih menjalin hubungan dengan perempuan tersebut atau tidak. jika ia masih berhubungan, maka anda pantas cemburu dan anda berhak untuk menegur atau meminta suami anda memutuskan hubungan dengan perempuan itu. Jika suami anda pernah berselingkuh namun sekarang tidak berselingkuh lagi?? anda harus belajar memaafkan.. setiap orang pasti pernah punya kesalahan. jika anda terus menerus cemburu dengan wanita dari masa lalu suami anda atau karena suami anda pernah menyakiti anda, hidup anda akan habis dengan kegiatan menyakiti diri sendiri. cobalah untuk memaafkan dia

b. jika suami tidak selingkuh (setidaknya, menurut anda, belum terbukti) cobalah untuk percaya kepada suami anda. seorang suami yang tidak diberi kepercayaan oleh istrinya akan berkembang menjadi dua kepribadian, suami yang bergantung kepada istrinya atau suami yang pada akhirnya akan melakukan hal yang paling ditakutkan oleh istrinya (jika anda takut secara berlebihan bahwa suami anda selingkuh, pada akhirnya suami anda akan melakukan hal tersebut)


2. cemburu karena suami lebih banyak meluangkan waktu dengan orang lain??? suami anda tidak hanya hidup berdua dengan anda saja. dia juga punya kehidupan lain bersama orang-orang lain, sama seperti anda. seringkali suami merasa jenuh ada di rumah atau terus menerus bersama istri sehingga ia lebih memilih bertemu orang atau melakukan hobi yang disukainya.. biarkan saja.. anda tetap istrinya, dan biar bagaimana pun juga, dia pasti kembali ke rumah kan??? suami yang terlalu dikekang akan menjadi suami yang tidak mandiri atau suami yang melakukan kebohongan untuk menjaga perasaan anda

3. cemburu biasanya dialami ornag-orang yang tidak memiliki banyak kesibukan. cobalah mencari kesibukan baru seperti mengurus anak, berwiraswasta, dsb. hal ini selain membuat hidup anda lebih berwarna, juga mampu mengalihkan rasa cemburu anda. percayalah suami anda tidak melakukan perbuatan curang di belakang anda.

4. sadari bahwa sudah menjadi tugas utama seorang istri untuk melayani suami. jika suami bersikap kurang baik, ada baiknya anda introspeksi diri, apakah anda sudah menjadi istri yang baik?? jika belum, jadilah istri yang baik maka suami anda akan menyayangi anda. jika suami menyayangi anda, ia akan meluangkan lebih banyak waktu bersama anda karena dia nyaman bersama anda

5. pada dasarnya setiap manusia tidak dapat memiliki manusia lainnya. manusia hanya milik tuhan. begitu juga seorang suami bagi seorang istri. anda tidak dapat mengendalikan dirinya. yang bisa anda lakukan adalah menjalani hidup anda sebagai seorang istri dengan ikhlas dan mengabdi kepada orang-orang yang kita cintai. dengan begini, kedamaian akan timbul dalam diri kita dan pikiran kita akan jauh dari rasa cemburu.

YA ALLAH….
Hamba sadar akan segala kekurangan hamba…



semoga Catatan ini menjadi refrensi untuk kita semua, yang pastinya bisa di aplikasikan di khidupan kita…
~ AaMi_in ~