Selasa, 25 Oktober 2011

Cerita sore yang mendung

Masih belum punya inspirasi tuk menulis tentang alam, baiklah kali ini tentang kehidupan nyata saja ya sobat,,begini ceritanya,,sepulang kerja beberapa waktu yg lalu,di saat sore yg mulai mendung ,saya singgah dulu cari makan ,, kali ini saya coba iseng2 cari makan di depan terminal ,,sambil menunggu pesanan di warung pecel lele ini ,saya memperhatikan org2 di sekitar warung.., saya mendengarkan keluhan seorang supir angkot dan temannya.

Mereka begitu bersemangat membicarakan hidupnya. Banyak kejadian memilukan yang terjadi pada hidup mereka. Teman mereka, seorang supir  angkutan kota telah tewas mengenaskan karena kecelakaan di lindas truck. Ironisnya, mereka tertawa ketika membicarakan temannya yang telah tewas itu. Mereka sepertinya sudah mengingatkan temannya. Tapi setelah itu pembicaraan makin dalam, mereka mengeluh hidup semakin susah. Hidup semakin melarat. Bensin naik, cabe naik, semua naik… Bisa gila, katanya sambil menyengir ke arahku,, saya sih sedari tadi yg memperhatikan Cuma senyum kecil saja,,:).
gambar dari google
 Salah seorang dari mereka pun mengeluh tidak mendapat sewa seharian ini, bahkan bisa bisa dia nombok. Sambil menyeruput minuman kopi hitam di sore mendung itu,dia pun meminta sebatang rokok pada temannya. Lalu temannya keluhkan bahwa sudah beberapa hari ini tidak lagi merokok, bahkan kadang dia tidak mengisi perutnya seharian,herannya lagi ada yg nyeletuk begini ‘’lebih baik gak makan dari pada gak ngerokok,(saya terpikir sejenak,,busyet dah rokok benar2 sudah meracuni hidup masyarakat di negri tercinta ini),. Lagi lagi mereka tertawa terbahak-bahak, ketika aku coba melihat wajah mereka. Tawa mereka seperti tangisan yang keras mengiang ke langit-langit di negeriku ini.

hai orang2 yang di atas,,Sudahkan kalian mendengarkan cerita ku‘sore ini, karena sungguh mereka seperti sudah lupa cara mengekspresikan diri. Sakitkah hatinya karena hidup begitu kejam??? Tapi mengapa mereka diam saja??? Apa inikah yang disebut budaya ‘nerimo’??? saya saja geram mendengarnya, apalagi mereka yang mulai menghibur diri dengan airmata mereka. Perut kosong mereka dijadikan lawakan hidup ini, setidaknya itu bisa membuat mereka memaknai hidup dengan selalu tertawa.

Sudah skitar hampir satu jam saya di warung ini sambil menikmati pecel lele ,hari pun semakin mendung setelah saya membayar makanan buru2  meluncur balik pulang karena mendung sudah semakin gelap,segelap hati ku,,hehehe sok lebay lagi dech tapi iya kok…. Benar-benar sore yang mendung, mendung di langit indonesia… Mendung di hati rakyatnya pula… Mau dibawa kemana negeriku tercinta ini ,,,sambil tancap gas,, sambil juga aku tarik napas dalam2,, ahhhhh...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar