Selasa, 18 Oktober 2011

Catatan Kecil kehidupan


catatan ini pernah saya tulis dan di publis kembali..
Hari minggu kemarin  kuhabiskan waktu hanya di gramedia ,membeli beberapa buku dan novel ,,,rutinitas hari libur yang ntah kenapa lama2 aku menyukai aktivitas seperti ini,,ya mungkin karena aku tidak ingin memberi kesempatan hari2 ku kosong aktivitas, yang membuat jadi pikiran melayang2 ke hal2 yang merasa seperti sendiri di muka bumi ini..Sudah berjam2 aku muter2 mencari beberapa buku yang mengena di hati...tak terasa hari sudah hampir sore,perutpun terasa laper.hmm, sepertinya makan sate bakal enak nie laper2 gini, kebetulan di depan gramedia ada warung sate. Setelah membayar di kasir untuk buku2 yang saya beli ,saya segera keluar dari gramedia.

Saya pun segera memesan satu porsi. Tidak berapa lama saya menunggu Seorang anak lelaki kecil, berumur mungkin 8 tahunan atau maksimal 10 tahun. tidak memakai baju dan membawa bekas tempat air minum mineral sebagai tempat mengumpulkan koin. Tanpa tedeng aling dia langsung berbicara dengan saya. Mukanya yang kecil, polos, sejenak mengaburkan pandangan saya kalau dia sedang berusaha merayu saya untuk mengemis uang.
gambar dari google
 Ironis memang. Jadi terpikir. Anak siapakah dia, saya pikir. Kenapa dibiarkan mengemis. Dan kelihatannya dia tidak putus sekolah juga. Karena dalam percakapan kami selanjutnya saya mendapati dia sedang membaca selebaran. Selebaran yang dia dapatkan di meja saya. 
“Kak satenya seporsi berapa harganya?”,Duh saya makin miris.
Saya segera ingin memanggil pelayan. Tapi sebelum saya panggil,seorang laki-laki ntah siapa, menarik tangannya dan mengusirnya menjauh dari tempat saya. Anak lelaki itu diusir bersama dengan beberapa teman-teman senasibnya.
Siapa yang bertanggung jawab atas kehidupan mereka.  ingin sekali memanggilnya lagi, sayang dia keburu menyeberang jalan. Dengan gayanya sambil berlari-lari kecil. Seolah-olah mengemis bukanlah beban baginya. Seolah-olah masa kecilnya yang seharusnya diisi hanya dengan bermain dan sekolah tidak menjadi masalah jika hanya menjadi urutan kesekian.
Memang serba salah. Setiap kali melihat anak-anak mengemis di perempatan jalan . Siapa yang harus disalahkan? Orang tua? Pemerintah? Manusia-manusia yang kurang mau perduli? Atau siapa? Toh mereka kelihatan asyik-asyik saja menjalaninya. Di satu momen saya pernah melihat anak-anak kecil itu sudah mulai belajar “merampok”, yaitu Mengemis dengan setengah memaksa.
Apa ya yang harus dilakukan? Saat ini aku belum tahu harus melakukan apa untuk semua kehidupan yang miris ini . Semoga suatu hari aku dapat membantu lebih bagi mereka2..hmmm smoga.setelah hampir 15 menit pesanan sate ku pun datang...teringat kejadian tadi membuat selera makan sate pun jadi berkurang..
Hari ini, kembali mata saya dibukakan. Kembali hati kecil saya diketuk. Mengapa? Bahwa saya tidak seharusnya mengklaim diri sebagai salah satu orang yang merasa malang. Hari ini,  Kali ini lengkap, kalau memang bisa dikatakan begitu.. Atas apa yang telah aku lewati, ceritaku ternyata  bukanlah apa-apa bagi mereka2 yang kurang bernasib baik ,...tak terasa sudah hampir 1 jam aku duduk di warung ini.....akupun beranjak pulang ...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar