Jumat, 07 Oktober 2011

Pemuda dan Kejujuran


Khalifah Umar bin Khattab pernah menyamar sebagai saudagar kaya. Suatu hari beliau bertemu dengan seorang pemuda pengembala kambing, dan terjadilah dialog diantara mereka :

Umar : “Maukah kau menjual seokar kambing kepadaku?”
Pemuda : “Saya tidak berani, Tuan.”

Umar : “Mengapa tidak berani?”
Pemuda : “Kambing-kambing ini adalah kepunyaan majikan saya, sedang saya hanya diberi amanah untuk mengembala saja”.

Umar : “Itu gampang! Nanti kau bilang pada majikanmu, seekor kambingnya telah dimakan serigala di padang pasir ini”.

Pemuda : “Kalau begitu, di mana Allah itu, Tuan?”
Umar : … (Beliau terdiam dan segera berlalu meninggalkan pemuda jujur ini).

***
Pada suatu malam Khalifah Umar diam-diam menyusup di pemukiman rakyatnya. Dan tidak sengaja beliau mendengar percakapan seorang ibu dengan anak gadisnya ;

Ibu : “Nak, coba susu yang akan kita jual ini kau campurkan dengan air ya!”
Gadis : “Untuk apa, Bu?”

Ibu : “Ya supaya susu kita bertambah, dan untungnya juga lebih banyak!”
Gadis : “Saya tidak mau, Bu.”

Ibu : “Kenapa tidak mau?!”
Gadis : “Bukankah Khalifah Umar melarang kita mencampurkan susu murni dengan air?”

Ibu : “Alah..! Khalifah Umar kan sedang enak-enakan di rumahnya di Madinah sana, beliau tidak akan tahu!”
Gadis : “Khalifah memang tidak tahu, Bu! Tapi, Tuhannya khalifah pasti tahu perbuatan kita..!”

Khalifah Umar terharu mendengar kejujuran gadis itu. Keesokan harinya, Umar menceritakan peristiwa itu pada anaknya ‘Ashim bin Umar. Dan pada hari itu juga, ‘Ashim bin Umar bin Khattab meminta kepada ayahnya untuk melamar gadis itu untuk menjadi isterinya.

Shirah Umar : 13

***
Demikian potret kejujuran generasi muda pada masa Khalifah Umar bin Khattab. Pemuda pemudi yang teguh pendirian atas kebenaran dan takut kepada Allah. Nasib suatu bangsa terletak di pundak para pemuda-nya..

Teringat pesan Lukmanul Hakim kepada putranya, Tsaran, dan diabadikan dalam QS. Lukman ; 16 yang artinya;

“(Luqman berkata): "Hai anakku, Sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan membalasnya. Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha Mengetahui.

Bagaimana mental dan kelakuan para pemuda kita sekarang ??

Tidak ada komentar:

Posting Komentar