Sabtu, 31 Maret 2012

Big Big World-Emilia

I love Big Big World Song! LOL. it was amazing and I tried to sing that song with my guitar or my piano so when someone hold a party, I can sing that song perfectly. :)
well, somedays ago was really pretty. I didn't got remidial test at math (I have the highest score:80) and physic ( I have the highest score too:90) actually, the math teacher was a lil troublemaker. he just made me say: ppphuuuffffff... because of his test material or how should we do his test! it's really a crazy way. -,-"




hoodie: metro, gladiator shoes: unbranded


next Monday until Tuesday, there will be Jadoel day. actually, Jadoel day will be held on all days in April. but, for Monday until Tuesday, all students, teachers, governments, should wear jadoel clothes. I won't wear kebaya with *jarik* because there was STILL subjects till 12 a.m. and if I wear kebaya, I will feel hot all the time. I will post what I wear soon. so, please keep in touch with me, folks!!

Jumat, 30 Maret 2012

Kenapa Harus Hidup

Mencoba mengulas yang tak terpikirkan.
menggugah hati tuk mencoba berbaik hati hingga islam menjadi dan menyatu Mendarah daging.
 وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْأِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُون
Tidaklah Aku ciptakan jin dan Manusia melainkan hanya untuk beribadah kepada-Ku.” (QS. Adz –Dzariyat: 56 )
Memahami Hidup adalah langkah penting dalam menggapai kesukses.
Jangan Main-main dengan Hidup, Sebab hidup kita di dunia ini akan menentukan hidup kita di akhirat kelak

tujuan hidupHidup dan mati merupakan dua hal yang mendasar dalam kehidupan setiap makhluk hidup. Kedua hal ini seakan menjadi barometer kekuasaan Tuhan yang teramat maha. Hidup-mati setiap yang bernyawa sudah mendapat pengesahan dari Sang Maha Pencipta. Kapan hidup, kapan mati, dengan cara apa dan bagaimana, menjadi pertanyaan-pertanyaan yang mustahil bisa kita jawab.

Seringkali kita melihat orang meninggal, kuburan, hewan yang mati, orang yang sakit parah, orang miskin dan kelaparan serta orang-orang yang hidup bergelimangan harta.

Si kaya akan mengalami = Mati
Si miskin akan mengalami = Mati
Si sakit akan mengalami = Mati
Si sehat Juga Pasti Mengalami dan meninggalkan dunia ini yang hanya sebagai tempat singgah sementarasebelum akhirnya hidup di tempat kekal Abadi Akhirat nanti.

Apa yang sebenarnya kita cari dunia ini? Kenapa kita sibuk mencari kedudukan, popularitas, kekayaan, dan sibuk melakukan perbuatan dosa di dunia ini? Padahal esok kita akan segera meninggalkan semuanya ini.

Dalam QS Al Mu’min [40]:39, Allah berfirman,
“ Hai kaumku, sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah kesenangan (sementara) dan sesungguhnya akhirat itulah negeri yang kekal. “ 
Dalam QS Al Anbiyaa [21]:35,
“ Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya) dan hanya kepada Kami-lah kamu dikembalikan. “


Apa yang telah Kita siapkan untuk menempuh hidup baru setelah kematian dan berpindah tempat ke Akhirat nanti?

uuukkkhh... Mungkin Belum satu persen-pun kita mempersiapkannya....

Bekal yang terpenting adalah menjadikan Alloh 'azza wajalla sebagai tujuan hidup tertinggi kita. Ketika semua tujuan karena Alloh maka kita tidak akan merasa kecewa, karena pahit manisnya hidup merupakan proses menuju dan mendapatkan ridha Alloh.

         Tuhan Allah Subhanahu Wata'ala Ta’ala telah menciptakan jin dan manusia tidaklah untuk sesuatu kecuali untuk ibadah, maka Allah Ta’ala telah menciptakan hamba untuk mengibadahiNya dan Ia menjanjikan kepada mereka ampunan dan al jannah apabila mereka mengibadahiNya, sebagaimana terdapat dalam haditsnya Muadz bin Jabal radhiyallahu anhu, bahwa Nabi Shallallahu alaihi wa Sallam berkata kepadanya :

“Wahai Muadz ! tahukah engkau apa hak Allah atas hamba dan apa hak hamba atas Allah?” aku (Muadz) menjawab : “Allah dan RasulNya lebih mengetahui”, Nabi berkata : “Maka sesungguhnya hak Allah atas hamba bahwa mereka mengibadahiNya dan tidak pula mempersekutukanNya dengan sesutu apapun, dan hak hamba atas Allah bahwa Ia tidak mengazab orang yang tidak mempersekutukanNya dengan sesuatu apapun” lantas aku berkata : “Wahai Rasulullah apakah aku boleh mengkabarkan berita gembira ini kepada manusia?”, Nabi menjawab : “Jangan engkau kabarkan kepada mereka, (sebab) mereka nanti tidak akan mau berusaha (hanya bersandar dengan tauhidnya saja)” (HR. Bukhary, fi kitabil libas)

Dan pada surah QS. Adz –Dzariyat yang di ulas di atas ada penunjukan bahwa yang dimaksudkan dengan penciptaan jin dan manusia adalah Allah Ta’ala ingin menguji mereka dengan perintah dan larangan serta Allah Ta’ala menguji mereka pula dengan perkara-perkara lain yang dianggap sebagai pemaling dari ketaatan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Maka barangsiapa terpengaruh oleh pemaling-pemaling tersebut lantas ia meninggalkan ibadah (maka) ia termasuk orang-orang yang rugi.

Dan barangsiapa yang sibuk dengan ibadah dan mengambil dunia dari apa yang bisa membantu atas akhiratnya adalah ia termasuk orang-orang yang selamat.


wallahu a’lam bish shawab

Jilbabku Bukan Nilaiku


akhwatSenyumku Dakwahku - “Afwan ukhti, anti sudah tidak liqa lagi? Atau anti sedang futur?” tanya Mawar seketika kepada Bunga yang dilihatnya berubah cara mengenakan jilbabnya.

“Iya nih Kak”, jawab Bunga sekenanya.

Dialog di atas adalah sekelumit cerita kawan saya – Bunga – ketika dia merubah penampilan jilbabnya. Bukan memendekkan jilbabnya hingga ke leher, hanya saja Bunga membuat jilbabnya dengan suatu model dengan tetap menjulur menutupi dada. Memang tidak sepanjang jilbab Mawar tapi masih syar’i karena sebelumnya Bunga telah bertanya dahulu dengan guru ngajinya. Ketika guru ngajinya mengatakan bahwa jilbab itu masih tergolong panjang dan menutupi dada, maka tak masalah. Masalah justru hadir ketika Bunga berangkat ke kampus dan bertemu dengan kakak seniornya, yang seketika langsung menjudge Bunga sedang futur. Sedang jawaban Bunga di atas bukanlah jawaban sebenarnya. Hanya sekenanya. Bunga hanya merasa heran, ketika iman hanya di ukur oleh panjang atau pendeknya jilbab. Selama jilbabnya masih syar’i, toh tidak masalah.

****

Lain waktu, dikarenakan sedang kehabisan pulsa, maka Mawar meminjam handphone kepada Bunga. Bunga meminjamkannya dan Mawar pun segera menelpon seseorang sambil menjauhi Bunga.

Beberapa hari kemudian, ketika jam menunjukkan pukul dua pagi. Saat itu Bunga sedang tertidur pulas, kemudian handphonenya berdering. Sambil mengantuk, Bunga mengangkat handphonenya. Bukan main ia terkejut, karena ternyata si penelepon mencari Mawar dan si penelepon itu adalah seorang laki-laki.

“Assalamu’alaikum, ukhti Mawar ada?” tanya si penelepon

“Wa’alaikumsalam Afwan, Mawarnya tidak ada”. Jawab Bunga sambil mengantuk

“Iya tolong di panggilkan ukhti Mawarnya”. Si penelepon rada memaksa

“Ini bukan handphonenya Mawar, kemarin dia pinjam handphone saya”. Balas Bunga dengan sedikit kesal
Esok harinya, Bunga menceritakan kejadian semalam kepada Mawar. Di tanyalah Mawar.

“Kak, semalam jam dua ada telpon dari ikhwan yang mencari kakak”. Bunga mengawali percakapan

“Oh itu, Ana mah biasa ngurusin kerjaan malam-malam sama ikhwan itu”. Jawab Mawar

Dalam hati Bunga merasa heran, “berinteraksi dengan ikhwan malam-malam seperti itu bahkan hingga pukul dua pagi, memang hanya urusan pekerjaan, tapi jika berlanjut terus menerus bukan malah menjurus ke masalah hati?”. Tapi pertanyaan itu hanya Bunga simpan dalam hati. Ia tidak berani meneruskan ketika jawaban Mawar langsung telak mengejutkan Bunga.

****

Saya mengenal Bunga, Dia memang tidak mengenakan jilbab yang panjangnya hingga ke paha. Tapi saya kenal dengan Bunga yang mampu menjaga interaksinya dengan lawan jenis, meskipun aktivitasnya tidak hanya terbatas pada sesama jenis. Dia juga mampu menjaga hatinya meskipun banyak berinteraksi dengan lawan jenis karena keharusan.

Bunga mungkin terbilang sebagai akhwat yang “slengean” dan saya mengenalnya seperti itu. Tapi dia terbilang akhwat yang cukup aktif dalam organisasinya. Dia bisa menjadi contoh seseorang yang selalu on-time ketika ada suatu agenda, kecuali ada suatu alasan syar’i yang membuatnya datang lebih lambat. Bunga yang sangat loyal ketika di beri suatu amanah.

Karena “keslengeannya” itu pula, saya menjadi tahu baik buruknya dia. Bukan seseorang yang hanya berusaha baik secara penampilan tapi buruk di belakangnya.

Slengean yang saya maksud bukanlah berkelakuan buruk dan tidak menjaga perilaku. Tetapi slengeannya Bunga adalah gampang berbaur dengan orang lain baik muslim maupun non muslim, dengan tetap menjaga perilaku sebagai muslimah. Ceplas ceplos, tidak di buat-buat dan apa adanya tapi tetap syar’i. Dan tidak pula baik di penampilan fisik tapi buruk di dalamnya.

Saya jadi teringat akan sebuah kutipan, Jangan pernah lihat dari panjangnya jilbab tapi dari akhlaqnya. Karena jika jilbab seseorang sudah memenuhi ketentuan syar’i maka tak ada alasan untuk memandangnya sinis.

Syarat jilbab:

    Hijab/jilbab menutupi seluruh badan (rambut sampai kaki) kecuali wajah dan telapak tangan.
    Hijab/jilbab tidak dimaksudkan sebagai hiasan bagi dirinya, sehingga tidak diperbolehkan memakai kain yang berwarna mencolok, atau kain yang penuh gambar atau hiasan.
    Hijab/jilbab harus lapang dan tidak sempit sehingga tidak menggambarkan postur tubuhnya
    Hijab/jilbab tidak memperlihatkan sedikit pun bagian kaki wanita
    Hijab/jilbab yang dikenakan itu tidak sobek sehingga tidak menampakkan bagian atau perhiasan wanita
    Hijab/jilbab tidak menyerupai pakaian laki-laki.

Sumber: Fiqih Wanita, Syaikh Kamil Muhammad ‘Uwaidah


Dan ilmu pun tak bisa di lihat dari panjangnya jilbab. Bisa jadi mereka yang terlihat biasa justru memiliki akhlaq yang luar biasa. Dan bisa jadi seseorang yang di luar terlihat slengean, tapi secara hati dan perilaku lebih bisa menjaga hal-hal yang merusak imannya. Bukan lagi masanya melihat sesuatu dari penampilan fisik dan menganggap diri lebih mulia dikarenakan penampilan fisik yang sempurna. Bukan saatnya lagi menggolong-golongkan kawan berdasarkan ukuran jilbab. Maka ukuran jilbab bukanlah sebuah nilai. Karena Allah hanya melihat ketaqwaan hambaNya.

Allahua’lam



Based on true story, pengingat diri sendiri

dakwatuna -  http://www.dakwatuna.com/2012/02/18097/jilbabku-bukan-nilaiku/
http://senyumkudakwahku.blogspot.com/

Mengeluh Positif dan Islami

Manajemen Mengeluh yang Positif dan Islami


Tidak bisa dipungkiri, makhluk yang namanya manusia pasti pernah mengeluh.  Disadari atau tidak, mengeluh sepertinya sudah menjadi bagian dari hidup.  Hanya saja, frekuensi dan kualitas keluhannya yang membedakan antara satu personal dengan personal lainnya.  Biasanya perbedaan ini terkait dengan tingkat pemahaman dan cara pandang seseorang tentang suatu masalah yang sedang ia hadapi.  Sabar, ikhlas dan seberapa besar keinginan untuk merubah sebuah  keadaan menjadi lebih baik, biasanya akan meminimalisir keluhan.  Sebaliknya, sikap apriori, pesimis dan berburuksangka terhadap kejadian yang sedang menimpa secara otomatis akan memunculkan keluhan-keluhan yang alih-alih mendapatkan penyelesaian, malah akan menambah ruwet dan bisa jadi menambah masalah baru.

Mengeluh sejatinya perwujudan dari rasa tidak puas, tidak ikhlas menerima sebuah ketentuan yang terjadi, baik dari segi materi dan non materi.  Ketika sakit berkeluh-kesah, macet mengumpat, banjir atau kekeringan mengambinghitamkan orang lain.  Atau ketika ditimpa musibah menghardik Tuhan tidak adil, gaji kecil, belum punya rumah dan kendaraan pribadi acap menyalahkan suami (bagi para istri) atau anak-anak nakal dan bermasalah tidak jarang menyalahkan istri (bagi para suami).  Ya, sebagian contoh kecil tersebut adalah manifestasi dari rasa tidak puas.

Belum lagi kita saksikan fenomena di negeri yang kita cintai ini.  Berita di televisi mayoritas menyuguhkan tentang aksi demo dan kekerasan, kerusuhan di mana-mana, tindak kriminal, penyalahgunaan kekuasaan, korupsi-kolusi dan nepotisme dan banyak lagi yang kesemuanya menunjukkan pada satu hal: ketidakpuasan!  Sebuah potret masyarakat yang diwarnai dengan berbagai keluhan.

Lalu, sebagai seorang yang mengaku muslim dan punya tuntunan yang jelas tentu saja kita tidak akan membiarkan diri kita terperosok lebih jauh ke dalam perbuatan yang sesungguhnya dibenci oleh Allah SWT.  Kenapa dibenci oleh Allah SWT? Karena sesungguhnya Allah SWT menyukai hamba yang senantiasa bersyukur dengan segala ketentuan dan bersabar ketika ditimpa sesuatu yang tidak sesuai dengan keinginan.

Melihat fakta yang mayoritas bahwa manusia tidak pernah lepas dari keluh-kesah maka sangat penting bagi setiap muslim/muslimah mempunyai manajemen yang tepat agar tidak terpeleset dalam keluh-kesah yang tidak diperbolehkan dan pandai menyikapi setiap kejadian yang dihadapi dengan mengacu kepada teladan kita Rasulullah SAW.
Mengeluh adalah indikasi tidak bersyukur atas nikmat Allah SWT

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an yang artinya: “Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak dapat menentukan jumlahnya” (Qs An-Nahl 18).

Ketika seseorang hanyut dalam keluhan, pancainderanya pun tak mampu lagi memainkan perannya untuk melihat, mendengar, mencium dan merasakan nikmat yang bertebaran diberikan oleh Allah SWT tak henti-hentinya.  Hatinya serta merta buta dari mengingat dan bersyukur atas nikmat Allah yang tiada terbatas.  Itulah sifat manusia yang selalu mempunyai keinginan yang tidak terbatas dan tidak pernah puas atas pemberian Allah kecuali hamba-hamba yang bersyukur dan itu hanya sedikit.

Pada zaman Sayyidina Umar Al-Khatthab, ada seorang pemuda yang sering berdoa di sisi Baitullah yang maksudnya: “Ya Allah! Masukkanlah aku dalam golongan yang sedikit.”

Doa beliau didengar oleh Sayyidina Umar ketika beliau (Umar) sedang melakukan thawaf di Ka’bah. Umar heran dengan permintaan pemuda tersebut. Selepas melakukan thawaf, Sayyidina Umar memanggil pemuda tersebut dan bertanya: “Mengapa engkau berdoa sedemikian rupa (Ya Allah! masukkanlah aku dalam golongan yang sedikit), apakah tidak ada permohonan lain yang  engkau mohonkan kepada Allah?” Pemuda itu menjawab: “Ya Amirul Mukminin! Aku membaca doa itu karena aku  takut dengan penjelasan Allah dalam surat al-A’raf ayat 10, yang artinya: “Sesungguhnya Kami (Allah) telah menempatkan kamu sekalian di muka bumi dan Kami adakan bagimu di muka bumi (sumber/jalan) penghidupan. (Tetapi) amat sedikitlah kamu bersyukur” Aku memohon agar Allah memasukkan aku dalam golongan yang sedikit,  (lantaran) terlalu sedikit orang yang tahu bersyukur kepada Allah,” jelas pemuda tersebut.

Semoga kita menjadi hamba-hamba yang dikategorikan sedikit oleh Allah dalam ayat tersebut. Dengan selalu menjaga ikhlas dan sabar terhadap segala kejadian atau ketentuan yang diberikan oleh Allah.  Dan berprasangka positif bahwa apa yang telah terjadi adalah yang terbaik menurut Allah, sehingga hanya rasa syukur saja yang terlintas di benak, terucap di bibir dan terlihat dari tindakan karena sesungguhnya jika kita bersyukur maka Allah akan menambah nikmat-Nya dan jika kita ingkar, sesunggunya azab Allah sangat pedih (Qs Ibrahim 7).
Mengeluhlah hanya kepada Allah SWT

Ketika sebuah kejadian yang tidak diinginkan menimpa seseorang, katakanlah ditimpa sebuah masalah yang berdampak menitikkan air mata, menyakitkan hati, membuat kepala berdenyut-denyut dan menjadikan seseorang itu merasa diberi ujian yang sangat berat dan tidak sanggup mengatasinya sendiri, sebuah tindakan manusiawi jika ia membutuhkan orang lain dalam penyelesaian masalahnya.  Lalu, benarkah tindakannya jika ia mengeluhkan masalahnya kepada orang lain?

Rasulullah SAW pernah mengalami sebuah kondisi yang jauh dari yang beliau inginkan.  Para kaum musyrikin mengabaikan seruannya dan juga mencampakkan Al-Quran. Mereka telah mengacuhkan Al-Quran dalam beberapa bentuk di antaranya: mereka tidak mau mengimani Al-Quran, mereka tidak mau mendengarkan Al-Quran, bahkan mereka menolaknya dan mengatakan bahwa Al-Quran adalah ucapan dan bualan Muhammad si tukang syair dan sihir. Kaum musyrikin juga berusaha untuk mencegah orang-orang yang berusaha mendengarkan Al-Quran dan dakwah Rasulullah SAW.

Dalam kondisi tertekan tersebut Rasulullah SAW  mengeluh dan mengaduh hanya kepada Allah SWT seperti yang terkandung dalam Al-Qur'an surat Al-Furqan 30, yang artinya:  “Dan berkatalah Rasul: Ya Tuhanku! Kaumku ini sesung­guhnya telah meninggalkan jauh Al-Quran”.

Begitu pula dengan nabi Ya’qub dan Nabi ayub, sebagaimana firman Allah dimana Nabi Ya’qup berkata, yang artinya, “Sesungguhnya aku mengeluhkan keadaanku dan kesedihanku hanya kepada Allah“ (Qs. Yusuf 86).

Dan Nabi Ayub AS, yang disebutkan Allah dalam firman-Nya, bahwa Ayub berkata, yang artinya: “Sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau (Allah) adalah Yang Maha Penyayang di antara semua penyayang” (Qs Al-Anbiya’ 83).

Sebaiknya, mengeluhlah hanya kepada Allah SWT, karena sesungguhnya semua kejadian sudah menjadi sebuah ketentuan-Nya dan hanya Dia-lah sebaik-baik pemberi solusi.  Tetapi dalam kondisi-kondisi di mana seseorang mengeluh (sharing) tentang masalahnya kepada orang yang ia yakini amanah dan dengan catatan untuk mendapatkan penyelesaian, maka dalam hal ini sebagian ulama memperbolehkan.

Ibnu Qayyim dalam ‘Uddatu Ash Shabirin menyatakan bahwa menceritakan kepada orang lain tentang perihal keadaan, dengan maksud meminta bantuan petunjuknya atau pertolongan agar kesulitannya hilang,  maka itu tidak merusak sikap sabar; seperti orang sakit yang memberitahukannya kepada dokter tentang keluhannya, orang teraniaya yang bercerita kepada orang yang diharapkannya dapat membelanya, dan orang yang tertimpa musibah yang menceritakan musibahnya kepada orang yang diharapkannya dapat membantunya.
Membiasakan diri dengan mengeluh positif

Mengeluh positif? Spontan pasti muncul  pertanyaan ketika membaca sub judul berikut.  Iya, ternyata mengeluh tidak selalu berkonotasi negatif.  Tidak sabar menghadapi ujian, kurang ikhlas menerima ketentuan dan hasad/iri pada orang lain acap kali membuat diri menjadi tidak berdaya sehingga mengeluarkan kata-kata yang bermakna tidak puas yang merupakan perwujudan dari mengeluh.  Tetapi, jika seseorang hasad/iri terhadap kebaikan dan amal shalih orang lain yang membuat dirinya termotivasi untuk berbuat hal yang sama bahkan lebih tanpa mengurangi/menghilangkan kebaikan orang lain tersebut maka hasad model ini dikategorikan sebagian ulama sebagai hasad yang positif.

An-Nawawi rahimahullah menjelaskan, “Para ulama membagi hasad menjadi dua macam, yaitu hasad hakiki dan hasad majazi. Hasad hakiki adalah seseorang berharap nikmat orang lain hilang. Hasad seperti ini diharamkan berdasarkan kata sepakat para ulama (baca: ijma’) dan adanya dalil tegas yang menjelaskan hal ini. Adapun hasad majazi, yang dimaksudkan adalah ghibthoh, yakni adalah berangan-angan agar mendapatkan nikmat seperti yang ada pada orang lain tanpa mengharapkan nikmat tersebut hilang. Jika ghibthoh ini dalam hal dunia, maka itu dibolehkan. Jika ghibthoh ini dalam hal ketaatan, maka itu dianjurkan.

Jadi, marilah kita sama-sama membekali diri dengan ketaatan hanya kepada Allah SWT dengan cara senantiasa mendekatkan diri pada-Nya.  Tidak pernah puas untuk mengkaji ilmu-ilmu-Nya agar dalam setiap desahan nafas selalu mengaitkan dengan hukum-hukum-Nya.

Jika ada niat dan tekad dengan sungguh-sungguh, insya Allah ikhlas dan sabar akan menjadi perhiasan yang akan mewarnai akhlak kita sehari-hari dan kita dihindarkan dari lisan dan sikap yang sering berkeluh-kesah.  Cukuplah mengeluh positif dalam genggaman, yaitu mengeluh dalam rangka bermuhasabah dan berlomba-lomba dalam kebaikan sehingga dapat meraih derajat takwa yang sesungguhnya.  Wallahu a’lam. [Nani Agus/voa-islam.com]

Kamis, 29 Maret 2012

CATATAN CALON BUNDA #Diary4

ULTRASONOGRAFI

USG atau ultrasonografi adalah hal yang pernah dilakukan hampir semua ibu hamil. Termasuk aku. Dengan kemajuan teknologi yang semakin canggih, kini seorang ibu bisa menjenguk anaknya yang masih di dalam kandungan hanya dengan menatap layar monitor di depannya. Dan USG ini, menurut beberapa ahli psikologi bisa mempererat cemistry antara ibu dan anaknya.

USG menggunakan suara ultra untuk mencitrakan organ internal dan otot, ukuran mereka, struktur, dan luka patologi, hingga bisa digunakan untuk memeriksa organ. Menurut artikel kehamilan yang pernah kubaca, waktu terbaik menjalani USG adalah pada saat usia kehamilan 3, 7, dan 9 bulan. Pada usia 3 bulan untuk memastikan apakah janin berkembang atau tidak. Pada usia 7 bulan, untuk memastikan kelengkapan organ-organ tubuh. Dan pada usia 9 bulan untuk melihat apakah posisi bayi memungkin untuk persalinan normal atau tidak.


Pengalaman menjalani USG adalah sesuatu yang tak mungkin kulupakan. Kenapa? Karena ketika aku melihat anakku di layar monitor, sungguh saat itu aku merasakan betapa Allah sangat mencintaiku, betapa Allah adalah sebaik-baiknya pencipta dan satu-satunya Sang Mahakuasa. Dalam layar yang hanya 14 inchi itu dan dalam waktu yang tak lebih dari 10 menit, aku dapat dengan jelas melihat bukti nyata bahwa kita ada di dunia ini karena ada yang menciptakan. Bukan terjadi secara kebetulan seperti apa yang di jelaskan oleh teori darwinisme. Semua orang tahu jika tubuh manusia tersusun dari sistem tubuh yang sangat kompleks. Hal ini tentu saja, meruntuhkan teori darwin tentang teori kebetulannya. Bisakah yang kebetulan terjadi sesempurna dan sekompleks ini?


Dalam ilmu biologi dijelaskan bahwa ovum dan sperma adalah dua unsur yang saling melengkapi. Dimana, hanya spermalah yang bisa membuahi ovum, dan hanya ovumlah tujuan sang sperma. Setelah proses pembuahan terjadi, terbentuklah zigot yang mengalami pembelahan secara terus menerus. Sel-sel yang telah terbelah ini, yang strukturnya sama dan memiliki genetika serta DNA yang sama, kemudian berubah menjadi organ yang berbeda-beda, ada yang berubah menjadi jantung, tangan, kaki dan organ-organ lainnya. Bagaimana mungkin sel yang tak memiliki akal atau bahkan kendali bisa bergerak dengan koordinasi sesempurna ini? Sungguh tidak salah jika kita mengatakan, tentu saja ada yang lebih kuasa untuk mengaturnya. Dan siapa lagi kalau bukan Allah.


sumber : danish.com
Menurut saya, teori darwinisme adalah sebuah teori yang tak berlandaskan sains, namun hanya sebuah alat yang digunakan para atheisme untuk mencari bukti keyakinan mereka jika tak ada penciptaan di alam semesta ini.

Setelah melihat tubuh anakku bahkan mendengar detak jantungnya, saya menangis. Saya sadar bahwa betapa kita hanyalah setitik makhluk kecil di tengah ciptaan-Nya yang luar biasa. Dan betapa sombongnya kita ketika kita berjalan di muka bumi ini dengan tidak menghamba pada-Nya.


12.Dan sesungguhnya Kami telahmenciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. 
13.Kemudian Kamijadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yangkokoh (rahim).
14. Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan diamakhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik. [QS. al-Mukminun (23):12-14]

*Ketagihan, pengen USG lagi deh ^^

Selamat Ulang Tahun, Kamu!


Aku harus ekstra hari-hati nih, siap mental, jasmani dan rohani! Kenapa? Karena hari ini aku ulang tahun! Dan aku yakin, teman-teman sekantorku yang rese itu, sudah siap dengan segudang rencana untuk ngerjain aku. Kejutan-kejutan manis sih tidak masalah, tapi zaman sekarang, orang lebih senang buat kejutan yang menyakitkan.

Seperti halnya tahun lalu, se-isi kantor memandangku seakan-akan aku baru kepergok mencuri, jelas aku frustasi berat waktu itu. Apalagi si Hadi ikut diamin aku, dan klimaksnya adalah ketika bos ngasi surat peringatan atas kesalahan yang sama sekali tidak aku lakukan. Memang sih, ujung-ujungnya happy ending, dan Hadi melamarku jadi tunangannya setelah mendapat potongan blackforest yang pertama.

Dan hari ini aku yakin mereka akan merencanakan sesuatu. Entah apalah! Minimal aku harus siap-siap, jangan sampai shok seperti tahun lalu. Tidak, aku tidak mau kecolongan lagi! Untuk antisipasi, bawaan aku hari ini lumayan banyak, ada handuk dan pakaian salin, siapa tahu sampai di kantor kena siram air bekas cuci piring! Ada helm meskipun aku naik mobil, kan tidak lucu kalau sudah cantik-cantik begini, kena timpuk telur busuk! Nah, yang paling penting, ban mobil serep jangan lupa, dan Mang Sodikin, pekerja bengkel langgananku itu harus diajak! Tidak mustahil, mungkin kali ini mobilku yang akan jadi sasaran.

“Sudah siap, Mang? Kita berangkat sekarang yuk!” 

“Baik Nenk, emang ada acara apa Nenk di kantor?”

“Ah, mang Dikin mau tahu saja! Jalan Mang, kita sudah telat nih!” Mang Dikin mengangguk patuh.

‘Tumben hari ini jalanan lancar’, pikirku dalam hati. Biasanya, setengah jam lebih baru sampai kantor, tapi hari ini 15 menit sudah sampai. Dan, kantor terlihat masih sepi. ‘Sudah jam delapan lewat masih sepi begini! Jangan-jangan ini bagian dari rencana usil mereka!’ Terkaku dalam hati. 

Pak Somad, satpam kami dengan tergesa membuka portal begitu mobilku tiba. “Kok diportal segala, Pak?” Tanyaku dari dalam mobil.

Pak Somad sepertinya kaget melihat kehadiranku “Lho, hari ini kan libur, Bu Risma”.

“Emangnya hari ini tanggal merah, Pak?! Bapak pasti ikut bersandiwara seperti yang lain kan?” Tuduhku sambil mengenakan helm anti telur busuk. Pak Somad memandangku heran, lalu mengalih pandangannya ke Dikin, Dikin hanya angkat bahu.

“Maaf, Bu Risma..” Pak Somad berkata hati-hati, “Hari ini kan, Minggu Bu..” Sambungnya.

Mulutku ternganga sebentar, sempat kulirik ketika Mang Dikin dan Pak Somad tersenyum geli. “Kok Mang Dikin tidak bilang kalau hari ini, Minggu!” Protesku dengan mata mendelik.

Sambil tetap menahan tawa Mang Dikin membela diri, “Maaf Nenk, Mamang tahu kalau hari ini Minggu, mangkanya tadi Mamang tanya, apa di kantornya Neng lagi ada acara?”

“Iiih..! udah putar balik!” Perintahku. ‘hari ini benar-benar menyebalkan! Kok bisa-bisanya aku lupa kalau hari ini, Minggu!?’ Pikirku dalam hati sambil terus mengutuk hari ini.  

“Nenk, helmnya dilepas saja, kan kita naik mobil..”

“Mamaaang!! Diam!” Huh, Mang Dikin sepertinya sengaja bikin aku tambah kesal. Kuperhatikan wajahku di spion mobil, terlihat sangat bodoh. Dan batinku terus berkoceh sendiri, ‘Risma..Risma, hari ini kamu sukses ngerjain diri kamu sendiri! Selamat ulang tahun, kamu! 

NB: 479 kata. (Udah telat, tapi biarlah.. hehe)

Ikut serta #FFSpesial  dalam rangka ulang tahun Masmin kece yang jatuh pada tanggal 27 Maret. Selamat Ulang Tahun, Kamu! Dan untuk siapa saja yang berulang tahun hari ini.. ^^


Salam,-

Senin, 26 Maret 2012

Tersenyumlah dengan Hatimu


Saya adalah ibu dari tiga orang anak dan baru saja menyelesaikan kuliah saya di sebuah Universitas di Jerman. Kelas terakhir yang harus saya ambil adalah Sosiologi. Sang Dosen sangat inspiratif, dengan kualitas yang saya harapkan setiap orang memilikinya. Tugas terakhir yang diberikan ke para siswanya diberi nama “Smiling.” Seluruh siswa diminta untuk pergi ke luar dan memberikan senyumnya kepada tiga orang asing yang ditemuinya dan mendokumentasikan reaksi mereka.

Setelah itu setiap siswa diminta untuk mempresentasikan didepan kelas. Saya adalah seorang yang periang, mudah bersahabat dan selalu tersenyum pada setiap orang. Jadi, saya pikir,tugas ini sangatlah mudah. Setelah menerima tugas tsb, saya bergegas menemui suami saya dan anak bungsu saya yang menunggu di taman di halaman kampus, untuk pergi kerestoran McDonald’s yang berada di sekitar kampus.

Pagi itu udaranya sangat dingin dan kering. Sewaktu suami saya akan masuk dalam antrian, saya menyela dan meminta agar dia saja yang menemani si bungsu sambil mencari tempat duduk yang masih kosong.Ketika saya sedang dalam antrian, menunggu untuk dilayani, mendadak setiap orang di sekitar kami bergerak menyingkir, dan bahkan orang yang semula antri dibelakang saya ikut menyingkir keluar dari antrian.

Suatu perasaan panik menguasai diri saya, ketika berbalik dan melihat mengapa mereka semua pada menyingkir ? Saat berbalik itulah saya membaui suatu “bau badan kotor” yang cukup menyengat, ternyata tepat di belakang saya berdiri dua orang lelaki tunawisma yang sangat dekil! Saya bingung, dan tidak mampu bergerak sama sekali.
Ketika saya menunduk, tanpa sengaja mata saya menatap laki-laki yang lebih pendek, yang berdiri lebih dekat dengan saya, dan ia sedang “tersenyum” kearah saya.

Lelaki ini bermata biru, sorot matanya tajam, tapi juga memancarkan kasih sayang. Ia menatap kearah saya, seolah ia meminta agar saya dapat menerima ‘kehadirannya’ ditempat itu.Ia menyapa “Good day!” sambil tetap tersenyum dan sembari menghitung beberapa koin yang disiapkan untuk membayar makanan yang akan dipesan. Secara spontan saya membalas senyumnya, dan seketika teringat oleh saya ‘tugas’ yang diberikan oleh dosen saya.





Lelaki kedua sedang memainkan tangannya dengan gerakan aneh berdiri di belakang temannya. Saya segera menyadari bahwa lelaki kedua itu menderita defisiensi mental, dan lelaki dengan mata biru itu adalah “penolong”nya. Saya merasa sangat prihatin setelah mengetahui bahwa ternyata dalam antrian itu kini hanya tinggal saya bersama mereka,dan kami bertiga tiba2 saja sudah sampai didepan counter.

Ketika wanita muda di counter menanyakan kepada saya apa yang ingin saya pesan, saya persilahkan kedua lelaki ini untuk memesan duluan. Lelaki bermata biru segera memesan “Kopi saja, satu cangkir Nona.” Ternyata dari koin yang terkumpul hanya itulah yang mampu dibeli oleh mereka (sudah menjadi aturan direstoran disini, jika ingin duduk di dalam restoran dan menghangatkan tubuh, maka orang harus membeli sesuatu).

Tampaknya kedua orang ini hanya ingin menghangatkan badan. Tiba-tiba saja saya diserang oleh rasa iba yang membuat saya sempat terpaku beberapa saat, sambil mata saya mengikuti langkah mereka mencari tempat duduk yang jauh terpisah dari tamu-tamu lainnya, yang hampir semuanya sedang mengamati mereka.. Pada saat yang bersamaan, saya baru menyadari bahwa saat itu semua mata di restoran itu juga sedang tertuju ke diri saya, dan pasti juga melihat semua ‘tindakan’ saya.

Saya baru tersadar setelah petugas di counter itu menyapa saya untuk ketiga kalinya menanyakan apa yang ingin saya pesan. Saya tersenyum dan minta diberikan dua paket makan pagi (diluar pesanan saya) dalam nampan terpisah. Setelah membayar semua pesanan, saya minta bantuan petugas lain yang ada di counter itu untuk mengantarkan nampan pesanan saya ke meja/tempat duduk suami dan anak saya.

Sementara saya membawa nampan lainnya berjalan melingkari sudut kearah meja yang telah dipilih kedua lelaki itu untuk beristirahat. Saya letakkan nampan berisi makanan itu di atas mejanya, dan meletakkan tangan saya di atas punggung telapak tangan dingin lelaki bemata biru itu, sambil saya berucap “makanan ini telah saya pesan untuk kalian berdua.” Kembali mata biru itu menatap dalam ke arah saya, kini mata itu mulai basah berkaca-kaca dan dia hanya mampu berkata “Terima kasih banyak, nyonya.”

Saya mencoba tetap menguasai diri saya, sambil menepuk bahunya saya berkata “Sesungguhnya bukan saya yang melakukan ini untuk kalian, Tuhan juga berada di sekitar sini dan telah membisikkan sesuatu ketelinga saya untuk menyampaikan makanan ini kepada kalian.” Mendengar ucapan saya, si Mata Biru tidak kuasa menahan haru dan memeluk lelaki kedua sambil terisak-isak.

Saat itu ingin sekali saya merengkuh kedua lelaki itu. Saya sudah tidak dapat menahan tangis ketika saya berjalan meninggalkan mereka dan bergabung dengan suami dan anak saya, yang tidak jauh dari tempat duduk mereka. Ketika saya duduk suami saya mencoba meredakan tangis saya sambil tersenyum dan berkata “Sekarang saya tahu, kenapa Tuhan mengirimkan dirimu menjadi istriku, yang pasti, untuk memberikan ‘keteduhan’ bagi diriku dan anak-anakku! ” Kami saling berpegangan tangan beberapa saat dan saat itu kami benar-benar bersyukur dan menyadari,bahwa hanya karena ‘bisikanNYA’ lah kami telah mampu memanfaatkan ‘kesempatan’ untuk dapat berbuat sesuatu bagi orang lain yang sedang sangat membutuhkan.

Ketika kami sedang menyantap makanan, dimulai dari tamu yang akan meninggalkan restoran dan disusul oleh beberapa tamu lainnya, mereka satu persatu menghampiri meja kami, untuk sekedar ingin ‘berjabat tangan’ dengan kami. Salah satu diantaranya, seorang bapak, memegangi tangan saya, dan berucap “Tanganmu ini telah memberikan pelajaran yang mahal bagi kami semua yang berada disini, jika suatu saat saya diberi kesempatan olehNYA, saya akan lakukan seperti yang telah kamu contohkan tadi kepada kami.” Saya hanya bisa berucap “terima kasih” sambil tersenyum.

Sebelum beranjak meninggalkan restoran saya sempatkan untuk melihat kearah kedua lelaki itu, dan seolah ada ‘magnit’ yang menghubungkan bathin kami, mereka langsung menoleh kearah kami sambil tersenyum, lalu melambai-lambaikkan tangannya kearah kami. Dalam perjalanan pulang saya merenungkan kembali apa yang telah saya lakukan terhadap kedua orang tunawisma tadi, itu benar-benar ‘tindakan’ yang tidak pernah terpikir oleh saya.

Pengalaman hari itu menunjukkan kepada saya betapa ‘kasih sayang’ Tuhan itu sangat HANGAT dan INDAH sekali! Saya kembali ke college, pada hari terakhir kuliah dengan ‘cerita’ ini ditangan saya. Saya menyerahkan ‘paper’ saya kepada dosen saya. Dan keesokan harinya, sebelum memulai kuliahnya saya dipanggil dosen saya ke depan kelas, ia melihat kepada saya dan berkata, “Bolehkah saya membagikan ceritamu ini kepada yang lain?” dengan senang hati saya mengiyakan. Ketika akan memulai kuliahnya dia meminta perhatian dari kelas untuk membacakan paper saya.

Ia mulai membaca, para siswapun mendengarkan dengan seksama cerita sang dosen, dan ruangan kuliah menjadi sunyi. Dengan cara dan gaya yang dimiliki sang dosen dalam membawakan ceritanya, membuat para siswa yang hadir di ruang kuliah itu seolah ikut melihat bagaimana sesungguhnya kejadian itu berlangsung, sehingga para siswi yang duduk di deretan belakang didekat saya diantaranya datang memeluk saya untuk mengungkapkan perasaan harunya. Diakhir pembacaan paper tersebut, sang dosen sengaja menutup ceritanya dengan mengutip salah satu kalimat yang saya tulis diakhir paper saya .

“Tersenyumlah dengan ‘HATImu’, dan kau akan mengetahui betapa ‘dahsyat’ dampak yang ditimbulkan oleh senyummu itu.”

Dengan caraNYA sendiri, Tuhan telah ‘menggunakan’ diri saya untuk menyentuh orang-orang yang ada di McDonald’s, suamiku, anakku, guruku, dan setiap siswa yang menghadiri kuliah di malam terakhir saya sebagai mahasiswi. Saya lulus dengan 1 pelajaran terbesar yang tidak pernah saya dapatkan di bangku kuliah manapun, yaitu: “PENERIMAAN TANPA SYARAT.” Banyak cerita tentang kasih sayang yang ditulis untuk bisa diresapi oleh para pembacanya, namun bagi siapa saja yang sempat membaca dan memaknai cerita ini diharapkan dapat mengambil pelajaran bagaimana cara MENCINTAI SESAMA, DENGAN MEMANFAATKAN SEDIKIT HARTA-BENDA YANG KITA MILIKI, dan bukannya MENCINTAI HARTA-BENDA YANG BUKAN MILIK KITA, DENGAN MEMANFAATKAN SESAMA!

Source : Someone

Giveaways MimyaShop - Sayembara Pengalamanku [Sticky Post Hingga 31/03/12]

Giveaways MimyaShop Sayembara Pengalamanku

Bismillahirahmanirrahim..
Ini adalah Giveaway ke 4 yang saya ikuti. Baru aktif di Blog sekitar 4 bulan, saya menemukan cara yang unik untuk berbagi di antara para blogger.
untuk Giveaway kali ini, yang mengadakan adalah Mimyaspop.
ketentuannya, Cekidot yaaa... ^^




Blogger Sya, salah satu penulis tamu Catatan R10, dalam rangka mempromosikan blog toko onlinenya (MimyaShop), mengadakan Giveaway "Sayembara Pengalamanku". Yang perlu dilakukan sederhana, yakni like/follow Facebook Pages, Twitter atau blog MimyaShop. Hadiahnya adalah buku "The Messiah Project" untuk seorang pemenang.

Berikut Syaratnya:
1. Sayembara kali ini tulisan bertemakan "pengalamanku" terkait dunia baca atau dunia penerbangan (yang unik yaaa)
2. Sayembara ini untuk teman-teman di seluruh Indonesia (ongkos kirim bila menang adalah GRATIS)
3. WNI yang di luar negeri juga boleh ikutan, tapi ongkos kirim hadiah ditanggung masing-masing yaaaa...(heuheu, soalnya ongkos kirimnya mahal banget)
4. Tulisan dimuat di blog masing-masing atau note (catatan Facebook) masing-masing
5. Panjang tulisan: bebas (baik kan? soalnya yang namanya pengalaman tuh nggak bisa dibatasi dalam berapa banyak kata, ya kan?)
6. Daftar link tulisan keikusertaan anda di blog http://mimyashop.blogspot.com/2012/02/sayembara-pengalamanku.html 
7. Untuk ikutan sayembara ini teman-teman Like Page Mimyashop di Facebook (www.facebook.com/mimyashop.tiket.buku) atau Follow Twitter Maisya86 atau juga Follow blog Mimyashop ini (supaya mudah dikabari kalau menang)
8. Deadline (batas akhir tulisan): 31 maret 2012 pukul 23.59 WIB
9. Penjurian dilakukan oleh mimyashop ^_^
Tulisan teman-teman nantinya akan dipost secara berkala di mimyashop dengan disertai link ke blog penulis sebenarnya ^_^
o iya, jangan lupa materi sayembara ini juga disertakan di note/blog kalian, yaaa

Sekarang hadiahnya. ada yang tahu hadiahnya? Oke, sebuah buku yang di Goodreads sudah mendapat rate 4 (bintangnya 4 skala 1-5) berjudul "The Messiah Project", nggak main-main kan? Hadiah ini diberikan untuk 1 pemenang sayembara kali ini. oke, sayembara dimulai sekarang, selamat menulis ^_^
nb: masih ada yang ditanya? isi komentar di sini aja ya, mimyashop akan jawab ^_^

Jangan Lupa Pasang Bannernya:

<a href="http://mimyashop.blogspot.com/2012/02/sayembara-pengalamanku.html" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="125" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjP-5OzDTYkF3l3_Pjjfmhyphenhyphen4p1FYymFHb-LVDpjb4-zuprfnbvV5XBbGYFj2bbfkc2jCCJg_2fr_978OXGRYeOtu0s7v-fANnuxKFU0H3AC6aZknr9wPWRc1vkqZkyrIRkE1tnJgcHvND4/s400/sayembara1.jpg" alt="Giveaways MimyaShop Sayembara Pengalamanku" width="400" /></a>

Ini Indonesia Bukan Jepang

Giveaways MimyaShop Sayembara Pengalamanku

Tidak halal bagiku menyia-nyiakan satu jam dari umurku sehingga lisanku berhenti dari mudzakaroh dan mataku berhenti dari MEMBACA.” 
Ibnu Aqil al-Hambali.



Tidak semua orang faham dengan ucapan Imam Hambali yang luar biasa ini. Namun sepertinya, kedua orangtuaku sangat memahaminya, hingga mereka sudah mencekokiku dengan buku semenjak aku kecil, meski saat itu aku belum bisa membaca. Aku masih ingat, dulu, Bapak sering pulang dengan membawa majalah bobo bekas yang dia dapatkan dari anak Bosnya dimana dia bekerja. Yah, Bapak hanya sanggup membawakanku buku bekas. Tapi aku faham. tak pernah ada kata BEKAS untuk sebuah ilmu. Jadi, meskipun majalahnya terkadang sudah tak utuh, aku tetap senang menerimanya, bahkan sangat senang.



Kecintaanku pada buku ini berlanjut hingga aku sekolah, sampai akhirnya ketika aku duduk di bangku SMP, aku dipercaya menjadi pengurus perpustakaan. Dan, berkat membaca juga, kini aku bisa mengembangkan bakatku di dunia tulis menulis.


Jika membaca pengalamanku dengan dunia membaca di atas, sungguh tak menarik bukan? Kesannya biasa-biasa saja. Tapi aku punya pengalaman lain yang kurasa cukup unik tentang dunia membaca ini.


Kalian tahu Jepang kan? Penduduk di negeri matahari terbit ini kerap kali disebut sebagai orang-orang yang memiliki kedisiplinan tinggi. Menurut cerita guruku sewaktu SD, katanya orang-orang di Jepang senang membaca buku ketika dalam perjalanan. Berbeda dengan orang Indonesia yang kebanyakan menghabiskan hampir seluruh waktunya ketika di perjalanan dengan terlelap alias tidur. ^^ (Termasuk saya). Sekarang, lihatlah hasilnya! Jepang lebih maju dibandingkan Indonesia.


Akhirnya, berbekal tekad yang kuat ingin seperti orang Jepang, aku selalu membawa buku setiap kali bepergian. Berharap, di perjalanan nanti aku bisa memanfaatkan waktu untuk membaca. Hasilnya? Sungguh jauh dari harapan.

Misalnya saja, saat pulang kampung bulan Desember kemarin. Tak tanggung-tanggung aku menyiapkan satu buku dan satu majalah yang rencananya akan kulahap selama perjalanan dari Tangerang ke Sumedang. Tapi sampai aku menginjakan kaki di Sumedang, buku-buku itu tak kusentuh sama sekali.


Sebelum bus berangkat dari terminal kampung rambutan, aku sudah mabuk duluan. Mungkin karena kondisi badanku yang sedang hamil 4 bulan menyebabkan tubuhku jadi sangat sensitif dengan bau-bauan, termasuk bau kendaraan. Dan ketika bus berangkat, satu, dua, tiga, empat, lima, enam, pengamen dan pedagang asongan masuk ke dalam bus silih berganti. Bus yang sudah penuh sesak dengan penumpang, bertambah sesak dengan kehadiran mereka dan suara bising mereka.


“Yang aus, yang aus.!!”


“Kacang bogor, 5000 tiga.”


“Ya, Ibu ibu Bapak Bapak, ini adalah senter serba guna yang bisa digunakan kapan saja dimana saja.”


“Hayang kawin win win win hayang kawin..... sya la lala.”



Kurang lebih, seperti inilah kondisinya. Bisa kah kalian membaca dengan nyaman di saat seperti ini. Tidak!


Bus baru steril dari pengamen dan pedagang asongan, ketika telah masuk ke jalan tol. Dan di jalan tol pun, aku tak punya kesempatan untuk membaca. Hhihii, karena tadi sudah cukup lelah bersentuhan dengan pengamen dan pedagang asongan, ketika bus telah sepi, aku terlelap dengan sangat pulasnya :)

Keluar dari pintu tol, kebisingan kembali terjadi. Kini di tambah dengan macet, udara yang sangat panas dan bau keringat yang bercampur asap kendaraan. Sungguh tak nyaman. Selain itu, suara bising klakson yang dibunyikan oleh pengemudi-pengemudi yang tak sabaran juga menambah panas udara siang itu. Benar-benar tak nyaman untuk membaca bukan?


Akhirnya aku mengambil sebuah kesimpulan, jika orang-orang di Jepang senang membaca di perjalanan karena memang kondisinya membuat mereka nyaman untuk membaca. Dimulai dari sarana transfortasi yang baik dan tertibnya lalu lintas di sana. Sedangkan di Indonesia? Meskipun tak semuanya sama seperti ceritaku di atas, tapi kebanyakan faktanya memang seperti itu. Di Indonesia, jumlah kendaraan pribadi dan motor terus meningkat tiap tahunnya. Hal ini tentu saja menyebabkan jalan semakin penuh sesak dengan besi-besi berjalan dan polusi. Tak hanya itu, menurut pengamatanku, sistem transfortasi di Indonesia pun masih sangat jauh untuk manyamai Jepang yang teratur. Dan terakhir, banyak sekali penduduk Indonesia yang menggantungkan hidupnya di jalanan. Sungguh kah pemerintah tak peduli dan ingin memberi mereka pekerjaan yang lebih layak?



Epilog

Mungkin, kita bisa dengan nyaman membaca di perjalanan hanya ketika kita mengunakan pesawat sebagai alat transfortasinya. Hihiiii. Keadaan di pesawat kan sangat nyaman. Bebas macet, bebas suara klakson, bebas pengamen. Hanya saja sudah sebesar ini pun, belum pernah sekali pun naik pesawat. Semoga suatu hari nanti bisa naik pesawat, agar bisa membaca di perjalanan. Eh?

Muslimah Dalam Dakwah Islam

Peran besar muslimah dalam dakwah Islam

Jalan Keliling Google Mencari Seuntai Kata Bermanfaat yg akhirnya nyangkut di sebuah web (Arrahmah.com), dan alhamdulillah saya mendapat oleh-oleh dari sana!

Rekan Senyumku Yuk Kita Baca Oleh-olehnya :

muslimah
(Arrahmah.com) - Sejak awal, perempuan telah memainkan peran penting dalam kemajuan Dakwah Islam. Mulai dari pengorbanan Sumayyah, hingga peran Aishah dalam penumpulan hadist-hadist, perempuan telah berperan dalam berkembangnya dan menyebarkan dien ini.

Sayangnya selama ini, kebangkitan Islam menderita kelemahan dalam personil Muslimah yang berkualitas, karena adanya ‘pembatasan’ kerja dakwah ke grup aktivis, dengan upaya terbatas terkait dakwah tarbiyah yang difokuskan pada wanita .

Dakwah terhadap perempuan adalah keharusan, bahkan perempuan sendiri juga terikat akan kewajiban berdakwah. Karena pada dasarnya berdakwah adalah kewajiban bagi seluruh Muslim.

Terlebih dari kaum perempuan sendiri cenderung, ‘meninggalkan’ dan menjauhi aktivitas dakwah itu sendiri.

Beberapa permasalahan dan hambatan kurangnya tenaga dakwah dari kaum perempuan, antara lain:
  • Kurangnya kemampuan Dakwah oleh perempuan.
  • Terbatasnya sumber daya serta kurangnya inisiatif pribadi pada pihak perempuan.
  • Adanya pengabaian atau kelalaian terhadap isu-isu perempuan dalam perencanaan Dakwah Islam.
  • Tidak adanya tarbiyah yang kuat dan kurangnya pengetahuan Islam di bidang Dakwah.
  • Kebanyakan wanita tidak memiliki pemahaman yang tepat terkait peran Dakwah, karena itu, mereka tidak dapat memahami pentingnya waktu yang diberikan untuk proyek-proyek dakwah di luar rumah, sehingga seringkali menimbulkan permasalahan dalam rumah tangga dikarenakan ‘suami yang lebih banyak menghabiskan waktu di luar rumah untuk urusan dakwah.
  • Program dakwah oleh lembaga terhadap wanita belum terorganisasi dengan baik.
Berikut adalah beberapa alasan betapa pentingnya partisipasi perempuan dalam bidang Dakwah (terhadap Muslimah yang lain):
  • Wanita lebih mampu daripada laki-laki yang dalam berkomunikasi dengan perempuan lain. Wanita biasanya lebih dipengaruhi oleh kata, perbuatan, dan perilaku perempuan lain. Wanita lebih mampu mengenali kekhasan dan masalah yang terkait dengan pendidikan perempuan dan tarbiyah.
  • Wanita dapat memahami dengan lebih baik ke arah mana dakwah terhadap perempuan harus diarahkan. Mereka yang terbaik dapat melihat urutan prioritas, karena mereka lebih akrab dengan bidang ini.
  • Wanita lebih bebas daripada pria dalam berkomunikasi dengan perempuan lain, baik secara individual untuk kegiatan Dakwah, atau dalam kegiatan belajar, forum lain dan tempat-tempat pertemuan.
  • Banyak wanita Muslim yang membutuhkan bimbingan, pendidikan, namun kurangnya kehadiran lembaga yang dapat menyediakan layanan ini, karena itu sangat masuk akal bahwa perempuan yang berkualitas di masyarakat harus ‘menawarkan’ diri sebagai pembimbing bagi saudari seimannya.
  • Permasalahan terkait pendidikan dan kebutuhan tarbiyah perempuan yang lebih besar dari laki-laki. Mereka hamil, melahirkan, dan merawat anak-anak. Anak-anak lebih terikat dengan ibu mereka daripada mereka kepada ayah mereka.
  • Perempuan memiliki efek besar pada suami mereka. Jika mereka memiliki Iman yang kuat dan karakter, mereka memiliki kesempatan yang sangat baik untuk membantu suami mereka menjadi kuat juga.
  • Wanita memiliki banyak karakteristik yang menekankan pentingnya peran Dakwah mereka. Mereka juga harus diperhitungkan setiap kali ada pekerjaan Dakwah direncanakan.
Sebuah Peran Pasti:

Pekerjaan para wanita Muslim di bidang Dakwah pada dasarnya memperkuat kerja dahwah pria. Sangat menyedihkan bahwa peran ini begitu terlalu diabaikan dan diremehkan. Dengan sifatnya sebagai selimut spiritual dan psikologis manusia, wanita dapat memainkan peran penting dalam Dakwah.

Khadijah (radiyhuanha) memberikan kenyamanan, bantuan, dan dukungan kepada Nabi Muhammad SAW, yang menjadikan bukti terbesar dari sangat pentingnya peran ini. Para Sahabat Nabi yang memilih meninggalkan rumah mereka untuk pergi ke tempat yang ribuan mil jauhnya demi Islam pada awal-awal penyebaran Islam di Mekkah, jugaa memiliki dukungan dari istri mereka.

Sangat sedikit wanita saat ini memahami atau menyadari peran dirinya terhadap dakwah, apalagi melaksanakannya. Seorang wanita mungkin berpikir bahwa pernikahan adalah rumah tempat istirahat dan mudah. Mereka belum menyadari bahwa pernikahan adalah titik awal perjuangan, pengorbanan, memberi dan tanggung jawab.

Peran perempuan tidak berakhir di depan pintu. Dia dapat sangat efektif dengan menjadi contoh yang baik kepada orang lain, dengan menjadi baik hati, ramah berbicara, dan perilaku ramah. Dia bisa menawarkan bantuan, dan keprihatinan berbagi serta sukacita. Dia juga dapat menggunakan semua kesempatan yang tepat untuk mendidik, membimbing orang lain.

Wanita, yang memahami peran mereka akan dakwah dan kebangkitan Islam, akan mulai mendidik diri mereka sendiri dan mencapai hak-hak mereka atas pendidikan dan tarbiyah. Lihatlah Hadis riwayat Abu sa'i bahwa Para sahabiyah pernah mengadu kepada Rasul saw karena merasa tidak mendapatkan kesempatan yang sama dengan para sahabat dalam mendapatkan penjelasan agama. Sebab Rasul saw ketika menyampaikan ajaran Islam dalam majlis, hanya dihadiri oleh kaum laki-laki. Maka Para wanita itu meminta kepada Rasul saw agar menyediakan satu hari khusus untuk memberi pelajaran kepada kaum wanita tanpa kehadiran laki-laki.

Ummu Sulaim mengajar anaknya Anas bin Malik tentang Islam, meskipun suaminya menolak Islam. Ketika Abu Thalhah melamarnya (sebelum menerima Islam) dia mengatakan bahwa mas kawinnya adalah Islam, Abu Thalhah pada gilirannya memeluk Islam dan menikahi Ummu Sulaim.

Jika kita bergerak ke lingkaran yang lebih luas, kita akan menemukan bahwa wanita Muslim memainkan peran besar dalam pengorbanan dan layanan untuk agama Allah. Sumayyah menyerah hidupnya ketika Abu Jahal membunuhnya karena memilih menjadi seorang Muslim. Dia adalah Muslim dan perempuan pertama yang tewas dalam Islam.

Khadijah, istri pertama Nabi yang sangat kaya, menghabiskan uangnya untuk mendukung dakwah suami tercintanya. Ummu Salamah rela meninggalkan suaminya dan melihat anak-anaknya dianiaya ketika dia hijrah. Ummu 'Imarah turut berjuang dalam membela Nabi (damai dan berkah besertanya) dalam perang Uhud, dengan merawat yang terluka dalam pertempuran adalah peran Perempuan Muslim memainkan peran dalam perang sepanjang sejarah Islam.

Fakta bahwa kami menekankan pentingnya peran perempuan dalam Dakwah Islam tidak seharusnya menjauhkan kita dari fitrah penciptaan perempuan terhadap dakwah. Biasanya, peran utama wanita dan pekerjaan di rumah. Ini jelas dinyatakan dalam Al Quran dan Hadis. Allah berfirman,

" Menetaplah di rumah kalian ( para wanita )..." [Ahzab: 33]

Tentu saja perempuan dapat pergi keluar untuk salat di masjid, berpartisipasi dalam kegiatan lain yang mungkin diperlukan dan untuk melakukan Dakwah. Namun, tidak satupun dari kegiatan ini harus bertentangan dengan kewajiban penting di rumah sebagai istri dan ibu.

Dalam banyak kasus, inilah keseimbangan antara tugas-tugas penting wanita itu dan persyaratan kerja Dakwah, yang telah menyebabkan masalah dan kesalahpahaman dalam keluarga dan masyarakat.

Ada banyak hal yang juga harus diperhatikan terkait kegiatan dakwah wanita. Tidak adanya pencampuran pria dan wanita, yang harus diperhatikan dalam setiap kegiatan Dakwah dan dalam keadaan apapun. Cara berpakaian bagi wanita yang harus sesuai syar’i.

Seperti Nabi (damai dan berkah besertanya) melihat kebutuhan untuk menyisihkan waktu khusus untuk menangani kebutuhan perempuan dalam komunitasnya, sehingga organisasi harus mencoba untuk menyesuaikan bekerja Dakwah mereka kepada perempuan dan isu-isu masyarakat.

Setiap program Dakwah diarahkan terhadap wanita harus berusaha untuk, setidaknya, melayani tujuan sebagai berikut:

Memperkuat Iman:
Hal tersebut dilengkapi dengan kegiatan ibadah yang meningkat, mengingat Allah (berdzikir), dan refleksi pada nama Allah, dan kekuasaan-Nya dan penciptaan dalam diri kita dan di alam semesta. Namun ini, tidak akan mungkin tanpa penanaman pemahaman yang benar tentang isu-isu tertentu yang terkait dengan 'Aqidah kita, dan penekanan terhadap Tauhid.

Meningkatkan pengetahuan: Tanpa itu seseorang tidak bisa mencapai banyak. Penekanan khusus harus diletakkan pada dasar-dasar Islam dan pada mata pelajaran terkait kebutuhan bahwa da'iyah di lingkungan nya. Pengetahuan tentang paham, ide, kelompok dan sekte yang menyimpang dari Islam. Kesadaran harus dibangkitkan mengenai mereka yang tidak ingin melihat penyebaran Islam dan yang memperoleh dasar dalam hati dan pikiran orang-orang.

Membangun kepribadian Dakwah: Dakwah membutuhkan pengorbanan dan karena itu perempuan harus siap untuk menanggung ‘biaya’ keungan yang mungkin dikeluarkan untuk Islam. Ini datang dengan tujuan kebangkitan umat Islam dan mengkounter upaya-upaya musuh Islam. Kepemimpinan, tanggung jawab dan inisiatif individu harus diajarkan. Fakultas pendidikan teoritis dan praktis harus dipupuk. Para da'iyah harus diajarkan keterampilan sosial yang diperlukan dan pentingnya Dakwah melalui contoh yang baik dan tindakan. Mereka juga harus diajarkan  konsep nilai waktu, manajemen dan bagaimana menggunakan kegiatan yang menyenangkan dan halal selama waktu luang mereka.

Membangun kekebalan terhadap dosa: Ini termasuk mengenali penyakit-penyakit dosa, terutama yang berkaitan dengan perempuan, dan menghalangi jalan menuju dosa tersebut dengan menghindari hal-hal, kegiatan dan tempat yang akan menjadi pintu terbukanya dosa.

Persiapan psikologis dengan memastikan bahwa da’iyah memiliki iman dalam ketulusan Allah, harapan, cakupan dalam kebenaran, kebanggaan dalam Islam, kesabaran, dan pengetahuan tentang kondisi dan lingkungan dari orang yang mereka menangani. Ini adalah aspek yang sangat penting dari kesiapsiagaan, karena pendakwah terikat kepada orang-orang, yang memiliki karakter dan kecenderungan yang berbeda.

Da'iyat yang memberikan kuliah, seminar, khotbah, dan lain-lain harus mampu membujuk para pendengar dengan mengatasi pikiran mereka melalui bukti dan bukti. Mereka juga harus mampu membangkitkan nafsu mereka, emosi, dan perasaan. Mereka harus berlatih menyampaikan ceramah untuk perempuan di masjid-masjid, sekolah, atau tempat lain di mana wanita berkumpul. Mereka juga harus mengawasi dan membimbing peserta wanita, dan dengan lembut memperbaiki kesalahan mereka.

Bidang kepenulisan dan penerbitan tidak boleh diabaikan dalam zaman ketika manusia dapat dengan mudah mengakses segala hal melalui buku, booklet, surat kabar, dan internet. Tulisan harus meyakinkan, melalui argumen yang jelas, dan disebarkan tentunya.

Menulis adalah bentuk salah satu cara dakwah paling tepat dan penting bagi perempuan. Mereka dapat menulis di rumah dan dengan demikian mampu memanfaatkan waktu luang mereka secara positif dan tentunya dengan cara ini mereka dapat menjangkau semua kelas masyarakat.

Bidang Dakwah Wanita

Bidang pendidikan: Hal tersebut terkait dengan hal memuliakan dan pemurnian jiwa melalui iman. Pikiran dan jiwa sehingga bisa disentuh. Bidang ini dapat ditemukan di masjid-masjid, sekolah, asosiasi, kelompok Dakwah, dan lain-lain.

Bidang sosial: Ini berhubungan dengan kesehatan tubuh dan psikologis serta pembangunan sosial dan interaksi antara orang-orang yang mencerminkan secara positif pada realisasi pendidikan rohani dan pembentukan karakter muslim.

Contoh yang lebih spesifik dari apa yang wanita dapat mengambil bagian sebagai Dakwah adalah:

Rumah: Ini jelas merupakan tempat paling subur dan paling efektif. Yang telah ditetapkan Allah baik suami dan istri sebagai memelihara satu sama lain dan keluarga. Ibu dan ayah bertanggung jawab mendidik dan memelihara anak-anak mereka baik dari aspek fisik moral, psikologis, sosial, dan eksternal satu sama lain dan anak-anak mereka.

Komunitas Muslim: Amal, saran, dan arahan dapat ditawarkan kepada kerabat, tetangga, dan orang miskin.

Sekolah Islam: Kegiatan pendidikan dan kurikulum dapat digunakan untuk bimbingan siswa perempuan serta guru perempuan dan staf.

Masjid: Perempuan harus diizinkan pergi ke masajid untuk kegiatan bermanfaat. Masjid adalah tempat yang cocok untuk beberapa kegiatan perempuan seperti kelompok belajar Quran dan pelatihan lainnya. Serta tempat-tempat lain seperti Rumah Sakit, Penjara, dan Lembaga Kesejahteraan Sosial, Sekolah Tinggi atau Universitas Perempuan.

Ada banyak ayat dalam Quran yang mewajibkan pria Muslim dan perempuan untuk melakukan Dakwah, dan mengajak kepada yang baik dan melarang yang jahat. Sebagai contoh, Allah berfirman:

Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung (QS.3 :104).  Wallohua'lam.  ( asularasy / arrahmah.com )

Candai Isteri-mu ..


Aisyah R.a pernah bercerita; 

Suatu hari, Saudah binti Zam’ah[1]berkunjung ke rumahku. Ketika kami sedang asik mengobrol, Rasulullah Saw datang, dan duduk di tengah-tengah kami berdua, antara aku dan Saudah. Lalu Rasulullah meletakkan sebelah kakinya di pangkuanku, dan kaki yang satunya lagi dipangkuan Saudah.

Di hadapan kami ada sepiring ‘harirah’[2], dan aku mempersilakan Saudah memakannya, namun Saudah berlagak tidak mau, katanya ia tidak suka harirah.

Sambil bercanda aku berkata, ‘Makanlah, atau aku lumuri wajahmu dengan harirah ini..! Saudah tetap tidak mau, dan dia membalas perkataanku sambil tersenyum, “Coba, kalau berani..!

Aku gemas juga melihatnya, akhirnya aku lumuri saja wajah Saudah!

Rasulullah tertawa melihat wajah Saudah yang belepotan, lalu Rasulullah Saw mengangkat kakinya dari pangkuan Saudah sambil berkata; ‘Ayo, balas, tunggu apa lagi?’ Rasulullah mengambil sedikit harirah dan meletakkannya di tangan Saudah, dan alhasil wajahku-pun belepotan harirah, lalu kami tertawa bersama-sama.

(Hadist dari Aisyah, Riwayat Abu Ya'la. Lihat Sunan Kubra An-Nasai 8917)

***

Sob, sebagian kita mungkin beranggapan, kalau orang sudah alim, atau sudah jadi ustaz atau kyai tentu rumahnya hanya akan di penuhi oleh ibadah-ibadah saja, bacaan Al-Qur’an, dan shalat saja.. sama sekali tidak ada ruang untuk canda tawa bersama istri. Benarkan seperti itu?

Rasulullah sangat memperhatikan aspek psikologis istri-nya, yang secara umum juga menjadi pedoman bagi umat. Dengan kata lain, Rasulullah dalam risalahnya, juga menitikberatkan psikologis umatNya. Sebagaimana yang dicontohkan Rasullullah dalam Hadist di atas. Beliau selalu memberi keceriaan dan kelembutan kepada istri-istri Beliau. Karena itulah, tidak ada sejarah yang mencatat kegagalan Rasulullah dalam berumah tangga.

Jika Rasulullah bersama kita hari ini, apa yang akan Beliau katakan bila melihat kenyataan berikut ini :

Cemburu, Suami Aniaya Istri


Sadis! Suami Bakar Istri di Depan Anak. Klik untuk baca!



Lebih dari 90 Persen Kekerasan terhadap Perempuan Terjadi di Rumah Tangga

Kasus Perceraian di GK Meningkat

Salam,


[1] Istri kedua Rasulullah Saw sepeninggal Khadijah
[2]Makanan yang berbahan dasar tepung

Taman Safari Trip

It took me so long to get this post done. Well this is the trip of me and my friends in Taman Safari Indonesia on the middle Feb if I'm not mistaken. 4-year-ago plan has finally settled and done. It was sooo memorable. This is it, ibu-ibu rempong Nurul Oblakers :D


we stayed at Royal Safari Garden


aaaaand picnic, yeaaay


sok asik yaaa, haha


 

lihat bulu matanya cantik sekali, anti badai dan tsunami nih

cowboy s-s-s-ssss-sshooooowww

 

 

 

 

 

 






 
foto gratisssss ya nung, hahaha

this is our cottage, miss this place :(((



last destination at Cimory Resto

 


 


dibuang sayang :D

ini orang paling absurd selama trip ini (plus aye juga),
bayangin aja dia gotong-gotong kasur ukuran besar dari lantai 2
ga tau maksudnya apa hmm :|







 
aku bingung nih qaqaaa

 
"s-s-ss-ssssss-shoooww"

 
sedang berdiskusi siapakah yang monyet dan siapakah yang bekantan

 

 
the most funniest of all (macam ibu2 pejabat dyah ini)


 
ini dhila dan dyah besok mau ikut kejuaraan renang tingkat Mampang,
makanya mereka giat sekali berlatih

 
lihat kan gayanya, mantaaap

dan kelakuannya, ckckck

nom-nom-nooom

That trip was superb. I love you all girls. Next time will be more memorable yaaa :* :* :*