Senin, 05 Maret 2012

Filosofi Angsa


FollowTwitSadah@FahrieSadah
Nah, kalau filosofi angsa sudah pada dengar kan?  


Pertama sekali aku tahu filosofi angsa ini lewat email yang dikirim seorang teman, beberapa tahun lalu. Dan saat itu, filosofi angsa ini memang sering disampaikan di berbagai seminar maupun training. Bahkan, sudah banyak yang memposting-nya di blog, coba aja ketik “Filosofi Angsa” di google. 

Sob! Karena aku suka, jadi aku ingin mendokumentasikannya di blog-ku, hehe,. Selain itu, sebagai muzakarah juga, Sob! Karena sebagai manusia, kita dikaruniakan sifat lupa. Dan ketika melihat kawanan angsa terbang di langit biru, kadang kita lupa ber-tafakkur.. akan maknanya, ataupun akan kebesaran penciptanya.

Sekawanan angsa bila terbang di angkasa akan membentuk letter “V” atau mata panah! Tujuannya tidak lain adalah menambah kecepatan terbang mereka berkali-kali lipat, karena sudut tajam tentu lebih mudah menembus udara.  Dan dengan mengepakkan sayap secara serentak dalam formasi, semakin ringan beban kepak sayap  yang harus mereka emban. Angsa yang terbang berkelompok dalam formasi, dapat menempuh jarak terbang 71% lebih jauh daripada angsa yang terbang sendirian. Ada nilai “kerjasama” dan “kecerdasan” di sana! 


Kalau ada seekor angsa yang keluar dari formasi, ia akan merasa kewalahan sendiri, hingga ia akan berusaha kembali bergabung dalam formasi untuk mendapat daya dukung dari teman yang di depannya. Ada sebuah “penyesalan” ketika keluar dari jalinan persaudaraan, dan ada “kesadaran sosial” bahwa seekor angsa sekali-pun butuh pada angsa yang lain.



Ketika pemimpin angsa yang terbang paling depan merasa lelah, ia akan memutar ke belakang dan angsa lain akan menggantikan posisinya. Lihatlah praktek “pendelegasian” dan “kesepenanggungan” yang dicontohkan oleh makhluk cantik ini.. 

Kawanan angsa ini biasanya akan bersuara riuh saat terbang bersama, laksana mars penyemangat seperti yang sering dilagukan rombongan tentara dalam barisan. Ada  upaya “saling menguatkan” dalam mencapai sebuah tujuan bersama.

Bila ada seekor angsa yang sakit dan keluar dari barisan, bebrapa angsa lain akan melindungi dan mengawalnya hingga ia sembuh dan bisa bergabung kembali dalam formasi, atau hingga angsa yang sakit itu mati dan jatuh ke tanah.  Nilai apa lagi yang bisa kita ambil di sini, selain sebuah sikap “kesetiaan” dan “ketulusan” terhadap sesama teman, walaupun pada masa-masa yang sulit.



Salam,-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar