Selasa, 31 Januari 2012

Jejak Hati


Ingin berlari
Dari kepiluan hati
Gundah dan lara ini
Ibaratkan mesin waktu
Yg terus menggiringku
Pada sunyi
Pada mimpi
Pada ilusi yang tak pasti

Aku terus berlari
Terbawa arus
Dan menepi dan menepi
Terkapar di ujung ombak
Tertambat
Dan patah....












@jejakhati
Anggie D. Widowati

Siapa yang Ingin Kaya ?


Sob, siapa orang di dunia ini yang tidak ingin jadi orang kaya?
Kekayaan memang bisa melenakan kita, Rasulullah Saw. bersabda;

«إِنَّ لِكُلِّ أُمَّةٍ فِتْنَةٌ، وَفِتْنَةَ أُمَّتِي الْمَالُ»
Sesungguhnya pada setiap umat (kaum) ada fitnah (yang merusak/menyesatkan mereka) dan fitnah (pada) umatku adalah harta”.( HR. Tirmidzi no. 2336, shahih.)

Ini memang harus kita waspadai, namun jangan kita jadikan alasan untuk mensyukuri kemiskinan. Mencari rejeki sudah menjadi kewajiban kita di hamparan bumi Allah ini. 

عَنْ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ:سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ:لَوْ اَنَّكُمْ تَتَوَكَّلُونَ عَلَى اللهِ حَقَّ تَوَكُّلِهِ لَرَزَقَكُمْ كَمَا يَرْزُقُ الطَّيْرَ, تَغْدُو خِمَاصًا وَتَرُوحُ بِطَانًا.

Dari Umar Radhiyallahu 'anhu, ia berkata: Aku pernah mendengar Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: “Kalau kalian bertawakkal kepada Allah dengan sebenar-benar tawakkal, maka niscaya Allah akan memberikan kalian rezeki sebagaimana Allah memberi rezeki kepada burung; ia pergi pagi hari dalam keadaan perutnya kosong, lalu pulang pada sore hari dalam keadaan kenyang”. [HR Tirmidzi, no. 2344; Ahmad (I/30); Ibnu Majah, no. 4164]

Tawakkal bukanlah pasrah! Tawakkal adalah usaha dan hasilnya kita serahkan sepenuhnya kepada sang pemberi rejeki. Seperti halnya burung yang keluar pagi hari untuk mencari rejeki. Dan bila kekayaan kita diberengi dengan keimanan yang besar, sungguh kekayaan itu bisa menjadi aset ibadah yang sangat bernilai di sisi Allah. 

Untuk menjadi kaya, kita harus mencari rejeki, Sob! Allah swt telah meletakkan undang-undang tetap tentang rejeki sejak di lauhul mahfudh. Ada beberapa hal yang kudu kita ketahui tentang hakikat rejeki;

1.      Rejeki itu bukan sebatas materi berupa harta. Rejeki mengandung makna luas seperti memiliki anak, kesehatan, kekuatan, kepintaran, bebas dari beban pikiran. Jadi, bila ada orang yang memiliki harta berlimpah tetapi mengidap penyakit berat misalnya, atau mempunyai beban pikiran yang pelik karena banyak masalah, maka orang itu belum disebut sebagai orang kaya. Karena dengan penyakit atau beban pikiran itu, ia tidak dapat menikmati hartanya.

2.      Rejeki kita masing-masing sudah tertulis di lauhul mahfudh

Meskipun sudah tercatat, bukan berarti rejeki itu akan turun dengan sendirinya dari langit! Kuncinya adalah usaha. Kalau menurut Syekh Sya’rawi, perkara rejeki ini sudah jelas, dan kita diberi dua pilihan, apakah kita ingin memperoleh rejeki dengan jalan yang halal atau sebaliknya, melalui cara-cara yang haram. Dan setiap pilihan akan kita pertanggungjawabkan kelak di hari perhitungan.

Dan kita harus ingat, Sob! Malas-malasan, hanya berdo’a saja tanpa ada usaha tidak termasuk dalam kedua pilihan di atas! He..he..

3.      Ada beberapa rahasia untuk menjadi kaya;
               
               Pertama, sering-sering bersyukur.
               Kedua, perbanyak istighfar.
               Ketiga, sering-sering silaturrahmi.
               Keempat, sungguh-sungguh dalam usaha.

Kalau kita lihat sejarah para sahabat Rasulullah dahulu, banyak di antara mereka merupakan orang kaya. Tidak tanggung-tanggung, kalau diibaratkan zaman sekarang ini kekayaan mereka setara dengan kekayaan seorang Bill Gates. Sebagai contoh sebut saja Ustman bin Affan, Abdurrahman bin Auf, Zubair bin Awwam. Tetapi, harta kekayaan itu tidak mendekap di dalam hati mereka! Mereka tidak takut kehilangan harta demi perjuangan di jalan Allah.

Masih ingat kan, Sob? Kisah Abdurrahman bin Auf yang merelakan kehilangan seluruh hartanya di Mekah ketika ia berhijrah di jalan Allah ke Madinah bersama Rasulullah. Ia tidak sampai bunuh diri karena bangkrut, itu karena harta kekayaannya tidak mendekap di dalam hati. Namun apa yang terjadi di Madinah, karena keuletannya dalam berdagang, meskipun dengan modal yang sangat minim Abdurrahman bin Auf mampu bangkit kembali dan menjadi salah satu saudagar terkaya di Madinah.

Sob, postingan kali ini bukan bermaksud agar kita terus mengejar kekayaan dan melupakan ibadah. Muslim yang kuat lebih baik daripada muslim yang lemah. Dan kenyataannya hari ini, kekayaan merupakan salah satu aspek kekuatan.

Hal terpenting di sini, aku hanya ingin memotivasi diri sendiri dan kita semua; 

“Kaya itu harus, karena simbol kekuatan zaman sekarang. Kekayaan harus berada dalam genggaman. Namun, kekayaan jangan sampai mendekap dalam hati”




Saleum,- 

Posted by: http://jabanahsadah.blogspot.com/      

Sabtu, 28 Januari 2012

Kopi Sore


Senja ini mengingatkanku padamu...

Waktu itu, kita susuri jalanan,
yang dipenuhi daun-daun kering...

"Kenapa kau murung," tanyamu.
"Enggak," jawabku.
"Jangan bohongi hatimu," katamu lagi.

Kau pungut sehelai daun kering.
Lalu berdiri di hadapanku...

"Dia sudah kering, dia sudah usai
tetapi, dia pernah teduhkan jalanan ini..."

"Maksudmu ?" tanyaku.

Tak kau jawab tanyaku itu,
Kau terbangkan daun itu,
dia pun melayang lembut...












#KopiSore
Anggie D. Widowati

Friends, Me in Uniform

Good Eve, Everyone! somedays ago was really windy in my town and it made my hair really bad. -,-" when I wrote this blog, I am really sick. I have a headache. hope I will get well soon. :)
Here, I share u my photos with my friends with school uniform!


with my friends, from left to right! Theda, Junita, Me, Addin, Tata, and Indhira.





This is my task in Indonesia subject. I hate Indonesia's teacher because he was really weird. -,-"


He is my friend, Helmi :)



these photos took place inside tennis field. From Left to Right: Me, Claudia, Yuko, and Ima :)


From Left to Right: Me, Yuko, Ima and Tina.


I took this picts, when I have outdoor lesson. the subject is biology and I and my friends studied in SMASA Forest (Not really big forest inside my school). the one who wore dark blue and white veil was my teacher, Mrs. Endang.

Well, I don't know I have some problems with my internet connection so I got some bad upload photos. -,-"
do u know why? n what should I do so my internet connection is not getting trouble again and I haven't any bad upload again? gimme some ideas folks.. :)

Jumat, 27 Januari 2012

To Love You More and More

by Kumud Biswas
 
To quench my thirst to love you more
This one short life is not enough, my love.
You have occupied my entire heart
It seems the heaven is not far
But why can’t it be till eternity?
With an eternal spring
Like a cup you have filled my soul to the brim
With your overflowing beauty
You have filled all my time
And emptying your heart
You pour so much love!
When we look at each other
Thousand lights illumine our eyes!
Here we flow side by side
Why can’t we flow as a single stream?

You have come like a shower in rains
And made my life green
You are my pole star
In darkness I cannot lose my bearing
Touching my heart to your heart
With love overflowing
Now you are in my arms
You have permeated my entire being
Yet I feel I am not yet full
If I have reached the heaven
Why can’t I remain thus till eternity?

bunga








www.boloji.com

Kamis, 26 Januari 2012

SAH ?!



 FollowTwitSadah@FahrieSadah








Sah?” Seru Pak Penghulu.

Saaaah..!!” Jawab para saksi dan semua hadirin.

Sambil mengusap wajah masing-masing, kami mengucap, “Alhamdulillah..!”  

Rasanya begitu nyata, detik ini statusku berubah. Aku bukan lagi Dodi si bujang lapuk! Tidak ada lagi yang akan menghinaku, mengataiku tak laku-laku. Dan siapa sangka? Dina, gadis idaman pemuda se-Jagarosa. Mulai dari mahasiswa hingga eksekutif muda menggilainya, toh akhirnya jatuh ke pelukan-ku, si pengembala kerbau dari kubangan Jagarosa!

Mana mungkin Dina menolak arjuna yang datang menunggang kerbau!” Kataku sambil menepuk dada. 

Dina tersenyum menyeringai medengar ocehan orang-orang. Sambil menggandeng lengan legamku, ia mengedipkan mata, siapapun pasti mengerti akan isyarat itu.

Selamat ya.. semoga lenggeng
Wah, beruntung banget si Dodi!
Iya, tapi musibah buat Dina..

Para jejaka melirik sinis lewat ujung mata, mata-mata itu gengsi takut ketahuan sedang sirik, namun kepalan tangan mereka tidak bisa bohong. Aku serasa seperti pahlawan, senyumku menyaingi matahari, pikatku mengalahkan Messi, langkahku elegan seperti mersi. 

Dan yang paling bahagia adalah Ibu. Hari ini ibu kelihatan sangat..klasik, mungkin lebih tepatnya lagi kuno. Tapi ibu punya alibi, kebaya 30 tahun lalu itu tidak pernah ibu pakai lagi semenjak bapak meninggal. Dan hari ini, ibu merasa lebih hidup dengan kebaya itu! Seperti ter-rewind ke masa silam, saat ijab Kabul dengan almarhum bapak. Ibu berlari kecil kesana kemari sambil terus membagikan kueh ‘rom-rom’ buatannya ke semua orang. Persis seperti seorang gadis yang sedang merayakan hari ulang tahunnya. Ibu ingin berbagi bahagia, satu bebannya telah hilang.

Tapi rupanya alam tidak merestui, tiba-tiba angin bertiup kencang. Tenda-tenda pesta rubuh seketika. Orang-orang-pun panik, berlari tak tentu arah. Kueh ‘rom-rom’ ibu beterbangan ke angkasa, dan yang paling parah..Dina lepas dari genggamanku! “Dina.. Dina! Dimana kamu??” Teriakku sambil celingukan kiri kanan.

Aku sangat kebingungan, berputar-putar seperti gasing, dan Dina tidak kunjung ketemu. Akhirnya hujan turun, semakin deras, dan sepertinya akan banjir. Air sangat cepat meninggi, aku kelelep sambil terus menyebut nama Dina.
Dina, kita sudah sah! Sah, sah, sah, sah! Saaaaaah! Saaaaabblebblebblebbleb…” 

Aku tenggelam, dan sebuah kapal menabrakku hingga aku tersentak dan terlempar ke sebuah jurang.

Buuuk!

Hah..hah.., kok aku belum mati? Dina..Dina mana?! Oh, pinggangku..” 

Aku ngos-ngos-an. Butuh sekian detik untuk sadar, bahwa aku sedang tergeletak di lantai, bahwa aku baru saja jatuh dari ranjang, bahwa kasurku basah semua, bahwa Ibu sedang melotot ke arahku sambil memegang bantal guling dan bersiap-siap memukulku dengan bantal itu.

Sah..sah..sah! Apanya yang sah? Dari tadi ibu siram pake air ngak bangun-bangun! Ditimpuk pakai bantal guling sampai jatuh baru bangun! Noh, si kebo dah kelaparan, kasih makan sana! Jangan tidur mulu! Dasar pemalas! Gimana mau dapat jodoh!” Rentet ibu panjang kaya pengunguman diskon pasar kaget.

Rupanya hanya mimpi..” Gumanku pelan.

Itu  di atas meja ada kueh ‘rom-rom’ untuk sarapan, ibu mau ke pasar” Teriak ibu sebelum menutup pintu depan. 

Aku bangkit dari kasur dengan memikul berton-ton rasa malas, “Minimal kue ‘rom-rom’ buatan ibu sudah jadi kenyataan!!” Sahutku dan langsung dibalas oleh dentuman pintu, ‘Buummm!”.

Note: 476 kata (Nyumbang FF di hari terakhir Kontes FF Mbak Wangi, hehe..)


Rabu, 25 Januari 2012

Kecupan Kasih Sayang

sayang anakPermata hati Senyumku - Assalamu'alikum, kabar hari dalam lindungan allah dzat sang pengasih yang tak pilih kasih.
Banyak diantara Orangtua mengasihi (mengungkapkan rasa kasihsayang) terhadap sang buah hatinya. Islam Agama yang sempurana melalui kisah Rosul-nya banyak memberikan teladan dalam hal ini...

Allah SWT. telah menciptakan rasa yang dengan-nya kita dapat salurkan dan pergunakan dalam hal baik yang diridoi oleh Allah SWT.

Al-Imam Abu Hurairah RA. meriwayatkan: “Aku pernah melihat Rasulullah saw. sedang menggendong Husain as. sembari berkata, ‘Ya Allah, sung-guh aku mencintainya, maka cintailah dia !

Banyak hal yang bisa menggambarkan rasa kasihsayang, terutama kasih sayang terhadap sang buah hati...
Satu contoh yang Rosulullah S.A.W berikan adalah mencium anak-anak. Bahkan beliau mencela orang yang tidak pernah mencium anak-anaknya.

Kisah-kisah tentang ini bukan hanya satu dua. Di antaranya dituturkan oleh shahabat yang mulia, AbuHurairah radhiallahu ‘anhu:

قَبَّلَ رَسُولُ اللهِ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْحَسَنَ بْنَ عَلِيِّ وَعِنْدَهُ الأَقْرَعُ بْنُ حَابِسِ التَّمِيْمِي جَالِسًا، فَقَالَ الأَقْرَعُ : إِنَّ لِيْ عَشْرَةً مِنَ الوَلَدِ مَا قَبَّلْتُ مِنْهُمْ أَحَدًا . فَنَظَرَ إِلَيْهِ رَسُولُ اللهِ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثُمَّ قَالَ: مَنْ لاَ يَرْحَمْ لاَ يُرْحَمْ.

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah mencium Al-Hasan bin ‘Ali, sementara Al-Aqra’ bin Habis At-Tamimi sedang duduk di sisi beliau. Maka Al-Aqra’ berkata, “Aku memiliki 10 anak, namun tidak ada satu pun dari mereka yang kucium.” Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memandangnya, lalu bersabda, “Siapa yang tidak menyayangi, maka dia tidak akan disayangi.” (Shahih, HR. Al-Bukhari  dan Muslim )

Para ulama menjelaskan bahwa ucapan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ini umum, mencakup kasih sayang terhadap anak-anak maupun selain mereka.

Rasulullah saw., dalam pergaulannya dengan anak-anak, baik cucunya maupun anak-anak lain, senantiasa menunjukkan kasih-sayangnya secara seimbang. Hal yang sangat menonjol dalam pergaulannya terhadap anak-anak adalah senantiasa membahagiakan mereka. Manifestasi perwujudan kasih sayang beliau adalah dalam bentuk penghargaan ataupun teguran halus ataupun hukuman sesuai dengan usia dan keadaan si anak. Penghargaan yang diberikan oleh Rasulullah pun tidak hanya dalam bentuk hadiah berupa materi semata, seperti kurma, misalnya; tetapi kecupan, belaian, dan pelukan. Rasulullah pun tidak segan-segan memberikan hukuman terhadap anak ketika melakukan kesalahan, dalam bentuk teguran halus ataupun hukuman fisik sesuai dengan usia dan kondisi si anak.

Assaidah Aisyah ra. bertutur sebagai berikut:
Pernah datang beberapa orang Badui menghadap Rasulullah dan bertanya, "Apakah engkau suka mengecup (mencium) anak-anakmu? Beliau menjawab, "Ya." Mereka kemudian berkata, "Tapi, demi Allah, kami tidak pernah mengecup anak-anak kami." Rasulullah lalu bersabda, "Aku tidak punya daya apa-apa bilamana Allah telah mencabut rasa kasih sayang dari dalam hatimu." (HR al-Bukhari dan Muslim).

Anak adalah aset generasi mendatang yang sangat berharga, karena di tangan merekalah tergenggam masa depan umat.

Oleh karnanya Islam mengajarkan kepada para orangtua untuk memberikan pengertian, pemahaman, dan pembiasaan dalam rentang waktu yang cukup panjang dengan penuh kasih sayang.

Jangan kau berberat hati untuk mengungkapkan kasih sayang dengan pelukan dan ciuman kepada anak-anakmu.


Wallahu a'lamu Bisshowaab
     Semoga bermanfa'at

Selasa, 24 Januari 2012

Apa Prioritas Kita?


Dalam kehidupan kita, harus ada prioritas-prioritas yang mesti dijaga. Demikian halnya dalam ranah fiqih. Fenomena yang jelas terlihat di tengah masyarakat saat ini, begitu marak dan megahnya kegiatan-kegiatan yang bersifat hiburan, sedangkan kegiatan keilmuan semakin sedikit. Lihat saja antusiasme masyarakat menghadiri nonton bola bareng atau konser band tertentu, dan bandingkan dengan kegiatan-kegiatan keilmuan seperti pengajian, ceramah atau seminar.

Syeh Yusuf Qardawi memberi batasan prioritas, yaitu dengan menempatkan sesuatu sesuai kedudukannya وضع كل شيء في مرتبته) ( .

Sebagai contoh nyata (waqi’), ada orang kaya yang zakat nya rajin, tetapi shalatnya masih bolong-bolong. Ia merasa sebagai dermawan yang rajin zakat, banyak sedekah ke mesjid, haji berkali-kali. Sehingga ia beranggapan bahwa ia tidak perlu shalat lagi. Atau sebaliknya, ada orang yang shalatnya sangat rajin, tetapi menyisihkan hartanya untuk zakat atau menunaikan haji sangat berat, padahal ia mampu.

Abu Bakar r.a. pernah berkata:
لأقاتلنَّ مَن فرّق بين الصلاة والذكاة  
(Sungguh, saya akan memerangi siapapun yang memisahkan antara kewajiban shalat dan zakat)

Kasus di atas adalah bukti penempatan prioritas yang sangat keliru. Shalat dan zakat,keduanya adalah wajib (asas) yang harus ditunaikan. Tidak ada pilihan ataupun prioritas dalam ibadah yang sama-sama fardhu. Terlebih lagi, bila kita memprioritaskan ibadah yang hukumnya sunnah di atas yang fardhu!

Contoh nyata yang lain, hari ini kita terseret jauh dalam labirin Ghauzul Fikr (perang pemikiran) yang di lemparkan oleh musuh-musuh Islam. Sehingga kita terlalu banyak menghabiskan waktu untuk saling berdebat soal-soal khilafiah dalam agama. Kita terlena dengan ego masing-masing dengan merasa pendapatnya paling benar. Kita stuck pada level debat terbuka ini, sementara mereka (musuh islam) sudah mencapai level produktivitas. Akhirnya, saat mereka berlomba-lomba dalam berkarya, kita juga berlomba-lomba dalam mengkonsumsi karya mereka (hedonisme).

Inilah yang kerap membuat hati geram, seharusnya kita mendahulukan yang Ushuluddin(asas-asas dalam agama) dalam kehidupan kita, jangan malah saling mencaci hanya untuk perkara furu’uddin (cabang dalam agama)! Mana contoh perkara furu’uddin? Shalat tarawih (kenapa terus berdebat tentang bilangannya, toh shalat tarawih ini sunnah (cabang) bukan wajib (asas) hukumnya?!)

Banyak contoh yang lain, hanya saja yang ingin kita gariskan di sini, mari kita ‘naik kelas’, tidak usah lagi banyak berdebat, karena debat hanya menimbulkan perpecahan, mari kita banyak berbuat. Dalam Islam ada landasan Fiqh Prioritas (Fiqh Aulawiyah), kenapa kita tidak mulai menempatkan sesuatu sesuai prioritasnya?

Tabek,-

Minggu, 22 Januari 2012

Untukmu Yang Selalu Kunanti

Jalan Jalan Keliling Dunia Nyangkut Di Negri Tetangga | DuDung.Net . . . eeeh dapet Yg Unik Di Sana, Yoook Kita Baca Oleh-olehnya

* * Untukmu Yang Selalu Kunanti...
Jika lelah yang kurasa sekarang, aku yakin kau juga merasakannya. Lelah menantimu. Lelah menanti janji Allah untuk segera mempertemukan kita dalam kesempatan untuk menggenapkan separoh dari agama ini. Lelah… dan teramat lelah….!!!!

Itulah yang sekarang kurasakan. Lelah untuk tetap menjaga hati dan iman ini. Lelah untuk istiqomah menanti hingga janji Allah tiba. Lelah untuk tetap tersenyum dalam menghadapi setiap pertanyaan..

“Kapan menikah…..?” 

Di tengah kelelahan itu, izinkan aku sekedar melukiskan kekeluan hati yang sulit terucap dengan lisan. Dan izinkan pula aku sedikit mengutip surat cinta dari Allah, sebagai kewajiban kita untuk saling mengingatkan dalam hal kebaikan dan kesabaran…

Perempuan-perempuan yang keji untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji untuk perempuan-perempuan yang keji (pula), sedangkan perempuan-perempuan yang baik untuk laki-laki yang baik, dan laki-laki yang baik untuk perempuan-perempuan yang baik (pula). Mereka itu bersih dari apa yang yang dituduhkan orang. Mereka memperoleh ampunan dan rezeki yang mulia (syurga) (QS An-nur : 26)”

Huuf….!!!!

Lega rasanya, bisa sedikit menyampaikan ini. Meski jika boleh sedikit jujur, kutulis petikan firman Allah itu hanya sekedar menghibur hatiku yang ter-amat lelah. Menghibur hatiku yang terkadang perih melihat kebahagiaan temanku atau  bahkan yang usianya di bawahku telah mendapat izin Allah untuk melangsungkan pernikahan. Hatiku yang terkadang iri melihat temanku melahirkan anaknya dan terasa lengkap sudah dirinya diciptakan sebagai seorang perempuan. Yang telah berkesempatan untuk menjadi seorang ibu.

Lelah…!!! Dan teramat lelah….!!!!

Untuk sebuah penantian yang aku sendiri tidak tahu kapan berakhirnya. Selaksa doa yang terus terlantun seakan menjadi arang untuk mengobarkan asa. Sebuah harapan untuk segera menemui hari yang paling membahagiakan. Ya… Hari pernikahan. Hari dimana kita bisa menunpahkan segala rasa cinta yang ada dengan halal dan penuh ridha Allah.

Sekilas, hatiku tersenyum kecil saat membayangkan hal itu... Tapi, senyum itu terpaksa harus ku tepis karena kenyataan saat ini masih jauh dengan sebuah harapan yang ada. Sebuah kenyataan ternyata kau belum ada di depanku. Belum datang untukku. Meski aku tahu, kau telah dipersiapkan Allah untukku.

Aku tidak tahu kenapa sampai sekarang Allah belum mempertemukan aku denganmu. Padahal, doa dan usaha tak pernah berhenti menghiasi langkahku. Usaha untuk menyempurnakan ikhtiar dan doa untuk menggenapkan tawakal. Semuanya telah kulakukan.

Yah… tapi kembali lagi mau tidak mau aku harus berkompromi dengan semua ketetapan Allah. Meski aku telah meminta dengan sepenuh harap, Allah tidak akan pernah memberikan apa yang aku inginkan. Tapi Allah hanya memberikan apa yang aku butuhkan. Meski berulang kali hati kecilku mengatakan bahwa aku telah siap untuk menikah, Tapi, hanya Allah yang jauh lebih tau tentang kesiapan diriku daripada diriku sendiri.

Telah berulang kali datang di hatiku orang yang kusangka dia adalah dirimu. Mencoba memasuki hati dan mencoba mengambil tempat yang kuperuntukkan untukmu. Tapi, berulang kali juga mereka harus keluar dan mengaku kalah karena berbagai sebab. Dan sekarang, ternyata aku masih menunggumu. Menunggu kedatangan seseorang yang aku sendiri belum tahu siapa dirimu.

Lelah… dan teramat letih…!!!

Jika aku mengucapkan satu kata. “MENUNGGU”

Penantian yang aku sendiri  juga belum tahu kapan berakhirnya. Sedangkan di sekitarku, telah banyak pemandangan indah yang kulihat. Ibu-ibu muda yang usianya di bawah umurku telah sempurna menjadi seorang perempuan dengan melahirkan buah hati mereka yang lucu-lucu. Kembali lagi hatiku harus menjerit dalam Tanya 

“Kapan tiba waktunya untukku…..?” 

Menjalani hidup sebagai seorang istri, sebagai seorang ibu rumah tangga dan menjalani fitrah seorang perempuan sebagai seorang “IBU” bagi buah hatiku.

Selaksa doa dalam sujud harap tak pernah lekang di tiap sepertiga malam terakhirku. Mencoba mengadu pada tiap doa yang terlantun. Mencoba mengiba dalam tiap tangis yang terus membasahi sajadah. Dan Mencoba bertanya dalam heningnya istikharah.

“Dimana dia ya Allah….???? Seorang laki-laki yang telah kau janjikan untukku. Seorang laki-laki sebagai penyempurna agamaku, penjaga ketaatanku sekaligus penggenap langkah dakwahku….??????”

Lelah… dan teramat letih…!!!

Jika hati ini mencoba mengeja setiap rencana Allah. Tapi satu keyakinan yang akan terus membuatku tersenyum di tengah hati yang semakin lelah. Janji Allah mungkin tidak datang dengan “SEGERA”. Tapi akan selalu datang dengan “PASTI”. Seperti apa yang telah Allah janjikan dalam surat An-Nur : 26. Sekarang, aku memang tidak tahu siapa dirimu dan dimana keberadaanmu. Tapi aku yakin, kau akan dipertemukan Allah denganku saat masing-masing kita telah baik di mata Allah.

Jika aku menginginkan kau seorang yang baik dimata Allah, maka izinkanlah aku untuk selalu memperbaiki diriku dengan kebaikan sesuai ketentuan Allah.

Jika aku menginginkan kau memberikan cintamu hanya untukku, maka izinkan mulai sekarang aku menjaga hati dan cinta ini hanya untukmu.

Jika sekarang aku menginginkanmu menjaga akhlak dan pandanganmu untukku, maka, izinkanlah mulai sekarang aku menjaga akhlak dan pandanganku hanya untukmu.

Sehingga, ketika telah tiba waktunya bagi Allah untuk mempertemukan kita, indahnya cinta yang terbingkai dengan syurga pernikahan akan menjadi penggenap separoh dari agama ini.

Jika aku boleh jujur, penantian panjang ini layaknya malam yang semakin gelap dan pekat. Hanya cahaya iman dan sabar yang akan menjadi penerang. Tapi aku yakin, malam yang semakin gelap dan pekat itu, tidak akan berlangsung selamanya. Karena semakin waktu berangkat jauh membawa gelapnya malam, semakin dekat pula waktu menuju pagi dengan sambutan mentari yang cerah.

Ya… di saat pagi itulah Allah akan mempertemukan kita sesuai janji-Nya. Pagi yang cerah dengan sapaan mentari yang ramah. Bersama kidung cinta yang akan terus terlantun membawa nyanyian syurga yang Allah turunkan untuk kita. Gerbang pernikahan yang indah dengan hiasan bunga ridha dan restu dari Allah.

Insya Allah akhi…

Waktu itu pasti akan datang bersama izin dari Allah.

Entah kapan, aku sendiri juga belum tahu. Biarkan Allah yang merenda ini dengan indah. Antara harapan dan kenyataan, ada jarak dan waktu. Jarak itu bisa satu centimeter, bisa juga satu kilometer. Atau bahkan lebih. Waktu itu bisa satu hari atau bisa juga satu tahun. Atau bahkan lebih. Dan di dalam jarak dan waktu itulah, kita isi dengan kesabaran dan doa. Sabar bukan berarti diam. Sabar bukan berarti pasiv. Sabar bukan berarti hanya duduk menunggu. Tapi sabar adalah ekspresi usaha tanpa henti. Ayunan langkah kaki untuk terus berikhtiar meraih apa yang Allah janjikan. Jodoh memang mutlak kekuasaan Allah. Jodoh memang ada di tangan Allah. Tapi, kalau kita tidak berusaha menjemputnya, akan terus di tangan Allah. Tidak akan pernah sampai di tangan kita. Biarkan aku mencoba menjemputmu dengan memperbaiki diri. Biarkan aku menantimu dengan memperbaiki iman. Biarkan aku menunggumu dengan terus melangkahkan kaki semampuku dalam usaha dan ikhtiar.

Akhi….

Di tengah lelahnya hati ini, izinkan aku tetap menunggu dengan iman yang tak pernah surut. Meski kadang godaan rasa putus asa terus menghinggap di hati. Aku hanya perlu menyandarkan cinta dan harapan pada Allah. Karena, menyandarkan harapan pada manusia hanya akan menemui kekecewaan. Biarkan penantian yang aku sendiri belum tahu kapan berakhirnya ini menjadi ladang ibadah yang disediakan Allah untukku. Dan orang-orang yang sedang menanti sepertiku.

 Terus perbaiki diri akhi….

Aku masih setia menantimu.

love

Semoga Bermanfa'at

Sabtu, 21 Januari 2012

Just what you're worth..

Hey readers, (is there any?)..
Just a quick post about what I've been through lately. About how I mess up my life and how then I inevitably enjoy it. Taking care of my own concern that previously, so little time I have to manage. I start focusing on my own goals and dreams, and do it with my way. About how I love hanging around alone lately without any interference from others. About how my life trapped in such a black and white circumstance. If it's not black and white, then it's blurred. Frozen time, sometimes, or either up in flame.. In the end we'll remember how important black and white is, for they are a part of colors, of life.. Just what they're worth.



Current playlist:
U.F.O - Coldplay
Thank you Coldplay for being my most loyal friend.
Gute nacht!

Jumat, 20 Januari 2012

( CS ) : Lelaki tua itu sudah tiada

Andai saya tahu, mungkin saja esok matahari tak kembali lagi dan saya cuma punya waktu hari ini. mungkin, itu juga alasan mengapa saya selalu merindunya. Saya selalu  merasa khawatir ditinggalkan waktu,belum banyak yang kuperbuat tuk kebaikan di kehidupan ini.

Juga yang namanya cinta ,kemana cintaku yang dulu yang pernah ada ,apakah cinta yang dulu itu sudah lama pergi,,ntahlah saya tidak ingin hanya merasakan sayang ,yang kubutuhkan juga rasa cinta hanya untuknya. seperti yang  kurasakan saat ini hanya hal sederhana, tetapi entah mengapa  tak habis-habisnya ia menyesaki sudut-sudut yang namanya hati.terkadang, memang selalu ada saat saat seperti saat ini, hmmm,,merindu tak beralasan.

Sudah tidak sepantasnya saya bermelow2,,lihatlah diluaran sana ,betapa banyaknya kehidupan nyata yang penuh penderitaan,,seperti kejadian sore kemarin.

Sudah beberapa bulan ini saya melihat seorang lelaki tua hidup sebatang kara di pasar itu, tinggal di pojokan selasar ruko kosong di samping trotoar, dijalan yang sering kulalui kalau kekantor. Tubuhnya dekil, perutnya selalu kempis, matanya cekung seolah-olah ingin mengatakan sesuatu. Dia tak pernah sekalipun kudengar bicara. Hanya matanya yang seolah ingin mengatakan sesuatu,

Entah oleh sebab apa, sore kemarin ia ditemukan mati. Ketika sepulang dari kantor, kulihat kerumunan para pedagang pasar itu yang hanya Cuma bisa melihat,jasad tua renta tak ada siapa siapa sebatang kara. Di sampingnya kulihat sekotak kardus berisi lembaran ribuan, Saya hanya menerka, uang itu dari siapa dan kemudian untuk apa. Di kesehariannya, belum pernah sekalipun kulihat ia menengadahkan tangan, mencoba mengharapkan sedekah. Mungkin saja untuk ongkos orang yang rela mengeluarkan keringat karena akan mengangkat jasadnya kelak, atau mungkin saja untuk tukang gali kubur nantinya, ntahlah saya hanya menerka2.

Beberapa hari yang lalu, sebelum mati, kulihat nasi bungkus itu tak di sentuhnya masih utuh beserta kantung kreseknya, ya selama ini setiap sepulang kerja kusempatkan hanya sekedar meletakkan sebungkus nasi disampingnya,karena ia memang tak pernah berbicara ,Sudah tiga hari juga kulihat dia berdiam ,bergerak dari tempatnya pun tidak. Lelaki tua itu hanya tidur melingkar, menghadap ke jalanan. Dan itu jadi pertanda pertemuan terakhir saya dengannya.


Hikmahnya yang saya temui dari nasib si lelaki tua.

  • jangan terlalu berlarut dalam kesedihan tentang cinta dan tentang rejeki yang selalu dianggap kurang, karena ada orang yang lebih sedih alias "miskin papa"..seperti pengemis yang tidur di pinggir jalan setelah bangun ia harus menghadapi kenyataan bahwa ia itu tidak bisa apa-apa.. saya sangat beruntung karena saya bukanlah salah satu dari mereka.
  • cintailah orang tua kita selama hidupnya, Jangan tunggu menyesal nanti.. Karena hidup itu ga ada yang akan abadi....
  • selagi masih ada kesempatan hidup,saling berbagi dan berbuat baiklah kepada sesama..


sumber dari sini 

Al Kahfi berpartisipasi dalam 'Saweran Kecebong 3 Warna'  yang didalangi oleh Jeng Soes - Jeng Dewi - Jeng Nia, disponsori oleh Jeng Anggi, Desa Boneka dan Kios 108.