Jumat, 20 Januari 2012

( CS ) : Lelaki tua itu sudah tiada

Andai saya tahu, mungkin saja esok matahari tak kembali lagi dan saya cuma punya waktu hari ini. mungkin, itu juga alasan mengapa saya selalu merindunya. Saya selalu  merasa khawatir ditinggalkan waktu,belum banyak yang kuperbuat tuk kebaikan di kehidupan ini.

Juga yang namanya cinta ,kemana cintaku yang dulu yang pernah ada ,apakah cinta yang dulu itu sudah lama pergi,,ntahlah saya tidak ingin hanya merasakan sayang ,yang kubutuhkan juga rasa cinta hanya untuknya. seperti yang  kurasakan saat ini hanya hal sederhana, tetapi entah mengapa  tak habis-habisnya ia menyesaki sudut-sudut yang namanya hati.terkadang, memang selalu ada saat saat seperti saat ini, hmmm,,merindu tak beralasan.

Sudah tidak sepantasnya saya bermelow2,,lihatlah diluaran sana ,betapa banyaknya kehidupan nyata yang penuh penderitaan,,seperti kejadian sore kemarin.

Sudah beberapa bulan ini saya melihat seorang lelaki tua hidup sebatang kara di pasar itu, tinggal di pojokan selasar ruko kosong di samping trotoar, dijalan yang sering kulalui kalau kekantor. Tubuhnya dekil, perutnya selalu kempis, matanya cekung seolah-olah ingin mengatakan sesuatu. Dia tak pernah sekalipun kudengar bicara. Hanya matanya yang seolah ingin mengatakan sesuatu,

Entah oleh sebab apa, sore kemarin ia ditemukan mati. Ketika sepulang dari kantor, kulihat kerumunan para pedagang pasar itu yang hanya Cuma bisa melihat,jasad tua renta tak ada siapa siapa sebatang kara. Di sampingnya kulihat sekotak kardus berisi lembaran ribuan, Saya hanya menerka, uang itu dari siapa dan kemudian untuk apa. Di kesehariannya, belum pernah sekalipun kulihat ia menengadahkan tangan, mencoba mengharapkan sedekah. Mungkin saja untuk ongkos orang yang rela mengeluarkan keringat karena akan mengangkat jasadnya kelak, atau mungkin saja untuk tukang gali kubur nantinya, ntahlah saya hanya menerka2.

Beberapa hari yang lalu, sebelum mati, kulihat nasi bungkus itu tak di sentuhnya masih utuh beserta kantung kreseknya, ya selama ini setiap sepulang kerja kusempatkan hanya sekedar meletakkan sebungkus nasi disampingnya,karena ia memang tak pernah berbicara ,Sudah tiga hari juga kulihat dia berdiam ,bergerak dari tempatnya pun tidak. Lelaki tua itu hanya tidur melingkar, menghadap ke jalanan. Dan itu jadi pertanda pertemuan terakhir saya dengannya.


Hikmahnya yang saya temui dari nasib si lelaki tua.

  • jangan terlalu berlarut dalam kesedihan tentang cinta dan tentang rejeki yang selalu dianggap kurang, karena ada orang yang lebih sedih alias "miskin papa"..seperti pengemis yang tidur di pinggir jalan setelah bangun ia harus menghadapi kenyataan bahwa ia itu tidak bisa apa-apa.. saya sangat beruntung karena saya bukanlah salah satu dari mereka.
  • cintailah orang tua kita selama hidupnya, Jangan tunggu menyesal nanti.. Karena hidup itu ga ada yang akan abadi....
  • selagi masih ada kesempatan hidup,saling berbagi dan berbuat baiklah kepada sesama..


sumber dari sini 

Al Kahfi berpartisipasi dalam 'Saweran Kecebong 3 Warna'  yang didalangi oleh Jeng Soes - Jeng Dewi - Jeng Nia, disponsori oleh Jeng Anggi, Desa Boneka dan Kios 108.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar