Tampilkan postingan dengan label CinTA Sadah. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label CinTA Sadah. Tampilkan semua postingan

Kamis, 27 September 2012

Nutrisi Cinta


Cinta yang melibatkan jiwa dan fisik bila tidak dipersatukan bisa menyebabkan penyakit akut yang bisa merenggut nyawa. Maka jangan heran bila ada tragedi memilukan seperti kisah Qais dan Laila dalam Laila Majnun, ataupun Romeo dan Juliet. Di era modern seperti sekarang justru lebih tragis lagi, cinta yang tidak kesampaian ini banyak berakhir di tali gantungan, tepi jurang, rel kereta api, atau di atas dipan dengan mulut berbusa selepas menenggak baygon! Miris, perih memang.


Seperti rasa lapar yang melanda, bila tidak makan raga bisa mati lemas. Maka nutrisi yang tepat bagi cinta jiwa dan fisik ini adalah sebuah ikatan suci yang bernama pernikahan. Cinta yang tidak direstui, cinta yang tidak berujung, atau cinta yang bertepuk sebelah tangan harus secepatnya dihilangkan dari jiwa. Molekul-molekul cinta yang meletup-letup tanpa kendali bisa memutuskan akal dan pikiran sehat, jadi secepatnya harus diobati secara arif dan bijaksana. 

Iman di dalam dada adalah navigator akurat yang mampu mengelola dan mengendalikan perasaan cinta. Saat cinta diterima dan direstui, Iman akan memberi sinyal akan batasan-batasan-nya hingga tidak melebihi cinta kepada pemilik cinta hakiki, yaitu Allah Swt. Dan bila cinta tidak berbalas atau tidak direstui, Iman pula yang memberi penguatan dan penyadaran agar cinta itu bisa terkikis habis, dan siap menerima atau diterima oleh cinta berikutnya.

Ya, yang kita bicarakan adalah cinta jiwa dan fisik. Bukan cinta yang hanya melibatkan jiwa, seperti cinta pada orang tua atau cinta pada anak. Bukan pula cinta yang hanya melibatkan fisik, seperti hasrat dan libido saat melihat lawan jenis yang berpenampilan sexy. Ini adalah cinta jiwa dan fisik, cinta yang direstui oleh Rasulullah Saw dengan jalan pernikahan, Rasulullah bersabda; “Tidak ada yang lebih baik bagi mereka yang sudah saling jatuh cinta kecuali pernikahan.”

Ini pula, cinta yang dimanfaatkan oleh syaitan untuk menuai dosa demi dosa bila tanpa ikatan nikah. Syaitan sangat benci pada pasangan yang akan menikah, syaitan akan senantiasa menghembuskan ke-ragu-raguan pada jiwa-jiwa pasangan yang ingin menikah, menebar ketakutan-ketakutan yang kemudian disebut sebagai sindrom pranikah oleh kalangan psikolog.

So… Jangan ragu untuk menikah ya.., Jangan kalah oleh Syaitan ya.., Sob! Hehe ^^



Fahrie Sadah
http://jabanahsadah.blogspot.com

Kamis, 20 September 2012

Doaku untukmu Sayang ..


Satu lagu untuknya...



Kau mau aku apa, pasti kan ku beri
Kau minta apa, akan ku turuti
Walau harus aku terlelap dan letih
Ini demi kamu sayang
*courtesy of LirikLaguIndonesia.Net
Reff:
Aku tak akan berhenti
Menemani dan menyayangimu
Hingga matahari tak terbit lagi
Bahkan bila aku mati
Ku kan berdoa pada Ilahi
Tuk satukan kami di surga nanti

Tahukah kamu apa yang ku pinta
Di setiap doa sepanjang hariku
Tuhan tolong aku, tolong jaga dia
Tuhan aku sayang dia

Repeat reff
(Tuhan tolong aku, jaga jaga dia
Tuhan ku pun sayang dia)

Repeat reff


Mello sesion,
http://jabanahsadah.blogspot.com/
 

Minggu, 16 September 2012

Kau dan Doa-ku, Diaminkan Malaikat


Hadiah paling berharga adalah doa yang dipanjatkan kepada kita, tanpa sepengetahuan kita

Kadang kita tidak sadar, bahwa dibalik kesuksesan kita ada doa orang-orang di sekeliling kita. Bisa orang tua kita, suami atau istri, saudara, guru, teman, bahkan saudara se-iman yang tidak kita kenal. Parahnya, kita dengan bangganya merasa jika setiap inci dari kesuksesan yang kita raih adalah hasil kerja keras kita semata.. sombong, angkuh, merasa paling pintar, dan sikap arogan lainnya. 

Buntutnya sering kali berwujud sikap merendahkan orang lain. Padahal, bukan tidak mungkin.. orang yang kita rendahkan itu adalah salah satu dari orang yang selalu mendoakan kita..

Sob, kadang seorang teman dalam kondisi tertentu meminta kita untuk mendo’akannya; “Do’akan aku ya..”, “Do’anya donk..”, “Do’ain lah..” Sayangnya, bagi sebagian orang.. permintaan seperti ini terkesan dan dianggap seperti basa-basi saja. Padahal, ini adalah tradisi para sahabat Rasulullah yang patut kita pelihara eksistensi dan esensinya, mereka senantiasa saling mendoakan satu sama lain, bahkan dengan menyebut nama sahabatnya dalam doa khusus untuk-nya. 

Dan satu hal yang belum banyak diketahui, berdasarkan sabda Rasulullah Saw.. doa seperti ini akan diaminkan oleh Para Malaikat! Bayangkan, makhluk Allah yang suci, tidak memiliki hawa nafsu dan senantiasa selalu bertasbih memuji Allah ini akan mendoakan kita disetiap penghujung doa kita untuk orang lain, dengan mengatakan; 

آمين... وإياك!
(Aamiin, dan engkaupun mendapatkan apa yang ia dapatkan)


Diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Ummud Darda’ ra., bahwasannya Rasulullah SAW bersabda, “Doa seorang muslim untuk saudaranya yang dilakukan tanpa sepengetahuan orang yang didoakannya adalah doa yang akan dikabulkan. Pada kepalanya ada seorang malaikat yang menjadi wakil baginya, setiap kali dia berdoa untuk saudaranya dengan sebuah kebaikan, maka malaikat tersebut berkata `aamiin dan engkaupun mendapatkan apa yang ia dapatkan.’” (Shahih Muslim no. 2733)


Doaku malam ini.. Untukmu Ayah Bundaku, Kakek-Nenekku, Kakak Adikku, karib kerabatku, guru-guruku, sahabat-sahabatku, dan seluruh kaum muslimin, terutama ‘kau’ yang telah mengisi hatiku… 

“Ya Allah, terimalah taubat kami, ampunilah dosa-dosa kami yang lalu, sekarang maupun yang akan datang..  Anugrahkan kami kebahagiaan di dunia dan di akhirat kelak… Aaamiin ya rabbal ‘aalamiin..”


Syahdu,

Jumat, 31 Agustus 2012

Resep Spesial untuk ‘Dia’ yang Spesial

Story Behind this..

Kemarin si ‘dia’ yang sangat special dihatiku sempat nanya, “Makanan favorit abang apa sih?”
 
Gulai ikan sembilang..”, kataku.

Eh ternyata dia gak pernah tahu gimana ikan sembilang.. hehe.“Ikan apaan tuh bang??” Kayaknya dia bingung. 

Emang sih, setahuku ikan sembilang kalau di Aceh, adanya cuma di Langsa, Aceh Timur, sedangkan dia jauh dari langsa yang jaraknya sekitar 6 jam perjalanan. Itupun, belinya harus dibawah jam 7 pagi, kalau telat ikannya sudah mati dan kurang enak rasanya.

Sampai sekarang-pun, setiap pulang ke rumah nenek di langsa, pasti dibuatin gulai ikan sembilang yang super lezaaaat..! hmmm..

“Bang, minta resepnya donk?” 

“Iya dech, ntar abang maintain resepnya sama Bunda..”

“Janji ya Bang!”

“Iyeee..”

Untungnya Bunda-ku mau berbaik hati membagi resepnya, walaupun agak bingung juga sih soalnya banyak istilah aceh yang Bunda gak tahu apa bahasa indonesianya.. apalagi aku! Hehe..

Gulai Ikan Sembilang

“Bumbunya gak jauh beda dengan bumbu kari, dan takarannya dikit-dikit aja, gunakan feeling masak-mu”, kata bunda.

Bahan-bahannya :
1.    Ikan Sembilang
2.   Jintan
3.   Ketumbar
4.   Jeramaneh
5.   Jrang engkot
6.   Lada
7.   Sunti
8.   Bawang Merah
9.   Bawang Putih 
10.   Daun Teumerui
11. Ulee Santan
12.   Uu lhee
Cara masaknya! 

Bumbu-bumbu no 1 - 7 ditumis semuanya, lalu masukkan ikan sembilang yang sudah dipotong sesuai selera. Aduk sampai rata, biarkan sampai agak matang.

Trus, bawang merah dan bawang putih ditumis terpisah dan masukkan daun teumerui sampai wanginya semerbak.. hehe. Kalo kira-kira dan matang, jangan sampe angus! Campurkan dengan bumbu no 1-7 tadi.

Dan terakhir, masukkan ulhee dan santannya. Takarannya sesuai selera, pingin kental atau kurang kental. Kalau mau lebih encer masukkan air secukupnya.. Dan Gulai Ikan Sembilang-pun siap disantap!

Bingung ya Sob? Sama! Aku juga bingung sebenarnya, tapi demi si ‘dia’ yang spesial.. aku tuliskan resep special ini, hehe. Mudah-mudahan dia ngerti, dan berhasil masaknya..

Tanya sama Chef Google?? Udah kok.. ! Tapi, kenapa yang posting tentang ikan sembilang rata-rata blogger Malaysia ya? Jangan-jangan, memang asal masakan ini dari Malaysia.. Nih, ada beberapa gambar Gulai Ikan Sembilang yang aku curi dari dapurnya chef google.. hehe


Makanan Favorit-mu apa??? hehe..

Selamat menikmati .. 
http://jabanahsadah.blogspot.com/

Sabtu, 17 Maret 2012

Filosofi Semut (2); “Jembatan Cinta”


FollowTwitSadah@FahrieSadah

Sob, kita sambung tentang filosofi semut ya..

Kali ini tidak hanya bicara tentang kepintaran, namun lebih dari sekedar pintar, semut juga memiliki cinta kasih. Untuk mencapai tujuan bersama, semut rela berkorban untuk sesama..

Sebuah koloni semut mempunyai norma-norma yang mengatur kepentingan koloni, kepentingan bersama, kepentingan berjama’ah! Umat semut telah terbukti memiliki peradaban tinggi, arsitek handal yang telah berhasil membangun ‘istana’ dan ‘gedung pencakar langit’ sejak jutaan tahun yang lalu. Dan sungguh, mereka telah sukses menerapkan fiqih sosial dalam kehidupan ber-koloni-nya. Salah satu-nya tampak pada jembatan yang mereka bangun, aku menyebutnya.. ‘jembatan cinta’.

Bila perjalanan mereka terhalang oleh sebuah ‘jurang’ misalkan, atau inginkan sebuah ‘jalan pintas’ dan mereka merasa perlu sebuah jembatan sebagai penghubung, maka jadilah jembatan ini..

Gambaran sebuah toleransi..

Dari gambar di atas, kita bisa melihat bagaimana usaha keras mereka, saling berbegangan erat agar terbentuk jembatan yang kokoh.

Bentuk sebuah pengorbanan..

Renungkanlah bersamaku, bagaimana ‘jembatan hidup’ ini dibangun dengan pengorbanan sebagian semut terhadap semut yang lain… Apakah semut-semut yang berperan sebagai jembatan itu tidak merasa kesakitan saat semut-semut lain melintasi mereka?

Lukisan sebuah kesabaran..

Silakan lihat videonya di sini:

Melihat jembatan ini, kita akan menemukan toleransi, pengorbanan dan kesabaran. 
Jembatan ini, jembatan cinta..


Sampai di sini izinkan aku berhenti sejenak, untuk sekedar menarik nafas panjang.. Aku teringat sebuah Hadist Rasulullah Saw, yang berbunyi;

لا يؤمن أحدكم حتى يحب لأخيه ما يحب لنفسه
“Tidak sempurna iman seseorang, hingga ia mencintai saudaranya, sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri”


Semut telah mengamalkan Hadist Rasulullah di atas, 
bagaimana dengan kita?


Tabek,-

Kamis, 01 Maret 2012

Do’a di penghujung malam


Do’aku di penghujung malam
Hapus semua lukisan silam
Sambut senyum di ufuk timur
Karena Allah tidak pernah tidur

Aku percaya pada cinta..
Namun aku pasrah pada jodoh
Tetaplah mekar bunga berseri..
Meski kau jauh dari taman hati

Do’aku di penghujung malam
Untuk bahagiamu..

(Maret, 2012)


Jumat, 20 Januari 2012

Inilah Aku, Tanpamu

FollowTwittSadah@FahrieSadah

 Dulu, setiap hari menjelang tidur harus sms kamu; “Met bobo sayang. Aku kangen dan cinta banget sama kamu”. Masalahnya, Kalau aku lupa, sms kamu yang akan masuk duluan; “Sms-nya mana, Beb?” Tapi sekarang, Nokia-ku tertunduk malu setiap kupandang, seakan ikut merasa bersalah atas kesunyian ini. 

Dulu, jam 10 pagi pasti ada telpon dari kamu; “Lagi ngapain, Beb?”  Seperti biasa aku jawab dengan rasa dongkol; “Lagi kerja sayang, nanti aku telpon kamu jam makan siang ya?” Namun kini, inilah aku,tanpamu, sangat merindu.

Dulu, kamu sering bersamaku kapan saja dan kemana saja aku pergi. Tapi pagi ini, sudah tiga hari aku terbaring di rumah sakit akibat kecelakaan, kamu tidak kunjung datang. Ya, aku masih bisa tersenyum, karena kamu masih mau menulis sepucuk surat. Ohya, tadi suster yang menyampaikan suratmu sempat bertanya; “Mas, pacarnya ya? Cantik dan sopan sekali ya..”.

 Dengan tergesa aku membuka amplop itu, ternyata ada foto wisudamu. Ya Allah, kamu berhasil, Sayang. Dan sumpah! Kamu jauh lebih cantik dari yang suster tadi gambarkan! Sayang, aku pingin hubungan kita seperti dulu lagi, aku mau balik sama kamu.

Aku baca suratmu perlahan, ingin meresapi kehadiranmu di setiap hurufnya..

Assalamu’alaikum..
Masih boleh panggil beb ngak? Hehe, becanda Kak.
Maaf aku ngak bisa jenguk Kakak. Aku takut terjebak lagi dalam perasaan itu. Kakak kan tahu, saat kita pacaran, aku pinginnya selalu sama kakak. Ternyata yang Kakak bilang benar, aku harus bisa menyelesaikan masalahku sendiri, jangan selalu bergantung pada kakak!


 Dulu, setiap malam aku menunggu sms Kakak, aku takut kakak melupakanku. Sekarang, aku lebih banyak mengaji kalau malam. Ternyata, dengan membaca Al-Qur’an dan lebih dekat kepada Allah, tidak sulit melupakanmu, Kak.. hehe.


Dulu, setiap pagi aku kepikiran Kakak, padahal waktu itu aku lagi kuliah, selalu tidak sabar untuk bertemu kakak sepulang kuliah. Tapi sekarang, semenjak kita putus, aku lebih banyak ikut kegiatan positif di kampus. Aku juga kursus bahasa, Kak! Dulu kakak selalu mengolok-olok Bahasa Inggrisku, sekarang udah beda lho!


Masih ingat kalimat kakak sebelum kita berpisah? Waktu aku sedang menangis sejadi-jadinya, kakak bilang; “Suatu saat, kamu akan berterimakasih karena aku putusin!”Dan inilah hari itu, Kak. Aku berterimakasih, inilah aku, tanpamu. Mungkin kalau masih jadi pacar Kakak aku tetap seperti dulu, gadis yang bodoh, cengeng, gampang menyerah dan selalu bergantung sama orang lain.


Saat Kakak membaca surat ini, mungkin aku sudah di pesawat. Alhamdulillah, aku dapat beasiswa dari dari kampus untuk melanjutkan studiku di Amerika, do’akan lancar ya, Kak. Dulu, kakak juga bilang, “Jangan pernah ragu dengan cinta-ku! Hanya saja belum tiba waktunya”. Aku tidak pernah ragu, Kak. Kakak juga jangan ragukan cintaku ya!? Bila memang sudah tiba waktunya, segera lamar aku, tidak usah pacaran-pacaran lagi! Hehe..  


Moga cepat sembuh, semoga Allah menyertai usaha, do’a dan cinta kita..


“Suster..suster!”

“Ada apa, Mas? Kenapa teriak-teriak?” Tanya suster sambil lari-lari kecil ke arahku.

“Bantu saya, Sus. Ssh.. Saya mau sujud syukur..”



Note : 468 kata (Nyetor FF untuk Mbak Wangi, tapi udah telat sih ^^) 


By: http://jabanahsadah.blogspot.com/

Kamis, 29 Desember 2011

Pesan Nenek Tentang Cinta

Follow Sadah Twitter@IamSadah



Sadah :: Assalamu’alaikum..

Nenek :: Wa’alaikumsalam.. Nyak[1], Gimana kabarmu, baik-baik saja di sana?

Sadah :: Alhamdulillah baik, Nenek sehat?

Nenek :: Ya seperti biasa, masih kuat duduk-duduk di teras. Ujian sudah selesai? kapan pulang?

Sadah :: Do’akan keluar nilai bagus ya, Nek. Baru saja mau nulis tesis, jadi pulangnya sekitar 5 bulan lagi

Nenek :: Jangan lama-lama. Pulang cepat, trus cari jodoh di sini. Atau ada anak Aceh yang satu kuliah sama kamu? Kalau gak ada, nenek cariin juga gak papa. Kamu mau yang gimana?

Sadah :: Gak usah bahas jodoh lah Nek, itu urusan belakangan saja.

Nenek :: Tunggu apa lagi, kerja udah ada, sebentar lagi selesai kuliah S2. Kasian sama anak nanti kalau bapaknya ketuaan! Kalau kamu sudah pensiun, anak masih kecil-kecil nanti kamu juga yang repot!

Sadah :: Iya Nek, tapi..

Nenek :: Yang dulu itu gak usah dipikirin lagi. Memang dia itu cantik, tapi cantik aja tidak cukup!

Sadah :: ..W o r d l e s s..

Nenek :: Nyak, nyari jodoh itu bukan asal-asalan. Pilihan kamu itu nanti akan menemani kamu seumur hidup, yang akan mendidik anak-anak kamu supaya jadi orang benar!

Sadah :: ..W o r d l e s s  lagi.. Inilah resikonya telpon Nenek.. (ngomong dalam hati)

Nenek :: Cantik itu gak bertahan lama, dan harta itu tanggungjawab kamu sebagai suami. Jadi jangan cari yang cantik atau kaya saja!

Nenek lagi :: Kalau cari jodoh, carilah yang mengerti Agama! Karena ilmu agama itu bekal mendidik yang gak akan habis sampai tua. Walaupun sudah setua Nenek, dia masih bisa mendidik cucu-cucunya kelak dengan nasehat-nasehat Agama!

Lagi-lagi Nenek :: Cinta itu bukan kecantikan, karena cintanya bukan hanya buat kamu, tapi cintanya juga untuk anak-cucu-nya. Anak cucu kalian kelak tidak akan peduli apakah ibu atau neneknya cantik atau tidak! Tapi, cinta itu adalah keluasan ilmu dan budi pekerti yang selalu bisa dibagi ke siapa saja dan sampai kapanpun.

Sadah :: Nek, halo..halo.. Suara nenek putus-putus, signalnya jelek nih!

Nenek :: Cantik itu nomer dua, karena kalau sudah cinta.. siapapun pasti cantik! Nyak, kamu masih dengar? Halo.. halo.. Nyak.. Hana sue lee lagoe![2] (Guman nenek di seberang sana)

Sadah :: Ya Allah.. Limpahkan kasih sayang-Mu pada nenek, jagalah kesehatannya.. (Berdo’a dalam hati)

Nenek :: Ooo, hana lee lagoe..! Kabeh pulsa kadang, Kakeh lah beh. Nyan bek tinggai sembahyang, bek beu’e pajoh bu. Ka, Assalamu’alaikum..[3]

Tut tut tut..(sambungan telpon terputus)

Sadah : Wa’alaikumsalam.. (sambil menyeka sebutir air matanya yang nyembul tiba-tiba..)


Khartoum, 28 Des 2011
Musytaqin syadiid


[1] Panggilan sayang di Aceh, untuk anak atau cucu
[2] Sayang, suaranya gak kedengaran lagi!
[3] Oh, gak ada suara lagi kok! Habis pulsa kadang, ya sudah lah. Tuh jangan tinggal sembahyang, jangan malas makan! Assalamu’alaikum..