Kamis, 23 Februari 2012

Filosofi Kepiting


FollowTwitSadah@FahrieSadah
Ada yang tidak kenal si capit ini? 

Sumber Pose Kepiting, lihat juga tentang sifat kepiting ini di sini
Kepiting paling enak bila digulai dengan kuah santan kelapa, hmmm..  Kepiting juga lemak kalau dibakar. Dan suasana yang paling aku rindukan sekarang, adalah jalan sore-sore ke kuala dekat pelabuhan, trus singgah di lesehan Mie Aceh kepiting yang bertebaran di sepanjang jalan menuju pelabuhan. Atau, duduk santai di simpang Surabaya, Banda Aceh, menikmati mie kepiting special ala Bang Duen, sambil menikmati suasana kota malam hari.^^ 

Dulu,  aku sering nangkap kepiting di rawa bakau dekat pelabuhan, dan buruanku bukan kepiting biasa, tapi kepiting hamil! #Sadis. 

Kok kepiting hamil ??? Sob, telur kepiting Sob! Kalau dipanggang, wow…! Dan yang punya telur cuma kepiting hamil, hehe.

Sebenarnya pesan dari tulisan ini bukan tentang nikmatnya gulai maupun sop kepiting.. Eh, apalagi kalau capitnya besar Sob, seru makannya! Ada sedikit pertarungan, krup..krup! Sorry lah bagi yang alergi kepiting.. Nah, kalau mau beli kepiting, sebaiknya yang hidup-hidup, Sob! Jauh lebih gurih dagingnya …

Tapi perilaku kepiting sama sekali tidak pantas ditiru, dikenal dengan filosofi kepiting. Kepiting itu punya sifat dengki dan iri terhadap sesamanya. Coba saja kita lepas beberapa ekor kepiting dalam satu baskom besar. Nanti akan terlihat, setiap kali ada seekor kepiting yang berusaha untuk keluar baskom dengan cara memanjat dindingnya, kepiting lain akan menarik kepiting yang ingin keluar itu dengan capitnya. Akhirnya, tidak ada seekor kepitingpun yang bisa keluar, dan semuanya berakhir mengenaskan dalam sepiring Mie Aceh Kepiting.

Mau tahu resepnya, klik di sini
Sifat dengki dan iri hati adalah penyakit sosial yang sangat berbahaya, Sob. Tidak hanya berdampak negatife pada orang lain, sifat dengaki dan iri ini juga berakibat buruk pada pelakunya. Contohnya, si kepiting lagi! Begini ceritanya…

Kepiting paling dibenci oleh nelayan udang tradisional, yang menangkap udang dengan menggunakan bubu khusus. Biasanya bubu dipasang malam hari dengan umpan didalamnya. Pintu bubu penangkap udang relative kecil karena memang didisain khusus untuk udang. Nah, saat tengah malam, kepiting suka sirik melihat udang berbondong-bondong menuju umpan di dalam bubu, dan karena dengki kepiting kerap bertengger di pintu bubu dan menghalang-halang udang masuk. 
Gambar bubu-nya dari sini
Dasar kepiting, ia tidak sadar, kalau ulahnya itu telah menyelamatkan jiwa para udang, dan justru membahayakan nyawanya sendiri. Tidak jarang, kaki-kaki kepiting iseng itu malah terjepit di sela-sela jaring bubu. Bila keesokan paginya, nelayan menemukan kepiting tersangkut di bubu, biasanya udang tangkapan mereka hari itu sedikit. Kalau kepitingnya besar sih lumayan, masih bisa dijual. Kalau kecil, ya..paling dibakar!  

Sob, dalam hidup, jangan sekali-sekali kita menggunakan filosofi kepiting ini;  

“Senang melihat orang lain susah, dan susah melihat orang lain senang”




Saleum,-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar