Perbedaan yang mencolok , biasanya suka digambarkan dengan perumpamaan langit dan bumi. Seperti suasana hati saya hari ini menjelang desember ,berbeda sekali dengan suasana hati saya di bulan2 yang lalu.
Sekarang seseorang dari masa lalu sudah mengisi perasaan tidak jelas arah tujuan kemarin itu. saya berharap ini terus bertahan selama-lamanya. Pastinya selalu berdoa yang terbaik untuk semuanya, Walaupun arti terbaik terkadang tidak selalu menyenangkan dan di salah artikan.
Saya sudah melewati momen2 kritis walau endingnya tidak menyenangkan , saya akui awalnya ini salah saya terlalu jauh melangkah. Mungkin sekarang saatnya saya memperbaiki diri dan melalui momen terbaik saat ini dengan kondisi yang jauh lebih menenangkan dengan arah tujuan yang pasti. dan kelak kami berharap kembali bermigrasi ke utara..ya ke utara (sumatera utara maksudnya)
seperti burung2 yang selalu bermigrasi ke utara ,seperti nahkoda kapal yang selalu mencari lintang utara ,"ups tunggu dulu " ngomong2 tentang utara lamat lamat saya jadi teringat obrolan ringan dengan teman tentang utara.
kenapa kalau orang2 tersesat yang di cari di peta posisi utaranya dulu, semua orang mencari utara, Kesannya utara tuh hebat banget. Sampai-sampai juga ada istilah kata meng'utara'kan, Iya, kan?.”ucap teman saya
“He-he,” saya tanggapi dengan tawa sekedarnya. Dalam hati bilang, “Bener juga”.
“Kenapa coba, ada istilah ‘mengutarakan’? Kenapa tidak ‘menselatankan’, menimurkan’ Eh, aneh yak kedengerannya?” ucapnya.
Apa utara sedemikian hebatnya? Kita tuh seperti diperbudak dengan si utara,” si teman saya ini sepertinya bersemangat sekali.
saya pun mencoba menjelaskan utara itu memang penting di kehidupan kita, coba kalau kita tersesat kita selalu berpedoman dengan jarum kompas yang mengarah ke utara.nah tentu kan kita2 sudah tau sih arah medan magnet bumi.dan poros bumi, mana lagi kalau tidak di kutub utara. walau tuh kompas kita putar2 kesegala arah tetap saja selalu balik lagi menunjuk ke utara, tempat medan magnet bumi yang paling besar..bahkan burung2 saja kalau tersesat pedomannya medan magnet bumi yang di utara tadi.
mungkin itu yang dipedomani orang2 terdahulu kita tentang kata meng"utara"kan tadi,,loh kok endingnya juga gak nyambung dengan tujuan balik kampung ke sumatera utara ya,,hehe,biarlah cukup saja antara saya dan dia yang tau..
Sekarang seseorang dari masa lalu sudah mengisi perasaan tidak jelas arah tujuan kemarin itu. saya berharap ini terus bertahan selama-lamanya. Pastinya selalu berdoa yang terbaik untuk semuanya, Walaupun arti terbaik terkadang tidak selalu menyenangkan dan di salah artikan.
Saya sudah melewati momen2 kritis walau endingnya tidak menyenangkan , saya akui awalnya ini salah saya terlalu jauh melangkah. Mungkin sekarang saatnya saya memperbaiki diri dan melalui momen terbaik saat ini dengan kondisi yang jauh lebih menenangkan dengan arah tujuan yang pasti. dan kelak kami berharap kembali bermigrasi ke utara..ya ke utara (sumatera utara maksudnya)
seperti burung2 yang selalu bermigrasi ke utara ,seperti nahkoda kapal yang selalu mencari lintang utara ,"ups tunggu dulu " ngomong2 tentang utara lamat lamat saya jadi teringat obrolan ringan dengan teman tentang utara.
kenapa kalau orang2 tersesat yang di cari di peta posisi utaranya dulu, semua orang mencari utara, Kesannya utara tuh hebat banget. Sampai-sampai juga ada istilah kata meng'utara'kan, Iya, kan?.”ucap teman saya
“He-he,” saya tanggapi dengan tawa sekedarnya. Dalam hati bilang, “Bener juga”.
“Kenapa coba, ada istilah ‘mengutarakan’? Kenapa tidak ‘menselatankan’, menimurkan’ Eh, aneh yak kedengerannya?” ucapnya.
Apa utara sedemikian hebatnya? Kita tuh seperti diperbudak dengan si utara,” si teman saya ini sepertinya bersemangat sekali.
saya pun mencoba menjelaskan utara itu memang penting di kehidupan kita, coba kalau kita tersesat kita selalu berpedoman dengan jarum kompas yang mengarah ke utara.nah tentu kan kita2 sudah tau sih arah medan magnet bumi.dan poros bumi, mana lagi kalau tidak di kutub utara. walau tuh kompas kita putar2 kesegala arah tetap saja selalu balik lagi menunjuk ke utara, tempat medan magnet bumi yang paling besar..bahkan burung2 saja kalau tersesat pedomannya medan magnet bumi yang di utara tadi.
mungkin itu yang dipedomani orang2 terdahulu kita tentang kata meng"utara"kan tadi,,loh kok endingnya juga gak nyambung dengan tujuan balik kampung ke sumatera utara ya,,hehe,biarlah cukup saja antara saya dan dia yang tau..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar