Kamis, 26 September 2013

Senja Di Pelabuhan Kecil

Buat: Sri Ajati

Ini kali tidak ada yang mencari cinta
di antara gudang, rumah tua, pada cerita
tiang serta temali. Kapal, perahu tiada berlaut
menghembus diri dalam mempercaya mau berpaut

Gerimis mempercepat kelam. Ada juga kelepak elang
menyinggung muram, desir hari lari berenang
menemu bujuk pangkal akanan. Tidak bergerak
dan kini tanah dan air tidur hilang ombak.

Tiada lagi. Aku sendiri. Berjalan
menyisir semenanjung, masih pengap harap
sekali tiba di ujung dan sekalian selamat jalan
dari pantai keempat, sedu penghabisan bisa terdekap

1946

poems








Puisi Senja Di Pelabuhan Kecil oleh Chairil Anwar

Praduga asas Kehancuran

Antara 'katanya' dengan 'nyatanya' ada jarak tempuh yang tak terhingga jauhnya, bahkan harus memulai hancurnya dunia. Berapa agungnya pekerjaan 'Percaya'.

asas praduga

Percaya adalah Dasar

Kepercayaan itu adalah dasar dalam setiap hubungan, baik hubungan dengan Tuhan maupun hubungan antar manusia, apa jadinya klo kita membangun sesuatu tanpa dasar, bangunannya bakal jadi se cuma mungkin akan rapuh.dan retak. Percayalah bahwa Tuhan itu ada, dan ada secara mutlak hanyalah Tuhan. Pengetahuan manusia memang tidak mampu menjangkau sendiri tentang hakekat Tuhan, namun demi kelengkapan kepercayaan kita pada Tuhan, perlu pengetahuan yang cukup sehingga kita benar-benar percaya bahwa apa yang kita percayai itu benar. Lalu Tuhan memberikan Wahyu sebagai pembelajaran ataupun pemberitahuan yang langsung di sampaikam kepada manusia melalui orang-orang pilihan yaitu Nabi, Rasul dan kitab. Hal itu dilakukan Tuhan agar manusia mempercayai akan suatu kebenaran. Oleh karena itu kehidupan yang baik adalah kehidupan yang di isi dengan iman dan ilmu.
“happy contemplating”

Sabtu, 21 September 2013

Pesona Kecantikan Batin Wanita Muslimah (Inner Beauty)

bunga


Malu karena Allah adalah perona pipinya…
 
Penghias rambutnya adalah jilbab yang terulur sampai dadanya…

Zikir yang senantiasa membasahi bibir adalah lipstiknya……

Kacamatanya adalah penglihatan yang terhindar dari maksiat……

Air wudhu adalah bedaknya untuk cahaya di akherat….

Kaki indahnya selalu menghadiri majelis ilmu……

Tanganya selalu berbuat baik pada sesama….

Pendengaran yang ma’ruf adalah anting muslimah…..

Gelangnya adalah tawadhu…..

Kalungnya adalah kesucian.


Pesona Kecantikan Batin Wanita Muslimah (Inner Beauty) Oleh Senyumku Dakwahku
Dikutip dari : http://www.akhwatmuslimah.com/2011/12/555/pesona-kecantikan-batin-wanita-muslimah-inner-beauty/

Related Posts :
  1. Wanita Berhias di Salon Kecantikan

  2. Wanita Berjilbab Menangkan Kontes Kecantikan

Jadikan Aku Calon Imam Kriteriamu

Biarkan Aku mencoba menjadi calon imam kriteriamu

Aku tak dapat merangkai kalimat cinta nan indah berbunga, SEBELUM kutahu kepada siapa kalimat cinta itu kutuju

aku tak dapat mengumbar sejuta imaji yang indah, SEBELUM kutahu bersama siapa semua itu kan kuraih

Karena kuingin JATUH CINTA setelah semua HALAL bagiku, dimana semua keindahan cinta sudah HALAL kurengkuh dalam kata dan nyataku karena-NYA..

Jika Memang kau Menginginkan sempurna sesempurnanya manusia. sempurnakan aku untuk meraihnya.

Jika engkau menginginkan aku seorang yang baik dimata Allah, maka izinkanlah aku untuk selalu memperbaiki diriku dengan kebaikan sesuai ketentuan Allah.

Jika engkaua  menginginkan aku memberikan cintaku hanya untukmu, maka izinkan mulai sekarang aku menjaga hati dan cinta ini hanya untukmu.

idaman akhwatJika sekarang engkau menginginkanku menjaga akhlak dan pandanganku untukmu, maka, izinkanlah mulai sekarang aku menjaga akhlak dan pandanganku hanya untukmu.
Sehingga, ketika telah tiba waktunya bagi Allah untuk mempertemukan kita, indahnya cinta yang terbingkai dengan syurga pernikahan akan menjadi penggenap separoh dari agama ini.

Jika Boleh Jujur sebagai mana Di kutip di sebuah postingan yang Berjudul Untukmu Yang Selalu Kunanti
Perempuan-perempuan yang keji untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji untuk perempuan-perempuan yang keji (pula), sedangkan perempuan-perempuan yang baik untuk laki-laki yang baik, dan laki-laki yang baik untuk perempuan-perempuan yang baik (pula). Mereka itu bersih dari apa yang yang dituduhkan orang. Mereka memperoleh ampunan dan rezeki yang mulia (syurga) (QS An-nur : 26)”
 Sabar bukan berarti hanya duduk menunggu. Tapi sabar adalah ekspresi usaha tanpa henti. Ayunan langkah kaki untuk terus berikhtiar meraih apa yang Allah janjikan. Jodoh memang mutlak kekuasaan Allah. Jodoh memang ada di tangan Allah. Tapi, kalau kita tidak berusaha menjemputnya, akan terus di tangan Allah. Tidak akan pernah sampai di tangan kita. Biarkan aku mencoba menjemputmu dengan memperbaiki diri. Biarkan aku menantimu dengan memperbaiki iman. Biarkan aku menunggumu dengan terus melangkahkan kaki semampuku dalam usaha dan ikhtiar.

Ukhti ....

Biarkan Aku mencoba menjadi calon imam kriteriamu

Jumat, 20 September 2013

Kontes 'Miss Muslimah 2013 vs Miss World

Kontes 'Miss Muslimah 2013' untuk Tandingi Kontroversi Miss World

Penyelenggara Miss Muslimah di Jakarta mengatakan, acara ini sengaja menantang kontroversi kontes Miss World di Bali, dengan mendorong alternatif gagasan kecantikan yang lebih sederhana.

Miss Muslimah

JAKARTA — Di Indonesia, penyelenggara kontes kecantikan “Miss World” telah menyerah pada tekanan kelompok Islam garis keras dan memindahkan tempat final acara itu ke Bali. Tetapi di ibukota Jakarta, perempuan Muslim dari seluruh dunia menyelenggarakan acara tersendiri untuk menyaingi “Miss World”.

Dalam acara “Miss Muslimah 2013”, pakaian hijab panjang – bukan bikini – menjadi pakaian resmi di atas panggung. Kontes kecantikan ini disebut-sebut sebagai “jawaban Islam pada kontes Miss World”, yang pesertanya bahkan berasal dari Iran dan Nigeria.

Eka Shanti – mantan penyiar TV Indonesia – menyelenggarakan acara ini setelah kehilangan pekerjaannya karena ia menolak melepas jilbabnya saat siaran.

Eka Shanti mengatakan acara yang dilangsungkan di Jakarta sengaja menantang kontroversi kontes Miss World di Bali. “Miss Muslimah” – ujarnya – mendorong alternatif gagasan kecantikan yang lebih sederhana.

Para peserta “Miss Muslimah” diwajibkan mengenakan hijab dalam keseharian mereka. Mereka dinilai soal bagaimana membaca ayat-ayat suci Al Qur’an serta pandangan mereka tentang Islam dan dunia modern.

Andreas Harsono dari Human Rights Watch di Indonesia mengatakan baik “Miss World” maupun “Miss Muslimah” sebenarnya adalah kontes kecantikan dan tidak berbeda satu sama lain.

“Mereka – Miss World dan Miss Muslimah – bicara soal kecantikan perempuan, meskipun Miss Muslimah dikaitkan dengan Islam seperti mengenakan hijab dan sebagainya. Namun jika argumen yang sama digunakan terhadap mereka – yaitu menonjolkan seksualitas – tentu saja kontes Islami ini juga dapat disebut tidak-Islami. Ini jelas diskriminasi total terhadap apapun yang dinilai bukan Islam,” kata Andreas.

Andreas Harsono mengatakan menjaga penampilan Islami kini sedang meningkat, bahkan lebih dari 100 peraturan daerah mengharuskan perempuan mengenakan jilbab.


kontes muslimah
Indonesia adalah negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam dan banyak yang mempraktekkan Islam moderat. Tetapi pecahan-pecahan kelompok Islam garis keras menentang rencana untuk menyelenggarakan final “Miss World” di Jakarta. Mereka menggambarkan kontes ini sebagai “pornografi”. Para demonstran ini mengancam akan membajak acara itu dan bahkan membakar patung penyelenggara.

Para penyelenggara “Miss World” sudah berjanji untuk tidak mengadakan kontes bikini dan sebaliknya menggunakan sarung, tetapi kelompok garis keras ini tidak bergeming.

Pemerintah akhirnya mengalah, dengan memerintahkan agar acara final “Miss World” dilangsungkan di Bali, yang acara pertamanya sudah dibuka tanggal 8 September nanti.

Sejak saat itu kedutaan-kedutaan Inggris, Amerika dan Australia telah mengeluarkan peringatan bahwa ekstrimis mungkin masih akan menyerang acara itu.

Andreas Harsono mengatakan keputusan itu menunjukkan bahwa pemerintah telah gagal terhadap kelompok keagamaan ekstrimis.


Sumber : voaindonesia.com @ http://www.voaindonesia.com/content/miss-muslimah-untuk-tandingi-miss-world/1753492.html


Dikutip ulang oleh : Senyumku Dakwahku @ http://senyumkudakwahku.blogspot.com/

Selasa, 17 September 2013

Adab Isteri Kepada Suami

Sebagai bahan referensi dan renungan bahkan tindakan, berikut, garis besar hak dan kewajiban isteri dalam Islam.

Adab Isteri Kepada Suami

  • Hendaknya istri menyadari clan menerima dengan ikhlas bahwa kaum laki-Iaki adalah pemimpin kaum wanita. (An-Nisa’: 34)
  • Hendaknya istri menyadari clan menerima dengan ikhlas bahwa kaum laki-Iaki adalah pemimpin kaum wanita. (An-Nisa’: 34)
  • Hendaknya istri menyadari bahwa hak (kedudukan) suami setingkat lebih tinggi daripada istri. (Al-Baqarah: 228)
  • Istri wajib mentaati suaminya selama bukan kemaksiatan. (An-Nisa’: 39)
  • Diantara kewajiban istri terhadap suaminya, ialah:
  1. Menyerahkan dirinya,
  2. Mentaati suami,
  3. Tidak keluar rumah, kecuali dengan ijinnya,
  4. Tinggal di tempat kediaman yang disediakan suami
  5. Menggauli suami dengan baik. (Al-Ghazali)
  • Istri hendaknya selalu memenuhi hajat biologis suaminya, walaupun sedang dalam kesibukan. (Nasa’ i, Muttafaqun Alaih)
  • Apabila seorang suami mengajak istrinya ke tempat tidur untuk menggaulinya, lalu sang istri menolaknya, maka penduduk langit akan melaknatnya sehingga suami meridhainya. (Muslim)
  • Istri hendaknya mendahulukan hak suami atas orang tuanya. Allah swt. mengampuni dosa-dosa seorang Istri yang mendahulukan hak suaminya daripada hak orang tuanya. (Tirmidzi)
  • Yang sangat penting bagi istri adalah ridha suami. Istri yang meninggal dunia dalam keridhaan suaminya akan masuk surga. (Ibnu Majah, TIrmidzi)
  • Kepentingan istri mentaati suaminya, telah disabdakan oleh Nabi saw.: “Seandainya dibolehkan sujud sesama manusia, maka aku akan perintahkan istri bersujud kepada suaminya. .. (Timidzi)
  • Istri wajib menjaga harta suaminya dengan sebaik-baiknya. (Thabrani)
  • Istri hendaknya senantiasa membuat dirinya selalu menarik di hadapan suami(Thabrani)
  • Istri wajib menjaga kehormatan suaminya baik di hadapannya atau di belakangnya (saat suami tidak di rumah). (An-Nisa’: 34)
  • Ada empat cobaan berat dalam pernikahan, yaitu: (1) Banyak anak (2) Sedikit harta (3) Tetangga yang buruk (4) lstri yang berkhianat. (Hasan Al-Bashri)
  • Wanita Mukmin hanya dibolehkan berkabung atas kematian suaminya selama empat bulan sepuluh hari. (Muttafaqun Alaih)
  • Wanita dan laki-laki mukmin, wajib menundukkan pandangan mereka dan menjaga kemaluannya. (An-Nur: 30-31)
wanita sholehah

Senyumku Dakwahku - Demikianlah diantara adab Istri terhadap suami dan baca juga artikel kami tentang Adab Suami Kepada Istrinya dan artikel menarik lainnya tentang Pentingkah Menjaga kehormatan bagi seorang Peria

Kamis, 12 September 2013

Peranan Akhlak Terpuji dalam Kehidupan Sosial

akhlak
Peranan Akhlak Terpuji dalam Kehidupan Sosial. Adapun hal-hal yang substansial sehingga penulis menyodorkan judul “peranan akhlak terpuji (akhlakul mahmudah) adalah karena dilihat dari realitas yang terjadi pada era globalisasi saat ini sangat minim akan hal-hal berinteraksi baik kepada Allah diri sendiri, keluarga, masyarakat dan alam.

Makalah ini mencoba untuk mengkaji umat islam yang mengaku dirinya Islam, tetapi kelakuannya tidak mencerminkan apa sebenarnya.

Akankah umat Islam ini, akan terus terpuruk dengan keadaan seperti ini, sudah banyak yang terjadi dan bahkan tugas kita kepada Allah dan bahkan kita lebih memprioritaskan tugas duniawi. Dan kadang kala masyarakat apatis terhadap  orang lain padahal dalam Al-Qur’an diwajibkan untuk bersilaturahmi, dan bahkan disuruh untuk menjaga dan melestarikan alam tapi malah sebaliknya,  menghancurkan alam itu sendiri sehingga Allah murka dan menurunkan bencana kepada manusia padahal hanya ulah beberapa orang saja. Dan banyak sekarang yang terjadi seperti orang tua melalaikan tugasnya sebagai ayah dan ibu begitupun sebaliknya. Sehingga banyak tragedi yang terjadi saat ini yakni pembunuhan.
Peranan Akhlak Terpuji dalam Kehidupan Sosial

Pengertian Akhlak Terpuji (Akhlakul Mahmudah)

Akhlak terpuji (akhlakul mahmudah) merupakan salah satu tanda kesempurnaan iman. Tanda tersebut dimanifestasikan ke dalam perbuatan sehari-hari dalam bentuk perbuatan-perbuatan yang sesuai dengan ajaran-ajaran yang terkandung dalam Al-Qur’an dan al hadis. Akhlakul mahmudah dapat dibagi dalam beberapa bagian yaitu:
  • Akhlak terhadap berhubungan dengan Allah
  • Akhlak terhadap diri sendiri
  • Akhlak terhadap keluarga
  • Akhlak terhadap masyarakat dan
  • Akhlak terhadap alam
Peranan Akhlak Terpuji (Akhlakul Mahmudah) terhadap Kehidupan Sosial dan Allah swt

1. Menauhidkan Allah

Salah satu bentuk akhlakul mahmudah adalah menauhidkan Allah. Di sini yang dimaksudkan menauhidkan Allah adalah mempertegas keesaan Allah, atau mengakui bahwa tidak ada sesuatupun yang setara dengan Dzat, sifat, afal dan asma Allah.

Sesungguhnya kaidah Islam yang paling agung dan hakikat Islam yang paling besar satu-satunya yang diterima dan diri Allah swt untuk hamba-hambaNya, yang merupakan satu –satunya jalan menuju kepadaNya. Kunci kebahagiaan dan jalan hidayah, tanda kesuksesan dan pemelihara dari berbagai perselisihan, sumber semua kebaikan dan nikmat, kewajiban pertama bagi seluruh hamba, serta kabar gembira yang dibawa oleh para rasul dan para nabi adalah ibadah hanya kepada Allah swt semata tidak menyekutukannya.

Bertauhid dalam semua keinginannya terhadap Allah swt, bertauhid dalam urusan penciptaan, perintah Nya dan seluruh asma (nama-nama) dan sifat-sifat Nya. Allah swt berfirman:

Terjemahnya:

Dan sesungguhnya kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan) sembahlah Allah (saja) dan jauhilah thaghut itu, maka diantara umat itu, ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula diantaranya, orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya. Maka berjalanlah kamu di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul) (QS. An Nahl : 36)

2. Takwa kepada Allah

Kalimat “ittaqullah’ (bertawakalah kepada Allah) jika diterjemahkan secara harfiyah akan menjadi jauhilah Allah atau hindarkanlah dirimu dari Allah. Hal ini tentunya mustahil dapat dilakukan manusia karena siapakah yang dapat menghindar dari Nya? Nah, dari sini ulama-ulama berpendapat bahwa sesungguhnya terdapat satu kata yang tersirat antara hindarilah dan Allah. Kata yang tersirat itu adalah siksa atau hukuman. Dengan demikian, yang dimaksud dengan menghindari Allah adalah menghindari siksa atau hukumanNya.

Perintah-perintah Tuhan dalam kategori kedua adalah yang berkaitan dengan pelaksanaan ajaran agama dan ditujukan kepada manusia, seperti perintah shalat, puasa dan sebagainya. Perintah-perintah ini (baik dalam bentuk melaksanakan atau  menjauhi) dinamai hukum-hukum syariat.

Setiap pelanggaran atas perintah Tuhan dalam kedua kategori di atas dapat menimbulkan sanksi atau hukuman. Hanya saja, sanksi terhadap pelanggaran kategori pertama (yang berkaitan dengan hukum alam) biasanya dijatuhkan dalam kehidupan dunia ini juga demikian pula ganjarannya. Adapun sanksi dan hukuman terhadap pelanggaran hukum syariat, pada dasarnya diperoleh di akhirat kelak, demikian pula ganjarannya.

Seseorang yang bekerja keras akan menerima ganjaran di dunia, baik ia shalat ataupun tidak. Sebaliknya, jika ia bermalas-malasan, walaupun shalat dan puasa, ia akan merasakan kesengsaraan hidup. Di  sisi lain, seseorang yang tidak shalat pada dasarnya tidak akan mendapatkan sanksi di dunia karena sanksi itu baru diperoleh di akhirat nanti.

Para sahabat nabi, dalam perang Uhud, ketika mengabaikan perintah Allah yang berkaitna dengan hukum-hukum alam (dalam hal ini ketaatan kepada pimpinan yang merupakan kunci sukses dalam peperangan) menagalami kekalahan walaupun mereka pada hakikatnya tidak mengabaikan perintah Allah yang berkaitan dengan hukum-hukum syariat. Mereka yang tidak melanggar  terkena getahnya dan inilah yang diperingatkan Allah dalam surat an Anfal ayat 25:

Terjemahnya:

Hindarilah suatu fitnah (bencana) yang tidak hanya menimpa orang-orang yang berlaku aniaya saja di antara kamu (QS. Al Anfal : 25)

3. Dzikrullah

Allah swt berfirman

Terjemahnya :

Oleh karena itu, ingatlah kamu kepadaKu niscaya aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat) Ku. (QS. Al Baqarah : 152)

4. Tawakal

Tawakal mempunyai hubungan yang sangat erat dengan pemahaman manusia akan takdir, ridha, ikhtiar, saba dan doa. Tawakal adalah kesungguhan hati dalam bersandar kepada Allah subhannahu wata’ala, untuk mendapatkan kemaslahatan serta mencegah kemudharatan, baik menyangkut urusan dunia maupun urusan akhirat.

Allah berfirman:

Terjemahnya:

Apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal kepadaNya (QS. Ali Imran: 159)

Barang siapa yang mewujudkan ketakwaan dan tawakal kepada Dzat yang telah menciptakannya, dia akan bisa menggapai seluruh kebaikan yang ada di dunia ini.

Mewujudkan tawakal bukan berarti meniadakan ikhtiar atau mengesampingkan usaha. Takdir Allah swt dan sunnatullah terhadap makhlukNya terkait erat dengan ikhtiar makhluk itu sendiri sebab Allah swt yang telah memerintahkan hambaNya untuk berikhtiar dan pada saat yang sama Dia juga memerintahkan hambaNya untuk bertawakal.

Ikhtiar adalah perintahNya terhadap jasad lahiriah kita, sedangkan tawakal adalah perintahNya terhadap hati kita sebagai manifestasi dari keimanan kita kepada Allah swt.

Bagian-bagian Akhlak Terpuji (Akhlakul Mahmudah)

Dalam kehidupan manusia, susah senang, sehat sakit, suka duka datang silih berganti bagaikan  silih bergantinya siang dan malam. Namun, kita harus ingat bahwa semua itu datang dari Allah swt, untuk menguji dan mengukur tingkat keimanan seorang hamba. Apakah seorang hamba itu tabah dan sabar menghadapi semua ujian atau tidak? Itu semua bergantung kepada akhlak hamba tersebut.

1. Sabar

    Sabar karena taat kepada Allah artinya sabar untuk tetap melaksanakan perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya dengan senantiasa meningkatkan ketakwaan kepada Nya Allah swt berfirman: Terjemahan: Hai orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (diperbatasan)
    Sabar karena maksiat, artinya bersabar diri untuk tidak melakukan perbuatan yang dilarang agama. Untuk itu sangat dibutuhkan kesabaran dan kekuatan dalam menahan hawa nafsu. Allah swt berfirman: Terjemahannya: Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan)  karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuanku. Sesungguhnya tuhanku maha pengampun lagi maha penyayang. (QS. Yusuf : 53)
    Sabar karena musibah, artinya sabar pada saat ditimpa kemalangan, ujian, serta cobaan dari Allah. Allah swt berfirman: Terjemahnya:  Dan sungguh akan kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan, innah lillahi  wa inna ilaihi raaji’un mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk (Al Baqarah : 155-157)

Dari keterangan di atas  dapat diambil kesimpulan, sabar ialah tahan menderita dan menerima cobaan dengan ridha hati serta menyerahkan diri kepada Allah setelah berusaha. Selain itu, yang dimaksud sabar disini bukan hanya bersabar terhadap ujian dan musibah, tetapi juga dalam hal ketaatan kepada Allah yakni menjalankan perintahNya dan menjauhi laranganNya.

2. Syukur

Syukur merupakan sikap dimana seseorang tidak menggunakan nikmat yang diberikan oleh Allah untuk melakukan maksiat kepadaNya. Bentuk syukur ini ditandai dengan menggunakan segala nikmat atau rezeki karunia Allah tersebut untuk melakukan ketaatan kepada Nya dan memanfaatkannya ke arah kebajikan bukan menyalurkannya ke jalan maksiat atau kejahatan.

Dalam hidup ini banyak sekali nikmat yang kita peroleh dari Allah. Kita tentu dapat  merasakan dan menyadari bahwa nikmat Allah itu sudah kita peroleh sejak masa kanak-kanak, bahkan sejak di dalam rahim ibu. Begitu lahir, kita telah mendapatkan kasih sayang ibu bapak yang memenuhi segala keperluan kita. Tanpa limpahan kasih sayang ibu dan bapak, kita tidak akan dapat menikmati kehidupan ini.

Nikmat yang diberikan Allah itu cukup banyak dan tidak mampu kita hitung Allah berfirman:

Terjemahnya:

Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya (QS. Ibrahim : 34)

Orang yang beriman akan merasa senang dan puas serta bersyukur terhadap nikmat yang Allah berikan tersebut. Jiwa keimanan yang ada dalam dirinya dapat membatasi supaya ia tidak memperturutkan loba dan tamak.

Bentuk syukur terhadap nikmat yang Allah berikan adalah dengan jalan mempergunakan  nikmat Allah dengan sebaik-baiknya. Karunia yang diberikan oleh Allah harus kita manfaatkan dan dipelihara, seperti panca indra, harta benda, ilmu pengetahuan dan sebagainya.

Apabila sudah mensyukuri karunia Allah itu, berarti kita telah bersyukur kepada Nya sebagai penciptaannya. Bertambah banyak kita bersykur, bertambah banyak pula nikmat yang akan kita terima.

3. Amanah

Amanah merupakan sikap yang harus dimiliki oleh umat Islam, yang merupakan salah satu bentuk akhlak karimah. Pengertian amanah menurut arti bahasa ialah ketulusan hati, kepercayaan (tsiqah), atau kejujuran. Amanah merupakan kebalikan dari khianat.

Yang dimaksud dengan amanah di sini adalah suatu sifat dan sikap pribadi yang setia, tulus hati, dan jujur dalam melaksanakan sesuatu yang dipercayakan kepadanya, berupa harta benda, rahasia maupun tugas kewajiban. Pelaksanaan amanat dengan baik disebut al amin yang berarti dapat dipercaya, jujur, setia dan aman.

Suatu amanah sebenarnya adalah suatu tugas berat dipikul, kecuali bagi orang yang memiliki sikap amanah tersebut. Dikemukakan dalam Al-Qur’an

Artinya:

Sesungguhnya kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung  maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia, sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh (QS. Al Ahzab: 72)

4. Benar (As Shidqu)

Ash Shidqu merupakan salah satu akhlak mahmudah, yang berarti benar, jujur. Maksudnya adalah berlaku benar dan jujur, baik dalam perkataan maupun dalam perbuatan.

Benar dalam perkataan ialah mengatakan keadaan yang sebenarnya, tidak mengada-ada  dan tidak pula menyembunyikannya. Lain halnya apabila yang disembunyikan itu bersifat rahasia atau bertujuan menjaga nama baik seseorang.

Benar dalam perbuatan ialah mengerjakan sesuatu sesuai dengan petunjuk agama. Apa yang boleh dikerjakan menurut perintah agama, berarti itu benar. Kemudian apa yang tidak boleh dikerjakan sesuai dengan larangan agama, berarti tidak benar.

Kewajiban bersikap benar ini diperintahkan dalam Al-Qur’an;

Terjemahnya:

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar (QS. At Taubah: 119)

Apabila anggota suatu masyarakat berkata dan berbuat benar, masyarakat itu akan tenteram dan aman. Hubungan antara manusia dan manusia lainnya akan berjalan lancar, tanpa kecurigaan satu sama lain. Begitupun antara satu golongan dan golongan lainnya.

Jika kebenaran dan kejujuran telah membudaya dalam suatu masyarakat, akan terlihat suatu kehidupan yang serasi (harmonis) aman, dan damai dalam masyarakat itu. Seorang yang benar-benar mukmin selalu berkata benar dan berpegang teguh kepada apa yang diucapkan dan Allah akan meneguhkan pendiriannya. Allah berfirman:

Artinya:

Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan akhirat, dan Allah menyesatkan orang-orang yang zalim, dan memperbuat apa yang Dia kehedaki” (QS. Ibrahim : 27)

5. Menepati Janji (Al Wafa’)

Dalam Islam, janji merupakan utang dan utang harus dibayar (ditepati). Kalau kita mengadakan suatu perjanjian  pada hari tertentu, kita harus menunaikannya tepat pada waktunya.

Janji yang kita ucapkan mengandung tanggung jawab. Janji  yang tidak kita penuhi, akan membawa suatu akibat. Dalam pandangan Allah, orang yang ingkar janji termasuk orang yang berdosa. Adapun dalam pandangan manusia, orang yang ingkar janji akan dianggap remeh dan tidak dapat dipercaya. Akhirnya, orang yang bersangkutan merasa canggung bergaul, rendah diri, gelisah dan tidak tenang.

Janji yang diadakan dengan manusia, apabila tidak ditepatinya mungkin akan lepas dari tuntutan manusia tersebut, namun Allah akan tetap meminta pertanggungjawaban dari orang tersebut.

Allah berfirman:

Artinya:

Dan tepatilah perjanjian dengan Allah apabila kamu berjanji (QS. An Nahl : 91)

Apabila tidak dapat memenuhi janji karena  suatu halangan yang sukar untuk dihindari, hendaknya segera memberitahukan kepada orang yang diberi janji. Apakah pemberitahuan itu melalui orang lain, ataupun diri sendiri, walaupun sudah lewat waktunya. Sampaikan permintaan maaf kepadanya. Dengan jalan demikian, orang itu tidak akan merasa kecewa atau sekurang-kurangnya dapat mengurangi kekecewaannya.

6. Memelihara Kesucian Diri (Al Ifafah) 

Yang dimaksud dengan memelihara kesucian diri (al Ifafah) adalah menjaga diri dari segala tuduhan, fitnah, dan memelihara kehormatan. Upaya memelihara kesucian diri ini hendaknya dilakukan setiap hari agar diri tetap berada dalam status kesucian. Hal ini dapat dilakukan mulai dari memelihara hati (qalbu) untuk tidak membuat rencana dan angan-angan yang buruk.

Demikian juga, memelihara lidah dan anggota badan lainnya dari segala perbuatan tercela karena sadar  bahwa segala gerak-gerik itu tidak lepas dari penglihatan Allah.

Sebagaimana Allah  berfirman:

Artinya

Dan sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya (QS. Qaf : 16)

7. Akhlak Kepada Orang Tua

Dalam Al-Qur’an dan al Hadis permasalahan berbakti kepada orang tua senantiasa dikaitkan dengan keimanan kepada Allah, sedangkan masalah  durhaka terhadap keduanya selalu dikaitkan dengan berbuat syirik terhadapNya. Tak heran bila sebagian ulama menyimpulkan bahwa keimanan seseorang tidak akan berarti selama dia tidak berbakti kepada kedua orang tuanya dan tidak ada bakti kepada keduanya selama dia tidak beriman kepada Allah.

Berbuat baik kepada orang tua merupakan ajaran yang menjadi ketepatan kitabullah Al-Qur’an dan al hadis. Allah berfirman:

Artinya

Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukanNya dengan suatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu bapak, karib kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, teman sejawat ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri (QS. An Nisa: 36)

Allah menghubungkan beribadah kepadaNya dengan berbuat baik kepada orang tua. Hal ini menunjukkan betapa mulianya kedudukan orang tua dan birrul walidain (berbuat baik kepada kedua orang tua) di sisi Allah.

Secara naluri, orang tua rela mati mengorbankan segala sesuatu untuk memelihara dan membesarkan anak-anaknya dan anak mendapatkan kenikmatan serta perlindungan sempurna dan kedua orang tuanya.

Seorang anak selalu merepotkan dan menyita perhatian orang tuanya. Tatkala kedua orang tua menginjak masa tua, mereka pun tetap berbahagia  dengan keadaan putra-putrinya. Akan tetapi, betapa cepat seorang anak melalaikan jasa-jasa orang tuanya, hanya karena disibukkan oleh istri dan anak-anaknya. Ia tidak perlu bagi menasihati anak-anaknya hanya saja seorang anak harus diingatkan dan digugah perasaannya atas kewajiban mereka terhadap orang tuanya yang sepanjang umurnya dihabiskan untuk mereka serta mengorbankan segala yang ada demi kesenangan dan kebahagiaan mereka hingga datang masa lelah dan letih.

Ini tingkatan yang lebih tinggi lagi, yaitu keharusan bagi anak  untuk selalu mengucapkan perkataan yang baik kepada kedua orang tua dan memperlihatkan sikap hormat serta menghargai.

Allah ta’ala juga berfirman dalam surat Al Isra’ yang artinya: Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kasih sayang”

Seolah-olah sikap rendah diri  memiliki sayap dan sayap tersebut direndahkan sebagai tanda penghormatan dan penyerahan diri dalam arti sikap rendah diri yang selayaknya kepada kedua orang tua, sebagai pengakuan tulus atas kebaikan dan jasa-jasanya.

Bukti kasih sayang Allah banyak sekali. Suatu contoh cahaya matahari yang menyinari alam semesta, udara yang dihirup manusia melalui proses paru-paru, air berfungsi untuk minum, masak dan menyiram tanaman dan kasih sayang ibu terhadap anaknya yang muncul secara fitrah sebagai bukti nyata kasih sayang Allah, rabb semesta alam.

Orang mulia dan baik kepada kedua orang tua akan tahu kedudukan serta kemuliaan orang tua. Dia merasakan tatkala mencium tangan ibu atau bapak seolah-olah dia bersujud dengan roh dan perasaannya, bersujud kepada Allah. Dia mendapatkan jati diri yang sebenarnya sebagai suatu rahasia dalam kehidupan. Semua itu menjadi bukti penghargaan dan penghormatan kepada kedua orang tua. Allah swt berfirman:

Artinya:

Dan kami wajibkan manusia (berbuat) kebaikan kepada dua orang ibu-bapaknya. Jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan aku dengan sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya (QS. Al Ankabut: 8)

8. Berbuat Baik kepada Kerabat

Agama Islam memerintahkan agar berbuat baik kepada sanak saudara atau kaum kerabat, sesudah menunaikan kewajiban kepada Allah dan ibu bapak. Hidup rukun dan damai dengan saudara dapat tercapai apabila hubungan tetap terjalin dengan saling pengertian dan saling menolong.

Pertalian kerabat dimulai dari yang lebih dekat sampai pada yang lebih jauh. Kita wajib membantu apabila mereka dalam kesukaran. Sebab, dalam hidup ini, hampir semua orang mengalami berbagai kesukaran dan kegoncangan jiwa.

Bila mereka memerlukan pertolongan yang bersifat benda, bantulah dengan benda. Bila mereka mengalami kegoncangan jiwa atau kegelisahan, cobalah menghibur atau menasehatinya. Sebab, bantuan itu tidak hanya berwujud uang (benda), tetapi juga bantuan moril. Bahkan kadang-kadang bantuan moril lebih besar  artinya daripada bantuan materi.

Agama Islam mengutamakannya yang lebih dekat, Allah berfirman:

Artinya:

Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukanNya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu bapak, karib kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri (QS. An Nisa:36)

Tetangga adalah orang yang terdekat dengan kita. Dekat bukan karena pertalian darah atau pertalian persaudaraan. Bahkan, mungkin tidak seagama dengan kita. Dekat di sini adalah orang yang tinggal berdekatan dengan rumah kita. Ada atsar yang menunjukkan bahwa tetangga adalah empat puluh rumah (yang berada di sekitar rumah) dari setiap penjuru mata angin. Apabila ada khabar yang benar (tentang penafsiran tetangga) dari Rasulullah, itulah  yang kita pakai; namun apabila tidak, hal ini dikembalikan para urf (adat kebiasaan), yaitu kebiasaan orang-orang dalam menetapkan seseorang sebagai tetangganya.

Para ulama membagi tetangga menjadi tiga macam; pertama, tetangga muslim yang masih mempunyai hubungan kekeluargaan. Kedua; tetangga muslim saja, tetangga semacam ini mempunyai dua hak sebagai tetangga dan hak Islam. Ketiga; tetangga kafir. Tetangga semacam ini hanya mempunyai satu hak, yaitu tetangga saja.

Dalam hidup ini, setiap orang pasti memerlukan pertolongan orang lain. Adakalanya karena sengsara dalam hidup, penderitan batin atau kegelisahan jiwa, dan adakalanya karena sedih setelah mendapat berbagai musibah.

Orang mukmin akan bergerak hatinya apabila melihat orang lain tertimpa kerusakan untuk menolong mereka sesuai dengan kemampuannya. Apabila  tidak ada batuan berupa benda, kita dapat membantu orang tersebut dengan nasehat atau kata-kata yang dapat menghibur hatinya. Bahkan, sewaktu-waktu bantuan jasa pun lebih diharapkan daripada bantuan-bantuan lainnya.

9. Akhlak kepada alam

Allah swt menciptakan binatang untuk kepentingan manusia dan juga menunjukkan kekusaannya, sebagaimana firman Allah swt:

Artinya:

Dan Allah telah menciptakan semua jenis hewan dari air, maka sebagian dari hewan itu ada yang  berjalan di atas pertunya dan sebagian berjalan dengan dua kaki, sedang sebagian (yang lain) berjalan dengan empat kaki. Allah menciptakan apa yang dikehendakiNya sesungguhnya Allah mahakuasa atas segala sesuatu (QS. An Nur: 45)

Betapa banyaknya binatang yang dapat dimanfaatkan oleh manusia. Ada yang dimanfaatkan tenaganya, air susunya, madunya, dagingnya dan sebagainya. Oleh sebab itu tepatlah apabila kita disuruh untuk memelihara dan menyayangi binatang tersebut. Sampai-sampai apabila hendak menyembelih binatang ternak, kita disuruh untuk menggunakan pisau yang sangat tajam supaya binatang ternak itu tidak lama merasakan sakitnya.

Alam dan isinya diciptakan oleh Allah untuk dimanfaatkan manusia. Tumbuhan merupakan bagian dari alam yang merupakan anugerah dari Allah, bukan hanya untuk kehidupan manusia, namun juga untuk kehidupan binatang-binatang. Sebagian besar makanan manusia dan hewan tersebut berasal dari tumbuhan.

Artinya:

Yang telah menjadikan bagimu bumi sebagai hamparan dan yang telah menjadikan bagimu di bumi itu jalan-jalan, dan menurunkan dari langit air hujan. Maka kami tumbuhkan  dengan air hujan itu berjenis-jenis dari tumbuh-tumbuhan  yang bermacam-macam. Makanalah dan gembalakanlah binatang-binatangmu, sesungguhnya pada yang demikian itu, terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi orang-orang yang berakal (QS. Thaha : 53-54)

Oleh karena itu, sepantasnya manusia menjaga, melestarikan dan memanfaatkan sesuai dengan kebutuhannya sebagai ungkapan syukur atas pemberianNya.

Kajian Pustaka

Akhlak terpuji (akhlakul mahmudah) merupakan salah satu tanda kesempurnaan iman. Tanda tersebut dimanifestasikan ke dalam perbuatan sehari-hari dalam bentuk perbuatan-perbuatan yang sesuai dengan ajaran-ajaran yang terkandung dalam Al-Qur’an dan al hadis.

Akhlakul mahmudah dapat dibagi dalam beberapa bagian yaitu:

    Akhlak terhadap berhubungan dengan Allah
    Akhlak terhadap diri sendiri
    Akhlak terhadap keluarga
    Akhlak terhadap masyarakat dan
    Akhlak terhadap alam

Adapuan akhlak terpuji (akhlakul mahmudah) terhadap kehidupan sosial dan Allah swt adalah sebagai berikut:

    Menauhidkan Allah
    Dzikrullah
    Takwa
    Tawakkal

Adapun bagian-bagian akhlak terpuji (akhlakul mahmudah) kepada sesama manusia adalah sebagai berikut:

    Sabar
    Syukur
    Amanah,
    Benar (as Shidq)
    Menepati Janji (Al Wafa’)
    Benar (As Shidqu)
    Memelihara Kesucian Diri (Al Ifafah)
    Akhlak Kepada Orang Tua dan Berbuat Baik kepada Kerabat
    Akhlak terhadap alam

Alam dan isinya diciptakan oleh Allah untuk dimanfaatkan manusia. Tumbuhan merupakan bagian dari alam yang merupakan anugerah dari Allah, bukan hanya untuk kehidupan manusia, namun juga untuk kehidupan binatang-binatang.

Kesimpulan

Akhlak terpuji (akhlakul mahmudah) merupakan salah satu tanda kesempurnaan iman. Akhlakul mahmudah dapat dibagi dalam beberapa bagian yaitu: Akhlak terhadap berhubungan dengan Allah, Akhlak terhadap diri sendiri, Akhlak terhadap keluarga, Akhlak terhadap masyarakat dan, Akhlak terhadap alam.

Salah satu bentuk akhlakul mahmudah adalah menauhidkan Allah. Perintah-perintah Tuhan dalam kategori kedua adalah yang berkaitan dengan pelaksanaan ajaran agama dan ditujukan kepada manusia, seperti perintah shalat, puasa dan sebagainya. Tawakal mempunyai hubungan yang sangat erat dengan pemahaman manusia akan takdir, ridha, ikhtiar, saba dan doa. Tawakal adalah kesungguhan hati dalam bersandar kepada Allah subhannahu wata’ala, untuk mendapatkan kemaslahatan serta mencegah kemudharatan, baik menyangkut urusan dunia maupun urusan akhirat.

Sumber : http://www.masbied.com/2012/02/17/peranan-akhlak-terpuji-dalam-kehidupan-sosial/
ReffSyarah Riyadhush Shalihin Peranan Akhlak Terpuji dalam Kehidupan Sosial Oleh : Senyumku Dakwahku - Berislam gaya gembira, Beramal Ilmiah Berilmu Amaliah.

Jumat, 06 September 2013

Adab Mukmin Dihadapan allah


akhlak

Sebagai seorang mukmin hendaknya kita memejamkan mata dan memusatkan segala perasaan tertuju7 kepada allah, tepatnya khusyu'. Cepat dan segera dalam menjalankan perintahnya serta meninggalkan larangan2nya. tidak banyak protes dan komentar.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اسْتَجِيبُوا لِلَّهِ وَلِلرَّسُولِ إِذَا دَعَاكُمْ لِمَا يُحْيِيكُمْ ۖ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ يَحُولُ بَيْنَ الْمَرْءِ
Hai orang-orang beriman, penuhilah seruan Allâh dan seruan Rasul apabila Rasul menyeru kamu kepada suatu yang memberi kehidupan kepada kamu, dan ketahuilah bahwa sesungguhnya Allâh membatasi antara manusia dan hatinya, dan sesungguhnya kepada-Nyalah kamu akan dikumpulkan [Al-Anfâl/8:24]
Dan di antara adab / akhalak mukmin yang terpuji terhadap sesama sebuah bentuk ketulusan adab mukmin dihadapan allah juga. Sebagaimana yang telah ditulis dalam artikel sebelumnya tentang Berakhlak Sesuai Al-Qur’an.
Baik budi pekertinya, bersikap tulus dan selalu ikhlas dalam menjalankan kehidupan, menjauhi memandang yang dapat menyebabkan kekaguman.
cegahlah diri berharap pada makhluk, Sebagaimana yang disabdakan Rosulullah Saw. :
Dan apabila Berharap Atau meminta maka berharap dan mintalah Kepada Allah.
    Haruslah Selalu ikhlas dalam beramal, benar dalam perkataan, mensucikan perbuatan, dan tidak beramal kecuali yang baik dan diridhoi oleh Allah Swt.
   Harus senantiasa menghidupkan pendekatan kepadanya dengan sedekah, sholat dan sahum. kita harus dapat menyembunyikan keuntungan dan marah ketika melihat perbuatan haram dilakukan.
   Haruslah merasa takut akan azab Allah. Hendaknya kita malu untuk segara mengurangi dosa. Kita harus menggunakan takut sebagai dasar pengamalan dan yakin akan jaminannya. Tawakal dalam memilih kebaikan. Gelisah hati karna takut tertinggal kewajiban. Bertaubat dengan terus menerus dan takut jika sampai berlarut-larut.


Demikian lah diantara bentuk akhlak yang menunjukan bahwa sang hamba beradab kepada tuhan Allah 'azza wajalla yang dapat menunjang perubahan dalam hidup menjadi lebih baik dari sebelumnya.
Walahu A'lamu Bisshoab
semoga bermanfa'at


reff : Adab Dalam Agama (al ghajali)
oleh : Senyumku Dakwahku - Berislam gaya gembira, Beramal Ilmiah Berilmu Amaliah.


Baca juga artikel akhlak yang semoga bermanfa'at lainnya disini

Senin, 02 September 2013

Kisah Penjual Ikan

Seseorang pedagang ikan memulai berjualan di pasar dipagi hari. Agar dapat menarik pembeli ia memasang papan pengumuman bertuliskan "HARI INI DI SINI DIJUAL IKAN SEGAR"

Tidak lama kemudian datanglah seorang pengunjung yang menanyakan tentang tulisannya. "Mengapa kau tuliskan kata HARI INI? Bukankah kau memang hari ini berjualan, bukan kemarin atau besok?"

Pedagang ikan itu berpikir dan menjawab, "Iya, kau benar." Kemudian ia menghapus tulisan "HARI INI" dan di papan tersebut tulisan berkurang menjadi "DISINI JUAL IKAN SEGAR"

Beberapa saat kemudian datang pembeli ke dua. Pembeli tersebut juga menanyakan tulisan di papan, "Mengapa kau tulis kata DI SINI ? Bukankah semua orang sudah tau kalau kau berjualan DI SINI , bukan DI SANA atau di tempat lain?"

"Benar juga!" pikir si pedagang ikan tersebut, lalu dihapusnya kata "DI SINI" dan tinggallah tulisan "JUAL IKAN SEGAR".

Tidak lama kemudian datang pengunjung ke tiga yang juga menanyakan tulisannya.

"Mengapa kau pakai kata SEGAR ? bukankah semua orang sudah tau kalau yang kau jual adalah ikan segar, bukan ikan busuk?"

"Benar juga" pikir si pedagang ikan, lalu dihapusnya kata "SEGAR" dan tinggallah tulisan "JUAL IKAN"





Sesaat kemudian datanglah pengunjung ke empat yang juga menanyakan tulisannya, "Mengapa kau tulis kata JUAL? Bukankah semua orang sudah tahu kalau ikan ini untuk dijual, bukan dipamerkan atau dibagikan?"

Benar juga pikir si penjual ikan,, lalu dihapusnya kata JUAL dan tinggalah tulisan "IKAN"

Selang beberapa waktu kemudian, datang pengunjung ke lima, yang juga menanyakan tulisannya : "Mengapa kau tulis kata IKAN?, bukankah semua orang sudah tau kalau ini Ikan bukan Daging atau Sayur?"

"Benar juga" pikir si penjual ikan, lalu diturunkannya papan pengumuman itu.

Tinggallah pedagang ikan tersebut berjualan tanpa memasang papan tulisan, dan keinginan menarik pembeli gagal sudah.

Pelajaran:
Yakinlah bahwa tidak mungkin kita bisa memuaskan setiap orang. Sudah menjadi fitrah manusia untuk berbeda pendapat.
Jadi utamakan suara hati anda... biarlah orang lain berpendapat... jangan mudah terpengaruh oleh pendapat orang lain bila anda merasa itu sudah sesuai dengan tujuan anda.


Minggu, 01 September 2013

Jangan Takut pada Allah

Hemmm, sepertinya judul postingan saya kali ini mengundang banyak pertanyaan.
Tapi jangan marah dulu sebelum tuntas membaca postingan ini yaa.

Ilmu yang akan saya bagikan kali ini adalah ilmu yang saya dapatkan ketika saya mengikuti Majelis Taqarub Ilallah, di Sumedang. Masih ngebahas puasa sih, soalnya saya dapat ilmu ini ketika bulan Ramadhan.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,

Dalam surat Al Baqarah dijelaskan bahwa tujuan Allah memerintahkan kita untuk berpuasa adalah agar kita meraih gelar taqwa. Ayat ini memerintahkan orang beriman untuk berpuasa, jadi kita bisa tarik kesimpulan. Bahwa tak selamanya orang beriman itu bertaqwa.

Nah, yang saya mau coba bagikan di sini adalah tentang artian taqwa bagi kebanyakan orang. Taqwa kerap diartikan takut kepada Allah. Sehingga, karena rasa takut itu kita menjalankan setiap perintahNya dan menjauhi setiap laranganNya.
Sampai di sini, terlepas dari arti kata atau harfiah jelasnya, saya kurang setuju ketika taqwa diartikan takut kepada Allah. Kenapa? Karena menurut saya rasa takut itu memiliki konotasi yang negatif. Setiap hal yang ditakuti pasti memiliki sisi negatif hingga ditakuti. Entah itu tampilannya (seperti sesuatu yang ghaib) atau bisa mendatangkan kesedihan (seperti bencana).

Bagaimana kalau kita ganti rasa takut itu dengan cinta?
Rasa cinta adalah sebuah rasa yang bisa menggerakkan sesuatu, seseorang, atau banyak orang. Karena cintaNya kepada manusia, Allah senantiasa memberikan rahman dan rahim kepada manusia. Karena cintanya kepada kelurga, seorang ayah rela bermandikan peluh setiap hari, lalu karena cintanya kepada umat islam, Rasulullah tak pernah menghentikan dakwahnya meski kerap menerima cobaan.

Ketika rasa cinta kepada Sang Khalik sudah tertanam kuat dalam hati kita, maka setiap halangan dan godaan tak akan menjadi berarti untuk setia melakukan setiap titahNya. Dalam tatanan ibadah pun, rasa cinta atau mahabbah memiliki derajat yang tinggi.

Dalam buku "Mahabbatullah" (mencintai Allah), Imam Ibnu Qayyim menuturkan tahapan-tahapan menuju cinta Allah. Tahapan-tahapan itu adalah
1. Membaca al-Qur'an dengan merenung dan memahami kandungan maknanya sesuai dengan maksudnya yang benar. Ibnu Sholah mengatakan "Membaca Al-Qur'an merupakan kemuliaan, dengan kemuliaan itu Allah ingin memuliakan manusia di atas mahluk lainnya. Bahkan malaikat pun tidak pernah diberi kemuliaan semacam itu, malah mereka selalu berusaha mendengarkannya dari manusia". 

2. Taqarub kepada Allah swt, melalui ibadah-ibadah sunnah setalah melakukan ibadah-ibadah fardlu. Orang yang menunaikan ibadah-ibadah fardlu dengan sempurna mereka itu adalah yang mencintai Allah. Sementara orang yang menunaikannya kemudian menambahnya dengan ibadah-ibadah sunnah, mereka itu adalah orang yang dicintai Allah. Ibadah-ibadah sunnah untuk mendekatkan diri kepada Allah, diantaranya adalah: shalat-shalat sunnah, puasa-puasa sunnah,sedekah sunnah dan amalan-amalan sunnah dalam Haji dan Umrah. 

3. Melanggengkan dzikir kepada Allah dalam segala tingkah laku, melaui lisan, kalbu, amal dan perilaku. Kadsar kecintaan seseorang terhadap Allah tergantung kepada kadar dzikirnya kepadaNya. Dzikir kepada Allah merupakan syiar bagi mereka yang mencintai Allah dan orang yang dicintai Allah. Rasulullah s.a.w. pernah bersabda: "Sesungguhnya Allah aza wajalla berfirman :"Aku bersama hambaKu, selama ia mengingatKu dan kedua bibirnya bergerak (untuk berdzikir) kepadaKu". 

4. Cinta kepada Allah melebihi cinta kepada diri sendiri.Memprioritaskan cinta kepada Allah di atas cinta kepada diri sendiri, meskipun dibayang-bayangi oleh hawa nafsu yang selalu mengajak lebih mencintai diri sendiri. Artinya ia rela mencintai Allah meskipun beresiko tidak dicintai oleh mahluk. Inilah derajat para Nabi, diatas itu derajat para Rasul dan diatasnya lagi derajat para rasulul Ulul Azmi, lalu yang paling tinggi adalah derajat Rasulullah Muhammad s.a.w. sebab beliau mampu melawan kehendak dunia seisinya demi cintanya kepada Allah. 

5. Kontinuitas musyahadah (menyaksikan) dan ma'rifat (mengenal) Allah s.w.t. Penglihatan kalbunya terarah kepada nama-nama Allah dan sifat-sifatNya

6. Menghayati kebaikan, kebesaran dan nikmat Allah lahir dan batin akan mengantarkan kepada cinta hakiki kepadaNya. Tidak ada pemberi nikmat dan kebaikan yang hakiki selain Allah. Oleh sebab itu, tidak ada satu pun kekasih yang hakiki bagi seorang hamba yang mampu melihat dengan mata batinnya, kecuali Allah s.w.t. Sudah menjadi sifat manusia, ia akan mencintai orang baik, lembut dan suka menolongnya dan bahkan tidak mustahil ia akan menjadikannya sebagai kekasih. Siapa yang memberi kita semua nikmat ini? Dengan menghayati kebaikan dan kebesaran Allah secara lahir dan batin, akan mengantarkan kepada rasa cinta yang mendalam kepadaNya. 

7. Ketertundukan hati secara total di hadapan Allah, inilah yang disebut dengan khusyu'. Hati yang khusyu' tidak hanya dalam melakukan sholat tetapi dalam semua aspek kehidupan ini, akan mengantarkan kepada cinta Allah yang hakiki. 

8. Menyendiri bersama Allah ketika Dia turun. Kapankan itu? Yaitu saat sepertiga terakhir malam. Di saat itulah Allah s.w.t. turun ke dunia dan di saat itulah saat yang paling berharga bagi seorang hamba untuk mendekatkan diri kepadaNya dengan melaksanakan sholat malam agar mendapatkan cinta Allah. 

9. Bergaul dengan orang-orang yang mencintai Allah, maka iapun akan mendapatkan cinta Allah s.w.t.

10. Menjauhi sebab-sebab yang menghalangi komunikai kalbu dan Al-Khaliq, Allah subhanahu wataala.

Jadi, yu jangan takut pada Allah. Tapi cintai Allah.




Sumber ilmu,
KH. Ali Bayanullah
pesantrenvirtual.com


Tolong Hukum Saya

Assalamu'alaykum
Apa kabar teman-teman blogger semuanyaaaah.
Kangen ihhh, ya Allah. Saya sempet kaget ketika melihat postingan terakhir di blog ini tanggal 30 Juni. Gubrak! Masya Allah berarti 2 bulan saya mangkir dari tugas ya. :))
Pruk-pruk (bersihin lumut dulu). Terhitung tanggal 21 Juli, saya pulang kampung ke Sumedang sama Khoiry. Tentunya ninggalin suami yang baru dapet libur H-1 idul fitri. Pertimbangannya banyak, salah satunya adalah ibu saya yang minta cepat-cepat pulang. Sudah terlanjur kangen sama cucu, begitu katanya. Maklumlah. Anak saya cucu pertamanya.

Sebenarnya saya (dengan ijin suami) membawa laptop satu-satunya milik kami ke Sumedang. Biar bisa nulis di sana, itu alasan saya. Eh, ternyata. Boro-boro nulis deh. Buka laptopnya pun jarang banget. Akhirnya laptop hanya dipakai nonton video sama adik-adikku. Benar-benar ironis. Padahal di Sumedang banyak saudara yang bisa dengan senang hati mengasuh Khoiry ketika hasrat menulis saya muncul. Tapi mungkin sudah kebiasaan, di Tangerang saya nggak pernah ninggalin Khoiry atau nitipin dia ke tetangga sekali pun pekerjaan rumah numpuk. Kalau dia bangun, saya khususon jagain dia. Jadi, di Sumedang pun, ketika Khoiry diajak main jauh-jauh sama adik-adik saya atau keluarga yang lain, saya bukannya tenang nulis, malah kelabakan nyariin dia. Khawatir. Takut dia jatuh atau dikasih jajan yang aneh-aneh. Haduuh... padahal itu cuma rasa khawatir yang berlebihan saja kan?



Jadi, apa inti dari paragra panjang lebar ini? :)) saya cuma mau ngasih tahu, kalau selama dua bulan ini, saya TIDAK MENULIS SATU TULISAN PUN. Kecuali nulis sms yaa :P
Ada yang mau menghukum saya?
Please kasih sanksi biar saya nggak ngulangin kesalahan patal ini. Duuh !

Jemput Aku Menjadi Bidadarimu

Wahai Calon Imamku,Jemput Aku Menjadi Bidadarimu

Aku tak dapat merangkai kalimat cinta nan indah berbunga, SEBELUM kutahu kepada siapa kalimat cinta itu kutuju

aku tak dapat mengumbar sejuta imaji yang indah, SEBELUM kutahu bersama siapa semua itu kan kuraih

Karena kuingin JATUH CINTA setelah semua HALAL bagiku, dimana semua keindahan cinta sudah HALAL kurengkuh dalam kata dan nyataku karena-NYA..


sebelum halal

Robbanaa hab lanaa min azwaajinaa wadzurriyaatinaa qurrota a’yun. Waj’alnaa lil muttaqiina imaamaa (Q.S. Al Furqaan: 74).

Jemput Aku Menjadi Bidadarimu oleh Senyumku Dakwahku