Tampilkan postingan dengan label Akhlaq Kepribadian. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Akhlaq Kepribadian. Tampilkan semua postingan

Jumat, 21 Februari 2014

ADAB ORANG ALIM DAN MURID

ADAB ORANG ALIM DAN MURID
Serorang alim (orang yang berilmu), apalagi orang alim yang mengajar, tidak hanya dilihat dari ilmunya dan ibadahnya. Melainkan juga adabnya, terutama terhadap muridnya,. Bahkan, adab seorang alim sering kali menjadi ukuran orang dalam menilai dirinya. Tidak sedikit orang berilmu yang tidak didatangi orang untuk belajar kepadanya atau kurang diperhatikan perkataannya karena adabnya yang kurang baik. Karena itu, sudah semestinya seorang yang berilmu memperhatikan adab-adab yang harus dijaganya.

Begitupun seorang murid. Ia tidak hanya dilihat kecerdasannya. Bahkan, murid yang cerdas tapi tidak atau kurang beradab, sangat tidak disukai guru atau teman-tamannya.pada akhirnya, ia tidak akan mendapatkan keberkahan ilmu dari gurunya, sehingga kecerdasannya kurang bermanfaat baginya. Maka memperhatikan dan menjaga adab tidak kalah pentingnya di banding meraih ilmu itu sendiri.
Diterangkan dalam kitab bidayah al-hidayah

وَ ان كنت عالم فآداب العالم الإحتمال ولزوم الحلم في الأمور والجلوس بالهيبة على سمت الوقار مع إطراق الرّأس وترك التّكبّر على جميع العباد إلاّ على الظّلمة زجرا لهم عن الظّلم وإيثار التّواضع في الحافل والمجالس وترك الهزل والدّعابة  
 

Jika kau seorang alim ,adab-adab orang alim adalah sebagai berikut :

  • Pertama, Sabar .
  • Kedua, tidak terburu-buru dalam segala urusan.
  • Ketiga, duduk dengan penuh wibawa disertai sikap tenang dan menundukkan kepala.
  • Keempat, tidak bersikap sombong kepada semua manusia, kecuali kepada orang-orang yang dzalim untuk mencegah mereka berbuat dzalim.
  • Kelima, mengutamakan tawadhu' ditempat-tempat pertemuan dan majelis-majelis.
  • Keenam, tidak bermain dan bercanda.
             Arti sabar disini adalah menerima pertanyaan yang diajukan oleh murid-muridnya. Boleh bersikap sombong terhadap orang-orang yang sombong, karena sombong terhadap orang-orang yang sombong adalah sedekah sebagaimana tawadhu' terhadap orang-orang yang bersikap tawadhu'.

و الرّفق بالمتعلّم والتّأنّي بالمتجرف وإصلاح البليد بحسن الإرشاد وترك الحرد عليه وترك الأنفة من قول لاأدري
  • Ketujuh, menunjukkan kasih sayang terhadap pelajar dan bersabar terhadap siswa yang tidak pandai bertanya (artinya yang didasari pemahaman) tapi mengaku(menganggap diri) tahu padahal tidak tahu.
  •  Kedelapan, memperbaiki siswa yang bandel dengan bimbingan yang baik.
  •  Kesembilan, tidak memarahinya (siswa yang bandel itu).
  •  Kesepuluh, tidak sombong (tidak segan) untuk mengatakan "saya tidak tahu".
Seorang alim hendaknya mengatakan "saya tidak tahu",atau "wallahua'lam", jika masalah yang dihadapi tidak jelas atau tidak diketahuinya. Diriwayatkan dalam hadist bahwa seseorang lelaki bertanya kepada nabi SAW, "negri mana yang paling buruk ?"nabi SAW menjawab,"aku tidak tahu, aku akan menanyakan kepada jibril". Kemudian beliau bertanya kepada jibril, kemudian jibril menjawab,"aku tidak tahu .aku akan menanyakan kepada robbul-'izzah (tuhan yang memiliki kemulyaan)".

وصرف الهمّة الى السّائل وتفهّم سؤاله وقبول الحجّة والإنقياد للحقّ بالرّجوع اليه عند الهفوة ومنع المتعلّم عن كلّ علم يضرّه
  • Kesebelas, memusatkan perhatian kepada penanya dan memahami pertanyaanya.
  • Keduabelas, menerima dalil dengan benar. Ketiga belas, tunduk kebenaran dengan kembali kepadanya ketika salah. Keempat belas, melarang siswa mempelajari ilmu yang membahayakannya.
Setiap orang mesti memperhatikan dalil yang benar dan mendengarkannya . karena mengikuti kebenaran adalah wajib, meskipun kebenaran itu berasal dari lawan atau dari oran yang lebih rendah kedudukannya. Yang dimaksud ilmu yang membahayakan adalah membahayakan bagi agamanya, seperti ilmu sihir, nujum, dan ramal.
وزجره عن ان يريد بالعلم النّافع غير وجه اللّه تعالى وصدّ المتعلّم عن ان يشتغل بفرض الكفاية قبل الفاراغ من فرض العين وفرض عينه إصلاح ظاهره وباطنه بتّقوى
  • Kelima belas, melarang siswa mengharap selain ridha allah dengan ilmu yang berguna.
  •  Keenam belas, mencegah siswa dari menyibukkan diri dengan fardhu kifayah sebelum menuntaskan fardhu 'ainnya.adapun fardhu 'ainnya adalah memperbaiki lahir dan batinnya denga ketaqwaan.
Dengan ketaqwaan, artinya dengan menunaikan ibadah lahir dan batin serta menjauhi maksiat lahir dan batin sebagai mana yang telah disebutkan dalam ktab bidayah al-hidayah:
ومؤاخذة بنفسه اوّلا باتّقوى ليقتدي المتعلّم اوّلا بأعمله ويستفيد ثانيامن اقوله  

  • Ketujuh belas, mengutamakan memperbaiki diri sendiri dengan bertaqwa, supaya para murid pertama-tama meneladani perbuatan-perbuatannya dan kemudian baru mengambil manfaat dari perkataan-perkataannya.

Dan ada juga adab seorang murid yang diterangkan dalam kitab bidayah al-hidayah : 


وإن كنت متعلّم فآدب المتعلّم مع العالم ان يبدأه بالتّحيّة وسّلام وان يقلّل بين يديه الكلم ولايتكلّم مالم يسأله أستاذه ولا يسأل مالم يستأذن اوّلا ولا يقول في معارضه قوله قال فلان بخلاف ماقلت
Jika engkau seorang belajar (murid), ketahuilah bahwa adab-adab siswa terhadap seorang alim(yakni gurunya) adalah sebagai berikut :
  • Pertama, mamulai member salam.
  • Kedua, sedikit bicara dihadapannya.
  • Katiga, tidak bicara selama tidak ditanya oleh gurunya.
  • Keempat, tidak menanyakan sesuatu sebelum minta izin kepada gurunya lebih dulu.
  • Kelima, tidak menyanggah guru dengan mengatakan,"si fulan mengatakan yang berbeda dengan yang tuan katakana(atau semacamnya)".
ولايشير عليه بخلاف رأيه فيري انّه أعلم بصّواب من أستاذه ولايسأل جليسه في مجلس ولايلتفت الى الجوانب بل يجلس مطرقا عينه ساكنا متأدّب كأنّه في الصّلاة
  • Keenam, tidak menunjukkan pendapat yang berbeda dengan menganggap bahwa dirinya lebih tahu tentang apa yang benardibandingkan gurunya.
  • Ketujuh, tidak bertanya kepada teman dimajelisnya.
  • Kedelapan, tidak menoleh ke kanan dan ke kiri,melainkan duduk sambil menundukkan pandangannya dengan tenang dan sopan seakan-akan ia sedang sholat.
ولا يكثر عليه السّؤال عند ملله واذا قام قام له ولا يتبعه بكلامه وسؤاله ولا يسأله في طريقه إلى ان يبلغ منزله
  • Kesembilan, tidak banyak bertanya kepada gurunya ketika sedang jemu.
  • Kesepuluh, apabila guru berdiri,ia pun berdiri untuk menghormatinya.
  • Kesebelas, tidak mengikuti guru dengan berbicara dan menanyainya.
  • Kedua belas, tidak bicara di jalan sampai ia (guru) tiba dirumahnya (tempat duduknya).
ولايسيء الظّنّ به في افعال ظاهرها منكرة عنده فهو اعلم بأسراره واليذكر عند ذالك فول موسى للخضر عليهما السّلام أخرقتها لتغرق اهلها لقد جئت شيأ إمرا وكونه مخطئا في انكره اعتمادا على ظّاهر
  • Katiga belas, tidak berburuk sangka kepadanya (guru) mengenai perbuatan-perbuatan yang pada lahiriyahnya mungkar menurut pandangan siswa, karena guru lebih tahu tentang rahasia-rahasianya. Ingatlah ucapan nabi Musa kepada nabi Khidir, "mengapa kau melubangi perahu itu yang berakibat menenggelamkan penumpangnya? Sesungguhnya engkau telah melakukan kesalahan yang besar". padahal, nabi Musa salah ketika menyalah kannya, karena bersandar (memperhatikan) pada lahiriah.
Perbuatan nabi Khidir pada lahiriahnya adalah mungkar. Karena itu, nabi Musa menyalah kan gurunya tersebut. Akan tetapi pada hakikatnya sesuai dengan syariat, dan akhirnya nabi Musa membenarkan perbuatan gurunya. Hendaknya seorang siswa ingat bahwa gurunya mengetahui rahasia-rahasia dibalik perbuatannya.
Diriwayatkan bahwa, ketika ibnu'arabi sedang mengerjakan sholat, para muridnya memperhatikan ibnu'arabi menggerak-gerakkan kakinya berulang kali dalam sholat. Setelah beliau selasai sholat, mereka bertanya kepadanya,"mengapa tuan menggerak-gerakkan kaki?" ibnu'arabi menjawab,"imam fakhrur razi akan wafat dan parasetan mengepungnya untuk menghiangkan imannya, maka kusir mereka dengan kakiku sehingga ia wafat dalam keadan beriman".

"wallahu a'lam"

Minggu, 29 Desember 2013

Berbuat Baik Terhadap Sesama Manusia

berbuat baik
Berbuat Baik Terhadap Sesama Manusia - Allah SWT menciptakan manusia sebagai makhluk sosial. Manusia saling berinteraksi dan bekerja sama demi memenuhi kebutuhan hidup, meraih kebahagiaan, membentuk sistem sosial yang harmonis, juga menggapai hidup yang lebih berkualitas.

Di zaman ini, dipastikan tidak ada manusia yang dapat hidup seorang sendiri dalam keterasingan, tanpa terhubung dengan orang lain dan terlibat interaksi bersama.

Agar kehidupan bersama ini dapat terbangun dengan harmonis, tentu setiap orang memiliki kewajiban untuk berbuat baik kepada sesama umat manusia.

Islam pun mewajibkan setiap umatnya untuk senantiasa berbuat baik kepada sesama manusia, sebagaimana banyak diterangkan dalam ayat Al,Qur’an, hadis, dan dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW serta para sahabat.

Hubungan dengan sesama manusia ini dalam Islam dikenal dengan istilah hablumminannas. Setiap muslim memiliki kewajiban untuk menjalankan hablumminannas dengan sebaik-baiknya, sesuai tuntunan Al-Qur’an dan sunah Nabi Muhammad SAW.

Perbuatan baik kepada manusia yang di perintahkan oleh Allah dan dicontohkan oleh Rasulullah sangat banyak, antara lain sebagai berikut.

a. Berbuat baik kepada kedua orang tua.
b. Mengajarkan atau menyebarkan ilmu.
c. Menyambung silaturahmi.
d. Memberikan nasihat.

e. Mengajak untuk berbuat kebaikan dan meninggalkan keburukan.
f. Berbuat adil.
g. Mendamaikan pihak-pihak yang bermusuhan atau berseteru.
h. Membantu mereka yang membutuhkan bantuan.

i. Menjenguk orang sakit.
j. Mendahulukan kepentingan bersama ketimbang kepentingan pribadi.
k. Berdagang dengan jujur.
l. Berinfak dan bersedekah.

m. Bersikap dan bertutur yang kata lemah lembut serta santun.
n. Tidak menganggu dan menyakiti hati orang lain.
o. Tidak mengambil hak orang lain.

Itulah beberapa bentuk perbuatan baik kepada sesama yang diperintahkan oleh ajaran agama Islam. Sesungguhnya, berbuat baik pada sesama umat manusia bukan sekadar dibutuhkan untuk membangun kehidupan bersama yang harmonis dan saling mengasihi.

Akan tetapi, perbuatan baik kepada sesama juga bernilai ibadah yang jika dilakukan akan berbalas pahala dan surga.

Sebaliknya, jika perbuatan-perbuatan baik kepada sesama umat manusia ditinggalkan, pelakunya akan menuai dosa. Dosa karena telah lalai terhadap perintah Allah, yang berakibat pada timbulnya berbagai masalah dan kerusakan dalam kehidupan sosial.

Satu hal yang harus senantiasa kita ingat adalah dalam berbuat baik pada sesama umat manusia, kita tidak boleh pilih kasih.

Kita harus berbuat kebaikan kepada siapa saja, tanpa membedakan latar belakang suku, agama, ras, atau status sosial. Hal lain yang tidak boleh kita lupakan ketika berbuat baik adalah kita harus tulus dan ikhlas. Melakukannya karena mengharapkan ridho Allah semata.

Ketika kita berbuat kebaikan pada sesama umat manusia, tetapi tidak ikhlas, misalnya mengharapkan imbalan atau ingin pujian, sejatinya kebaikan tersebut tidak akan ada nilainya di sisi Allah.

Kebaikan tersebut justru dapat dikategorikan sebagai perbuatan riya atau perbuatan merugikan orang lain. Keduanya adalah perbuatan yang dibenci oleh Allah SWT.

Dengan perintah yang sangat jelas untuk berbuat kebaikan pada sesama umat manusia, maka tidak ada alasan bagi kita untuk tidak melakukannya.

Justru kita harus berlomba-lomba untuk berbuat baik. Sebab, sesungguhnya setiap perbuatan akan kembali kepada pelakunya. Kebaikan yang kita lakukan kepada orang lain akan berbalas kebaikan pula.

Selain berbalas kebaikan, penghormatan, dan kasih sayang dari manusia, perbuatan baik kita juga akan membuahkan kedekatan dan kasih sayang dari Allah SWT.

Dan, jika kita mendapatkan kasih sayang Allah, sungguh itulah nikmat yang tiada bandingnya. Dengan kasih sayang Allah tersebut, kita akan mendapatkan kemuliaan hidup, baik di dunia maupun akhirat.

Sumber : http://renunganislami.net/

Jumat, 27 Desember 2013

Memahami Ruang Lingkup Akhlak

tentang akhlak
Ruang Lingkup Akhlak - Dalam pembinaan akhlak mulia di perlukan pemahaman tentang macam - macam akhlak agar dapat melaksanakan ibadah sesuai dengan ajaran agama islam dan tentunya Berakhlak sesuai Al-Quran  Ibadah dalam Islam erat sekali hubungannya dengan pendidikan akhlak. Ibadah dalam Al-Qur’an dikaitkan dengan taqwa, dan taqwa berarti pelaksanaan perintah Tuhan dan menjauhi larangannya.

Ruang Lingkup Akhlak Mencakup tentang hubungan terhadap sesama manusia, juga hubungan hamba terhadap Allah.
Secara umum jika ditinjau dari objeknya, adab dan akhlak mulia di dalam Islam bisa ditemui di dalam lima objek :

Ruang Lingkup Akhlak


Akhlak pribadi


Yang paling dekat dengan seseorang itu adalah dirinya sendiri, maka hendaknya seseorang itu menginsyafi dan menyadari dirinya sendiri, karena hanya dengan insyaf dan sadar kepada diri sendirilah, pangkal kesempurnaan akhlak yang utama, budi yang tinggi. Manusia terdiri dari jasmani dan rohani, disamping itu manusia telah mempunyai fitrah sendiri, dengan semuanya itu manusia mempunyai kelebihan dan dimanapun saja manusia mempunyai perbuatan.

Akhlak berkeluarga


Akhlak ini meliputi kewajiban orang tua, anak, dan karib kerabat. Kewajiban orang tua terhadap anak, dalam islam mengarahkan para orang tua dan pendidik untuk memperhatikan anak-anak secara sempurna, dengan ajaran –ajaran yang bijak, setiap agama telah memerintahkan kepada setiap oarang yang mempunyai tanggung jawab untuk mengarahkan dan mendidik, terutama bapak-bapak dan ibu-ibu untuk memiliki akhlak yang luhur, sikap lemah lembut dan perlakuan kasih sayang. Sehingga anak akan tumbuh secara sabar, terdidik untuk berani berdiri sendiri, kemudian merasa bahwa mereka mempunyai harga diri, kehormatan dan kemuliaan.

Seorang anak haruslah mencintai kedua orang tuanya karena mereka lebih berhak dari segala manusia lainya untuk engkau cintai, taati dan hormati. Karena keduanya memelihara,mengasuh, dan mendidik, menyekolahkan engkau, mencintai dengan ikhlas agar engkau menjadi seseorang yang baik, berguna dalam masyarakat, berbahagia dunia dan akhirat. Dan coba ketahuilah bahwa saudaramu laki-laki dan permpuan adalah putera ayah dan ibumu yang juga cinta kepada engkau, menolong ayah dan ibumu dalam mendidikmu, mereka gembira bilamana engkau gembira dan membelamu bilamana perlu. Pamanmu, bibimu dan anak-anaknya mereka sayang kepadamu dan ingin agar engkau selamat dan berbahagia, karena mereka mencintai ayah dan ibumu dan menolong keduanya disetiap keperluan.

Akhlak bermasyarakat


Tetanggamu ikut bersyukur jika orang tuamu bergembira dan ikut susah jika orang tuamu susah, mereka menolong, dan bersam-sama mencari kemanfaatan dan menolak kemudhorotan, orang tuamu cinta dan hormat pada mereka maka wajib atasmu mengikuti ayah dan ibumu, yaitu cinta dan hormat pada tetangga.

Pendidikan kesusilaan/akhlak tidak dapat terlepas dari pendidikan sosial kemasyarakatan, kesusilaan/moral timbul di dalam masyarakat. Kesusilaan/moral selalu tumbuh dan berkembang sesuai dengan kemajuan dan perkembangan masyarakat. Sejak dahulu manusia tidak dapat hidup sendiri–sendiri dan terpisah satu sama lain, tetapi berkelompok-kelompok, bantu-membantu, saling membutuhkan dan saling mepengaruhi, ini merupakan apa yang disebut masyarakat. Kehidupan dan perkembangan masyarakat dapat lancar dan tertib jika tiap-tiap individu sebagai anggota masyarakat bertindak menuruti aturan-aturan yang sesuai dengan norma- norma kesusilaan yang berlaku.

Akhlak bernegara


Mereka yang sebangsa denganmu adalah warga masyarakat yang berbahasa yang sama denganmu, tidak segan berkorban untuk kemuliaan tanah airmu, engkau hidup bersama mereka dengan nasib dan penanggungan yang sama. Dan ketahuilah bahwa engkau adalah salah seorang dari mereka dan engkau timbul tenggelam bersama mereka.

Akhlak beragama


Akhlak ini merupakan akhlak atau kewajiban manusia terhadap tuhannya, karena itulah ruang lingkup akhlak sangat luas mencakup seluruh aspek kehidupan, baik secara vertikal dengan Tuhan ( Adab Mukmin Dihadapan allah ), maupun secara horizontal dengan sesama makhluk Tuhan.

Ruang Lingkup Akhlak

Bahkan Ruanglingkup Akhlak jika ditinjau dari dari keadaannya, adab dan akhlak mulia yang diatur oleh Islam juga bisa ditemukan ketika makan, minum, berkendaraan, berbicara, tidur, mandi, menuntut ilmu, berpakaian, dan seterusnya, yang tak satu pun keadaan di dalam kehidupan keseharian seorang muslim kecuali telah diatur bagaimana adab dan akhlaknya, mulai dari masalah sebesar urusan pemerintahan hingga sekecil adab buang air.

reff : wikipedia.com

Makalah Akhlak

      Diskusi Islam - Makalah Akhlak. Pada kesempatan ini saya akan mengemukakan tentang pembahasan mengenai akhlak, diantaranya pada posting berjudul Makalah Akhlak dan Persoalannya, Berakhlak sesuai Al-Quran, dan Peranan akhlak terpuji dalam kehidupan. Dan berikut ini beberapa penjelasan mengenai akhlak, tentunya dari sudut pandang yang berbeda. Selamat menikmati.


BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG


Setiap manusia yang lahir di dunia ini, pasti membawa naluri yang mirip dengan hewan, letak perbedaannya karena naluri manusia disertai dengan akal. Sedangkan naluri hewan tidak demikian halnya. Oleh karena itu naluri manusia dapat menentukan tujuan yang dikehendakinya. Segala sesuatu itu dinilai baik atau buruknya, terpuji atau tercela, semata-mata karena syara’ (al-Qur’an dan Sunnah) hati nurani atau fitrah dalam bahasa al Qur’an memang dapat menjadi ukuran baik dan buruk karena manusia di ciptakan oleh Allah Swt memiliki fitrah bertauhid, mengakui keesaannya (QS. Ar-Rum: 30-30). Hati nurani manusia selalu mendambakan dan merindukan kebenaran, ingin mengikuti ajaran-ajaran Allah Swt. Namun fitrah manusia tidak selalu terjamin dapat berfungsi dengan baik karena pengaruh dari luar misalnya pengaruh pendidikan, lingkungan, pakaian dan juga pergaulan. Masyarakat yang hati nuraninya sudah tertutup dan akal fikiran sudah di kotori oleh sikap dan perilaku yang tidak terpuji. Namun bukan Cuma perilaku yang harus diperbaiki asupan dalam tubuhpun harus dijaga agar tetap halal. Karena itulah diperlukan adanya suatu jaminan dan kepastian akan kehalalan produk pangan yang dikonsumsi umat Islam.

B. RUMUSAN MASALAH

Dalam kehidupan sehari-hari tentu banyak panorama-panorama dalam kehidupan sehari-hari dan yang terpenting adalah bagaimana kita hidup dalam bermasyarakat, saling menghargai dan saling menghormati di dalam kehidupan sehari-hari tentunya kita di tuntut untuk bagaimana kita dapat hidup bersosialisasi. Tentunya di dalamnya itu banyak aturan dan etika yang harus kita jaga sebab kebebasan kita dibatasi oleh kebebasan orang lain. Seperti berpakaian, kita tidak boleh berpakaian yang berlebihan, kita tetap menjaga etika dalam berpakaian, tidak boleh tampil sembrono, tampil yang berlebihan dan sebagainya. Selain dari pada itu, yang paling penting juga adalah akhlak, bagaimana kita menjaga akhlak dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga kita dapat hidup tenang. Saling menghargai dan saling menghormati.

BAB II

PENGERTIAN AKHLAK dan RUANG LINGKUP AKHLAK

Makalah Akhlak

A. PENGERTIAN AKHLAK


Secara etimologis akhlaq adalah bentuk jamak dari khuluq yang berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat.

Kata akhlaknya yang berarti menciptakan seakan dengan kata khaliq (pencipta), makhaliq yang (diciptakan) dan khalq (penciptaan).

Kata di atas mengisyaratkan bahwa dalam akhlak tercakup pengertian terciptanya keterpaduan antara kehendak khaliq (Tuhan).

Secara terminologis (ishthilabah) ada beberapa definisi tentang akhlaq :

1. Imam Al-Ghazali

Akhlaq adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan perbuatan-perbuatan dengan gampang dan mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.

2. Ibrahim Anis

Akhlaq adalah sifat yang tertanam dalam jiwa, yang dengannya lahirlah macam-macam perbuatan.

3. Abdul Karim Zaidan

Akhlaq adalah nilai-nilai dan sifat-sifat yang tertanam dalam jiwa, yang depan sorotan dan timbangannya seseorang dapat menilai perbuatannya baik atau buruk.

Dari keterangan diatas. Jelaslah bagi kita bahwa akhlaq itu haruslah bersifat konstan, spontan, tidak temporer dan tidak memerlukan pemikiran dan pertimbangan serta dorongan dari luar. Sekalipun dari beberapa definisi di atas kata akhlak bersifat netral, belum merunjuk kepada baik dan buruk, tapi pada umumnya apabila disebut sendirian, tidak dirangkai dengan sifat tertentu, maka yang dimaksud adalah akhlak yang mulia. Misalnya, bila seseorang berlaku tidak sopan kita mengatakan padanya. “kamu tidak berakhlak”. Padahal tidak sopan itu adalah akhlaknya.

Sumber akhlak

Yang dimaksud dengan sumber akhlak atau yang menjadi ukuran baik dan buruk atau mulia dan tercela.

Dalam konsep akhlak segala sesuatu itu dinilai baik atau buruk, terpuji atau tercela semata-mata karya syara’ (Al-Quran dan Sunnah) menilainya demikian.

Apakah Islam menafikan peran hati nurani, akal dan pandangan masyarakat dalam menyimpulkan baik dan buruk.

Hati nurani atau fitrah dalam bahasa al-Qur’an memang menjadi ukuran baik dan buruk karena manusia diciptakan oleh Allah Swt. Memiliki fitrah bertauhid, mengakui keesaannya.

Demikian juga halnya dengan akal pikiran. Ia hanyalah salah satu kekuatan yang dimiliki manusia untuk mencari kebaikan dan keburukan.

Demikianlah bentang hati nurani dan akal pikiran. Bagaimana dengan pandangan masyarakat? Pandangan masyarakat juga bisa dijadikan ukuran baik dan buruk, tetapi sangat relatif, tergantung sejauh mana kesucian hati nurani masyarakat dan kebersihan pikiran mereka dapat terjaga.

Ruang Lingkup Akhlak


Muhammad Abdullah dias dalam bukunya dhuztur al ahlak fial-Islam membagi ruang lingkup akhlak menjadi lima bagian.

   1. Akhlak Pribadi (al-Fardiyah) terdiri dari : a. Kewajiban timbal balik orang tua dan akhlak, b. Kewajiban suami istri, c. kewajiban terhadap kerabat
   2. Akhlak bermasyarakat : terdiri dari (a) yang dilarang, (b) yang diperintahkan, (c) keadaan-keadaan adab.
   3. Akhlak bernegara: Terdiri dari a. Berhubung antara pemimpin dan rakyat, b. Hubungan luar negeri.

   1. Akhlak beragam yaitu kewajiban terhadap Allah SWT
   2. Akhlak pribadi = a. Yang diperintahkan, b. Yang dilarang, c. Yang dibolehkan.

Kedudukan dan Keistimewaan Akhlak dalam Islam

Dalam keseluruhan ajaran Islam akhlak menempati kedudukan yang istimewa dan sangat penting. Hal itu dapat dilihat dalam beberapa nomor berikut.

   1. Rasulullah SAW menempatkan penyempurnaan akhlak yang mulia sebagai risalah pokok Islam.
   2. Akhlak merupakan salah satu ajaran pokok agama Islam.

FUNGSI AKHLAK DALAM HAL MAKANAN, PAKAIAN & PERGAULAN DALAM ISLAM

a. Fungsi Aqidah dalam Hal Makanan

1. Waspadai makanan dan minuman di sekitar kita

a) Makanan dan gaya hidup Modern

Dunia semakin modern banyak orang yang menyebutnya ERA TEKHNOLOGI. Manusia semakin mudah menggapai keinginan-keinginan dengan teknologi.

Dalam pandangan futurlog terkemuka asal Amerika Serikat. Era global yang serba teknologis seperti sekarang ini disebutnya sebagai “global lifestyle”.

Budaya global yang mengalami perkembangan amat dahsyat adalah = food, fashion dan fun (makanan, pakaian, dan hiburan).

Khusus pada budaya makanan dan minuman telah menjadi varian yang menonjol dalam lingkungan masyarakat kita.

b) Konsumen muslim di tip uterus

Ada anggapan bahwa orang mayoritas muslim penduduk Indonesia. Maka masalah konsumsi pangan pasti terjamin kehalalannya.

Anggapan ini diistilahkan oleh Dr. Ir. Amir Aziz sebagai fallasi semu artinya, Jaminan tersebut ternyata tidak terjadi dengan sendirinya tanpa ada sistem dan peraturan yang mendukung keseimbangan mental kita menjadi keharusan agama.
MENGAPA ALLAH MENGHARAMKAN SESUATU
Seorang khatib  dengan memaparkan fakta-fakta di negeri kita. Menurutnya, negeri ini berantakan dan kacau bala dengan berbagai kerusuhan, huru hara etnis, agama dan ras, kericuhan politik, saling fitnah, dll, disebabkan oleh perilaku mungkar para pemimpinnya. Mereka membangun ketamakan kekuasaan melalui jalan menghalalkan segala cara dan mengembangkan “terorisme” mental dengan budaya KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme) ironisnya, perilaku ini diikuti oleh sebagian besar pejabat Negara dan masyarakat umum lainnya.

   Dampak makanan haram

Secara substansi, setiap barang atau benda yang diharamkan oleh Allah pada dasarnya mempunyai kandungan hikmah dan manfaat. Namun, manusia tidak selalu mampu menelusuri kandungan hikmah dan manfaat apa yang menjadi ketentuan Allah, karena keterbatasan daya jangkau akalnya.

Keharaman khamar atau tidak selalu dapat kita temukan hikmah yang bersifat zhabir (nampaknya) saja. Dulu banyak orang berfikir bahwa haramnya khamar karena memabukkan yang bisa merusak kesehatan manusia.

Salah satu kaidah fikih menyebutkan sebuah ketentuan yang artinya janganlah kamu tanyakan apa yang ditetapkan oleh Allah.

   Fungsi akhlak dalam pakaian

Sebagai seorang muslim kita wajib menutup aurat kapan pun dimanapun kita berada. Jika kita hendak bepergian sebagai seorang muslimah tidak sepantasnya tidak memamerkan aurat kita di muka umum. Sebagai seorang muslimah sangatlah tidak wajar jika kita berjalan di tempat umum. Kita mempertontonkan segala bentuk tubuh kita, sangatlah tidak wajar dan tidak sepantasnya jika segala bentuk tubuh kita di lihat oleh yang bukan muhrim. Sebagai seorang muslimah patutlah kita merasa malu dan merasa berdosa jika kita tidak menutup aurat. Logikanya adalah jika kita hendak kemana-mana hendaknya menutup aurat dan menutup aurat itu adalah kewajiban bagi setiap muslimah.

Makalah Akhlak



Fungsi Akhlak dalam Pergaulan dalam Islam


Tindakan Manusia

Manusia itu dinilai oleh manusia lain dalam tindakannya. Kalau ‘tindakan’ ini di ambil seluas-luasnya, maka ada beberapa macam penilaian. Mungkin tindakan nilai sebagai sehat atau kurang sehat, misalnya perasaan, pencernaan, peredaran darah, yang menilai cara ilmiah hal-hal yang demikian itu dokter dan kalau kesehatan seseorang di anggap kurang, diusahakan obatnya, supaya kesehatan itu pulih kembali, penilaian di atas di sebut penilaian medis.

Adapula tindakan yang dinilai menurut indah-tidaknya. Orang mungkin indah tindakannya, indah (merdu) nyanyiannya, indah gerak-geriknya. Penilaian ini di sebut penilaian estetis untuk mengetahui mengapa sesuatu (pun tindakan) di sebut indah, tidaklah amat mudah, rupa-rupanya penentuan indah-tidaknya sesuatu itu amat terpengaruhi oleh rasa dan rasa manusia itu amat sukar tertentukan. Berbeda-beda dan tergantung dari banyak hal.

Tindakan mungkin juga dinilai sebagai baik atau lawannya, ialah buruk, kalau tindakan manusia dinilai atas baik-buruknya. Tindakan itu seakan-akan keluar dari manusia, dilakukan dengan sadar atas pilihan dengan satu perkataan: sengaja, faktor kesengajaan mutlak untuk penilaian baik-buruknya yang disebut penilaian etis atau normal.

Walaupun tidak mudah pula memberi penentuan tentang kesengajaan ini, yang terang indah bahwa ada pengetahuan (kesadaran) bahwa orang bertindak dan ada pilihan terhadap tindakan itu. Orang yang dalam tidurnya nyenyak mendengkur, takkan dikatakan bahwa ia mendengkur dengan sengaja. Ia tak tahu, bahwa ia lebih suka mendengkur! Begitu pula jika ada keadaan yang betul-betul memaksa, maka di situasi itu tidak disengaja, melainkan terpaksa misalnya jika seorang pengemudi mobil menabrak orang, karena orang ini sekonyong-konyong menyeberang jalan serta amat dekat dengan mobil itu sehingga tidak mungkin mengerem atau mengerak, maka ia dalam keadaan terpaksa. Situasinya tak memungkinkan memilih tindakan yang lebih pantas untuk dilakukannya. Tidak tidak mampu mengontol tindakannya, apalagi pergaulannya dengan sesama. Dalam bergaul itu, kita harus mampu membedakan antara mana yang pantas dan tidak pantas untuk kita temani.

Seperti dalam ajaran agama Islam tentang pergaulan, kita harus pintar-pintar memilih mana yang terbaik untuk kita karena semua dampak dari pergaulan akan kembali kepada yang menjalani pergaulan tersebut.

Pergaulan dapat dibedakan menjadi 2 :

Pergaulan Positif Yakni bergaul kepada orang-orang yang berhati mulia, dan selalu menjalankan perintah Allah, dan menjauhi segala larangannya, dan selalu membantu seseorang, dan tidak memiliki sifat sombong.

Pergaulan Negatif Yakni pergaulan yang dicekam oleh Allah karena tidak sejalan dengan ajaran Islam. Misalnya saja bergaul kepada orang-orang yang suka mabuk, judi, zina, dan tidak pernah menjalankan perintah dan apalagi menjalankan shalat 5 waktu.




BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN


Akhlak tidak dapat dipisahkan oleh kehidupan sehari-hari karena akhlak berkaitan erat dengan kehidupan sehari-hari. Misalkan saja dalam pergaulan, tanpa akhlak pergaulan akan kacau, karean saling tidak menghargai dan saling meremehkan.

Kemudian akhlak juga berkaitan erat dalam makanan sehari-hari karena tanpa akhlak bisa saja orang yang lapar dengan tanpa fikir panjang langsung mengambil makanan orang  tanpa mengetahui makanan itu telah diberikan atau tidak.

Dan yang terakhir aklak dalam berpakaian sehari-hari Adalah kewajiban yang mutlak yang harus di laksanakan oleh setiap muslimah yang beriman. Selain dari pada itu, kalau kita bepergian, lantas kita menutup aurat, kita terlepas dari segala fitnah. Makalah Akhlak

Akahlkulkarimah


Demikian makalah akhlak dalam islammakalah akhlak kepada allah, pengertian akhlakmakalah akhlak, akhlak tercelaartikel akhlak, pendahuluan makalah akhlak. semoga bermanfa'at.


reff  : Berbagtai sumber & http://www.masbied.com/2012/02/24/makalah-akhlak/

oleh : Senyumku Dakwahku - Berislam gaya gembira, Beramal Ilmiah Berilmu Amaliah.

Minggu, 27 Oktober 2013

Katakan "Tidak" pada Dengki

emoticon
Katakan "Tidak!" pada Dengki!

Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Ahmad dan An-Nasa'i, Anas bin Malik menceritakan sebuah kejadian yang dialaminya pada sebuah majelis bersama Rusulullah SAW.

Anas bercerita, "Pada suatu hari kami duduk bersama Rasulullah SAW., kemudian beliau bersabda, "Sebentar lagi akan muncul dihadapan kalian seorang laki-laki penghuni surga." Tiba-tiba muncullah laki-laki Anshar yang janggutnya basah dengan air wudhunya. Dia mengikat kedua sandalnya pada tangan sebelah kiri."

Esok harinya, Rasulullah SAW. berkata begitu juga, "Akan datang seorang lelaki penghuni surga." Dan munculah laki-laki yang sama. Begitulah Nabi mengulang sampai tiga kali.

Ketika majelis Rasulullah selesai, Abdullah bin Amr bin Al-Ash r.a. mencoba mengikuti seorang lelaki yang disebut oleh Nabi sebagai penghuni surga itu. Kemudian dia berkata kepadanya, "Saya ini bertengkar dengan ayah saya, dan saya berjanji kepada ayah saya bahwa selama tiga hari saya tidak akan menemuinya. Maukah kamu memberi tempat pondokan buat saya selama hari-hari itu ?"

Abdullah mengikuti orang itu ke rumahnya, dan tidurlah Abdullah di rumah orang itu selama tiga malam. Selama itu Abdullah ingin menyaksikan ibadah apa gerangan yang dilakukan oleh orang itu yang disebut oleh Rasulullah sebagai penghuni surga. Tetapi selama itu pula dia tidak menyaksikan sesuatu yang istimewa di dalam ibadahnya.

Kata Abdullah, "Setelah lewat tiga hari aku tidak melihat amalannya sampai-sampai aku hampir-hampir meremehkan amalannya, lalu aku berkata, Hai hamba Allah, sebenarnya aku tidak bertengkar dengan ayahku, dan tidak juga aku menjauhinya. Tetapi aku mendengar Rasulullah SAW. berkata tentang dirimu sampai tiga kali, "Akan datang seorang darimu sebagai penghuni surga." Aku ingin memperhatikan amalanmu supaya aku dapat menirunya. Mudah-mudahan dengan amal yang sama aku mencapai kedudukanmu."

Lalu orang itu berkata, "Yang aku amalkan tidak lebih daripada apa yang engkau saksikan".
Ketika aku mau berpaling, kata Abdullah, dia memanggil lagi, kemudian berkata, "Demi Allah, amalku tidak lebih daripada apa yang engkau saksikan itu. Hanya saja aku tidak pernah menyimpan pada diriku niat yang buruk terhadap kaum Muslim, dan aku tidak pernah menyimpan rasa dengki kepada mereka atas kebaikan yang diberikan Allah kepada mereka."
Lalu Abdullah bin Amr berkata, "Beginilah bersihnya hatimu dari perasaan jelek dari kaum Muslim, dan bersihnya hatimu dari perasaan dengki. Inilah tampaknya yang menyebabkan engkau sampai ke tempat yang terpuji itu. Inilah justru yang tidak pernah bisa kami lakukan.

Memberikan hati yang bersih, tidak menyimpan prasangka yang jelek terhadap kaum Muslim kelihatannya sederhana tetapi justru amal itulah yang seringkali sulit kita lakukan. Mungkin kita mampu berdiri di malam hari, sujud dan rukuk di hadapan Allah SWT, akan tetapi amat sulit bagi kita menghilangkan kedengkian kepada sesama kaum Muslim, hanya karena kita duga pahamnya berbeda dengan kita. Hanya karena kita pikir bahwa dia berasal dari golongan yang berbeda dengan kita. Atau hanya karena dia memperoleh kelebihan yang diberikan Allah, dan kelebihan itu tidak kita miliki. "Inilah justru yang tidak mampu kita lakukan, " kata Abdullah bin Amr (Hayat Al-Shahabah, II, 520-521).

Pada halaman yang sama, Al-Kandahlawi menceritakan suatu hadis tentang sahabat Nabi yang bernama Abu Dujanah. Ketika Abu Dujanah sakit keras, sahabat yang lain berkunjung kepadanya.

Tetapi menakjubkan, walaupun wajahnya pucat pasi, Abu Dujanah tetap memancarkan cahayanya, bahkan pada akhir hayatnya. Kemudian sahabatnya bertanya kepadanya, "Apa yang menyebabkan wajah Anda bersinar?" Abu Dujanah menjawab, "Ada amal yang tidak pernah kutinggalkan dalam hidup ini. Pertama, aku tidak pernah berbicara tentang sesuatu yang tidak ada manfaatnya.
Kedua, aku selalu mengahadapi sesama kaum Muslim dengan hati yang bersih, yang oleh Al-Quran disebut qalbun salim".

Al-Quran menyebut kata qalbun salim ini ketika Allah SWT. berfirman tentang suatu hari di hari kiamat, ketika tidak ada orang yang selamat dengan harta dan kekayaannya kecuali yang membawa hati yang bersih.

Pada hari itu tidak ada manfaatnya di hadapan Allah SWT, harta dan anak-anak kecuali orang yang datang dengan hati yang bersih (QS 26:88-89).

Di dalam Islam, Rasulullah yang mulia sejak awal dakwahnya mengajarkan kepada kaum Muslim untuk memperlakukan kaum Muslim yang lain sebagai saudara-saudaranya. Al-Quran mengatakan bahwa salah satu tanda orang yang beriman ialah menjalin persaudaraan dengan sesama kaum beriman lain. Al-Quran menggunakan kalimat yang disebut adat al-hasr, yaitu "innama" -artinya yang tidak sanggup memelihara persaudaraan itu tidak termasuk orang yang beriman.

Imam Al-Ghazali ketika menyebutkan ayat ini juga menegaskan bahwa orang yang beriman sajalah yang dapat memelihara persaudaraan dengan sesama kaum Muslim. Hanya yang beriman yang bisa menumbuhkan kasih sayang kepada kaum Muslim. Rasulullah SAW. menegaskan ayat ini dengan sabdanya : "Tidak beriman di antara kamu sebelum kamu mencintai saudaranya seperti dia mencintai dirinya sendiri."

Rasulullah yang mulia menyebutkan bahwa salah satu tanda orang yang beriman ialah mempunyai kecintaan yang tulus terhadap kaum Muslim. Dan dalam riwayat yang lain, Rasulullah SAW. bersabda : "Agama adalah kecintaan yang tulus."

Saya ingin mengakhiri tulisan ini dengan sebuah hadits yang diriwayatkan oleh As-Suyuthi dalam kitabnya, Ad-Durr Al-Mantsur. Ketika sampai pada ayat yang mengatakan bahwa Allah menolak segolongan manusia dengan segolongan manusia yang lain, pada surah Al-Baqarah, As-Suyuthi meriwayatkan hadis yang diriwayatkan oleh Ahmad dan Thabrani bahwa Rasulullah SAW. bersabda, "Setiap masa ada orang yang sangat dekat dengan Allah (yang oleh Rasulullah SAW disebut ABDAL). Kalau salah seorang di antara mereka mati, maka Allah akan menggantikannya dengan orang lain. Begitulah orang itu selalu ada di tengah-tengah masyarakat."

Rasulullah SAW mengatakan bahwa berkat kehadiran mereka Allah menyelamatkan suatu masyarakat dari bencana. Karena merekalah Allah menurunkan hujan, karena merekalah Allah menumbuhkan tanaman, dan karena merekalah Allah mengidupkan dan mematikan. Sehingga para sahabat bertanya kepada Rasulullah, "Apa maksudnya karena merekalah Allah menghidupkan dan mematikan?" Rasulullah menjawab : "Kalau mereka berdoa agar Allah memanjangkan usia seseorang, maka Allah panjangkan usianya. Kalau mereka berdoa agar orang zalim itu binasa, maka Allah binasakan mereka". Kemudian Rasulullah bersabda : "Orang ini mencapai kedudukan yang tinggi bukan karena banyak shalatnya, bukan karena banyak puasanya, bukan pula karena banyaknya ibadah hajinya, tetapi karena dua hal : yaitu memiliki sifat kedermawanan dan kecintaan yang tulus kepada sesama kaum Muslim."
Waspadalah terhadap hasud (iri dan dengki), sesungguhnya hasud mengikis pahala-pahala sebagaimana api memakan kayu. (HR. Abu Dawud)

Minggu, 06 Oktober 2013

Adab Suami Kepada Istri

Senyumku Dakwahku - Berikut adalah diantara Hak dan Kewajiban Suami Isteri dalam Islam

Adab Suami Kepada Istri

  • Suami hendaknya menyadari bahwa istri adalah suatu ujian dalam menjalankan agama. (At-aubah: 24)
  • Suami hendaknya menyadari bahwa istri adalah suatu ujian dalam menjalankan agama. (At-aubah: 24)
  • Seorang istri bisa menjadi musuh bagi suami dalam mentaati Allah clan Rasul-Nya. (At-Taghabun: 14)
  • Hendaknya senantiasa berdo’a kepada Allah meminta istri yang sholehah. (AI-Furqan: 74)
  • Diantara kewajiban suami terhadap istri, ialah: Membayar mahar, Memberi nafkah (makan, pakaian, tempat tinggal), Menggaulinya dengan baik, Berlaku adil jika beristri lebih dari satu. (AI-Ghazali)
  • Jika istri berbuat ‘Nusyuz’, maka dianjurkan melakukan tindakan berikut ini secara berurutan: (a) Memberi nasehat, (b) Pisah kamar, (c) Memukul dengan pukulan yang tidak menyakitkan. (An-Nisa’: 34) … ‘Nusyuz’ adalah: Kedurhakaan istri kepada suami dalam hal ketaatan kepada Allah.
  • Orang mukmin yang paling sempurna imannya ialah, yang paling baik akhlaknya dan paling ramah terhadap istrinya/keluarganya. (Tirmudzi)
  • Suami tidak boleh kikir dalam menafkahkan hartanya untuk istri dan anaknya.(Ath-Thalaq: 7)
  • Suami dilarang berlaku kasar terhadap istrinya. (Tirmidzi)
  • Hendaklah jangan selalu mentaati istri dalam kehidupan rumah tangga. Sebaiknya terkadang menyelisihi mereka. Dalam menyelisihi mereka, ada keberkahan. (Baihaqi, Umar bin Khattab ra., Hasan Bashri)
  • Suami hendaknya bersabar dalam menghadapi sikap buruk istrinya. (Abu Ya’la)
  • Suami wajib menggauli istrinya dengan cara yang baik. Dengan penuh kasih sayang, tanpa kasar dan zhalim. (An-Nisa’: 19)
  • Suami wajib memberi makan istrinya apa yang ia makan, memberinya pakaian, tidak memukul wajahnya, tidak menghinanya, dan tidak berpisah ranjang kecuali dalam rumah sendiri. (Abu Dawud).
  • Suami wajib selalu memberikan pengertian, bimbingan agama kepada istrinya, dan menyuruhnya untuk selalu taat kepada Allah dan Rasul-Nya. (AI-Ahzab: 34, At-Tahrim : 6, Muttafaqun Alaih)
  • Suami wajib mengajarkan istrinya ilmu-ilmu yang berkaitan dengan wanita (hukum-hukum haidh, istihadhah, dll.). (AI-Ghazali)
  • Suami wajib berlaku adil dan bijaksana terhadap istri. (An-Nisa’: 3)
  • Suami tidak boleh membuka aib istri kepada siapapun. (Nasa’i)
  • Apabila istri tidak mentaati suami (durhaka kepada suami), maka suami wajib mendidiknya dan membawanya kepada ketaatan, walaupun secara paksa. (AIGhazali)
  • Jika suami hendak meninggal dunia, maka dianjurkan berwasiat terlebih dahulu kepada istrinya. (AI-Baqarah: ?40)

nikah

Demikian Artikel Tentang Kewajiban Suami terhadap Istri Dan ketahui Pula Beberapa diantara Kewajiban Istri Kepada Suaminya. Semoga dengan mengetahui apa hak dan kewajiban bagi suami dan sitri kita dapat Menjaga Kehotmatan dan Menjalankan kewajiban Bagi suami ataupun Istri.

Selasa, 17 September 2013

Adab Isteri Kepada Suami

Sebagai bahan referensi dan renungan bahkan tindakan, berikut, garis besar hak dan kewajiban isteri dalam Islam.

Adab Isteri Kepada Suami

  • Hendaknya istri menyadari clan menerima dengan ikhlas bahwa kaum laki-Iaki adalah pemimpin kaum wanita. (An-Nisa’: 34)
  • Hendaknya istri menyadari clan menerima dengan ikhlas bahwa kaum laki-Iaki adalah pemimpin kaum wanita. (An-Nisa’: 34)
  • Hendaknya istri menyadari bahwa hak (kedudukan) suami setingkat lebih tinggi daripada istri. (Al-Baqarah: 228)
  • Istri wajib mentaati suaminya selama bukan kemaksiatan. (An-Nisa’: 39)
  • Diantara kewajiban istri terhadap suaminya, ialah:
  1. Menyerahkan dirinya,
  2. Mentaati suami,
  3. Tidak keluar rumah, kecuali dengan ijinnya,
  4. Tinggal di tempat kediaman yang disediakan suami
  5. Menggauli suami dengan baik. (Al-Ghazali)
  • Istri hendaknya selalu memenuhi hajat biologis suaminya, walaupun sedang dalam kesibukan. (Nasa’ i, Muttafaqun Alaih)
  • Apabila seorang suami mengajak istrinya ke tempat tidur untuk menggaulinya, lalu sang istri menolaknya, maka penduduk langit akan melaknatnya sehingga suami meridhainya. (Muslim)
  • Istri hendaknya mendahulukan hak suami atas orang tuanya. Allah swt. mengampuni dosa-dosa seorang Istri yang mendahulukan hak suaminya daripada hak orang tuanya. (Tirmidzi)
  • Yang sangat penting bagi istri adalah ridha suami. Istri yang meninggal dunia dalam keridhaan suaminya akan masuk surga. (Ibnu Majah, TIrmidzi)
  • Kepentingan istri mentaati suaminya, telah disabdakan oleh Nabi saw.: “Seandainya dibolehkan sujud sesama manusia, maka aku akan perintahkan istri bersujud kepada suaminya. .. (Timidzi)
  • Istri wajib menjaga harta suaminya dengan sebaik-baiknya. (Thabrani)
  • Istri hendaknya senantiasa membuat dirinya selalu menarik di hadapan suami(Thabrani)
  • Istri wajib menjaga kehormatan suaminya baik di hadapannya atau di belakangnya (saat suami tidak di rumah). (An-Nisa’: 34)
  • Ada empat cobaan berat dalam pernikahan, yaitu: (1) Banyak anak (2) Sedikit harta (3) Tetangga yang buruk (4) lstri yang berkhianat. (Hasan Al-Bashri)
  • Wanita Mukmin hanya dibolehkan berkabung atas kematian suaminya selama empat bulan sepuluh hari. (Muttafaqun Alaih)
  • Wanita dan laki-laki mukmin, wajib menundukkan pandangan mereka dan menjaga kemaluannya. (An-Nur: 30-31)
wanita sholehah

Senyumku Dakwahku - Demikianlah diantara adab Istri terhadap suami dan baca juga artikel kami tentang Adab Suami Kepada Istrinya dan artikel menarik lainnya tentang Pentingkah Menjaga kehormatan bagi seorang Peria

Kamis, 12 September 2013

Peranan Akhlak Terpuji dalam Kehidupan Sosial

akhlak
Peranan Akhlak Terpuji dalam Kehidupan Sosial. Adapun hal-hal yang substansial sehingga penulis menyodorkan judul “peranan akhlak terpuji (akhlakul mahmudah) adalah karena dilihat dari realitas yang terjadi pada era globalisasi saat ini sangat minim akan hal-hal berinteraksi baik kepada Allah diri sendiri, keluarga, masyarakat dan alam.

Makalah ini mencoba untuk mengkaji umat islam yang mengaku dirinya Islam, tetapi kelakuannya tidak mencerminkan apa sebenarnya.

Akankah umat Islam ini, akan terus terpuruk dengan keadaan seperti ini, sudah banyak yang terjadi dan bahkan tugas kita kepada Allah dan bahkan kita lebih memprioritaskan tugas duniawi. Dan kadang kala masyarakat apatis terhadap  orang lain padahal dalam Al-Qur’an diwajibkan untuk bersilaturahmi, dan bahkan disuruh untuk menjaga dan melestarikan alam tapi malah sebaliknya,  menghancurkan alam itu sendiri sehingga Allah murka dan menurunkan bencana kepada manusia padahal hanya ulah beberapa orang saja. Dan banyak sekarang yang terjadi seperti orang tua melalaikan tugasnya sebagai ayah dan ibu begitupun sebaliknya. Sehingga banyak tragedi yang terjadi saat ini yakni pembunuhan.
Peranan Akhlak Terpuji dalam Kehidupan Sosial

Pengertian Akhlak Terpuji (Akhlakul Mahmudah)

Akhlak terpuji (akhlakul mahmudah) merupakan salah satu tanda kesempurnaan iman. Tanda tersebut dimanifestasikan ke dalam perbuatan sehari-hari dalam bentuk perbuatan-perbuatan yang sesuai dengan ajaran-ajaran yang terkandung dalam Al-Qur’an dan al hadis. Akhlakul mahmudah dapat dibagi dalam beberapa bagian yaitu:
  • Akhlak terhadap berhubungan dengan Allah
  • Akhlak terhadap diri sendiri
  • Akhlak terhadap keluarga
  • Akhlak terhadap masyarakat dan
  • Akhlak terhadap alam
Peranan Akhlak Terpuji (Akhlakul Mahmudah) terhadap Kehidupan Sosial dan Allah swt

1. Menauhidkan Allah

Salah satu bentuk akhlakul mahmudah adalah menauhidkan Allah. Di sini yang dimaksudkan menauhidkan Allah adalah mempertegas keesaan Allah, atau mengakui bahwa tidak ada sesuatupun yang setara dengan Dzat, sifat, afal dan asma Allah.

Sesungguhnya kaidah Islam yang paling agung dan hakikat Islam yang paling besar satu-satunya yang diterima dan diri Allah swt untuk hamba-hambaNya, yang merupakan satu –satunya jalan menuju kepadaNya. Kunci kebahagiaan dan jalan hidayah, tanda kesuksesan dan pemelihara dari berbagai perselisihan, sumber semua kebaikan dan nikmat, kewajiban pertama bagi seluruh hamba, serta kabar gembira yang dibawa oleh para rasul dan para nabi adalah ibadah hanya kepada Allah swt semata tidak menyekutukannya.

Bertauhid dalam semua keinginannya terhadap Allah swt, bertauhid dalam urusan penciptaan, perintah Nya dan seluruh asma (nama-nama) dan sifat-sifat Nya. Allah swt berfirman:

Terjemahnya:

Dan sesungguhnya kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan) sembahlah Allah (saja) dan jauhilah thaghut itu, maka diantara umat itu, ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula diantaranya, orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya. Maka berjalanlah kamu di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul) (QS. An Nahl : 36)

2. Takwa kepada Allah

Kalimat “ittaqullah’ (bertawakalah kepada Allah) jika diterjemahkan secara harfiyah akan menjadi jauhilah Allah atau hindarkanlah dirimu dari Allah. Hal ini tentunya mustahil dapat dilakukan manusia karena siapakah yang dapat menghindar dari Nya? Nah, dari sini ulama-ulama berpendapat bahwa sesungguhnya terdapat satu kata yang tersirat antara hindarilah dan Allah. Kata yang tersirat itu adalah siksa atau hukuman. Dengan demikian, yang dimaksud dengan menghindari Allah adalah menghindari siksa atau hukumanNya.

Perintah-perintah Tuhan dalam kategori kedua adalah yang berkaitan dengan pelaksanaan ajaran agama dan ditujukan kepada manusia, seperti perintah shalat, puasa dan sebagainya. Perintah-perintah ini (baik dalam bentuk melaksanakan atau  menjauhi) dinamai hukum-hukum syariat.

Setiap pelanggaran atas perintah Tuhan dalam kedua kategori di atas dapat menimbulkan sanksi atau hukuman. Hanya saja, sanksi terhadap pelanggaran kategori pertama (yang berkaitan dengan hukum alam) biasanya dijatuhkan dalam kehidupan dunia ini juga demikian pula ganjarannya. Adapun sanksi dan hukuman terhadap pelanggaran hukum syariat, pada dasarnya diperoleh di akhirat kelak, demikian pula ganjarannya.

Seseorang yang bekerja keras akan menerima ganjaran di dunia, baik ia shalat ataupun tidak. Sebaliknya, jika ia bermalas-malasan, walaupun shalat dan puasa, ia akan merasakan kesengsaraan hidup. Di  sisi lain, seseorang yang tidak shalat pada dasarnya tidak akan mendapatkan sanksi di dunia karena sanksi itu baru diperoleh di akhirat nanti.

Para sahabat nabi, dalam perang Uhud, ketika mengabaikan perintah Allah yang berkaitna dengan hukum-hukum alam (dalam hal ini ketaatan kepada pimpinan yang merupakan kunci sukses dalam peperangan) menagalami kekalahan walaupun mereka pada hakikatnya tidak mengabaikan perintah Allah yang berkaitan dengan hukum-hukum syariat. Mereka yang tidak melanggar  terkena getahnya dan inilah yang diperingatkan Allah dalam surat an Anfal ayat 25:

Terjemahnya:

Hindarilah suatu fitnah (bencana) yang tidak hanya menimpa orang-orang yang berlaku aniaya saja di antara kamu (QS. Al Anfal : 25)

3. Dzikrullah

Allah swt berfirman

Terjemahnya :

Oleh karena itu, ingatlah kamu kepadaKu niscaya aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat) Ku. (QS. Al Baqarah : 152)

4. Tawakal

Tawakal mempunyai hubungan yang sangat erat dengan pemahaman manusia akan takdir, ridha, ikhtiar, saba dan doa. Tawakal adalah kesungguhan hati dalam bersandar kepada Allah subhannahu wata’ala, untuk mendapatkan kemaslahatan serta mencegah kemudharatan, baik menyangkut urusan dunia maupun urusan akhirat.

Allah berfirman:

Terjemahnya:

Apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal kepadaNya (QS. Ali Imran: 159)

Barang siapa yang mewujudkan ketakwaan dan tawakal kepada Dzat yang telah menciptakannya, dia akan bisa menggapai seluruh kebaikan yang ada di dunia ini.

Mewujudkan tawakal bukan berarti meniadakan ikhtiar atau mengesampingkan usaha. Takdir Allah swt dan sunnatullah terhadap makhlukNya terkait erat dengan ikhtiar makhluk itu sendiri sebab Allah swt yang telah memerintahkan hambaNya untuk berikhtiar dan pada saat yang sama Dia juga memerintahkan hambaNya untuk bertawakal.

Ikhtiar adalah perintahNya terhadap jasad lahiriah kita, sedangkan tawakal adalah perintahNya terhadap hati kita sebagai manifestasi dari keimanan kita kepada Allah swt.

Bagian-bagian Akhlak Terpuji (Akhlakul Mahmudah)

Dalam kehidupan manusia, susah senang, sehat sakit, suka duka datang silih berganti bagaikan  silih bergantinya siang dan malam. Namun, kita harus ingat bahwa semua itu datang dari Allah swt, untuk menguji dan mengukur tingkat keimanan seorang hamba. Apakah seorang hamba itu tabah dan sabar menghadapi semua ujian atau tidak? Itu semua bergantung kepada akhlak hamba tersebut.

1. Sabar

    Sabar karena taat kepada Allah artinya sabar untuk tetap melaksanakan perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya dengan senantiasa meningkatkan ketakwaan kepada Nya Allah swt berfirman: Terjemahan: Hai orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (diperbatasan)
    Sabar karena maksiat, artinya bersabar diri untuk tidak melakukan perbuatan yang dilarang agama. Untuk itu sangat dibutuhkan kesabaran dan kekuatan dalam menahan hawa nafsu. Allah swt berfirman: Terjemahannya: Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan)  karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuanku. Sesungguhnya tuhanku maha pengampun lagi maha penyayang. (QS. Yusuf : 53)
    Sabar karena musibah, artinya sabar pada saat ditimpa kemalangan, ujian, serta cobaan dari Allah. Allah swt berfirman: Terjemahnya:  Dan sungguh akan kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan, innah lillahi  wa inna ilaihi raaji’un mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk (Al Baqarah : 155-157)

Dari keterangan di atas  dapat diambil kesimpulan, sabar ialah tahan menderita dan menerima cobaan dengan ridha hati serta menyerahkan diri kepada Allah setelah berusaha. Selain itu, yang dimaksud sabar disini bukan hanya bersabar terhadap ujian dan musibah, tetapi juga dalam hal ketaatan kepada Allah yakni menjalankan perintahNya dan menjauhi laranganNya.

2. Syukur

Syukur merupakan sikap dimana seseorang tidak menggunakan nikmat yang diberikan oleh Allah untuk melakukan maksiat kepadaNya. Bentuk syukur ini ditandai dengan menggunakan segala nikmat atau rezeki karunia Allah tersebut untuk melakukan ketaatan kepada Nya dan memanfaatkannya ke arah kebajikan bukan menyalurkannya ke jalan maksiat atau kejahatan.

Dalam hidup ini banyak sekali nikmat yang kita peroleh dari Allah. Kita tentu dapat  merasakan dan menyadari bahwa nikmat Allah itu sudah kita peroleh sejak masa kanak-kanak, bahkan sejak di dalam rahim ibu. Begitu lahir, kita telah mendapatkan kasih sayang ibu bapak yang memenuhi segala keperluan kita. Tanpa limpahan kasih sayang ibu dan bapak, kita tidak akan dapat menikmati kehidupan ini.

Nikmat yang diberikan Allah itu cukup banyak dan tidak mampu kita hitung Allah berfirman:

Terjemahnya:

Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya (QS. Ibrahim : 34)

Orang yang beriman akan merasa senang dan puas serta bersyukur terhadap nikmat yang Allah berikan tersebut. Jiwa keimanan yang ada dalam dirinya dapat membatasi supaya ia tidak memperturutkan loba dan tamak.

Bentuk syukur terhadap nikmat yang Allah berikan adalah dengan jalan mempergunakan  nikmat Allah dengan sebaik-baiknya. Karunia yang diberikan oleh Allah harus kita manfaatkan dan dipelihara, seperti panca indra, harta benda, ilmu pengetahuan dan sebagainya.

Apabila sudah mensyukuri karunia Allah itu, berarti kita telah bersyukur kepada Nya sebagai penciptaannya. Bertambah banyak kita bersykur, bertambah banyak pula nikmat yang akan kita terima.

3. Amanah

Amanah merupakan sikap yang harus dimiliki oleh umat Islam, yang merupakan salah satu bentuk akhlak karimah. Pengertian amanah menurut arti bahasa ialah ketulusan hati, kepercayaan (tsiqah), atau kejujuran. Amanah merupakan kebalikan dari khianat.

Yang dimaksud dengan amanah di sini adalah suatu sifat dan sikap pribadi yang setia, tulus hati, dan jujur dalam melaksanakan sesuatu yang dipercayakan kepadanya, berupa harta benda, rahasia maupun tugas kewajiban. Pelaksanaan amanat dengan baik disebut al amin yang berarti dapat dipercaya, jujur, setia dan aman.

Suatu amanah sebenarnya adalah suatu tugas berat dipikul, kecuali bagi orang yang memiliki sikap amanah tersebut. Dikemukakan dalam Al-Qur’an

Artinya:

Sesungguhnya kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung  maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia, sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh (QS. Al Ahzab: 72)

4. Benar (As Shidqu)

Ash Shidqu merupakan salah satu akhlak mahmudah, yang berarti benar, jujur. Maksudnya adalah berlaku benar dan jujur, baik dalam perkataan maupun dalam perbuatan.

Benar dalam perkataan ialah mengatakan keadaan yang sebenarnya, tidak mengada-ada  dan tidak pula menyembunyikannya. Lain halnya apabila yang disembunyikan itu bersifat rahasia atau bertujuan menjaga nama baik seseorang.

Benar dalam perbuatan ialah mengerjakan sesuatu sesuai dengan petunjuk agama. Apa yang boleh dikerjakan menurut perintah agama, berarti itu benar. Kemudian apa yang tidak boleh dikerjakan sesuai dengan larangan agama, berarti tidak benar.

Kewajiban bersikap benar ini diperintahkan dalam Al-Qur’an;

Terjemahnya:

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar (QS. At Taubah: 119)

Apabila anggota suatu masyarakat berkata dan berbuat benar, masyarakat itu akan tenteram dan aman. Hubungan antara manusia dan manusia lainnya akan berjalan lancar, tanpa kecurigaan satu sama lain. Begitupun antara satu golongan dan golongan lainnya.

Jika kebenaran dan kejujuran telah membudaya dalam suatu masyarakat, akan terlihat suatu kehidupan yang serasi (harmonis) aman, dan damai dalam masyarakat itu. Seorang yang benar-benar mukmin selalu berkata benar dan berpegang teguh kepada apa yang diucapkan dan Allah akan meneguhkan pendiriannya. Allah berfirman:

Artinya:

Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan akhirat, dan Allah menyesatkan orang-orang yang zalim, dan memperbuat apa yang Dia kehedaki” (QS. Ibrahim : 27)

5. Menepati Janji (Al Wafa’)

Dalam Islam, janji merupakan utang dan utang harus dibayar (ditepati). Kalau kita mengadakan suatu perjanjian  pada hari tertentu, kita harus menunaikannya tepat pada waktunya.

Janji yang kita ucapkan mengandung tanggung jawab. Janji  yang tidak kita penuhi, akan membawa suatu akibat. Dalam pandangan Allah, orang yang ingkar janji termasuk orang yang berdosa. Adapun dalam pandangan manusia, orang yang ingkar janji akan dianggap remeh dan tidak dapat dipercaya. Akhirnya, orang yang bersangkutan merasa canggung bergaul, rendah diri, gelisah dan tidak tenang.

Janji yang diadakan dengan manusia, apabila tidak ditepatinya mungkin akan lepas dari tuntutan manusia tersebut, namun Allah akan tetap meminta pertanggungjawaban dari orang tersebut.

Allah berfirman:

Artinya:

Dan tepatilah perjanjian dengan Allah apabila kamu berjanji (QS. An Nahl : 91)

Apabila tidak dapat memenuhi janji karena  suatu halangan yang sukar untuk dihindari, hendaknya segera memberitahukan kepada orang yang diberi janji. Apakah pemberitahuan itu melalui orang lain, ataupun diri sendiri, walaupun sudah lewat waktunya. Sampaikan permintaan maaf kepadanya. Dengan jalan demikian, orang itu tidak akan merasa kecewa atau sekurang-kurangnya dapat mengurangi kekecewaannya.

6. Memelihara Kesucian Diri (Al Ifafah) 

Yang dimaksud dengan memelihara kesucian diri (al Ifafah) adalah menjaga diri dari segala tuduhan, fitnah, dan memelihara kehormatan. Upaya memelihara kesucian diri ini hendaknya dilakukan setiap hari agar diri tetap berada dalam status kesucian. Hal ini dapat dilakukan mulai dari memelihara hati (qalbu) untuk tidak membuat rencana dan angan-angan yang buruk.

Demikian juga, memelihara lidah dan anggota badan lainnya dari segala perbuatan tercela karena sadar  bahwa segala gerak-gerik itu tidak lepas dari penglihatan Allah.

Sebagaimana Allah  berfirman:

Artinya

Dan sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya (QS. Qaf : 16)

7. Akhlak Kepada Orang Tua

Dalam Al-Qur’an dan al Hadis permasalahan berbakti kepada orang tua senantiasa dikaitkan dengan keimanan kepada Allah, sedangkan masalah  durhaka terhadap keduanya selalu dikaitkan dengan berbuat syirik terhadapNya. Tak heran bila sebagian ulama menyimpulkan bahwa keimanan seseorang tidak akan berarti selama dia tidak berbakti kepada kedua orang tuanya dan tidak ada bakti kepada keduanya selama dia tidak beriman kepada Allah.

Berbuat baik kepada orang tua merupakan ajaran yang menjadi ketepatan kitabullah Al-Qur’an dan al hadis. Allah berfirman:

Artinya

Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukanNya dengan suatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu bapak, karib kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, teman sejawat ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri (QS. An Nisa: 36)

Allah menghubungkan beribadah kepadaNya dengan berbuat baik kepada orang tua. Hal ini menunjukkan betapa mulianya kedudukan orang tua dan birrul walidain (berbuat baik kepada kedua orang tua) di sisi Allah.

Secara naluri, orang tua rela mati mengorbankan segala sesuatu untuk memelihara dan membesarkan anak-anaknya dan anak mendapatkan kenikmatan serta perlindungan sempurna dan kedua orang tuanya.

Seorang anak selalu merepotkan dan menyita perhatian orang tuanya. Tatkala kedua orang tua menginjak masa tua, mereka pun tetap berbahagia  dengan keadaan putra-putrinya. Akan tetapi, betapa cepat seorang anak melalaikan jasa-jasa orang tuanya, hanya karena disibukkan oleh istri dan anak-anaknya. Ia tidak perlu bagi menasihati anak-anaknya hanya saja seorang anak harus diingatkan dan digugah perasaannya atas kewajiban mereka terhadap orang tuanya yang sepanjang umurnya dihabiskan untuk mereka serta mengorbankan segala yang ada demi kesenangan dan kebahagiaan mereka hingga datang masa lelah dan letih.

Ini tingkatan yang lebih tinggi lagi, yaitu keharusan bagi anak  untuk selalu mengucapkan perkataan yang baik kepada kedua orang tua dan memperlihatkan sikap hormat serta menghargai.

Allah ta’ala juga berfirman dalam surat Al Isra’ yang artinya: Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kasih sayang”

Seolah-olah sikap rendah diri  memiliki sayap dan sayap tersebut direndahkan sebagai tanda penghormatan dan penyerahan diri dalam arti sikap rendah diri yang selayaknya kepada kedua orang tua, sebagai pengakuan tulus atas kebaikan dan jasa-jasanya.

Bukti kasih sayang Allah banyak sekali. Suatu contoh cahaya matahari yang menyinari alam semesta, udara yang dihirup manusia melalui proses paru-paru, air berfungsi untuk minum, masak dan menyiram tanaman dan kasih sayang ibu terhadap anaknya yang muncul secara fitrah sebagai bukti nyata kasih sayang Allah, rabb semesta alam.

Orang mulia dan baik kepada kedua orang tua akan tahu kedudukan serta kemuliaan orang tua. Dia merasakan tatkala mencium tangan ibu atau bapak seolah-olah dia bersujud dengan roh dan perasaannya, bersujud kepada Allah. Dia mendapatkan jati diri yang sebenarnya sebagai suatu rahasia dalam kehidupan. Semua itu menjadi bukti penghargaan dan penghormatan kepada kedua orang tua. Allah swt berfirman:

Artinya:

Dan kami wajibkan manusia (berbuat) kebaikan kepada dua orang ibu-bapaknya. Jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan aku dengan sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya (QS. Al Ankabut: 8)

8. Berbuat Baik kepada Kerabat

Agama Islam memerintahkan agar berbuat baik kepada sanak saudara atau kaum kerabat, sesudah menunaikan kewajiban kepada Allah dan ibu bapak. Hidup rukun dan damai dengan saudara dapat tercapai apabila hubungan tetap terjalin dengan saling pengertian dan saling menolong.

Pertalian kerabat dimulai dari yang lebih dekat sampai pada yang lebih jauh. Kita wajib membantu apabila mereka dalam kesukaran. Sebab, dalam hidup ini, hampir semua orang mengalami berbagai kesukaran dan kegoncangan jiwa.

Bila mereka memerlukan pertolongan yang bersifat benda, bantulah dengan benda. Bila mereka mengalami kegoncangan jiwa atau kegelisahan, cobalah menghibur atau menasehatinya. Sebab, bantuan itu tidak hanya berwujud uang (benda), tetapi juga bantuan moril. Bahkan kadang-kadang bantuan moril lebih besar  artinya daripada bantuan materi.

Agama Islam mengutamakannya yang lebih dekat, Allah berfirman:

Artinya:

Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukanNya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu bapak, karib kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri (QS. An Nisa:36)

Tetangga adalah orang yang terdekat dengan kita. Dekat bukan karena pertalian darah atau pertalian persaudaraan. Bahkan, mungkin tidak seagama dengan kita. Dekat di sini adalah orang yang tinggal berdekatan dengan rumah kita. Ada atsar yang menunjukkan bahwa tetangga adalah empat puluh rumah (yang berada di sekitar rumah) dari setiap penjuru mata angin. Apabila ada khabar yang benar (tentang penafsiran tetangga) dari Rasulullah, itulah  yang kita pakai; namun apabila tidak, hal ini dikembalikan para urf (adat kebiasaan), yaitu kebiasaan orang-orang dalam menetapkan seseorang sebagai tetangganya.

Para ulama membagi tetangga menjadi tiga macam; pertama, tetangga muslim yang masih mempunyai hubungan kekeluargaan. Kedua; tetangga muslim saja, tetangga semacam ini mempunyai dua hak sebagai tetangga dan hak Islam. Ketiga; tetangga kafir. Tetangga semacam ini hanya mempunyai satu hak, yaitu tetangga saja.

Dalam hidup ini, setiap orang pasti memerlukan pertolongan orang lain. Adakalanya karena sengsara dalam hidup, penderitan batin atau kegelisahan jiwa, dan adakalanya karena sedih setelah mendapat berbagai musibah.

Orang mukmin akan bergerak hatinya apabila melihat orang lain tertimpa kerusakan untuk menolong mereka sesuai dengan kemampuannya. Apabila  tidak ada batuan berupa benda, kita dapat membantu orang tersebut dengan nasehat atau kata-kata yang dapat menghibur hatinya. Bahkan, sewaktu-waktu bantuan jasa pun lebih diharapkan daripada bantuan-bantuan lainnya.

9. Akhlak kepada alam

Allah swt menciptakan binatang untuk kepentingan manusia dan juga menunjukkan kekusaannya, sebagaimana firman Allah swt:

Artinya:

Dan Allah telah menciptakan semua jenis hewan dari air, maka sebagian dari hewan itu ada yang  berjalan di atas pertunya dan sebagian berjalan dengan dua kaki, sedang sebagian (yang lain) berjalan dengan empat kaki. Allah menciptakan apa yang dikehendakiNya sesungguhnya Allah mahakuasa atas segala sesuatu (QS. An Nur: 45)

Betapa banyaknya binatang yang dapat dimanfaatkan oleh manusia. Ada yang dimanfaatkan tenaganya, air susunya, madunya, dagingnya dan sebagainya. Oleh sebab itu tepatlah apabila kita disuruh untuk memelihara dan menyayangi binatang tersebut. Sampai-sampai apabila hendak menyembelih binatang ternak, kita disuruh untuk menggunakan pisau yang sangat tajam supaya binatang ternak itu tidak lama merasakan sakitnya.

Alam dan isinya diciptakan oleh Allah untuk dimanfaatkan manusia. Tumbuhan merupakan bagian dari alam yang merupakan anugerah dari Allah, bukan hanya untuk kehidupan manusia, namun juga untuk kehidupan binatang-binatang. Sebagian besar makanan manusia dan hewan tersebut berasal dari tumbuhan.

Artinya:

Yang telah menjadikan bagimu bumi sebagai hamparan dan yang telah menjadikan bagimu di bumi itu jalan-jalan, dan menurunkan dari langit air hujan. Maka kami tumbuhkan  dengan air hujan itu berjenis-jenis dari tumbuh-tumbuhan  yang bermacam-macam. Makanalah dan gembalakanlah binatang-binatangmu, sesungguhnya pada yang demikian itu, terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi orang-orang yang berakal (QS. Thaha : 53-54)

Oleh karena itu, sepantasnya manusia menjaga, melestarikan dan memanfaatkan sesuai dengan kebutuhannya sebagai ungkapan syukur atas pemberianNya.

Kajian Pustaka

Akhlak terpuji (akhlakul mahmudah) merupakan salah satu tanda kesempurnaan iman. Tanda tersebut dimanifestasikan ke dalam perbuatan sehari-hari dalam bentuk perbuatan-perbuatan yang sesuai dengan ajaran-ajaran yang terkandung dalam Al-Qur’an dan al hadis.

Akhlakul mahmudah dapat dibagi dalam beberapa bagian yaitu:

    Akhlak terhadap berhubungan dengan Allah
    Akhlak terhadap diri sendiri
    Akhlak terhadap keluarga
    Akhlak terhadap masyarakat dan
    Akhlak terhadap alam

Adapuan akhlak terpuji (akhlakul mahmudah) terhadap kehidupan sosial dan Allah swt adalah sebagai berikut:

    Menauhidkan Allah
    Dzikrullah
    Takwa
    Tawakkal

Adapun bagian-bagian akhlak terpuji (akhlakul mahmudah) kepada sesama manusia adalah sebagai berikut:

    Sabar
    Syukur
    Amanah,
    Benar (as Shidq)
    Menepati Janji (Al Wafa’)
    Benar (As Shidqu)
    Memelihara Kesucian Diri (Al Ifafah)
    Akhlak Kepada Orang Tua dan Berbuat Baik kepada Kerabat
    Akhlak terhadap alam

Alam dan isinya diciptakan oleh Allah untuk dimanfaatkan manusia. Tumbuhan merupakan bagian dari alam yang merupakan anugerah dari Allah, bukan hanya untuk kehidupan manusia, namun juga untuk kehidupan binatang-binatang.

Kesimpulan

Akhlak terpuji (akhlakul mahmudah) merupakan salah satu tanda kesempurnaan iman. Akhlakul mahmudah dapat dibagi dalam beberapa bagian yaitu: Akhlak terhadap berhubungan dengan Allah, Akhlak terhadap diri sendiri, Akhlak terhadap keluarga, Akhlak terhadap masyarakat dan, Akhlak terhadap alam.

Salah satu bentuk akhlakul mahmudah adalah menauhidkan Allah. Perintah-perintah Tuhan dalam kategori kedua adalah yang berkaitan dengan pelaksanaan ajaran agama dan ditujukan kepada manusia, seperti perintah shalat, puasa dan sebagainya. Tawakal mempunyai hubungan yang sangat erat dengan pemahaman manusia akan takdir, ridha, ikhtiar, saba dan doa. Tawakal adalah kesungguhan hati dalam bersandar kepada Allah subhannahu wata’ala, untuk mendapatkan kemaslahatan serta mencegah kemudharatan, baik menyangkut urusan dunia maupun urusan akhirat.

Sumber : http://www.masbied.com/2012/02/17/peranan-akhlak-terpuji-dalam-kehidupan-sosial/
ReffSyarah Riyadhush Shalihin Peranan Akhlak Terpuji dalam Kehidupan Sosial Oleh : Senyumku Dakwahku - Berislam gaya gembira, Beramal Ilmiah Berilmu Amaliah.

Jumat, 06 September 2013

Adab Mukmin Dihadapan allah


akhlak

Sebagai seorang mukmin hendaknya kita memejamkan mata dan memusatkan segala perasaan tertuju7 kepada allah, tepatnya khusyu'. Cepat dan segera dalam menjalankan perintahnya serta meninggalkan larangan2nya. tidak banyak protes dan komentar.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اسْتَجِيبُوا لِلَّهِ وَلِلرَّسُولِ إِذَا دَعَاكُمْ لِمَا يُحْيِيكُمْ ۖ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ يَحُولُ بَيْنَ الْمَرْءِ
Hai orang-orang beriman, penuhilah seruan Allâh dan seruan Rasul apabila Rasul menyeru kamu kepada suatu yang memberi kehidupan kepada kamu, dan ketahuilah bahwa sesungguhnya Allâh membatasi antara manusia dan hatinya, dan sesungguhnya kepada-Nyalah kamu akan dikumpulkan [Al-Anfâl/8:24]
Dan di antara adab / akhalak mukmin yang terpuji terhadap sesama sebuah bentuk ketulusan adab mukmin dihadapan allah juga. Sebagaimana yang telah ditulis dalam artikel sebelumnya tentang Berakhlak Sesuai Al-Qur’an.
Baik budi pekertinya, bersikap tulus dan selalu ikhlas dalam menjalankan kehidupan, menjauhi memandang yang dapat menyebabkan kekaguman.
cegahlah diri berharap pada makhluk, Sebagaimana yang disabdakan Rosulullah Saw. :
Dan apabila Berharap Atau meminta maka berharap dan mintalah Kepada Allah.
    Haruslah Selalu ikhlas dalam beramal, benar dalam perkataan, mensucikan perbuatan, dan tidak beramal kecuali yang baik dan diridhoi oleh Allah Swt.
   Harus senantiasa menghidupkan pendekatan kepadanya dengan sedekah, sholat dan sahum. kita harus dapat menyembunyikan keuntungan dan marah ketika melihat perbuatan haram dilakukan.
   Haruslah merasa takut akan azab Allah. Hendaknya kita malu untuk segara mengurangi dosa. Kita harus menggunakan takut sebagai dasar pengamalan dan yakin akan jaminannya. Tawakal dalam memilih kebaikan. Gelisah hati karna takut tertinggal kewajiban. Bertaubat dengan terus menerus dan takut jika sampai berlarut-larut.


Demikian lah diantara bentuk akhlak yang menunjukan bahwa sang hamba beradab kepada tuhan Allah 'azza wajalla yang dapat menunjang perubahan dalam hidup menjadi lebih baik dari sebelumnya.
Walahu A'lamu Bisshoab
semoga bermanfa'at


reff : Adab Dalam Agama (al ghajali)
oleh : Senyumku Dakwahku - Berislam gaya gembira, Beramal Ilmiah Berilmu Amaliah.


Baca juga artikel akhlak yang semoga bermanfa'at lainnya disini