Selasa, 30 Juli 2013

Keinginan yg Tulus


♥♥ Aku melihat berjuta manusia
berlomba melakukan kebaikan-kebaikan....

Dan akupun berharap demikian...

Namun,,
dapatkah kulakukan ??
Tanpa ada pemaksaan atau
rasa pamer dalam diri...

Atau dorongan yang membosankan...

Jika mampu kenapa tidak??
Sekecil apapun kebaikan...
Alloh-lah yang membesar-besarkan...

Berlomba dalam Kebaikan

( Keinginan yg Tulus ) by Yunie Teddy Dezz
Coba Baca Puisi menarik Lainnya Disini....!!!

Sang Penghapal Sabda Nabi

Abu Hurairah Penghapal Sabda Nabi.

hadits
REPUBLIKA.CO.ID, Tidak diragukan lagi, hampir semua kaum Muslimin pasti mengenal sahabat Nabi yang satu ini. Ia mempunyai bakat yang luar biasa dalam hal kemampuan dan kekuatan ingatan.

Dia pun mempunyai kelebihan dalam seni menangkap apa yang didengarnya. Sedangkan daya ingatnya mempunyai keistimewaan dalam menghapal dan menyimpan.

Hampir tak pernah ia melupakan satu kata atau satu huruf pun dari semua yang pernah didengarnya. Ia telah mewakafkan hampir seluruh hidupnya untuk lebih banyak mendampingi Rasulullah saw, sehingga ia termasuk salah seorang sahabat yang paling banyak menerima dan menghapal hadis, serta meriwayatkannya.

Pada zaman Jahiliyah, orang memanggilnya Abu Syams. Ketika hendak memeluk Islam, Rasulullah bertanya kepadanya, "Siapa namamu?""Abdu Syams," jawabnya singkat.

"Bukannya Abdurrahman (Hamba Allah)?" tanya Rasulullah. "Demi Allah, benar. Abdurrahman, ya Rasulullah," jawab Abu Hurairah setuju.

Diberi gelar Abu Hurairah, karena waktu kecil dia mempunyai seekor anak kucing betina dan selalu bermain-main dengannya. Maka gelar masa kecilnya lebih populer daripada nama aslinya.

Setelah Rasulullah mengetahui gelar dan asal-usul namanya, maka beliau selalu memanggilnya "Abu Hirr" sebagai panggilan akrab. Dan Abu Hurairah lebih terkesan dengan panggilan "Abu Hirr" daripada "Abu Hurairah".

Abu Hurairah masuk Islam dengan perantaraan Thufail bin Amr Ad-Dausi. Islam masuk ke negeri Daus kira-kira awal tahun ke-7 Hijriyah, yaitu ketika dia menjadi utusan kaumnya menemui Rasulullah SAW di Madinah.

Setelah bertemu Rasulullah, pemuda Daus ini memutuskan untuk berkhidmat (menjadi pelayan) Nabi dan menemani beliau. Oleh karena itu, ia tinggal di masjid, di mana Rasulullah mengajar dan menjadi imam. Selama Rasulullah hidup, Abu Hurairah tidak menikah dan belum punya anak.

Namun ia mempunyai ibu yang sudah lanjut usia, dan masih tetap musyrik. Abu Hurairah tidak berhenti mengajak ibunya masuk Islam, karena dia sangat menyayanginya dan ingin berbakti. Tetapi ibunya malah menjauh dan menolak ajakannya. Ia pun meninggalkan ibunya dengan perasaan kacau dan hati yang terkoyak.

Dia pernah mengajak ibunya beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, namun sang ibu menolak sambil mencela Rasulullah dengan kata-kata yang menyedihkan dan menyakitkan hati. Ia pun pergi menemui Nabi SAW."Mengapa kau menangis, wahai Abu Hurairah?" tanya Rasulullah.

"Aku tidak bosan-bosannya mengajak ibuku masuk Islam. Tetapi ia selalu menolak. Hari ini ia kuajak masuk Islam, tapi ia malah mengucapkan kata-kata yang tidak pantas mengenai dirimu, wahai Rasulullah, yang tak sudi kudengar. Tolonglah doakan, ya Rasulullah, semoga ibuku tergugah masuk Islam," katanya.

Rasulullah pun mendoakan semoga hati ibu Abu Hurairah terbuka untuk masuk Islam. Pada suatu hari, ketika pulang ke rumahnya, Abu Hurairah mendapati pintu dalam keadaan tertutup. Di dalam terdengar bunyi gemercik air. Tatkala hendak masuk ke dalam, terdengar suara ibunya, "Tunggu di tempat!"

Agaknya sang ibu tengah berpakaian. Tak lama kemudian. "Masuklah!" kata ibunya. Begitu masuk ke dalam, ibunya berkata, "Aku bersaki bahwa tiada Tuhan selain Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya."

Abu Hurairah kembali kepada Rasulullah sambil menangis gembira, sebagaimana sebelumnya ia menangis karena sedih. "Bergembiralah wahai Rasulullah, Allah mengabulkan doa anda. Ibuku telah masuk Islam," ujarnya.

Abu Hurairah mencintai Rasulullah hingga mendarah daging. Dia tak pernah bosan memandang wajah Rasul. "Bagiku tidak ada yang lebih indah dan cemerlang selain wajah Rasulullah SAW. Dalam penglihatanku, seolah-olah matahari sedang memancar di wajah beliau," katanya suatu ketika.

Sebagaimana besar cintanya kepada Rasulullah SAW, maka begitu pula besar cintanya kepada ilmu. Sehingga ilmu menjadi kegiatan dan puncak cita-citanya.

Ketika kaum Muslimin memperoleh kesejahteraan dari limpahan rampasan perang. Abu Hurairah mendapat bagian, berupa sebuah rumah dan harta. Walaupun begitu, semua kenikmatan yang diperolehnya tidak sedikit pun merubah kepribadiannya yang mulia. Dia tidak pernah melupakan masa lalunya.

Dia kerap bercerita, "Aku dibesarkan ibuku dalam keadaan yatim. Kemudian aku hijrah dalam keadaan miskin. Aku pernah mengambil upah di perkebunan Binti Ghazwan, hanya untuk mendapatkan sesuap makanan. Aku juga pernah menjadi pelayan (khadam), menurunkan dan menaikkan keluarga itu dari dan ke atas kendaraannya. Kemudian aku dinikahkan Allah dengan anak perempuan mereka."

Abu Hurairah pernah menjadi Walikota Madinah lebih dari satu kali. Dia diangkat menjadi walikota oleh Khalifah Muawiyah bin Abu Sufyan. Kelembutan dan keluwesan pemerintahannya tidak ada yang menandingi.

Dalam pribadi Abu Hurairah terkumpul kekayaan akan ilmu, ketakwaan dan kewara'an. Siang hari dia puasa, malam dia beribadah. Kemudian dibangunkannya istrinya. Istrinya beribadah sepertiga malam, setelah itu membangunkan anak perempuannya. Maka anak gadis itu beribadah juga sepertiga malam terakhir. Karena itu dalam rumah tanggal Abu Hurairah tidak putus-putusnya orang beribadah sepanjang malam.

Sepanjang hidupnya, Abu Hurairah senantiasa bersikap dan berbuat baik terhadap ibunya. Bila dia keluar rumah, dia berdiri lebih dahulu di muka pintu kamar ibunya, untuk mengucapkan salam. Ia juga giat mengajak orang bersikap dan berbuat baik terhadap orang tua mereka, serta menyayangi mereka.

Ketika Abu Hurairah sakit dan akan meninggal dunia, dia menangis. Orang-orang bertanya padanya, "Mengapa anda menangis, wahai Abu Hurairah?"

Ia menjawab, "Aku menangis bukan karena sedih berpisah dengan dunia ini, bukan! Aku menangis karena perjalanan masih jauh, sedangkan perbekalanku hanya sedikit. Aku telah berada di ujung jalan yang akan membawaku ke surga atau neraka. Sedangkan aku tidak tahu di jalan mana aku berada."

Marwan bin Hakam datang berkunjung menengoknya. Kata Marwan, "Semoga Allah segera menyembuhkanmu, wahai Abu Hurairah!"

Mendengar doa Marwan tersebut, Abu Hurairah justru berdoa sebaliknya. "Ya Allah, aku sudah rindu bertemu dengan-Mu. Semoga Engkau juga begitu terhadapku. Segerakanlah bagiku pertemuan itu!"

Tidak lama setelah Marwan tiba di rumahnya, Abu Hurairah meninggal dunia dengan tenang. Semoga Allah SWT melimpahkan rahmat-Nya kepadanya. Ia telah menghapal tidak kurang dari 1.609 hadits Rasulullah SAW untuk kaum Muslimin.



Redaktur : A.Syalaby Ichsan
Sumber
republika.co.id

Minggu, 28 Juli 2013

Jilbab & Ramadhan Membuatku Bangga

Berkah RamadhanSenyumku Dakwahku - Setelah pertanyaan mengenai tiga sosok Tuhan dalam konsep trinitas terjawab, Huda merasakan kebenaran sejati telah menghinggapinya. Perspektif yang ditawarkan Islam mudah diterima olehnya. Hudaa yang dikagetkan dengan kenyataan itu merasa lemas seketika. Ia merasa butuh ruang lebih luas untuk meyakini dirinya atas apa yang benar.

Pada musim panas berikutnya, Huda kembali melanjutkan studi Islam. Ia mencari informasi tentang Islam di perpustakaan. Ia pun mulai berdiskusi tentang agama-agama Timur.

Beruntung, teman-teman Huda memahami apa yang ia cari. Oleh teman-temannya itu, Huda disarankan untuk mengunjungi Islamic Center yang berada di sekitar tempat tinggalnya. Sayang, Huda tak jua menemukan Islamic Center lantaran kesibukannya. Huda pun terus melakukan pencariannya sendiri.

Suatu saat, Huda berbincang dengan keluarganya tentang Eskimo. Mereka mengatakan bahwa orang Eskimo memiliki lebih dari 200 kata untuk menyebut salju. Sebab, salju merupakan bagian dari hidup mereka. Malam harinya, bersama keluarga, Huda berbicara tentang 99 nama yang disebut umat Islam untuk Allah. Entah mengapa, Huda secara spontan berbicara tentang masalah itu. “Aku pikir itu penting untuk diketahui oleh mereka,” katanya.

Pada akhir musim panas, Huda kembali ke kampus. Hal pertama yang dilakukannya adalah mencari Masjid di Barat Daya Portland. Ia pun meminta pengurus masjid untuk memberikan nama muslimah yang dapat diajak berdiskusi tentang Islam. Setelah diberikan alamat, Huda mengunjungi muslimah itu. Saat bertemu dengannya, Huda bertanya tentang muslim, seperti bagaimana cara muslim beribadah.

Huda sebenarnya sudah mengetahui hal itu. Tetapi ia tidak puas bila tidak melihat secara langsung bagaimana seorang muslim beribadah. Huda pun mulai mempraktekan bagaimana shalat. Tak beberapa lama, muslimah itu meminta Huda untuk menghadiri acara akikah anaknya. Ia menjemput Huda. “Aku merasa begitu nyaman ketika mereka berbicara tentang Islam. Saat itulah aku merasa baru saja akan memulai hidup baru,” ujarnya.

Sayang, interaksi itu tidak bertahan lama. Kesibukannya membuat ia sulit untuk bertemu dengan muslimah itu. Tapi hal itu tidak menghentikan langkah Huda untuk mencari informasi tentang Islam sebanyak-banyaknya. Selanjutnya, Huda berulang kali mengunjungi masjid. Di masjid, Huda merasakan pengalaman pertamanya melihat shalat Jum’at. Tak berselang lama, Huda pun memutuskan mengucapkan dua kalimat syahadat.

Enam bulan setelah menjadi muslim, Huda akan menjalani ibadah puasa pertama. Saat itu pula ia telah memikirkan kemungkinan untuk mengenakan jilbab. Huda masih merasa ragu. Konsultasi pun dilakukannya guna membuatnya yakin untuk mengenakan jilbab.

“Pada awalnya aku tidak siap untuk mengenakan jilbab. Karena imanku belumlah kuat. Tapi aku merasa ketika melihat muslimah lain mengenakan jilbab ada semacam rasa tenang didalamnya. Tapi kalau aku memakainya, tentu orang-orang disekitarku akan bertanya, aku belum siap untuk menjawab hal itu,” papar dia.

Akhirnya, momentum Ramadhan memperkuat niat Huda untuk mengenakan jilbab. Huda merasakan berpuasa dibulan Ramadhan membuatnya kian bangga menjadi Muslim. “Sejak itu aku merasa siap untuk menjawab pertanyaan siapapun,” ucapnya.

Diterima Keluarga

Setelah memeluk Islam, Huda memberitahukan keputusannya kepada keluarga. Huda terkejut bahwa keluarganya tidak mempermasalahkan itu. Mereka menerimanya karena mengetahui putusan Huda berdasar kemauannya sendiri bukan paksaan dari orang lain. Namun, penilaian keluarga mendadak berubah setelah Huda mengenakan jilbab.

“Mereka merasa malu denganku. Mereka pikir perubahan yang aku alami terlalu radikal,” kata dia.

Sikap keluarganya kembali berubah ketika Huda memutuskan untuk menikah dengan Faris. Ia bertemu kembali dengan Faris saat berada di kampus. Faris pun menikahi Huda. Keluarga Huda tidak setuju dengan keputusan itu. Sebab, usia Huda dinilai masih muda, dan mereka khawatir dengan masa depannya. “Mereka sebenarnya menyukai suami saya. Tetapi mereka hanya takut dengan masa depan ku,” kenang Huda.

Tiga tahun berlalu, Huda pun memutuskan pindah ke Corvallis, Oregon. Di tempat barunya itu, Faris dan Hda menetap dalam lingkungan komunitas muslim. Di tempat barunya itu, Huda berhasil menyelesaikan kuliahnya. Ia pun dengan cepat memperoleh pekerjaan,

“Keluargaku akhirnya sadar, dan bangga padaku. Mereka melihat perubahan yang dilakukan justru membuatku bahagia. Hubungan kami pun kembali normal. Melihat hal ini, aku merasa bersyukur Islam menjawab setiap pertanyaanku.”

Sumber : Republika

Sabtu, 27 Juli 2013

7 kebiasaan Unik Saat Bulan Puasa | Blogspot.com

Blogspot.com | Sob, gimana nich puasanya untuk hari ini?? lancarkah senang???
semoga aja tetap lancar ya sob?? amin,,,
ngomongin soal puasa nich sob, mimin mau postingin "7 kebiasaan Unik Saat Bulan Puasa"
Apa aja itu sob??? yuk kita sedot infonya.. cekibrott sob keren...

1. Ngabuburit
nah loh sob, siapa disini yang suka ngabuburit, apa lagi ngabuburit sama si...
suit,,suit mengedipkan mata,,,
wish kalo ngabuburitnya sama pacar jangan deh sob, bahaya,,,,,
bisa-bisa batal tuch puasanya sobat,, wkwkwkwkwkwkwkwk tertawa...
bercanda sob,,,,,
Ngabuburit sebenarnya berasal dari bahasa sunda yang artinya kegiatan mengisi waktu menjelang buka puasa di bulan Ramadhan.
Ngabuburit bisa kita isi dengan hal-hal yang positif sob, seperti jalan-jalan ke mall beli baju, ke warung beli makanan, jalan-jalan naek motor, nyanyi di jembatan, atau yang lainnya deh sob, yang penting POSITIF..
Asal jangan diem-diem ngicip makanan sebelum buka puasa ya sob, wkwkwkwkkwk tertawa.

2. Petasan
Duuuooooorrrrrrr.......terkejut.
gimana ekspresi sobat ketika soba mendengar bunyi seperti itu disekitar lingkungan sobat????
Marah????? atau teriak karena kaget atau Latah??
kalo mimin sich... langsung lari sob, bukan karena mimin takut, cuma mimin takutnya nanti Latah. hehehehehe,,,,,,, jadi malumengedipkan mata.
Menyalakan Petasan atau Mercon biasanya dilakukan sebelum berbuka atau sudah berbuka,
dan ada juga yang menyalakan petasan setelah melakukan sholat Tarawih
yach, memang sangat menyenangkan sob, tapi sobat harus tetap berhati-hati ya sob. karena si petasan ini juga berbahaya loh ketakutan, beneran dah sumpah..
kenapa bahaya, karena banyak yang sudah menjadi korban karena si petasan ini.
untuk itu bagi para sobat yang punya adik dirumah, jangan pernah lelah untuk selalu mengawasinya ya sob??
dan untuk para orang tua, selalu dampingi anak-anaknya ketika menyalakan petasan ya....
kalau bisa jangan maen petasan deh, cukup melihat saja,, wkwkwkwktertawa,,

3. Buka Bersama
Buber atau Buka Bersama merupakan suatu kegiatan yang tentunya tak lepas dari kehidupan sobat semua pastinya.. bukan begitu sob???
Biasanya, buber diadakan untuk mempererat tali silaturohim atau untuk acara-acara lainnya seperti reuni SMP, SMA, Dst..
atau diadakannya Buber dalam acara Pengajian, selamatan, peresmian gedung, DLL.
pokoknya yang namanya Buber itu saaaaaannggaaaaaattt menyenangkan sob, apalagi kalo dalam Buber ada Si Mantan Pacar, wish....tambah moment lagi sob..mengerlingkan mata
wkwkwkwkwkwk...tertawa

4. Sholat Tarawih
Ini dia sob yang paling berkesan buat mimin, karena saat sholat tarawih semua keluarga berkumpul bersama-sama, berjalan kaki bersama ke masjid, sholat tarawih pun bersama,
bener-bener dah sob, suatu moment yang sulit untuk dilupakan, apalagi jika Alm. ayah tercinta ku masih ada,
mungkin kebahagiaan itu serasa sempurna untukku dan keluargaku, terutama ibu sedih.
"we will always love you dad, and always praying for dad menangis"
kalo ada penulisannya yang salah, di maklumin aja ya sob, mimin gaptekmenangis

5. Membangunkan Sahur
Sob, membangunkan orang sahur sudah menjadi tradisi selama bulan puasa, kegiatan ini rutin dilakukan setiap bulan suci ramadhan loh sob,
Biasanya kegiatan ini dilakukan oleh remaja, anak-anak, bahkan orang dewasa juga senang dengan kegiatan ini. Alat yang digunakan pun masih sangat sederhana, ada yang berupa Kentongan dari Bambu, Bedug masjid, atau Drum Oli bekas di bengkel-bengkel yang kemudian mereka ambil dan dijadikan Alat oleh mereka,
Dengan penerangan Obor ditangan masing-masing, mereka berjalan sambil bergantian menabuh Bedug atau alat lainnya
kemudian dengan semangatnya mereka teriak,, SAHUR..SAHUR...SAHUR...!!!!
dan dijamin, para warga langsung bangun dan menari-nari sob , wkwkwkwkwk.....tertawa

6. Menabuh Bedug
Menabuh Bedug sebenarnya adalah tren di bulan puasa
bahkan banyak kalangan yang sering mengadakan lomba menabuh bedug
acara itu dilakukan setelah sholat Tarawih, dan dilanjut sahur bareng sob, wisshhh... ajib tuh sobhebat

7. Takbiran
Takbiran adalah salah satu yang paling unik diantara lainnya menurut mimin
karena diwaktu itulah kita merasakan hati yang senang, ada juga yang bersedih karena mengenang sesorang yang sudah tiada dan tak bisa bersama, berkumpul kembali.
termasuk miminsedih, sedih banget sob rasanya, pengen nangis..menangis

'Nah sob, itulah "7 kebiasaan Unik Saat Bulan Puasa"
mungkin ada yang mau nambahin??mengedipkan mata

Nganggur Tapi Berpenghasilan Dari Bisnis Afiliasi

Fenomena pengangguran terdidik di Indonesia sekarang semakin marak. Salah satu faktor penyebab utamanya adalah karena ketidakseimbangan antara jumlah lulusan orang terdidik dengan kapasitas dan jumlah perusahaan yang ada di Indonesia. Oleh karena itu, bangsa ini harus lebih menggiatkan sektor swasta dengan cara membuka berbagai macam lapangan kerja dan usaha. Untuk memulai usaha tentu dibutuhkan modal yang tidak sedikit. Kita memerlukan strategi yang jitu, dimulai dari usaha kecil, baru jika sudah mendapat kepercayaan dari pasar, kita bisa kembangkan menjadi usaha menengah hingga besar. Modal awal dapat diperoleh dengan berbagai cara, salah satunya adalah dengan mengikuti program afiliasi.



Bisnis afiliasi adalah salah satu bentuk bisnis online yang dapat menghasilkan uang. Peranan kita adalah sebagai makelar dari toko online dan atau perusahaan online. Sekarang, banyak sekali toko online dan perusahaan online di Indonesia yang menawarkan program afiliasi sebagai salah satu strategi marketing demi meningkatkan hasil penjualannya. Salah satunya adalah iPaymu. iPaymu adalah nama dagang atau brand dari PT. Inti Prima Mandiri Utama.


Jika ingin bergabung dengan program afiliasi iPaymu, silahkan membaca petunjuk pendaftarannya di http://bisnisafiliasi-aja.blogspot.com/2013/07/bisnis-afiliasi-berpotensi-900-juta.html. Setelah bergabung, kita akan mendapatkan sebuah link unik. Tugas kita adalah membagi-bagikan link unik tersebut ke sebanyak-banyaknya teman atau orang lain melalui berbagai media, baik online maupun offline. Setiap ada satu orang yang bergabung dengan iPaymu melalui link unikmu, maka kamu akan mendapatkan komisi sebesar 10 ribu rupiah. Bayangkan jika yang bergabung hanya 0,1 % dari jumlah penduduk Indonesia saja atau sekitar 25 ribu orang, maka komisi yang dapat kamu peroleh sekitar 250 juta rupiah, Wow.

Jadi sekarang percaya kan, walau nganggur tapi tetep dapet penghasilan gede. Uang dari bisnis afiliasi bisa dijadikan modal usaha deh. Ayo gabung sekarang di goo.gl/w1GKL.

Jumat, 26 Juli 2013

Samsung Galaxy S4 Gratis

Dari semua smartphone Android, saya tertarik pada Samsung Galaxy S4. Selain karena popularitasnya, fitur dan material dari Samsung Galaxy S4 memang istimewa. Wajib untuk masuk wishlist. Setelah browsing di internet, harga Samsung Galaxy S4 mencapai 6 Juta keatas. Wow, sayang amat uang sebanyak itu untuk beli sebuah  smartphone.



Alhamdulillah, ada temen Mindtalk yang sharing informasi mengenai cara mendapatkan Samsung Galaxy S4 secara gratis. Setelah saya telusuri, dapet deh sumbernya di http://kompetisionline.blogspot.com/2013/07/samsung-galaxy-s4-gratis-dari-kia.html.

Setelah saya baca artikelnya, ternyata kita memiliki kesempatan memenangkan salah satu dari 10 hadiah yang diberikan, yaitu: 2 buah Samsung Galaxy Note 8, 2 buah Samsung Galaxy S4 dan 6 buah USB unik dari Kia Motors Indonesia.

Caranya tinggal Like Fanpage KIA Motors Indonesia dan Register untuk ikutan game MeteoCarens yang diadakan oleh KIA Motors Indonesia. Gamenya kelihatannya gampang sih. Pantas untuk dicoba. Yang kepengen ikutan, baca dulu sampai kelar petunjuknya di http://kompetisionline.blogspot.com/2013/07/samsung-galaxy-s4-gratis-dari-kia.html.

Memahami Makna Ibadah dan Cara Beribadah Kepada Alloh

ibadah
bagaimana cara muslim beribadah

Saudaraku kaum muslimin, pada risalah tentang aqidah yang telah kami sampaikan lalu, kita telah membahas tentang apa hikmah diciptakannya manusia dan jin serta seluruh alam semesta ini. Ya, ternyata hikmahnya adalah agar kita semuanya beribadah kepada Alloh subhanahu wa ta’ala.

Maka barangsiapa telah menunaikan ibadah sebagaimana yang diperintahkan, berarti dia telah benar-benar mewujudkan tujuan penciptaan dirinya. Sedangkan barangsiapa meremehkan kewajiaban ibadah, berarti dia telah menyia-nyiakan tujuan penciptaan dirinya.

Saudaraku kaum muslimin, yang perlu kita ketahui sekarang adalah apa sebenarnya makna (pengertian) ibadah itu ? Dan bagaimana pula cara kita beribadah kepada Alloh ? Insya Alloh, uraian berikut ini akan membahas hal tersebut secara ringkas dan sederhana.

Ketahuilah, para ulama kita telah menjelaskan pada kita tentang apa ibadah itu. Diantara penjelasan yang paling ringkas tentang makna ibadah, adalah seperti dijelaskan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rohimahulloh berikut ini : “Ibadah itu adalah semua perkara yang dicintai dan diridhoi oleh Alloh, baik yang berupa ucapan maupun perbuatan, yang dhohir (nampak) maupun yang bathin (tidak nampak).” (Al-Ubudiyyah (hal. 5) dan Majmu’ Al-Fatawa, 10/149)

Beliau juga berkata : “Ibadah itu adalah ketaatan kepada Alloh, dengan melaksanakan apa yang diperintahkan-Nya, melalui (perantaraan) lisan para rosul (utusan)-Nya.” (Fathul Majid Syarh Kitab At-Tauhid (hal. 37), karya Syaikh Abdurrahman bin Hasan bin Muhammad bin Abdul Wahhab rohimahulloh. Guru kami, Syaikh Muhammad bin Ali bin Hizam al-Fadhdholi al-Ba’dani hafidzohulloh, dalam hasyiyah-nya (catatan pinggir/catatan kaki) atas kitab Fathul Majid tersebut, yang beliau namai kitabnya At-Taudhihul Mufid ‘ala Kitab Fathil Majid, beliau berkata tentang ucapan Syaikhul Islam tersebut di atas : “Saya tidak mendapati sandaran/rujukan ucapan Syaikhul Islam tersebut di atas (yakni tidak diketahui dinukil dari kitab beliau yang mana dari kitab-kitab Syaikhul Islam yang sangat banyak itu),  wallohu a’lam.

Jadi, berdasarkan definisi tersebut di atas, maka semua apa yang kita amalkan, baik yang berupa ucapan maupun perbuatan, selama hal itu adalah perkara yang dicintai dan diridhoi oleh Alloh, maka itu semua adalah ibadah. Dengan demikian, ibadah itu tidak bisa dibatasi dengan amal-amal tertentu atau jumlah tertentu. Dan yang dimaksud dengan perkara yang dicintai dan diridhoi oleh Alloh adalah perkara-perkara yang diperintahkan oleh-Nya untuk mengerjakannya, baik itu perintah yang wajib maupun yang mustahab (sunnah/tidak wajib). Al-Imam Ibnu Katsir rohimahulloh berkata : “Ibadah kepada Alloh adalah mentaati-Nya, dengan melaksanakan perintah-perintah-Nya dan menjauhi/meninggalkan larangan-larangan-Nya.”

Demikian itulah makna ibadah. Lalu, bagaimana cara kita beribadah dan mendekatkan diri kepada Alloh ? Ketahuilah wahai saudaraku kaum muslimin, ibadah yang kita lakukan, tidak akan bisa menjadi sempurna kecuali dengan mentaati Alloh ta’ala dalam semua perintah dan larangan-Nya (yakni kita lakukan dengan penuh ketulusan dan ikhlas hanya karena-Nya), kemudian kita juga mengikuti sunnah (jalan/petunjuk) yang diajarkan oleh Nabi Muhammad shollallohu ‘alaihi wa sallam tentang cara melaksanakan ibadah tersebut.

Alloh ta’ala berfirman :

فَمَنْ كَانَ يَرْجُو لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَالِحًا وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا

“Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Robb-nya, maka hendaknya dia beramal sholih, dan tidak menyekutukan dengan sesuatu apapun dalam beribadah kepada Robb-nya.” (QS Al-Kahfi : 110)

Al-Imam Ibnu Katsir rohimahulloh menjelaskan makna “hendaknya dia beramal sholih”, yakni : “(dengan) segala sesuatu (amalan) yang sesuai dengan syari’at Alloh”. Adapun makna “dan tidak menyekutukan dengan sesuatu apapun dalam beribadah kepada Robb-nya”, yakni : “dia bertujuan dengan amalannya itu (mengharap) wajah Alloh saja (yakni ikhlas) dan tidak menyekutukan-Nya (dengan apapun).”

Beliau juga berkata :   “Inilah dua rukun diterimanya amalan, (yakni) harus ikhlas karena Alloh dan showab (benar/cocok/sesuai) dengan syari’at (sunnah) Rosululloh sholallohu ‘alaihi wa salam.  (Tafsir Al-Qur’anul Adzim, 3/152)

Al-Imam Al-Fudhoil bin ‘Iyadh rohimahulloh, ketika menjelaskan makna firman Alloh ta’ala (yang artinya) : “(Dia-lah Alloh) yang menciptakan kematian dan kehidupan untuk menguji kalian, siapakah yang paling bagus amalannya.” (QS Al-Mulk : 2), beliau berkata : “(yang paling bagus amalannya) yakni yang paling ikhlas dan yang paling benar.”

Orang-orang bertanya kepada Al-Fudhoil rohimahulloh : “Wahai Abu Ali, apa yang dimaksud dengan “yang paling ikhlas dan yang paling benar” itu ?” Beliau menjawab : “Sesungguhnya amalan itu apabila dilakukan dengan ikhlas (saja) tetapi tidak benar, (hal itu) tidak akan diterima oleh Alloh, sampai keadaan amalannya tersebut Ikhlas dan benar. Ikhlas, yakni semata-mata karena Alloh. Benar, yakni sesuai dengan sunnah (tuntunan/petunjuk rosululloh).” (dinukil dari kitab Jami’ul Ulum wal Hikam, karya Al-Imam Ibnu Rojab Al-Hambali rohimahulloh, lihat juga kitab I’lamul Bahhatsah bi Maqoshidi al-Ushul ats-Tsalatsah (hal. 40), karya Syaikh Salim bin ‘Ied al-Hilali hafidzohulloh)

Dalil-dalil lainnya dari Kitabulloh Al-Qur’an tentang pentingnya beramal itu harus memenuhi dua syarat tersebut di atas (yakni ikhlas dan benar/sesuai tuntunan rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam) sangat banyak. Adapun dalil-dalil dari hadits rosululloh, diantaranya adalah hadits dari ‘Aisyah rodhiyallohu ‘anha, rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Barangsiapa membuat-buat perkara baru dalam urusan (agama) kami ini, dengan apa yang tidak ada (perintahnya) dari kami, maka amalan dia itu tertolak.” Dalam lafadz imam Muslim : “Barangsiapa beramal dengan suatu amalan yang tidak ada perintahnya dari kami, maka amalannya itu tertolak.”  (HR. Imam Al-Bukhori no. 2697 dan Muslim no. 1718)

Demikianlah, dalil-dalil tersebut di atas menunjukkan pada kita, bahwa beribadah dan mendekatkan diri kepada Alloh haruslah dengan cara yang telah ditentukan oleh Alloh ta’ala dan rosul-Nya shollallohu ‘alaihi wa sallam, yang berarti kita tidak boleh membuat cara-cara atau metode sendiri, meskipun hal itu sesuai dengan  akal, adat-istiadat, budaya atau keinginan hawa nafsu (selera) kita sendiri.

Dan juga beribadah itu tidak boleh kita lakukan dengan cara-cara bid’ah (mengada-ada perkara baru dalam beribadah dan beragama, edt.), apalagi kalau sampai melakukan kesyirikan dan kekufuran, atau ibadah dengan cara bermaksiat (melakukan perbuatan durhaka/menentang) kepada Alloh. Jika ibadah itu kita lakukan dengan cara-cara seperti itu, tentu ibadah kita tidak akan diterima oleh Alloh subhanahu wa ta’ala.

Demikianlah, semoga uraian yang ringkas ini memberikan semangat pada kita untuk beribadah dan mendekatkan diri kepada-Nya dengan cara-cara yang telah ditentukan oleh Alloh ta’ala dan rosul-Nya, kemudian kita semakin waspada/berhati-hati dari cara-cara beribadah yang tidak sesuai dengan yang disyari’atkan oleh keduanya, meskipun masih banyak orang yang mengamalkannya,  wallohu a’lamu bis showab.

Sumber : darul-ilmi.com

Kamis, 25 Juli 2013

Makalah Nuzulul Quran

nuzululqur'an

BAB I PENDAHULUAN

Al-Qur’an adalah kitab suci kaum muslimin dan menjadi sumber ajaran Islam yang pertama dan utama yang harus mereka imani dan aplikasikan dalam kehidupan mereka agar mereka memperoleh kebaikan di dunia dan di akhirat. Karena itu, tidaklah berlebihan jika selama ini kaum muslimin tidak hanya mempelajari isi dan pesan-pesannya. Tetapi juga telah berupaya semaksimal mungkin untuk menjaga otentitasnya. Upaya itu telah mereka laksanakan sejak Nabi Muhammad Saw masih berada di Mekkah dan belum berhijrah ke Madinah hingga saat ini. Dengan kata lain upaya tersebut telah mereka laksanakan sejak al-Qur’an diturunkan hingga saat ini. Mempelajari Al-Quran adalah kewajiban. Ada beberapa prinsip dasar untuk memahaminya, khusus dari segi hubungan Al-Quran dengan ilmu pengetahuan. Atau, dengan kata lain, mengenai “memahami Al -Quran dalam Hubungannya dengan Ilmu Pengetahuan.”(Persoalan ini sangat penting, terutama pada masa-masa sekarang ini, dimana perkembangan ilmu pengetahuan demikian pesat dan meliputi seluruh aspek kehidupan). Penting bagi kita untuk mengetahui sejarah turunnya Al Qur`an, agar menambah keteguhan iman kita kepada kitab Allah SWT dan tetap pada ajaran Islam. Apabila kita tidak mengetahui sejarah, maka kecenderungan mengulangi sejarah seperti masa lalu ketika terjadinya pemalsuan al-Qur’an pada masa-masa awal Islam akan terjadi lagi. Apalagi mengingat sekarang ini bebas dan maraknya ajaran-ajaran “nyeleneh” yang bermunculan. Wacana tentang sejarah al-Quran, seperti bagaimana al-Qur’an diturunkan, bagaimana para ulama’ menjaga al- Quran dari masa ke masa perlu diketahui oleh ummat Islam. Bagimana sejarah turunnya al -Qur’an tersebut? dan apa yang dapat kitaambil pelajaran dari sejarah turunnya al -Qur’an? Dan banyak hal yang mesti kita ketahui tentang al-Qur’an ini.

Dengan adanya pembahasan ini tentunya kami semua berharap semakin memperkaya ilmu pengetahuan kami khususnya tentang Nuzulul Qur’an.


BAB II PEMBAHASAN
NUZULUL QUR’AN
       I.            Pengertian Nuzulul Qur’an

Nuzulul Qur’an yang secara harfiah berarti turunnya Al Qur’an adalah istilah yang merujuk kepada peristiwa penting penurunan wahyu Allah pertama kepada nabi dan rasul terakhir agama Islam yakni Nabi Muhammad SAW. Ramadhan adalah bulan diturunkannya al-Quran. Turunnya al-Quran dari Allah SWT kepada Rasullullah SAW diperingati setiap tanggal 17 Ramadhan. Menurut bahasa, kata Al-Qur’an adalah bentuk masdar dari kata kerja iqro yang berarti bacaan. “Quran” menurut pendapat yang paling kuat seperti yang dikemukakan Dr. Subhi Al Salih berarti “bacaan”, asal kata qara’a. Kata Al Qur’an itu berbentuk masdar dengan arti isim maf’ul yaitu maqru’ (dibaca). Karena Al-Qur’an bukan saja harus di baca oleh manusia, tetapi juga karena dalam kenyataannya selalu dibaca oleh yang mencintainya. Baik pada waktu shalat maupun di luar shalat[1]. Di dalam Al Qur’an sendiri ada pemakaian kata “Qur’an” dalam arti demikian sebagal tersebut dalam ayat 17, 18 surah (75) Al-Qiyaamah :

Artinya:

‘Sesungguhnya mengumpulkan Al Qur’an (didalam dadamu) dan (menetapkan)
bacaannya (pada lidahmu) itu adalah tanggunggan kami. karena itu jika kami telah membacakannya, hendaklah kamu ikut bacaannya”.

Adapun definisi Al Qur’an menurut istilah ialah: “Kalam Allah SWT yang merupakan mukjizat yang diturunkan (diwahyukan ) kepada Nabi Muhammad dan ditulis di mushaf dan diriwayatkan dengan mutawatir serta membacanya adalah ibadah”. Dengan definisi ini, kalam Allah yang diturunkan kepada nabi-nabi selain Nabi Muhammad S.A.W. tidak dinamakan Al Qur’an seperti Taurat yang diturunkan kepada Nabi Musa a.s. atau Injil yang diturun kepada Nabi Isa a.. Dengan demikian pula Kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad S.A.W, seperti Hadis Qudsi, tidak pula dinamakan Al Qur’an. Menurut Syaikh Muhammad Khudlari Beik, Al-Qur’an ialah firman Allah SWT yang berbahasa arab yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW untuk difahami isinya dan diingat selalu, yang disampaikan kepada kita secara mutawatir, yang sudah ditulis dalam mushaf, dimulai dengan surat Al-Fatihah dan diakhiri dengan surat An-Naas. Dalam definisi tersebut di atas bahwa Al-Qur’an mengandung unsur –unsur Sebagai berikut :
  1. Lafadz-lafadznya berbahasa arab
  2. Diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW
  3. Disampaikan secara mutawatir
  4. Ditulis dalam mushaf, dimulai dengan surat Al -Fatihah dan diakhiri dengan surat An-Naas.
Dr. Subhi Al-Shalih dalam “Mabahits fi Ulum Al -Qur’an” merumuskan definisi Al-Qur’an yang dipandang dapat diterima oleh mayoritas ulama terutama ahli bahasa, ahli fiqih dan ahli ushul fiqih, sebagai berikut: “Al -Qur’an adalah firman Allah SWT yang bersifat/berfungsi mu’jizat, yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang ditulis dalam mushaf-mushaf yang diriwayatkan dengan jalan mutawatir dan yang dipandang beribadah membacanya2. Dari definisi yang dikemukanan di atas, bahwa pada intinya Al -Qur’an itu adalah merupakan firman Allah. Perbedaan yang terjadi hanyalah dalam memberikan sifat-sifat dari firman Allah tersebut sehingga menjadi lebih spesifik dan tidak tertukar dengan firman-firman Allah selain Al-Qur’an.

    II.            Tahapan Nuzulul Qur’an
Turunnya Qur’an merupakan perstiwa besar yang sekaligus menyatakan kedudukannya bagi penghuni langit dan bumi. Turunnya al-Quran yang pertama kali pada malam lailatul qadar  merupakan pemberitahuan kepada alam tingkat tinggi yang terdiri dari malaikat-malaikat akan kemulian umat Muhammad. Umat ini telah dimuliakan oleh Allah dengan risalah baru agar menjadi umat paling baik yang dikeluarkan bagi manusia. Turunnya alquran yang kedua kali secara bertahap, berbeda dengan kitab yang turun sebelumnya.
Allah menurunkan alquran kepada manusia melalui 3 kali tahap penurunan.
  1. Di lauhil mahfudz yang semua orang tidak tau kapan, tangal, bulan, tahunnya berapa ketika turun?Ibnu katsir lewat riwayat ibnu khatam:

    “Ma min syai’in qodo allah al quran wama qoblahu wama ba’dahu illa bil lauhil mahfudz”
Artinya: “Apapun yang di qodo’ Allah sebelum dan sesudah alquran , semuanya itu di letakkan di lauhil mahfudz dan tak tau dimana itu letaknya dan tidak diijinkan siapaun tau tentang lauhil mahfudz. Adapun jumlahnya seklaigus atau jumlatan wahidatan.
  1. Dari lauhil mahfudz ke baitul ‘izza
Yaitu langit yang pertama yang tampak ketika dilihat di dunia ini namun tidak diketahui letak persisinya. Adapun jumlahnya adalah semuanya (jumlatan wahidatan) pada waktu lialatul qodar. Namun tanggalnya tidak diketahuai, adapaun bulannya sudah jelas pada bulan ramadlan.
Al-Qurtubi telah menukil dari Muqtil bin Hayyan riwayat tentang kesepakatan (ijma’) bahwa turunnya al-qur’an sekaligus dari Lauhul Mahfuz ke Baitul ‘Izzah di langit dunia.
Sebetulnya tidak hanya alquran saja yang diturunkan pada bulan romadhon, namun juga;.

1)    Taurot                 : 6 hari setelah romadhon
2)    Suhuf ibrohim      : 1 harisetelah romadhon
3)    Injil                     : 13 hari setelah romadhon
4)    Zabur                 : 12 hari setelah romadhon
  1. Dari baitul ‘izzah ke Rasulallah.
Penurunannya tidak seklaigus, namun diangsur-angsur selama dua puluh tiga tahun[2] berdasrkan kebutuhan, peristiwa, atau kejadian atau bahkan permintaan lewat malaikat jibril.
Adapun kitab-kitab samawi yang lain,seperti  taurat, inzil, dan zabur,turunnya sekaligus, tidak turun secara berangsur-angsur.Hal ini sebagaimana ditunjukkan oleh firman-Nya dalam surah al-furqan ayat 32:

“Dan berkatalah orang-orang yang kafir : ‘mengapa Qur’an itu tidak diturunkan kepadanya sekali turun saja?’demikianlah supaya kami perkuat hatimu dengannya dan kami membacakannya kelompok demi kelompok.” (al-furqon [25]:32).

Ayat-ayat ini menunjukkan bahwa kitab-kitab samawi yang terdahulu itu turun sekaligus.Dan inilah pendapat yang dijadikan pegangan oleh jumhur ulama. Seandainya kitab-ktab itu turun secara berangsur-angsur,tentulah orang-orang kafir tidak akan merasa heran terhadap Quran yang turun berangsur-angsur.Maka kata-kata mereka,” mengapa Quran itu tidak diturunkan kepadanya sekaligus” Seperti halnya kitab-kitab yang lain. Allah tidak menjawab mereka bahwa ini adalah Sunnah-Nya didalam menurunkan kitab samawi sebagaimana Dia menjawab kata-kata mereka dalam surah al-Furqan ayat 7:

” Dan mereka berkata :mengapa rasul ini memakann makanan dan berjalan dipasar-pasar?” (Al-Furqon:7) dengan jawaban:

“Dan kami tidak mengutus rasul-rasul sebelummu,melinkan mereka sungguh memakan makanan dan berjalan dipasar-pasar.”

Tetapi Allah menjawab mereka dengan menjelaskan hikmah mengapa Quran diturunkan secara bertahap dengan firman-Nya: ”Demikiannlah supaya kami perkuat hatimu”, maksudnya: Demikianlah kami menurunkan Quran secara bertahap dan pisah-pisah karena suatu hikmah,yaitu untuk memperkuat hati rasulullah saw. ”Dan kami membacakannya kelompok demi kelompok”,maksudnya: Kami menentukannya seayat dem seayat atau bagian demi bagian atau kami menjelaskannya dengan sejelas-jelasnya, karena tutunnya yang bertahap sesuai dengan peristiwa” itu lebih dapat memudahkan hafalan dan pemahaman yang merupakan salah satu penyebab kemantapan (didalam hati). Penelitan terhadap hadits-hadits sahih mengatakan bahwa Quran turun menurut keperluan ,terkadang turun 5 ayat,10 ayat terkadang lebuh banyak dari itu.

 III.            Hikmah Turunnya Alqur’an Secara Berangsur-angsur
Al-Qur’an tidak diturunkan kepada Rasulullah Shallahu ‘Alaihi wa Sallam sekaligus satu kitab tetapi secara berangsur-angsur, surat-persurat, ayat-perayat menurut tuntutan peristiwa yang melatarinya. Lantas apa hikmahnya? Hikmah atau tujuannya ialah:
  1. Untuk menguatkan hati Nabi Shallahu ‘Alaihi wa Sallam .
Firman-Nya:
“Orang-orang kafir berkata, kenapa Qur’an tidak turun kepadanya sekali turun saja? Begitulah, supaya kami kuatkan hatimu dengannya dan kami membacanya secara tartil (teratur dan benar).” (Al-Furqaan: 32)

Kata Abu Syamah, ayat itu menerangkan bahwa Allah memang sengaja menurunkan Qur’an secara berangsur-angsur. Tidak sekali turun langsung berbentuk kitab seperti kitab-kitab yang diturunkan kepada rasul sebelumnya, tidak. Lantas apa rahasia dan tujuannya? Tujuannya ialah untuk meneguhkan hati Nabi Shallahu ‘Alaihi wa Sallam . Sebab dengan turunnya wahyu secara bertahap menurut peristiwa, kondisi, dan situasi yang mengiringinya, tentu hal itu lebih sangat kuat menancap dan sangat terkesan di hati sang penerima wahyu tersebut, yakni Muhammad. Dengan begitu turunnya melaikat kepada beliau juga lebih intens (sering), yang tentunya akan membawa dampak psikologis kepada beliau; terbaharui semangatnya dalam mengemban risalah dari sisi Allah. Beliau tentunya juga sangat bergembira yang sulit diungkapkan dengan kata-kata. Karena itu saat-saat yang paling baik di bulan Ramadhan, ialah seringnya perjumpaan beliau dengan Jibril.
  1. Untuk menantang orang-orang kafir yang mengingkari Qur’an
Karena menurut mereka aneh kalau kitab suci diturunkan secara berangsur-angsur. Dengan begitu Allah menantang mereka untuk membuat satu surat saja yang (tak perlu melebihi) sebanding dengannya. Dan ternyata mereka tidak sanggup membuat satu surat saja yang seperti Qur’an, apalagi membuat langsung satu kitab.
  1. Supaya mudah dihapal dan dipahami.
Memang, dengan turunnya Qur’an secara berangsur-angsur, sangatlah mudah bagi manusia untuk menghafal serta memahami maknanya. Lebih-lebih bagi orang-orang yang buta huruf seperti orang-orang arab pada saat itu; Qur’an turun secara berangsur-angsur tentu sangat menolong mereka dalam menghafal serta memahami ayat-ayatnya. Memang, ayat-ayat Qur’an begitu turun oleh para sahabat langsung dihafalkan dengan baik, dipahami maknanya, lantas dipraktekkan langsung dalam kehidupan sehari-hari. Itulah sebabnya Umar bin Khattab pernah berkata:

“Pelajarilah Al-Qur’an lima ayat-lima ayat. Karena Jibril biasa turun membawa Qur’an kepada Nabi Shallahu ‘Alaihi wa Sallam lima ayat-lima ayat.”
(HR. Baihaqi)
  1. Supaya orang-orang mukmin antusias dalam menerima Qur’an dan giat mengamalkannya.
Dengan begitu kaum muslimin waktu itu memang senantiasa menginginkan serta merindukan turunnya ayat-ayat Qur’an. Apalagi pada saat memerlukannya karena ada peristiwa yang sangat menuntut penyelesaian wahyu; seperti ayat-ayat mengenai kabar bohong yang disebarkan oleh kaum munafik untuk memfitnah bunda Aisyah, dan ayat-ayat tentang li’an.
  1. Mengiringi kejadian-kejadian di masyarakat dan bertahap dalam menetapkan suatu hukum.
Al-Qur’an turun secara berangsur-angsur; yakni dimulai dari maslaah-masalah yang sangat penting kemudian menyusul masalah-masalah yang penting. Nah, karena masalah yang sangat pokok dalam Islam adalah masalah Iman, maka pertama kali yang dipriorotaskan oleh Al-Qur’an ialah tentang keimanan kepada Allah, malaikat, iman kepada kitab-kitbnya, para rasulnya, iman kepdaa hari akhir, kebangkitan dari kubur, dan surga neraka. Hal itu didukung dengan dalil-dalil yang rasional yang tujuan untuk mencabut kepercayaan-kepercayaan jahiliyah yang berpuluh-puluh tahun telah menancap di hati orang-orang musyrik untuk ditanami/diganti dengan benih-benih akidah Islamiyah.

Setelah akidah Islamiya itu tumbuh dan mengakar di hati, baru Allah menurunkan ayat-ayat yang memerintah berakhlak yang baik dan mencegah perbuatan keji dan mungkar untuk membasmi kejahatan serta kerusakan sampai ke akarnya. Juga ayat-ayat yang menerangkan halal haram pada makanan, minuman, harta benda, kehormatan, darah/pembunuh dan sebagainya. Begitulah Qur’an diturunkan sesuai dengan kejadian-kejadian yang mengiringi perjalanan jihad panjang kaum muslimin dalam memperjuangkan agama Allah di muka bumi. Dan ayat-ayat itu tak henti-henti memotivasi mereka dalam perjuangan ini. Mari kita simak contoh-contoh di bawah ini:
  1. Surat Al An’am adalah surat makiyah karena turun di Mekah. Isinya menjelaskan perkara iman, akidah tauhid, bahaya syirik, dan menerangkan apa yang halal dan haram, firman:
“Katakanlah: “Marilah saya bacakan apa yang diharamkan atas kamu oleh Tuhanmu, yaitu: janganlah kamu menyekutukan sesuatu dengan Dia, berbuat baiklah kepada kedua orang tuamu, dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut miskin. Kami yang akan memberi rizki kamu dan mereka.” (Al An’am:152)

Kemudian, ayat-ayat yang menerangkan hukum-hukum secara rinci, baru menyusul turun di Madinah; seperti tentang utang piutang dan pengharaman riba. Juga tentang zina, itu diharamkan di Mekkah, yaitu ayat:
“Jangan kau mendekati zina. Karena sesungguhnya zina satu perbuatan keji dan seburuk-buruk jalan.” (Al Isra:32)

Tapi, ayat-ayat yang merinci hukuman bagi orang yang melakukan zina turun di Madinah kemudian.
  1. Tentang undang-undang pengharaman khamer, yang pertama kali turun ialah ayat:
“Dan dari buah kurma serta anggur, kamu buat minuman yang memabukkan dan rezeki yang baik …” (An-Nahl:67)

Kemudian yang turun berikutnya ialah ayat:

“Mereka bertanya kepadamu tentang khamer dan judi. Katakanlah bahwa pada keduanya terdapat dosa besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosanya lebih besar dari pada manfaatnya.” (Al-Baqarah:219)

Di dalam ayat itu dikatakan bahwa khamer itu mengandung manfaat yang temporal sifatnya, dan bahayanya lebih besar bagi tubuh, bisa merusak akal, pemborosan harta benda, dan bisa menimbulkan berbagai macam masalah kejahatan serta kemaksiatan di masyarakat. Setelah itu turun ayat yang melarang mabuk ketika shalat.

“Hai orang-ornag yang beriman, janganlah kalian shalat ketika kalian dalam keadaan mabuk sampai kalian mengerti apa yang kalian ucapkan.”
(An-Nisaa’:43)
Setelah mereka tahu dan menyadari bahwa mabuk saat shalat diharamkan, kemudian turun ayat yang lebih tegas lagi:

“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (minum) khamer, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan keji termasuk perbuatan setan. Oleh kraena itu, jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan.”
(Al Maidah:90)

Untuk lebih menjelaskan lagi bahwa turunnya Qur’an secara berangsur-angsur, ialah apa yang dikatakan Bunda Aisyah berikut:

“Sesungguhnya yang pertama kali turun ialah surat dari surat-surat mufashal yang di dalamnya disebutkan perihal surga dan neraka, sehingga jika manusia telah kembali/masuk Islam, maka turunlah surat yang menyebutkan tentang halal haram. Nah, sekiranya yang mula-mula turun ialah ayat yang berbunyai: janganlah kamu minum khamer, pasti mereka berkata: kami tidak akan meninggalkan kebiasaan minum khamer selama-lamanya. Dan seandainya yang turun itu ayat yang berbunyi: jangan berzina, niscaya mereka menjawab: kami tidak akan meninggalkan kebiasaan berzina selama-lamanya.” (HR.Bukhari)



BAB III KESIMPULAN

Al Qur’an ialah kalam Allah SWT yang merupakan mukjizat yang diturunkan (diwahyukan) kepada Nabi Muhammad dan yang ditulis di mushaf dan diriwayatkan dengan mutawatir serta membacanya adalah ibadah. Dari sejarah diturunkannya Al-Quran, dapat diambil kesimpulan bahwa Al-Quran mempunyai tiga tujuan pokok :
  1. Petunjuk akidah dan kepercayaan yang harus dianut oleh manusia yang tersimpul dalam keimanan akan keesaan Tuhan dan kepercayaan akan kepastian adanya hari pembalasan.
  2. Petunjuk mengenai akhlak yang murni dengan jalan menerangkan normanorma keagamaan dan susila yang harus diikuti oleh manusia dalam kehidupannya secara individual atau kolektif.
  3. Petunjuk mengenal syariat dan hukum dengan jalan menerangkan dasar-dasar hukum yang harus diikuti oleh manusia dalam hubungannya dengan Tuhan dan sesamanya. Atau dengan kata lain yang lebih singkat, “Al-Quran adalah petunjuk bagi seluruh manusia ke jalan yang harus ditempuh demi kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.”



BAB IV PENUTUP

Demikianlah makalah ini kami buat, kami sadar dalam makalah ini masih banyak kesalahan dalam penulisan maupun dalam penyampaiannya. Untuk itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami perlukan guna memperbaiki makalah kami selanjutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Aamiin



DAFTAR PUSTAKA

Al-Qattan,Manna Khalil,2010. Studi ilmu-ilmu Qur’an, Litera antarnusa, Jakarta.
Anwar,Rosihan,2010. Ulum Al-Qur’an untuk UIN,STAIN, dan PTAIS, CV Pustaka Setia, Bandung.
http://yazermahzun.wordpress.com/2010/09/05/tahap-tahap-turunnya-alquran/ diakses tanggal 29 september 2011 pukul 11.00
http://id.shvoong.com/exact-sciences/1861694-tahap-turunnya-al-quran/ diakses tanggal 29 september 2011 pukul 12.11
http://www.kosmaext2010.com/makalah-ulumul-quran-nuzulul-quran.php
Zainu,Syaikh Muhammad Ibnu Jamil, 1997. Pemahaman Al-Qur’an, Gema Risalah Press, Bandung





  • ^ Quraish Shihab, Membumikan Al Qur’an “Fungsi dan Peranan Wahyu dalam Kehidupan Masyarakat, Bandung : Mizan, 1996. h. 37 [1]





  • ^   Sebagian ulama memperkirakan lamanya alquran turun itu dua puluh tahun. Sebagian lagi memperkirakan nya dua puluh lima tahun. Hal itu karena perbedaan merreka dalam lamanya Rasulullah s.a.w tinggal di Mekah setelah ia diutus Allah: apakah tiga belas tahun atau sepuluh tahun atau lima belas tahun? Namun, mereka sepakat bahwa ia tinggal di Medinah sesudah hirah itu sepuluh tahun. Lihat al-itqan, jilid 1 h. 39.[2]




  • Related Search :

    Tentang NuzululQur'an

    Rabu, 24 Juli 2013

    Masih Ada Seseorang Yang Menjagamu

     
     
     
    Para penumpang bus memandang penuh simpati ketika seorang wanita muda berpenampilan menarik dan cantik memakai tongkat putih menaiki tangga bus. Dia membayar kondektur bus,lalu dengan tangan meraba-raba kursi dia berjalan menyusuri lorong sampai menenukan kursi yg kosong. Kemudian dia duduk, meletakkan tasnya dipangkuannya, dan menyandarkan tongkat di tungkai kakinya.
    Setahun sudah lewat sejak wanita buta itu, Nivi, baru berumur 24 tahun didiagnosa kehilangan penglihatannya ketika suatu penyakit merenggut matanya. 
    Dia merasa terlempar kedalam dunia yg gelap gulita,penuh amarah, frustasi, dan rasa kasihan pada diri sendiri. Sebagai wanita karier yg biasa independen, Nivi merasa dikutuk oleh nasib mengerikan yg membuatnya merasa kehilangan kemampuan, tak berdaya, dan menjadi beban bagi orang2 di sekelilingnya.
    Depresi mematahkan semangat susan yg tadinya selalu optimis. Tetapi betapapun seringnya dia menangis dan meratapi nasibnya dalam doa, dia juga menyadari kenyataan yg menyakitkan itu - bahwa penglihatannya tak kan pernah pulih lagi -. Dia menjadi sangat bergantung pada Rian, suaminya.
    Satu-satunya yg menenangkan hatinya adalah ungkapan Rian yg berkata," Sabarlah sayang .. bayangkan pahala yg akan kau dapat dari Allah dari kabar gembira Sabda Nabi saw yg mengatakan,Jika Allah mencinta seorang hamba dengan mengambil penglihatannya, jika ia sabar dan ridha, maka tak ada balasan yg lain selain Surga". 
    Maka setiap hari Rian membimbing Nivi kekamar mandi untuk berwudhu kemudian sholat berjamaah. Mengambilkan susan nasi dan menemaninya makan, begitu seterusnya.
     Rian adalah seorang perwira militer angkatan udara. Dia mencintai Nivi dgn tulus setulus-tulusnya. Ketika istrinya baru kehilangan penglihatannya, dia tau bagaimana susan tenggelam dalam keputusasaan. Rian bertekad akan menemukan kembali kekuatan dan rasa percaya diri milik Nivi yg sudah lama hilang. Latar belakang militer Rian membuatnya terlatih untuk mnghadapi berbagai situasi darurat. tetapi dia tahu, ini adalah pertempuran paling sulit yg pernah dihadapinya.
    Akhirnya, Nivi siap untuk bekerja lagi. Tapi bagaimana dia akan sampai dikantornya? 
    Dulu Nivi biasa naik bus, tetapi sekarang ia terlalu takut untuk pergi sndirian. Rian menawarkan untuk mengantarnya setiap hari, meskipun tempat kerja mereka terletak dipinggiran kota yg berseberangan. Mula-mula, kesepakatan itu membuat Nivi merasa nyaman dan Rian merasa puas karena bisa melindungi istrinya yg buta. Tetapi Rian segera menyadari bhwa peraturan itu keliru. NIVI HARUS BELAJAR NAIK BUS LAGI, SEORANG DIRI !
    Bukan maksud Rian ingin menelantarkan istrinya, tapi Nivi harus diajari untuk mandiri. Kebutaannya bukan alasan dia harus selalu bergantung pada orang lain, meskipun itu suaminya sendiri.. kata Rian dalam hati.
    Setelah itu, selama 1 bulan penuh Rian, dengan memakai seragam militer lengkap, mengawal nivi ke dan dari tempat kerja setiap hari. Dia mengajari Nivi bagaimana menggantungkan diri pada inderanya yg lain, terutama pendengarannya, untuk menentukan dimana dia berada dan bagaimana beradaptasi dengan lingkungan yg baru. Dia mengajari susan untuk berkenalan dan berkawan dengan sopir2 bus dan kondektur yg dapat mengawasinya dan menyisakan satu kursi untuknya setiap hari.
    Setiap pagi mereka berangkat kerja bersama-sama, setelah itu Rian akan naik taksi kekantornya. Rian percaya dan yakin Tuhan akan membimbingnya. Hanya butuh waktu dan kesabaran yg telaten sampai Nivi bisa pergi kekantornya sendiri tanpa dikawal.
    Rian percaya padanya, percaya kepada nivi yg dulu dikenalnya sebelum istrinya itu kehilangan penglihatannya; wanita yg tidak pernah takut apapun dalam menghadapi rintangan dan selalu percaya diri. Pengorbanan Rian yg tulus dan luarbiasa itu sering membuat nivi menitikkan airmata diam-diam. Dia sangat bersyukur dan berterimaksih kepada Tuhan, karena telah mengirimkan seorang suami yg berhati malaikat dan mencintainya dalam keadaan apapun.
    Akhirnya, Nivi memutuskan bhwa dia siap untuk melakukan perjalanan kekantornya seorang diri. Tibalah hari senin. Sebelum berangkat, susan mencium tangan Rian dan memeluknya erat-erat. Timbul dalam hatinya harapan dan doa untuk suaminya itu yg pernah menjadi kawannya satu bus dan sahabatnya yg terbaik. Matanya berkaca-kaca, penuh airmata syukur karena kesetiaan, kesabaran, dan cinta Rian. Nivi mengucapkan salam sebelum mereka berpisah. Untuk pertama kalinya mereka berangkat ke kantor dengan arah yg berlawanan.
    Senin, Selasa, Rabu, Kamis .. setiap hari dijalaninya dengan sempurna. Belum pernah susan merasa sepuas itu. Dia berhasil. Dia tidak percaya bahwa dia bisa pulang pergi kekantornya seorang diri, tanpa dikawal oleh Rian.
    Pada jumat pagi, seperti biasa susan naik bus ke tempat kerja. Ketika dia membayar ongkos bus sebelum turun, sopir itu berkata, "Wah, aku iri padamu...".
    Nivi tidak yakin sopir itu berkata padanya. lagipula, siapa yg bisa iri pada seorang wanita buta yg sepanjang tahun lalu berusaha menemukan keberanian untuk menjalani hidup. Dengan penasaran dia bertanya kepada sopir itu, " Kenapa kau bilang kau iri padaku..?"
    Sopir itu menjawab, "Kau pasti senang selalu dilindungi dan dijagai seperti itu."
    Nivi tidak tau apa maksud sopir itu.Sekali lagi dia bertanya, "Apa maksudmu..?".
    "Kau tahu, minggu kemarin, setiap hari ada seorang pria tampan berseragam militer Angkatan Udara berdiri disudut jalan dan mengawasimu waktu kau naik dan turun dari bus. Itu terjadi setiap pagi dan sore ketika engkau berangkat dan pulang kantor. Dari ujung jalan sana, dia memastikan bahwa kau menyeberang dgn selamat dan dia mengawasimu terus sampai kau masuk kekantormu. Setelah itu dia meniupkan ciuman, memberi hormat ala militer, lalu pergi. Kau sungguh wanita yg beruntung.." kata sopir itu.
    Airmata bahagia langsung membasahi pipi Nivi. Karena meskipun secara fisik ia tidak bisa melihat Rian, dia selalu bisa merasakan kehadirannya. Mekipun Nivi yakin Tuhan Yang Maha Melihat selalu menjaganya di Atas sana, tapi Rian juga selalu menjaganya setiap hari tanpa dia menyadari. Dia beruntung, sangat beruntung, karena Rian memberinya hadiah yg jauh lebih berharga daripada penglihatan, hadiah yg tak perlu dilihatnya dengan matanya utk meyakinkan diri - Hadiah cinta yg bisa menjadi penerang dimanapun ada kegelapan -.
    Dalam sedu airmatanya hatinya berucap, 
    "Ada Seseorang yang Selalu Menjagaku .. Alhamdulillah ya Allah ".

    Jumat, 19 Juli 2013

    Kuatkan Iman dan “Ceraikanlah” Nafsumu!

    Imam Ghazali berpendapat bahwa umat Islam tidak akan pernah meraih kemenangan dan kejayaan selama hawa nafsu masih bercokol dalam hati

    nafsu itu membunuhku

    “Nafsu ini selalu memerintahkan kepada keburukan kecuali yang Tuhan beri rahmat. Tuhanku Maha Pengampun lagi Penyayang,” demikianlah ungkap Nabi Yusuf yang Allah abadikan dalam firman-Nya dalam QS Yusuf ayat 53.

    Lain cerita dengan Qabil. Jika Nabi Yusuf berhasil menundukkan hawa nafsunya dari melakukan dosa, karena keinginan yang begitu kuat Qabil tidak mampu berpikir panjang, sehingga dengan sangat ringan melakukan tindak kejahatan.

    فَطَوَّعَتْ لَهُ نَفْسُهُ قَتْلَ أَخِيهِ فَقَتَلَهُ فَأَصْبَحَ مِنَ الْخَاسِرِينَ

    “Hawa nafsu Qabil menjadikannya menganggap mudah membunuh saudaranya. Maka, saudaranya itu pun dibunuh sehingga ia termasuk orang yang merugi.” (QS. Al Maidah [5]: 30).

    Dua ayat di atas memberikan gambaran sekaligus peringatan penting, bahwa betapa besarnya dampak negatif yang ditimbulkan karena mengikuti hawa nafsu. Seperti kita saksikan dalam beberapa pemberitaan media belakangan ini, berita kriminal begitu mengerikan, ada gadis diperkosa kemudian di bakar, ada istri membunuh suami dan sebaliknya, dan berbagai tindak kriminal lainnya.

    Semua itu terjadi tidak lain karena begitu berkuasanya hawa nafsu dalam hati seseorang. Hawa nafsu menjadikan akal sehat tidak bisa bekerja, mata hati buta, dan emosi merajalela. Hal ini tidak lain karena sifat dasar hawa nafsu adalah selalu berkhianat.

    Ibn Ahaillah dalam kitabnya Taju al-Arus al-Hawi li Tahdzib al-Nufus mengatakan, “Siapa yang mengangkat wakil lalu ternyata ia berkhianat, pasti ia akan memecatnya. Begitu pula keadaan nafsumu. Ia sungguh telah berkhianat. Maka pecat dan persempitlah jalannya.

    “Apabila engkau melihat istrimu berkhianat, tentu kau akan marah kepadanya. Seharussnya, seperti itu pulalah sikapmu terhadap nafsumu. Sesungguhnya ia telah berkhianat kepadamu sepanjang hidupmu.

    Orang yang berakal sepakat bahwa jika istri berkhianat, ia tidak boleh dilindungi oleh sang suami. Alih-alih melindunginya, sang suami harus menceraikannya. Karena itu, ceraikanlah nafsumu!”

    Artinya, persempitlah peluang hawa nafsu menguasai hati. Jika ia mengajakmu untuk merasakan nikmatnya maksiat, lawanlah dengan menetapi nikmatnya ketaatan. Apabila ia mengajakmu kepada teman yang jahat, pilihlah teman yang membangkitkan keadaanmu dan mengajakmu kepada Allah. Jika ia mengajakmu kepada ghibah, sibukkan lisanmu dengan dzikir kepada Allah dan dengan mengurangi makan sesuai dengan kemampuanmu.

    Dalam tradisi Jawa ada yang namanya tombo ati (obat hati), yang harus diperhatikan seluruh umat Islam agar terhindar dari cengkeraman hawa nafsu. Yakni dengan membaca al-Qur’an yang disertai pemahaman, sholat malam, bersahabat dengan orang yang sholeh, perbanyak berpuasa dan perbanyak dzikir di tengah malam.

    Obat hati itu harus senantiasa kita ‘konsumsi’ dalam kehidupan sehari-hari jika benar-benar ingin mendapat ridha Allah Subhanahu Wata’ala. Jika tidak, maka hawa nafsu akan menguasai hati dan jika itu terjadi maka seorang Muslim bisa jadi akan terperosok pada jalan kesesatan.

    Seperti pesan Allah kepada Nabi Daud Alayhissalam,

    , وَلَا تَتَّبِعِ الْهَوَى فَيُضِلَّكَ عَن سَبِيلِ اللَّهِ

    “Jangan mengikuti nafsu, karena hal itu akan membuatmu tersesat dari jalan Allah.” (QS. Saad [38]: 26). Jadi, nafsu harus dilawan dan dikalahkan.

    “Maka jauhilah hawa nafsu dari syahwatnya, karena ia sangatlah kuat dan dapat memerosokkanmu pada kahir yang buruk,” demikian pesan Umar bin Khathab yang terangkum dalam catatan-catatan kitab Mahfuzhat.

    Menarik sekali ilustrasi yang diberikan oleh Ibn Athaillah terhadap besarnya kerusakan yang ditimbulkan hawa nafsu. Beliau berkata, “Jika engkau mengikuti seluruh keinginan nafsu serta terus memenuhi syahwat, maka keadaanmu seperti orang yang dirumahnya terdapat ular, tetapi justru setiap hari ia memberinya makan hingga akhirnya ular itu membunuhnya”.

    Perjuangan Besar

    Ketika para sahabat bersama Rasulullah kembali dari kemenangan Perang Badar tiba-tiba Nabi berkata, “Kita pulang dari jihad kecil menuju jihad besar”. Para sahabat pun kaget, “Kita menuju jihad yang lebih besar ya Rasulullah?” “Ya, jihad melawan hawa nafsu”.

    Artinya, perjuangan melawan nafsu membutuhkan niat yang jujur, tekad yang kuat dan mujahadah tanpa henti untuk meraih ridha Allah Ta’ala. Jika berhasil, maka orang yang melawan hawa nafsu tidak akan dikalahkan oleh rasa lelah. Pada saat yang sama akan mengabaikan banyaknya tenaga serta pengorbanan yang telah dicurahkan alias tidak pamrih.

    Oleh karena itu, Ibn Athaillah berkata, “Bukanlah lelaki sejati yang menyeru manusia di suatu majelis. Lelaki sejati adalah yang menyeru dan mengembalikan nafsunya kepada Allah”.

    Atas dasar itulah kemudian Syeikh Hasan Al-Bashri berkata, “Afdholul Jihad, Jihadul Hawa,” artinya, “Jihad yang paling utama adalah jihad (melawan) hawa nafsu”.

    Dengan demikian, perkara terbesar yang harus diupayakan oleh setiap Muslim adalah mengendalikan hawa nafsu. Imam Ghazali berpendapat bahwa umat Islam tidak akan pernah meraih kemenangan dan kejayaan selama hawa nafsu masih bercokol dalam hati.

    Contoh sederhana, orang yang menuruti hawa nafsu akan banyak alasan untuk meninggalkan sholat, menunda berhijab bagi yang Muslimah, atau menunda menikah, sementara setiap saat selalu bersenang-senang (maksiat) dengan pacarnya.

    Di sisi lain, orang yang menuruti hawa nafsu akan sulit bangun malam, enggan membaca al-Qur’an dan gemar sekali dengan segala macam bentuk makanan dan perhiasan kehidupan. Apabila, hal ini berkumpul dalam mayoritas diri umat Islam, maka umat Islam akan terseret pada kebodohan dan kekalahan.

    Situasi seperti itu pernah dialami oleh Imam Ghazali dimasanya. Dan, Umat Islam selalu gagal dalam memenangkan pertarungan melawan tentara Salib. Setelah melalui penelitian panjang, akhirnya sampailah Hujjatul Islam pada satu kesimpulan bahwa, untuk menang Umat Islam harus mengendalikan hawa nafsunya.

    Atas dasar itulah, kemudian Imam Ghazali mengarang kitab Ihya Ulumuddin (Menghidupkan Ilmu-Ilmu Agama) yang kemudian menjadi inspirator besar kemenangan Umat Islam atas pembebasan Palestina dibawah kepemimpinan Shalahuddin Al-Ayyubi.

    Jadi, hal utama yang harus diupayakan oleh setiap Muslim untuk memelihara kekuatan iman hanyalah dengan mengendalikan hawa nafsu. Sejauh hawa nafsu masih dominan, maka sejauh itu pula bertambahnya usia tak bermanfaat apa-apa untuk keimanan seseorang.

    Untuk itu, Ibn Athaillah masih dalam kitab yang sama mengatakan, “Siapa yang berteman denganmu selama sehari atau dua hari, namun tidak mendapatkan manfaat darimu, pasti ia akan meninggalkanmu dan berteman dengan orang lain.

    Nah, engkau berteman dengan nafsumu selama empat puluh tahun tanpa ada manfaat yang kau dapat. Karena itu, katakan padanya, kembalilah hai nafsu kepada ridha Tuhanmu! Sudah lama aku menurutimu dalam urusan syahwat. Gantilah masa menganggur dengan sibuk kepada Allah, ucapan dengan diam, teman-teman buruk dengan teman-teman baik dan sholeh”.

    Dengan seperti itu, maka kita akan merasakan nikmatnya iman, sehingga kemudian kita akan melihat dengan iman, berpikir dengan iman, berkata dengan iman dan berperilaku dengan iman. Bukan hawa nafsu.*/Imam Nawawi

    Rep:Imam Nawawi
    Editor: Cholis Akbar @ http://www.hidayatullah.com
    di kutip ulang oleh : Senyumku Dakwahku

    Kamis, 18 Juli 2013

    Kesehatan Mulut Selama Berpuasa | Blogspot.com

    Blogspot.com | Sob, Selama kita menjalankan ibadah puasa, seringkali kita menjadi tidak nyaman dan terganggu dengan keluhan seperti bau mulut yang tidak sedap mual.
    Hal ini wajar terjadi dan bisa dicegah dengan mengetahui apa penyebabnya.
    Ketika berpuasa, tentunya seseorang akan lebih rentan mengalami bau mulut yang tidak sedap.
    Secara fisiologis kondisi ini menyebabkan menurunnya produksi air liur yang dapat membuat mulut menjadi kering (xerostomia), fungsi air liur adalah sebagai self-cleansing di dalam rongga mulut.
    Di dalam rongga mulut terdapat lebih dari 300 mikroorganisme normal, dalam keadaan berpuasa dimana tidak ada aktivitas mengunyah dan terjadi penurunan produksi air liur, akibatnya jumlah oksigen di dalam mulut akan berkurang.
    Bakteri anaerob dapat berkembang biak di dalam mulut tanpa oksigen yang mengubah sisa makanan yang tersisa disela-sela gigi dan memecah asam amino sehingga menghasilkan gas sulfur yang membuat mulut menjadi baunya atau halitosis.
    Selain itu, mulut yang kering biasanya akan sering timbul sariawan pada mukosa rongga mulut, hal ini disebabkan juga karena menurunnya produksi air liur yang berfungsi sebagai moisturizer atau pelembab pada rongga mulut.
    Nah maka dari itu sob, Berikut beberapa cara untuk mengatasinya,
    Cekibrot....
    • Menyikat gigi secara teratur setelah waktu sahur dengan teknik menyikat yang baik dan benar, setidaknya sekitar 3-5 menit.
    • Sikat pula lidah Sobat, terutama bagian belakang lidah, dimana pada bagian ini adalah tempat berkembang biaknya mikroorganisme. Walau awalnya mungkin akan terasa mual saat menyikat lidah, tapi jika dilakukan secara rutin, Sobat akan terbiasa.
    • Gunakan benang gigi pada bagian depan dan belakang, setelah menyikat gigi untuk memaksimalkan pembersihan sela-sela gigi.
    • Pakailah obat kumur. Pilihlah yang tidak mengandung alkohol. Beberapa merk tertentu yang beredar di pasaran bahkan mengandung 26% alkohol.
    • Konsultasi dengan dokter gigi juga termasuk bagian terpenting, untuk mengetahui apakah gigi geligi kita dalam kondisi sehat, dan jangan lupa tanyakan bagaimana teknik menyikat gigi yang baik dan benar   
    Giman sob, gampang-gampang susah kan???
    Tenang sob, Berikut ini ada tips mencegah bau mulut selama berpuasa:
    • Menghindari makanan dan minuman yang biasanya membuat mulut bau, seperti bawang putih, petai, jengkol, durian
    • Makanlah makanan yang banyak mengandung serat seperti sayur dan buah.
    • Banyak konsumsi air putih saat sahur. Minum air putih 8-10 gelas ketika sahur dan berbuka, dapat membantu cegah bau mulut disiang hari. Karena air putih akan meningkatkan produksi saliva (air liur), sehingga mulut terjaga kebersihan dan kelembabannya.
    • Minum teh hijau tanpa gula saat sahur dan berbuka akan mencegah bau mulut. Teh hijau memiliki zat polyphenol yang berguna untuk membersihkan bakteri pada mulut dan saluran pernafasan.
    • Konsumsi vitamin c sesuai dosis agar terhindar dari timbulnya sariawan.
    • Jika memungkinkan, bisa ditambahkan mengunyah tumbuhan seperti daun ketumbar, ekaliptus, atau tarragon.
    • Kurangi merokok saat sahur dan berbuka. Tidak merokok juga berkonstribusi besar pada pengurangan bau mulut pada siang hari bulan puasa.
    • Hindari mengkonsumsi makanan yang lengket dan manis seperti cokelat, es krim ,biskuit, karamel, dodol dan kue basah lainnya. Makanan lengket ini akan lebih sulit untuk dibersihkan, ditambah akan menempel pada gigi dalam waktu lama sehingga menyebabkan bau mulut.
    • Lakukan olahraga ringan secara teratur menjelang atau sesudah berbuka puasa juga bermanfaat. Olahraga dapat melepaskan zat-zat beracun dalam tubuh termasuk penyebab bau pada mulut.
    • Hindari tidur yang terlalu lama karena hal ini akan memicu bau mulut yang tidak sedap.
    Bila Sobat telah melakukan cara-cara diatas bau mulut Sobat masih juga belum berkurang, 
    Langsung aja segera konsultasikan ke dokter karena bau mulut juga bisa terjadi karena faktor dari dalam tubuh (maag), gangguan pernapasan, diabetes atau penyakit dalam lainnya.

    Nah loh sob, gimana nich tips dari mimin, semoga aja bisa bermanfaat ya sob,
    oke sob, mimin pamit dulu dech,
    selamat menjalankan puasa untuk yang menjalankan, semoga puasa kita jadi tambah lancar dah sob,
    daripada puasa nglamun kagak jelas mending nongkrong sambil mampir di Blogspot.com.
    Capcus cin sob.....