Jumat, 13 April 2012

Sepenggal Kisah di Dongola, Part 2

Sobats.., pagi ini begitu cerah, sangat kontras dengan wajah-wajah yang tampak kurang bersemangat. Tahu kan kejadian malam kemarin? Kami baru saja kehilangan dua buah tas berisi hape dan barang berharga lainnya, dan sampai sekarang kabarnya masih simpang siur! (Baca di sini: Sepenggal Kisah di Dongola, Part 1)

But, show must go on! Rencananya hari ini kami akan mengunjungi sebuah desa yang dikelilingi oleh sungai nil. Bisa dikatakan seperti pulau-lah, akses untuk mencapai desa ini hanya bisa ditempuh dengan menyusuri sungai terpanjang di dunia ini!

Pengembaraan di mulai..!


Pulau ini bernama Malawarti, penduduknya hanya berkisar 500 jiwa. Penghasilan mereka hanya berasal dari perkebunan gandum dan kurma. Dan yang paling berkesan adalah keramahan mereka, setiap orang berdiri di depan rumah menyambut kami dengan menyuguhkan halawah (manisan), hmmm.. so sweet! hehe

"Aku bantuin panen gandumnya ya Pak, nanti hasilnya jangan lupa bagi dua!"
"Buruan fotonya, keburu yang punya keledai datang!!"
Berpose dengan gadis-gadis desa.. ^^

Menyusuri kebun kurma.. ehm! ^^
Oh ya, baik kebun gandum ataupun kebun kurma di desa ini merupakan milik bersama, bukan milik individu tertentu. So, saat panen, berbondong-bondong masyarakat desa ini turun ke lahan panen.. seperti pesta rakyat.. Mantab! Sikap kebersamaan dan tolong-menolong sangat kental terasa..

Menjelang petang, kami-pun harus segera beranjak, karena nanti malam ada jamuan makan khusus bersama walikota. Kunjungan ke Malawarti sangat berkesan bagi kami. Dengan kesederhanaan mereka dapat hidup rukun dan bahagia, layaknya satu keluarga besar di pulau kecil ini.


"Sampai jumpa lagi..! Jangan kapok maen kesini ya..! ^^
Di tengah perjalanan, tiba-tiba Pak Suparman, koordinator kami meneriakkan Takbir setelah menerima telpon dari seseorang. Ada kabar gembira! Tas kami yang hilang telah ditemukan! Rupanya memang anak-anak nakal setempat yang mengambil. 
Wajah anak-anak kembali ceria setelah hape gak jadi hilang, hehe

Alhamdulillah, paling tidak peristiwa ini bisa menjadi pelajaran bagi semua pihak. Bagi kita, agar lebih berhati-hati lagi menjaga barang bawaan di tengah-tengah keramaian seperti semalam. Dan bagi panitia lokal, agar lebih meningkatkan keamanan dalam event-event besar seperti ini. Seperti kata Bang Napi, kejahatan itu terjadi tidak hanya karena ada niat dari pelakunya, tapi juga karena ada kesempatan!

Bapak Walikota Dongola telah meminta maaf secara terbuka atas kelalaian pihak keamanan mereka. Kepolisian setempat juga mendapat jempol karena cepat mengambil tindakan, dan mampu mengungkap kasus ini dalam waktu yang relatif singkat, hanya sehari semalam!

Huft.. hari yang melelahkan.. Eiit! Besok masih ada agenda juga, Sob! Rencananya akan ada kunjungan ke KIRAM, sebuah situs bersejarah yang berumur ribuan tahun. Seperti apa ya? Tunggu update beritanya besok ya.. di Sepenggal Kisah di Dongola, Part 3!

Wassalam.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar