Minggu, 01 April 2012

Satu Tahun Pertama

 
Alhamdulillah. Hari ini tepat satu tahun usia pernikahanku dan suami. Fu fu fu rasanya baru kemarin aku didandani sedemikian hebohnya. Dan rasanya baru kemarin juga aku harus mengatasi rasa kikuk-ku ketika berhadapan dengan laki-laki asing yang tiba-tiba saja jadi suamiku. Ko tiba-tiba? Ya, tiba-tiba kalo menurutku, karena aku dan suami hanya menjalani ta'aruf selama 3 bulan lalu setelah itu kami mantap untuk menikah.

Sebelum menikah aku hanya bertemu empat kali dengan suamiku. Tak lebih. Bisa dibayangkan kan betapa canggung dan kikuknya. Sampai-sampai sang fotografer pun kewalahan mengarahkan gaya berfose kami yang sama-sama kaku ^^. Jika sekarang aku membuka kembali foto-foto pernikahan, sungguh rasanya tak bisa berhenti mesem-mesem melihat dua orang yang masih kaku dipaksa deket-deketan. Wehhh...

Seiring waktu berjalanan, rasa malu itu perlahan menghilang dan bermetamorfosis menjadi malu-maluin. Sekarang, di depan suami aku bisa melakukan apa saja yang kuinginkan tanpa harus memikirkan imejku akan jatuh atau tidak. Be your self ajah. Kentut disembarang tempat juga nggak apa-apa. Ups.

Benar juga yaa, pepatah dalam buku yang pernah kubaca.

Di depan orang yang kita cintai dan mencintai kita, kita akan merasa nyaman menjadi diri sendiri. Kita tak perlu menyibukkan diri dengan berusaha untuk menjadi orang lain.


Tulisan ini tidak bermaksud untuk memprofokasi atau pun ngomprin yang belum nikah. But I just wanna say, that the wedding is beautiful and full of happiness. (so english)

bahkan akan lebih indah jika proses sebelum, ketika, dan setelahnya pun kita lakukan dengan suatu proses yang indah dan sesuai tuntunan-Nya.


Semua juga tahu jika Allah melarang kita pacaran, mengharuskan proses pernikahan yang sesuai syariat (terpisah antara tamu laki-laki dan perempuan, tidak ada unsur kemusyrikan, dan tidak ada pelanggaran terhadap perintah Allah) serta membangun rumah tangga dengan pondasi keimanan. Maka, jika semua perintah Allah ini kita bisa kita laksanakan, InsyaAllah kita pasti merasakan sesuatu yang indah dari perjuangan berat kita. Kenapa berat? Karena pada setiap meter jalannya dan setiap tikungan yang kita lalui, kita akan menemukan rintangan dan hambatan. Seperti godaan untuk pacaran, cibiran dari masyarakat yang masih asing dengan konsep pernikahan islami dan tentu saja tidak mudah mempertahankan bahtera rumah tangga dari badai dan topan. * halaaaah


Doanya untuk tahun pertama ini, semoga Allah lebih mempererat ikatan cinta karena-Nya yang tumbuh di antara kami berdua. ^^

Dan kado terindahnya, tentu saja si kecil yang masih asyik menendang-nendang perut umminya.

Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?
(Ar Rahman 55: 55)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar