Senin, 28 Februari 2011

Ternak kita lepas!


Tidak terasa cukup lama juga ternak-ternak itu terlepas, hidup liar di alam bebas. Bahkan mungkin, sebagian dari mereka telah mati ditelan waktu, atau dicuri peternak lain. Sangat sulit bangkit dari tidur selepas shubuh dan mengejar ternak-ternak itu, lalu mengurungnya kembali di kandang. Dan paling tidak, butuh waktu untuk itu. Sementara, ternak-ternak itu beranak-pinak di tangan orang lain. Ataupun berakhir tragis jadi barbeque panggang. Apatah bedanya? Kita tetap tidak memperoleh apapun selain kekeringan.

Ternak yang dimaksud disini bukanlah kambing, sapi, ayam atau binatang apapun yang biasa diternak. Namun, ternak yang kita ternak selama ini adalah ‘ide’. Ya, ide yang menjadi nafas dalam setiap tulisan kita. Penulis dan peternak adalah dua dimensi berbeda, namun pada hakikatnya sama. Sama-sama menghasilkan sesuatu yang bagi kita dan orang lain. Lihatlah, setelah begitu lama kita membiarkan ide itu melenggang begitu saja, tanpa usaha untuk mengikatnya dalam bentuk tulisan. Sangat sulit untuk memulainya kembali. Saat itu pula, kita melangkah mundur beberapa tangga. Bahkan, banyak penulis yang harus memulai kembali dari tangga pertama.

Mari bangkit! Saya, kamu dan kita semua. Dengan produktivitas tinggi, bukan tidak mungkin, suatu saat ide-ide yang kita ternak itu menghasilkan sesuatu yang luar biasa. Dengan konsistensi besar, kita akan terus belajar hingga pada akhirnya, produktifitas tinggi akan dibarengi oleh kualitas cap jempol. Tidak ada yang sia-sia dari menulis! Bukankah mutiara nan indah itu berasal dari endapan remeh temeh butir pasir laut yang diproduksi oleh sang kerang??

(Sebuah lecutan untuk diri sendiri...dan semua peternak ‘ide’)

Tabek!

Selasa, 22 Februari 2011

Love Drops

We've been together for 5 years. And I'm so thankfuuul for that. Thank you for bringing me joy. Thank you for always protecting me. You're my second home. ILU.


him


and we were out for lunch at Warung Tekko


two glasses of tea in a big beer's glass, well actually we ordered three :P


Jamur Crispy Penyet


Otot Penyet, Oh my I'm in love with the 'sambel'


and this one is the most well-known menu, Iga Penyet. Gosh, I'm hungreeehhh




Watching movie before the government banned it, lol



I must say thank you once again. Hope our days will always fill with love-drops for the next years ahead. Amin.




Salaam,
Niken

Kamis, 17 Februari 2011

Blogger Yard Sale part 4

It's been a long time that I desired to post and share to you about the event I attended, Blogger Yard Sale part 4. Since my Adobe Photoshop suddenly dissapeared from my Local Disk (grrrrrrr), I can't edit the photos and will only give you these plain photos. But I hope you like it ;)








the 'TKP' :)






The most unforgetable moment. I met many new friends :D
from left Umi - Rani - Phute - Ka Nisa - Ussiy - Me - Dhilla



And got a chance to meet ka Fika and Ka Inna Rovi from Hijabers Community. Yay! :D
*pict from Ka Fika's blog





This is the two photos I edited before the photoshop was gone.

This event was very important to me because I met a lot of people there. New friends and new experiences. Hope we can meet and catch up someday Hijabees :)
And may Allah always guide us to keep our istiqamah in His way. Amin :)



Salaam.
Niken

Rabu, 02 Februari 2011

Jangan Salahkan Keadaan

Apakah benar jika ada yang berkata bahwa karakter dan jiwa kita terbentuk karena pengaruh lingkungan sekitar kita? Lalu apakah saya harus melarikan diri dan menghindar dari kehidupan yang saat ini telah saya jalani untuk menjaga jiwa dan perasaan agar bisa lebih mudah dalam mencapai tujuan? Bukannya tidak mensyukuri keadaan, namun saya rasa lingkungan ini seakan menghalangi saya untuk maju ke depan.
Terlalu banyak konflik dan kata-kata negatif yang kulihat, kudengar dan kualami. Itu membuat semangatku menjadi turun kembali disaat kemarin semangat itu sudah menggebu-nggebu, itulah yang saya anggap sebagai penggangu dalam hidup saya. Saat lingkungan yang ada disekitar saya mendukung atas apa yang menjadi tujuan saya, maka saya akan merasa termotivasi. Namun sebaliknya, saat mendengar celotehan, konflik, kata-kata dengan nada tinggi, saya merasa putus asa, alih-alih memikirkan masa depan saya, pikiran saya menjadi teralihkan untuk menyelesaikan masalah yang sedang terjadi.

Terlepas dari itu semua, saya teringat kata-kata Guru saya, Robert T. Kiyosaki yang mengatakan bahwa "Yang tepenting bukanlah apa yang sudah kita miliki, tapi apa yang akan kita dapatkan. Yang jadi masalah bukan keadaan yang telah terjadi, yang jadi masalah adalah suasana seperti apa yang ingin kita alami." Yang mengartikan bahwa apapun yang terjadi, apapun yang kita miliki, sedang ada dalam kondisi apapun kita saat ini, itu tidak penting, itu tidak akan menjadi penghalang bagi kita, saat kita memiliki tujuan yang jelas dan terarah. Alih-alih memikirkan apa yang sudah terjadi, alangkah lebih baik jika kita fokus untuk meraih apa yang akan kita dapatkan.

Memang tidak mudah untuk mengaplikasikan hal tersebut, begitu juga dengan saya. Masih sering terombang-ambing dalam gejolak jiwa yang selalu naik turun karena pengaruh frekwensi nada yang ada di lingkungan sekitar saya. Namun, apapun yang terjadi, bagaimanapun juga, teori Mr. Robert T. Kiyosaki benar adanya. Jangan salahkan keadaan, Alam telah menempatkan diri kita pada posisi yang sebenarnya kita sendiri yang menentukan. Bagaimana itu bisa terjadi? Saya akan curhat mengenai masalah ini pada artikel berikutnya, karena jika dibahas disini juga, nanti keluar dari topik. :)

Intinya saya tidak boleh menyalahkan keadaan, jangan menyalahakan apa yang terjadi di lingkungan sekitar, tetap fokus untuk meraih impian saya. Mungkin, jika teman-teman memiliki ide atau usulan yang bisa memudahkan saya, atau mungkin teman-teman lain yang mengalami hal yang sama dengan saya, untuk memberikan solusi, bagaimana saya harus menghadapi segala permasalahan tersebut, bagaimana menyaring kata-kata negatif agar tidak masuk ke alam bawah sadar saya sehingga tidak mengganggu tingkat semangat saya, dan lain sebagainya.

Saya rasa topik ini sangatlah penting, oleh karena itu saya harap teman-teman bisa membantu, dan saya akan memposting ulang tentang bagaimana solusi dari teman-teman. Terima kasih sudah berkenan membaca curhatan saya, semoga bisa mengurangi beban pikiran saya dan menginspirasi teman-teman.

Wisata Demonstrasi Di Mesir (2)



Setelah ribuan demonstran menghancurkan sebagian besar pos polisi di Cairo, Husni Mubarak langsung meliburkan polisi dan jajaran aparat pemerintahannya untuk menghindari bentrok dengan warga. Tindakan ini justru memunculkan masalah baru. Cairo dengan polisi keamanan saja susah diatur, apalagi tanpa polisi!
 
Kondisi  ini makin diperparah, setelah ribuan narapidana dari penjara Cairo dan Alexandria dikabarkan kabur. Sebagai antisipasi, masyarakat mulai menerapkan ronda mulai jam tiga sore hingga dini hari. Ronda yang extrim menurutku! Setiap orang masing-masing memegang senjata mulai dari balok kayu, cangkul, sekop, pisau daging hingga pedang samurai. Bahkan beberapa orang terlihat memegang senjata api rakitan. Warga Mesir memang sudah terbiasa dengan senjata api, hal ini dikarenakan setiap pemuda Mesir sebelum mengenyam bangku kuliah, di kenakan wajib militer selama setahun.

Menurut sebagian pakar politik, kaburnya ribuan narapidana sangat tidak masuk akal. Tingkat pengamanan penjara bawah tanah Cairo dan Alexandria, yang notabene dibangun dengan sokongan dana dari Amerika, termasuk penjara terkuat di dunia. Kuat dugaan, pihak Mubarak sengaja membebaskan para tahanan tersebut untuk memecahkan konsentrasi warga. 

Di antara ribuan tahanan yang lepas, termasuk tahanan politik dari kelompok Ikhwanul Muslimin yang sangat dimusuhi Mubarak. Inilah sasaran tembak Mubarak dan antek-antek nya! Napi yang kelaparan melakukan penjarahan, lalu Ikhwanul Muslimin yang dijadikan kambing hitam. Inilah salah satu tontonan wisata politik yang diperankan Husni Mubarak...

Melihat jumlah massa demonstran yang semakin bertambah, Husni Mubarak menurunkan ribuan personil tentara. Suasana Cairo semakin mencekam! Setiap sudut kota dijaga tank-tank militer yang berbaris rapi dengan moncong  mengarah kepada siapa saja yang mencurigakan. Bagi pengguna jalan, Setiap 100 meter pasti terkena sweeping atau pemeriksaan. Jam malam diperketat hingga pukul 3 sore,  jaringan internet dan sms putus total selama berhari-hari. (karena itu tulisan ini agak telat saya upload).

Dalam harian, AlMisri Alyaum,  Selasa (01/02) diberitakan bahwa Husni Mubarak me-resuffle sebagian besar kabinetnya, sekaligus menyampaikan misi-misi ke depan untuk melunakkan warga. Selain itu, polisi pun diaktifkan kembali. Jaringan internet dan telpon juga berangsur-angsur normal. 

Warga tidak terpengaruh, yang mereka inginkan adalah Mubarak turun dari jabatan presiden, bukan resuffle kabinet! Menanggapi kenyataan itu, Husni Mubarak keesokan harinya, dalam harian yang sama berjanji tidak akan ikut dalam bursa pemilu raya yang diperkirakan akan berlangsung pada bulan September. Itu artinya, Mubarak tetap kukuh tidak akan turun hingga pemilu raya mendatang.

Tidak hanya mempertahankan diri, Mubarak bahkan sudah mulai melancarkan serangan. Hari ini, Rabu (02/02), sekumpulan massa berkumpul di kawasan Kobri tepat di depan Istana negara, sambil meneriakkan yel-yel; “Istiqrar Mubarak... Yahya mubarak! Yahya mubarak!”, mereka mengatasnamakan kelompoknya sebagai, ‘Pro Pemerintah’. Dengan  munculnya dualisme massa, tingkat keamanan diprediksi akan semakin kronis. Yang sangat mengerikan adalah, bentrok dua kelompok massa yang berbeda pandangan di lapangan Tahrir. Hingga saat ini Tahrir masih dikuasai oleh massa yang kontra pemerintah. Namun, cepat atau lambat massa pro pemerintah mulai bergerak dari Kobri, Istana Negara menuju Tahrir...

Berbagai negara berlomba-lomba meng-evakuasi warganya dari Mesir, termasuk Indonesia. Hal ini sebenarnya sedikit mengejutkan WNI di Mesir. Karena, dari segi keamanan, daerah-daerah pemukiman penduduk relatif aman-aman saja, kecuali kawasan demonstrasi. Pasar-pasar tradisional juga terus aktif, cuma harga barang memang sedikit melonjak. 

WNI di Mesir sangat berterimakasih kepada Pemerintah Indonesia atas evakuasi yang dilakukan. Selasa malam yang lalu, satu unit Garuda telah mengevakuasi sejumlah warga Indonesia. Untuk sementara masih diprioritaskan Ibu-ibu dan anak kecil. Menurut KBRI Mesir, data WNI di Mesir pun tiba-tiba melonjak dari 5000 hingga 6000 jiwa. WNI yang dulunya malas melapor, berbondong-bondong mendatakan dirinya di KBRI setelah kejadian ini. Takut tidak kebagian seat pasawat... hehe

Sudah sembilan hari krisis melanda Mesir. Bangunan klasik yang memancarkan aura keangkuhan Mesir Kuno, Mesjid-mesjid tua yang menyimpan sejarah para Nabi, bahkan mumi-mumi yang terganggu istirahatnya turut menjadi saksi atas gejolak protes masyarakat. Bila demonstrasi hari pertama (yaumul ghadab atau hari kemarahan), demonstran mencapai ribuan orang. Maka, Jum’at mendatang, tanggal 04 Februari 2011 diperkirakan demonstran yang akan mengepung Tahrir melonjak hingga mencapai jutaan orang. Banyak yang mengatakan, demo besar-besaran Jum’at besok akan menjadi penentu nasib reformasi Mesir. Nama sebutan yang akan dinisbatkan untuk gerakan Jum’at esok juga sudah disiapkan, yaitu... YAUMUL HISAB (Hari perhitungan)!!

Wisata Demonstrasi (Cairo, Mesir)















Wisata, kedengarannya memang naif di tengah musibah yang sedang terjadi. Namun, mozaik kerusuhan di Mesir saat ini, menjadi wahana hiburan tersendiri yang memicu adrenalin. Sama halnya kita menggigil ketakutan saat berada di Rumah hantu atau berteriak histeris saat naik Halilintar di Dunia Fantasi. Karena itulah saya menyebutnya wisata demonstrasi, atau bila di generelisasikan lagi, sebut saja wisata politik. Karena secara tidak langsung, trik dan intrik politik dalam situasi rusuh ini menarik untuk disimak.
Bagi warga Mesir saat ini, meninggal dengan tenang di atas ranjang hanyalah bagi pengecut. Setiap orang berebut ambil peran dalam proses reformasi ini. Begitu besar euforia reformasi di Mesir. Sejak tanggal 25 Januari yang lalu, pohon-pohon, burung-burung, batu-batu, semuanya membisikkan kata yang sama, ‘Reformasi’.
Niat hati ingin keluar dari kerusuhan di Sudan, malah terjebak dalam kerusuhan Mesir. Itulah yang kami alami sekarang. Apa boleh buat, planing untuk beberapa hari ini terancam batal karena situasi yang tidak terduga. Namun, naluri laki-laki ini terus menghasut,”Ngapain di kamar? Ini kesempatan menjadi saksi sejarah! Ayo keluar...!”
 Akhirnya,  Jum’at, 28/01 kemarin kami nekat keluar flat. Tujuan kami adalah Tahrir, wilayah gedung parlemen yang menjadi sasaran utama para demonstran. Metro hari itu sunyi penumpang. Cuma ada beberapa pemuda yang krasak-krusuk, sepertinya demonstran yang ketinggalan kereta. Melalui pengeras suara di setiap stasiun diumumkan bahwa Metro tidak berhenti di dua stasiun, Stasiun Anwar Sadat dan Jamal Abdul Nasir. Kedua stasiun itu memang mengarah langsung ke Tahrir, gedung parlemen yang menjadi titik konsentrasi massa itu berada disana.

Kelompok pemuda tadi makin terlihat kalut, mereka turun di Stasiun Damerdesh. Kamipun ikut turun, dari Damerdesh masih ada harapan menembus Tahrir menggunakan angkutan lain. Ternyata di luar dugaan, jalan-jalan protokol di Damerdesh telah dipenuhi massa demonstran. Mereka konvoi dengan berjalan kaki ke arah Tahrir sambil meneriakkan yel-yel;
 ‘Nihna sya’b.. kifayah! Haram..!!’
‘Nihna sya’b.. kifayah! Haram..!!’  
 ‘Inzil ya mashry, inzil! Inzil! Inzil!”
‘Yasqut Mubarak wa ahluh..!!’
Setelah tertegun beberapa saat, akhirnya kami sepakat mengikuti alur demonstran dengan berjalan kaki. Tentunya kami jaga jarak, paling tidak, bila tiba-tiba keos, ada celah untuk menghindar dari celaka.
Memasuki wilayah Ghamra, mata  mulai perih dan berair, kami terkena gas air mata. Massa berbalik arah secara teratur. Siapa yang tahan dengan gas air mata?  Untuk sesaat massa berkonsentrasi dengan anggotanya yang lumayan parah terkena efek gas air mata.
Dalam situasi seperti ini kami menyaksikan fenomana sosial dengan toleransi yang begitu tinggi. Para ibu terlihat membagi-bagikan tisu basah dan ramuan bawang untuk pereda perih di mata. Ada juga mobil pribadi yang difungsikan sebagai klinik berjalan. Di setiap flat, bergantungan makanan yang diikat dengan tali dan terjulur ke bawah (seperti adegan Maria menjulurkan Jus Mangga untuk Fahri di Ayat-ayat Cinta), sebagai bekal yang disediakan sukarela oleh penghuni flat bagi para demonstran. Kelompok anak perempuan membagi-bagikan air mineral di sepanjang jalan, sedangkan anak laki-laki mengumpulkan bebatuan lalu ditumpuk di tempat-tempat strategis. Entah apa yang ada dalam pikiran mereka saat itu...?
Tiba-tiba massa berhamburan tak tentu arah! Terbayang akan keos, kami kabur ke arah metro. Sekarang metro sudah tidak menggunakan karcis lagi alias gratis, kami menumpang metro arah Ramsis. Stasiun Ramsis sudah penuh dengan gas air mata. Sambil melawan perih, kami terus berjalan ke luar stasiun. Suasana di luar stasiun sudah kacau balau. Kami menyaksikan langsung enam unit mobil patroli yang dibakar massa saat itu. Namun sepertinya brikade pagar betis di perbatasan Ramsis dan Tahrir sangat sulit ditembus. Massa terlihat kocar-kacir setelah beberapa kali terdengar suara tembakan. Sampai disini polisi anti huru-hara Mesir masih bersabar, tembakan diarahkan ke udara. Kami mundur dan bersembunyi di dalam stasiun bawah tanah, khawatir terkena peluru nyasar.
Cukup lama juga kami di Ramsis, sambil terus membaca situasi. Malam semakin larut, massa pun sedikit-demi sedikit mulai bubar. Hingga dini hari, pertahanan di Tahrir tidak mampu ditembus gelombang pengunjuk rasa. Hari ini disebut-sebut sebagai yaumul ghadhab (hari kemarahan).
Melalui siaran langsung di televisi yang kami tonton di sebuah math’am (rumah makan), diberitakan korban meninggal 3 orang dan luka-luka mencapai 870 orang, lalu Husni Mubarak memberikan ultimatum, bahwa mulai besok akan diberlakukan jam malam, “Seluruh masyarakat dilarang berkeliaran mulai pukul 04.00 sore hingga pukul 08.00 pagi”
Huff...!! Cape dech....(Fhr)