Rabu, 02 Februari 2011

Wisata Demonstrasi Di Mesir (2)



Setelah ribuan demonstran menghancurkan sebagian besar pos polisi di Cairo, Husni Mubarak langsung meliburkan polisi dan jajaran aparat pemerintahannya untuk menghindari bentrok dengan warga. Tindakan ini justru memunculkan masalah baru. Cairo dengan polisi keamanan saja susah diatur, apalagi tanpa polisi!
 
Kondisi  ini makin diperparah, setelah ribuan narapidana dari penjara Cairo dan Alexandria dikabarkan kabur. Sebagai antisipasi, masyarakat mulai menerapkan ronda mulai jam tiga sore hingga dini hari. Ronda yang extrim menurutku! Setiap orang masing-masing memegang senjata mulai dari balok kayu, cangkul, sekop, pisau daging hingga pedang samurai. Bahkan beberapa orang terlihat memegang senjata api rakitan. Warga Mesir memang sudah terbiasa dengan senjata api, hal ini dikarenakan setiap pemuda Mesir sebelum mengenyam bangku kuliah, di kenakan wajib militer selama setahun.

Menurut sebagian pakar politik, kaburnya ribuan narapidana sangat tidak masuk akal. Tingkat pengamanan penjara bawah tanah Cairo dan Alexandria, yang notabene dibangun dengan sokongan dana dari Amerika, termasuk penjara terkuat di dunia. Kuat dugaan, pihak Mubarak sengaja membebaskan para tahanan tersebut untuk memecahkan konsentrasi warga. 

Di antara ribuan tahanan yang lepas, termasuk tahanan politik dari kelompok Ikhwanul Muslimin yang sangat dimusuhi Mubarak. Inilah sasaran tembak Mubarak dan antek-antek nya! Napi yang kelaparan melakukan penjarahan, lalu Ikhwanul Muslimin yang dijadikan kambing hitam. Inilah salah satu tontonan wisata politik yang diperankan Husni Mubarak...

Melihat jumlah massa demonstran yang semakin bertambah, Husni Mubarak menurunkan ribuan personil tentara. Suasana Cairo semakin mencekam! Setiap sudut kota dijaga tank-tank militer yang berbaris rapi dengan moncong  mengarah kepada siapa saja yang mencurigakan. Bagi pengguna jalan, Setiap 100 meter pasti terkena sweeping atau pemeriksaan. Jam malam diperketat hingga pukul 3 sore,  jaringan internet dan sms putus total selama berhari-hari. (karena itu tulisan ini agak telat saya upload).

Dalam harian, AlMisri Alyaum,  Selasa (01/02) diberitakan bahwa Husni Mubarak me-resuffle sebagian besar kabinetnya, sekaligus menyampaikan misi-misi ke depan untuk melunakkan warga. Selain itu, polisi pun diaktifkan kembali. Jaringan internet dan telpon juga berangsur-angsur normal. 

Warga tidak terpengaruh, yang mereka inginkan adalah Mubarak turun dari jabatan presiden, bukan resuffle kabinet! Menanggapi kenyataan itu, Husni Mubarak keesokan harinya, dalam harian yang sama berjanji tidak akan ikut dalam bursa pemilu raya yang diperkirakan akan berlangsung pada bulan September. Itu artinya, Mubarak tetap kukuh tidak akan turun hingga pemilu raya mendatang.

Tidak hanya mempertahankan diri, Mubarak bahkan sudah mulai melancarkan serangan. Hari ini, Rabu (02/02), sekumpulan massa berkumpul di kawasan Kobri tepat di depan Istana negara, sambil meneriakkan yel-yel; “Istiqrar Mubarak... Yahya mubarak! Yahya mubarak!”, mereka mengatasnamakan kelompoknya sebagai, ‘Pro Pemerintah’. Dengan  munculnya dualisme massa, tingkat keamanan diprediksi akan semakin kronis. Yang sangat mengerikan adalah, bentrok dua kelompok massa yang berbeda pandangan di lapangan Tahrir. Hingga saat ini Tahrir masih dikuasai oleh massa yang kontra pemerintah. Namun, cepat atau lambat massa pro pemerintah mulai bergerak dari Kobri, Istana Negara menuju Tahrir...

Berbagai negara berlomba-lomba meng-evakuasi warganya dari Mesir, termasuk Indonesia. Hal ini sebenarnya sedikit mengejutkan WNI di Mesir. Karena, dari segi keamanan, daerah-daerah pemukiman penduduk relatif aman-aman saja, kecuali kawasan demonstrasi. Pasar-pasar tradisional juga terus aktif, cuma harga barang memang sedikit melonjak. 

WNI di Mesir sangat berterimakasih kepada Pemerintah Indonesia atas evakuasi yang dilakukan. Selasa malam yang lalu, satu unit Garuda telah mengevakuasi sejumlah warga Indonesia. Untuk sementara masih diprioritaskan Ibu-ibu dan anak kecil. Menurut KBRI Mesir, data WNI di Mesir pun tiba-tiba melonjak dari 5000 hingga 6000 jiwa. WNI yang dulunya malas melapor, berbondong-bondong mendatakan dirinya di KBRI setelah kejadian ini. Takut tidak kebagian seat pasawat... hehe

Sudah sembilan hari krisis melanda Mesir. Bangunan klasik yang memancarkan aura keangkuhan Mesir Kuno, Mesjid-mesjid tua yang menyimpan sejarah para Nabi, bahkan mumi-mumi yang terganggu istirahatnya turut menjadi saksi atas gejolak protes masyarakat. Bila demonstrasi hari pertama (yaumul ghadab atau hari kemarahan), demonstran mencapai ribuan orang. Maka, Jum’at mendatang, tanggal 04 Februari 2011 diperkirakan demonstran yang akan mengepung Tahrir melonjak hingga mencapai jutaan orang. Banyak yang mengatakan, demo besar-besaran Jum’at besok akan menjadi penentu nasib reformasi Mesir. Nama sebutan yang akan dinisbatkan untuk gerakan Jum’at esok juga sudah disiapkan, yaitu... YAUMUL HISAB (Hari perhitungan)!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar