Senin, 17 September 2012

Syariah Vs Style

Menyimak cara teman-teman muslimah berkerudung saat ini, dari hari ke hari pasti ada saja gaya yang baru. Lipat sana lipat sini. Belit sana belit sini. Ribet. *menurut saya.
Anehnya, meskipun ribet, para muslimah justru sangat senang mengikuti setiap mode berkerudung yang baru. Alasan yang kerap saya dengar adalah Meskipun pakai jilbab, tetap bisa cantik.

Sebenarnya saya sedikit terganggu dengan fenomena tren hijab saat ini. Meski di satu sisi saya bersyukur karena semakin banyak muslimah yang tergerak untuk menutup auratnya.
Oke, sebelum saya mengungkapkan alasan kenapa saya terganggu, saya ingin meluruskan dulu apa itu jilbab dan seperti apa style seorang muslimah sesungguhnya.


 Perintah berjilbab, ada dalam al qur'an di surat al ahzab ayat 59

Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka." Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Al-Ahzab:59)
   
Definisi jilbab yang berkembang di masyarakat secara umum adalah kerudung, namun pada faktanya, jilbab bukanlah kerudung, 

Diriwayatkan dari Ibnu Abbas, dia berkata jilbab (pada nash tersebut): baju luar yang berfungsi menutupi tubuh dari atas sampai bawah (tanah). Dalam kamus arab Al-Muhith, jilbab bermakna: Pakaian yang lebar bagi wanita, yang menutupi tsiyab/mihnah (pakaian harian yang biasa dipakai ketika berada di dalam rumah), bentuknya seperti malhafah (kain penutup dari atas kepala sampai ke bawah).  

Pengertian ini dapat ditemukan juga dalam Tafsir Jalalain (lihat Tafsir Jalalain, jld. III, hal. 1803) yang diartikan sebagai kain yang dipakai seorang wanita untuk menutupi seluruh tubuhnya.
Dari pengertian di atas, kita bisa simpulkan bahwa jilbab adalah pakaian muslimah yang terjulur dari atas sampai bahwa yang menutupi seluruh tubuh muslimah.
Sedangkan kerudung adalah khimar, perintahnya ada dalam surat An Nur ayat 31

“Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita…” (An-Nur:31).

oke, berarti kita sudah sepakat mengenai pengertian jilbab dan kerudung. Sekarang saya ingin merunut kenapa saya terganggu dengan tren kerudung saat ini,

pertama, tak sedikit muslimah  yang berkerudung hanya untuk mengikuti tren yang sedang booming saat ini saja. Ini terlihat menyepelekan perrintah Allah. Perintah Allah dilaksanakan sebagai bukti ketaqwaan kita, bukan untuk mengikuti tren dan ingin tampil modis
kedua, banyak banget model kerudung yang tak memenuhi syarat seperti dalam surat An Nur ayat 31. Tak jarang, modelnya malah terkesan menonjolkan dada perempuan dan mencetak leher. Hal ini jelas saja bertentangan dengan perintah Allah agar perempuan menutupkan kain kerudung sampai ke dadanya.
ketiga, dengan boomingnya tren kerudung, kok muslimah jadi terkesan narsis ya sekarang. Apa karena merasa cantik? Kerudung, selain untuk menutupi aurat, pada dasarnya juga sebagai penjaga kehormatan seorang perempuan. Boleh sih narsis, tapi alangkah lebih baiknya kalau kecantikan kita, kita persembahkan untuk suami saja kan?


Tampil modis boleh saja, tapi tetep jangan sampai lupa pada syariah yaaa.
Style kita sebagai seorang muslimah nggak berubah dari dulu sampai sekarang, yaitu jilbab dan kerudung

Finnaly, anak saya mulai rewel, * hehhhe ^^
Tidak setuju dengan tulisan saya di atas, boleh saja, kita diskusi yuuu


Aisyah Al Farisi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar