Jumat, 31 Agustus 2012

Resep Spesial untuk ‘Dia’ yang Spesial

Story Behind this..

Kemarin si ‘dia’ yang sangat special dihatiku sempat nanya, “Makanan favorit abang apa sih?”
 
Gulai ikan sembilang..”, kataku.

Eh ternyata dia gak pernah tahu gimana ikan sembilang.. hehe.“Ikan apaan tuh bang??” Kayaknya dia bingung. 

Emang sih, setahuku ikan sembilang kalau di Aceh, adanya cuma di Langsa, Aceh Timur, sedangkan dia jauh dari langsa yang jaraknya sekitar 6 jam perjalanan. Itupun, belinya harus dibawah jam 7 pagi, kalau telat ikannya sudah mati dan kurang enak rasanya.

Sampai sekarang-pun, setiap pulang ke rumah nenek di langsa, pasti dibuatin gulai ikan sembilang yang super lezaaaat..! hmmm..

“Bang, minta resepnya donk?” 

“Iya dech, ntar abang maintain resepnya sama Bunda..”

“Janji ya Bang!”

“Iyeee..”

Untungnya Bunda-ku mau berbaik hati membagi resepnya, walaupun agak bingung juga sih soalnya banyak istilah aceh yang Bunda gak tahu apa bahasa indonesianya.. apalagi aku! Hehe..

Gulai Ikan Sembilang

“Bumbunya gak jauh beda dengan bumbu kari, dan takarannya dikit-dikit aja, gunakan feeling masak-mu”, kata bunda.

Bahan-bahannya :
1.    Ikan Sembilang
2.   Jintan
3.   Ketumbar
4.   Jeramaneh
5.   Jrang engkot
6.   Lada
7.   Sunti
8.   Bawang Merah
9.   Bawang Putih 
10.   Daun Teumerui
11. Ulee Santan
12.   Uu lhee
Cara masaknya! 

Bumbu-bumbu no 1 - 7 ditumis semuanya, lalu masukkan ikan sembilang yang sudah dipotong sesuai selera. Aduk sampai rata, biarkan sampai agak matang.

Trus, bawang merah dan bawang putih ditumis terpisah dan masukkan daun teumerui sampai wanginya semerbak.. hehe. Kalo kira-kira dan matang, jangan sampe angus! Campurkan dengan bumbu no 1-7 tadi.

Dan terakhir, masukkan ulhee dan santannya. Takarannya sesuai selera, pingin kental atau kurang kental. Kalau mau lebih encer masukkan air secukupnya.. Dan Gulai Ikan Sembilang-pun siap disantap!

Bingung ya Sob? Sama! Aku juga bingung sebenarnya, tapi demi si ‘dia’ yang spesial.. aku tuliskan resep special ini, hehe. Mudah-mudahan dia ngerti, dan berhasil masaknya..

Tanya sama Chef Google?? Udah kok.. ! Tapi, kenapa yang posting tentang ikan sembilang rata-rata blogger Malaysia ya? Jangan-jangan, memang asal masakan ini dari Malaysia.. Nih, ada beberapa gambar Gulai Ikan Sembilang yang aku curi dari dapurnya chef google.. hehe


Makanan Favorit-mu apa??? hehe..

Selamat menikmati .. 
http://jabanahsadah.blogspot.com/

Gua Maharani

I will show you about Gua Maharani. it's really beautiful and make me really want to come back there later. :D check this out!




my mom. :D





beautiful light right?


yesterday, I was joined a carnival in my city. I will post about that later. :D

Kuserahkan Putriku Padamu...


Saat pertama kali putri kecil kami terlahir di dunia, dia menjadi simbol kebahagiaan bagi kami, orang tuanya. Bahagia yang tiada tara kami rasakan karenanya. Kami menjaganya siang dan malam, sampai kami melupakan keadaan diri sendiri. Kami sadar, memang seharusnyalah seperti itu kewajiban orang tua.

Kami besarkan dia dengan segenap jiwa dan raga. Kami didik dengan semaksimal ilmu yang kami punya. Dan kami jaga dia dengan penuh kehati-hatian.

Dan waktupun berlalu…

Dia kini telah menjadi sesosok gadis yang cantik. Betapa bangga kami memilikinya. Kami berpikir, betapa cepat waktu berlalu, dan terbersit dalam hati kami untuk tetap menahannnya disini. Bukan bermaksud meletakkan ego kami atas hidupnya, Namun sebagai orang tua, siapa yang dapat berpisah dari anaknya. Putri kesayangannnya.

Tapi,…

Hari ini, akhirnya datang juga. Saat dimana kami harus melihatnya terbalut dalam pakaian cantik, yaitu gaun pengantinnya. Gadis kecil kami telah tumbuh dewasa. Dan sesudah ijab kabul ini, kau-lah kini yang menjadi penjaganya. Menggantikan kami. Mari ikatkan tanganmu kepadanya.

Waktu akhirnya memaksa kami berpisah dengannya. Walaupun kau adalah orang yang asing dan baru sebentar dikenalnya, sedangkan kami adalah orang tuanya yang telah mengorbankan semua yang kami punya untuknya. Namun, tak ada sama sekali kemarahan kami atas dirimu, menantuku. Namun ijinkan kami sedikit meluapkan kesedihan atas seorang putri kami yang harus jauh meninggalkan kami, karena harus mengikutimu. Kamipun tak akan protes kepadamu, karena mulai hari ini, dia harus mengutamakan kau diatas kami.

Tolong, jangan beratkan hatinya, karena sebenarnya pun hatinya telah berat untuk meninggalkan kami dan hanya mengabdi kepadamu. Seperti hal nya anak yang ingin berbakti kepada orang tua, pun demikian dengannya. Kami tidak keberatan apabila harus sendiri, tanpa ada gadis kecil kami dulu yang selalu menemani dan menolong kami dimasa tua.

Kami menikahkanmu dengan anak gadis kami dan memberikan kepadamu dengan cuma-cuma, kami hanya memohon untuk dia selalu kau jaga dan kau bahagiakan.

Jangan sakiti hatinya, karena hal itu berarti pula akan menyakiti kami. Dia kami besarkan dengan segenap jiwa raga, untuk menjadi penopang harapan kami dimasa depan, untuk mengangkat kehormatan dan derajat kami. Pengabdiannya pada suami akan menjadi pahala bagi kami. Namun kini kami harus menitipkannya kepadamu. Kami tidaklah keberatan, karena berarti terjagalah kehormatan putri kami.

Jika kau tak berkenan atas kekurangannya, ingatkanlah dia dengan cara yang baik, mohon jangan sakiti dia, sekali lagi, jangan sakiti dia.

Suatu saat dia menangis karena merasa kasihan dengan kami yang mulai menua, namun harus sendiri berdua disini, tanpa ada kehadirannya lagi. Tahukah engkau wahai menantuku, bahwa kau pun memiliki orang tua, pun dengan istrimu ini. Disaat kau perintahkan dia untuk menemani orang tuamu disana, pernahkah kau berpikir betapa luasnya hati istrimu? Dia mengorbankan egonya sendiri untuk tetap berada disamping orang tuamu, menjaga dan merawat mereka, sedang kami tahu betapa sedih dia karena dengan itu berarti orang tuanya sendiri, harus sendiri. Sama sekali tiada keluh kesah darinya tentang semua itu, karena semua adalah untuk menepati kewajibannya kepada Allah.

Dia mementingkan dirimu dan hanya bisa mengirim doa kepada kami dari jauh. Jujur, sedih hati kami saat jauh darinya. Namun apalah daya kami, memang sudah masa seharusnya seperti itu, kau lebih berhak atasnya dari pada kami, orang tuanya sendiri.

Maka hargailah dia yang telah dengan rela mengabdi kepadamu. Maka hiburlah dia yang telah membuat keputusan yang sedemikian sulit. Maka sayangilah dia atas semua pengorbanannya yang hanya demi dirimu. Begitulah cantiknya putri kami, Semoga kau mengetahui betapa berharganya istrimu itu, jika kau menyadari.

Sumber: Syahidah/Voa-islam.com)

Minggu, 26 Agustus 2012

HIATUS YANG MENYENANGKAN



Kemana aja? Mungkin pertanyaan ini kali yaa, yang muncul di benak teman-teman blogger melihat morning Glory yang terbengkalai. Tak membalas koment apalagi memposting tulisan terbaru. (Edisi narsis ^o^) Yang jelas, si empunya ngga kemana-mana, hanya saja ada sesuatu, eh, seseorang yang mencuri seluruh perhatian.  Err, ngga seluruhnya juga sih.
    Selama lima bulan ini, saya mudik ke Sumedang. tiada lain tiada bukan kalau untuk mempersiapkan kelahiran, plus melahirkan di Sumedang juga. Bener yaa, pepatah yang bilang kalau kasih ibu itu sepanjang masa. Karena meskipun saya sudah menikah, tetap saja kasih sayangnya tak pernah putus. Sebaliknya, meskipun sudah dewasa dan menikah, tetap saja saya menyusahkannya. Tapi beliau nggak keberatan, justru seneng bukan main karena bisa menemani anaknya melahirkan dan berkata WELCOME pada cucu pertamanya. hehhe *emangnya keset :P
    Terhitung sejak awal April, saya kembali mendekam di rumah yang menyaksikan saya tumbuh. Dirawat sedemikian baiknya, hingga berat badan saya naik drastis tis tis. Saat itu usia kandungan saya sudah 8 bulan. Ketika menjalani USG ke Dokter kandungan, dokter memvonis si dede kecil berjenis kelamin perempuan. Yap itu berarti perkiraan engkongnya meleset jauh. *eh, tapi kan dokter juga manusia, bisa benar bisa salah. (Sedikit informasi, dokter yang memeriksa saya ini, adalah dokter yang membantu Ibu melahirkan saya 20 tahun yang lalu. jangan tanya ubannya udah ada berapa helai yaaa ^^). Selain itu, dokter juga memvonis berat badan si dede kecil, hanya 2,2 kilogram. Saya enjoy aja sih, orang badan saya juga kecil. Like mother like daughter lah. hiiiihiih.

    Perhatian dan kasih sayang dari orang-orang rumah, ternyata bisa membuat berat badan si dede naik pesat dalam kurun waktu 1 minggu. Berat badan saya naik lagi dan TFUnya juga naik. Alhamdulillah. Tapi yang sering membuat saya nangis malam-malam adalah Abinya yang tak bisa menemani saya melahirkan. Ketika hari perkiraan lahir semakin dekat, Abinya malah ada tugas ke luar kota. Nggak sedih gimana coba? Nyebelin bangeet kan? tapi yaa sudahlah, kita kan nggak bisa memaksakan kehendak kita. Cukup ngelus dada dan bilang pada diri sendiri sebaik-baiknya pemberi kekuatan hanya Allah.
    Tanggal 21 Mei usia kandungan saya tepat 40 minggu, tapi tak ada tanda-tanda si dede bakal lahir, akhirnya saya pergi ke Bidan menanyakan keadaan saya dan bayi saya. Bu bidan menyarankan saya untuk cek ke dokter lagi. Takutnya, plasentanya sudah tak berfungsi baik. katanya, kalau sudah 40 minggu, biasanya fungsi plasenta berkurang. Kebiasaan deh, ahli-ahli kesehatan sekarang, bukan menyemangati pasien, malah nakut-nakutin pasien. Jadi stres kan akhirnya.
    Singkatnya, tanggal 26 Mei saya pergi ke dokter. Pas diperiksa kata dokter sudah pembukaan dua. "Melahirkan di sini saja yaa," pintanya. Karena saya tahu bagaimana proses melahirkan di rumah sakit umum yang pakai induksi, otomatis saya menolak. Saya minta melahirkan di Bidan saja. Dokter mengijinkan tapi harus tes denyut jantung janin dulu, kalau sehat, baru boleh pulang. Hasilnya bisa membuat saya bernafas lega, denyut jantung si dede normal, itu artinya dia baik-baik saja. Pulanglah saya.
    Dari tanggal 26-28 sering terjadi kontraksi yang kuat, melilit-lilit. Tapi pembukaan baru sampai 3. Oalaaaah, lama nian. Tanggal 28 siang, bada dzuhur, Abinya telpon, dengan suara lembut, dia bilang ke dede untuk ikhlas keluar dari perut Umminya tanpa ditemani dia. Hasilnya sungguh ajaib, beberapa menit setelah Abinya ngobrol sama Dede, ketuban saya pecah. *eh, ini keajaiban atau bukan yaa. Tapi bagi saya ini adalah keajaiban, karena setelah itu kontraksinya mulai intens dan semakin kuat. Oleh Bapak dan tetangga, saya langsung dibopong ke ibu Bidan. Pukul 20.30, pembukaan baru sempurna. Bu Bidan langsung siap-siap untuk membantu saya mengejan. Sungguh terlalu deh, ini. Setengah jam ngejan, baru keluar kepala 5 cm. Sabar sabar. Gini juga kali yaa, pas Mamah melahirkan saya dulu.
    Alhamdulillah yaa setelah mendorong dede keluar beberapa kali lagi, akhirnya dede keluar juga pukul 21.45. Tangisan pertamanya begitu aduhai, seumpama oase di tengah sahara. Semoga Allah senantiasa membimbing saya untuk jadi ummi shalehah.


I can see the world ummi ^^ (1 jam setelah lahir)

Sabtu, 25 Agustus 2012

Pantai Wediombo, Gunung Kidul


Minal aidin wal faidzin sobat ...
Berhubung masih dalam suasana lebaran dan aku pun baru kembali dari kampuang halaman jadi aku bawa sedikit oleh-oleh ni...

Sederhana saja, oleh-olehnya kisah perjalananku kemarin ^^ senyuum :) :)

 

**ini mobil orang loh hihihi :D tak apalah anggaplah mobil sendiri**

Yak, tepat di hari lebaran pertama setelah solat Idul Fitri dan sungkeman sama simbah putri, simbah kakung, bapak, ibu, adik-adik, sedulur sedulur, tetangga, dan konco-konco ku **kelamaan -____-
Aku langsung mengajak keluargaku berkunjung ke Pantai yang masih agak asing di telinga. Yaah awalnya gak disetujuin sih.. soalnya gak tau tempatnya dan kejauhan mungkin setelah dikira-kira. Tapi aku tetap merayu dan memaksa..

daann eng ing eng *terkejut :O

Akhirnya diperbolehkan *Yeayy :D

Perjalanannya begitu menyenangkan. Dari Manyaran (kab. Wonogiri) menuju Gunung Kidul (Yogyakarta) ditempuh selama 2 jam. Jalan yang berliku-liku, menikung tajam dikelilingi banyaknya pohon jati yang gundul (lagi musim kemarau^^)
Anak gunung pun turut meramaikan sekelilingnya. Melelahkan memang. Namun, pemandangan yang didapat begitu luarr biasa. Tidak jauh dari tempat parkir, para pengunjung masih harus menuruni jalan yang panjang. Sebelum memasuki pantai Wediombo para pengunjung membeli tiket seharga 3ribu rupiah lengkap dengan asuransi jika terjadi kecelakaan *Naudzubillah
                      **pemandangan di sekitar kawasan Pantai Wediombo**

                        **Anak tangga menuju Pantai Wediombo**         

Pantai Wediombo terletak di garis selatan Pulau Jawa. Tepatnya di Desa Jepitu, Kecamatan Girisubo, Kabupaten Gunung Kidul, DIY. Pantai ini memiliki sensasi wisata yang unik karena berbeda dengan pantai lainnya. Salah satu keunikannya yaitu bukit karang yang mengapit pantai seperti penjaga yang patuh melindunginya dari terjangan ombak laut selatan. 

                          **Ini dia Pantai Wediombonya :)

 
**Lagi surut pantainya, tapi tetep indah kan :)

Nama Wediombo secara harfiah berarti hamparan pasir yang sangat luas. Berasal dari kata wedi (pasir) dan ombo (luas). Wediombo berupa cerukan teluk yang luasnya masih kalah dibandingkan Pantai Parangtritis.

**Keren kan ?? hehehe :)

Sesampainya di sana, yah seperti remaja pada umumnya, aku langsung foto-foto tapi sebelumnya tak lupa aku ucapkan syukur Alhamdulillah kepada Allah S.W.T atas ciptaannya yang begitu mengagumkan ini.
Senang melihat adik-adik asyik bermain di sekitar pantai. Apalagi adik ku yang cowok  “Lutfi” asyik banget berburu gurita, kelomang dan hewan pantai lainnya. Kalau si manis “Dinda” seru kalii bermain airnya wohoho :D. Sementara di tepi pantai, ku lihat ibu dan bapak sibuk mengawasi anak-anaknya sembari tersenyum penuh makna.. hehehe :D
Ingin rasanya selalu ada bersama keluargaku, melihat senyum di wajah ibu dan bapak . . . . 


Keceriaan mereka begitu berarti untuk ku, sayang waktu tak dapat di ulang :)




Setelah satu jam, aku dan keluarga meninggalkan Pantai Wediombo. Waktu yang sangat singkat, sebab ada acara silahturrahmi ke sanak saudara yang telah lama tak berjumpa. Hiks sedih rasanya, menurutku ini lebaran terindah bersama ibu, bapak dan adik-adik. Karena esok aku harus meneruskan perjuanganku yaitu memulai kuliah dan jadi anak kost, otomatis akan jarang sekali untuk liburan bersama keluarga :’( (loh kenapa jadi curhat ya? :D)

Oke sobat Annhasana ^^ Blog, begitulah cerita singkat yang Ann alami.
Mohon maaf bila ada curcol yang tak mengenakkan atau ada salah-salah kata.

Sering-sering ya mampir ke Annhasana ^^ Blog :)
See you :*

Jumat, 24 Agustus 2012

Eid Mubarak!

Alhamdulillah lebaran kali ini sederhana dan nikmat sekali. Tetap menyenangkan walaupun tanpa baju baru. Hehe. Alhamdulillah juga karena pas lebaran kemarin, sudah resmi menyandang status sarjana, hehehe, jadi kalau ditanyain sanak saudara, jawabnya udh bisa lantang dan ga bingung lagi hihi. Bersyukur juga karena dikeluargaku belum pernah ada yg menanyakan pertanyaan klise nan usil saat sedang ngumpul, kaya: udh punya pacar blm? udh lulus langsung nikah aja. Oh iya, sedikit cerita, kmrn berhasil jualan cookies bikinan sendiri, seneng banget padahal awalnya ga niat dan waktunya pendek. Aku jual cheese almond cookies with cornflakes, melted chocolate kokokrunch, nastar, kue keju coklat, dan chocolate cookies. Kurang dari seminggu udh laku hampir 30 peles. Alhamdulillah. Semoga tahun depan bisa jalan lagi ya bisnisnya. Amin.






Lebaran kedua, kami sekeluarga lunch bareng di Bandar Djakarta Ancol. Seneng karena aku suka banget seafood dan ngelatih Ian supaya doyan makan ikan, hehehe. Tapi malamnya alergi udangnya muncul huhu. Dimata pula, dan alhasil mata bengkak dan tambah sipit. Pfftt. Tapi tetep ga mengurangi semangatku untuk makan seafood lagi. Yeaay! Hehehe.








ian's fave



kepiting soka, my fave










Walaupun sedih Ramadhan udh pergi, tp tetep yg terpenting adalah ibadah dibulan Ramadhannya jangan ditinggalin dibulan2 berikutnya. Kalau bisa semakin ditingkatkan. Dan semoga kita semua masih bisa bertemu bulan Ramadhan tahun2 berikutnya yaa. Dengan segala berkah, rizki, dan semua kebaikan2 yg telah Allah janjikan. Amin ya rabbal alaminnn.

22th


look at my pillow face :b

thank you for the surprise :*




another surprise from my girls :*