Rabu, 22 Juni 2011

Writeholic


Kalau ditanya, “Kenapa saya suka menulis?”  Hhmm .. Saya tidak punya jawaban. Sama halnya ketika seseorang yang sedang jatuh cinta ditanya, “Kenapa kamu mencintai dia?” (cuit..cuit..). Atau sama halnya juga, bila seorang perokok ditanya, “Kenapa kamu suka merokok, padahal sudah jelas rokok itu bahaya!?” .
Bukankah kalau cinta itu tidak membutuhkan alasan? Saya cinta kamu  apa adanya, bukan ada apanya.. Tapi, bila ditanya, apa manfaat yang saya rasakan dengan menulis?? Nah, untuk itu saya punya segudang jawaban!

Menulis itu .. menyenangkan! Daripada bengong-bengong gak jelas.

Menulis itu .. produktif! Lumayan buat isiulang pulsa, walaupun cuma dimuat di koran sore, itupun setahun sekali. Belum lagi event-event berhadiah di kalangan blogger, ya contohnya kaya event Accilong ini (Sssttt..! Berhadiahkan satu paket do’a khusus, hehe).

Menulis itu .. puas dan candu! Ada hasrat yang tersalurkan ketika membaca tulisan kita sendiri, apalagi kalau bisa dibaca banyak orang. Kalau sudah begini, rasanya pingin nulis dan nulis lagi..

Menulis itu .. sarana dakwah dan provokasi! Pesan kebaikan terkadang lebih efektif disampaikan melalui tulisan daripada lisan, demikian juga yang bersifat provokasi.

Menulis itu .. dokumentasi yang aman dan tahan lama. Bisa diarsip, dan dibaca berulang-ulang. Seperti buku Pramoedya yang tidak pernah bosan saya baca hingga sekarang. Karyanya tetap fenomenal meskipun beliau sudah tiada.

Menulis itu .. latihan sabar! Sabar ketika susah menemukan ide, sabar saat kesulitan merangkai kata, sabar bila tiba-tiba komputer mati dan tulisan belum di save, sabar waktu tulisan kita berulang kali ditolak media, sabar-sabar aja kalau ada yang bilang, “Tulisan kamu, LebaaaAY!”

Menulis itu .. mempertajam ingatan. Jelas donk! Banyak menulis, berarti semakin banyak membaca dan mengingat apa yang telah dibaca untuk kemudian ditulis kembali agar tulisan yang telah kita tulis dari hasil membaca dapat dibaca dan dipahami orang lain untuk ditulis kembali apa yang mereka baca dan seterusnya... (?!#@&%$..XZ)

Menulis itu .. mengabadikan sejarah. Wuih, berat nih bahasanya! Bayangkan kalau sejarah penciptaan manusia tidak ditulis dalam Al-Qur’an, bisa-bisa kita akan resmi melantik si-nyet sebagai nenek moyang seperti diusulkan Om Darwin. Contoh lain, surat cinta yang bertumpuk bisa jadi bukti sejarah bahwa kita pernah pacaran dengan si A, B, C dan seterusnya, hehe.

Menulis itu .. (Menurut kamu apa coba??)


                                                                             Dedicate to : Accilong yang penasaran akan cinta saya … pada menulis!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar