Rabu, 26 Januari 2011

Bag. III. Mesir Rusuh; Berlindung di Benteng Shalahuddin


LPJ (Laporan Perjalanan)
Khartoum-Cairo

Saat duduk santai di Taman Ataba selepas menukar US Dolar ke Pond Mesir, tiba-tiba datang dua orang polisi dan mengusir kami dari tempat itu. Katanya akan ada demonstrasi besar-besaran sebentar lagi. Suasana Mesir memang sedang panas meski musim dingin. Setelah bom bunuh diri di Alexandria, secara beruntun enam warga Mesir di tempat terpisah melakukan protes dengan cara membakar diri, meniru aksi di Tunisia. 
 
Beberapa hari yang lalu di depan kampus umum Al-Azhar juga ada demontrasi hingga bakar-bakaran ban. Dan puncaknya kemarin, saat ribuan masa yang diorganisir melalui situs jejaring sosial twitter dan facebook, mengepung wilayah Tahrir dan Gedung Parlemen. Imbasnya, hingga saat ini twitter dan facebook di Mesir di blok untuk hingga malam hari. 

Di antara tututan para demonstran adalah; Husni Mubarak dan anaknya Gamal Mubarak tidak boleh mengikuti pemilu raya akan datang. Wajib militer di Mesir agar diberhentikan, dan distabilkan kembali harga-harga bahan pokok yang selama ini meroket. Saat-saat ini masyarakat Mesir sedang marah, dan Selasa, 25/01/2011 adalah hari puncak kemarahan mereka hingga diperingati sebagai yaumul ghadgab (hari kemarahan).

Tidak ingin berlama-lama disitu, saat massa mulai menyemut kami langsung kabur dengan taxi. Bukan ke rumah, tapi kami kabur ke Benteng Shalahuddin (Qal’ah Shalahuddin) yang terletak di puncak Bukit Muqattam. Dengan ketinggian benteng mencapai 10 m dan ketebalan 3 m, disana pasti aman sentosa! Hehe.. 

Siapa yang tidak kenal Shalahuddin Al-Ayyubi atau Saladin? Seorang jendral muslim dari Tikrit (daerah utara Irak saat ini). Ia mendirikan Dinasti Ayyubiyyah di Mesir, Suriah, sebagian Yaman, Irak, Mekkah, Hejaz dan Diyar Bakr. Salahuddin terkenal di dunia Muslim dan Kristen karena kepemimpinan, kekuatan militer, dan sifatnya yang kesatria dan pengampun pada saat ia berperang melawan tentara salib.

Segenap ahli sejarah sependapat bahwa Sultan Shalahuddin adalah seorang yang sangat lemah lembut, ramah, sabar dan penuh kebajikan. Di Eropa, tulis seorang sejarawan, Philip K Hitti, Saladin telah menyentuh alam khayalan para penyanyi maupun para penulis, dan masih tetap dinilai sebagai suri teladan kaum kesatria. Saladin sang Macan Perang salib ini juga telah menginspirasikan para sineas barat menggarap sebuah film berjudul "Kingdom of Heaven".

Pada tahun 1176 - 1183 M, Shalahuddin Al-Ayyubi membangun benteng kokoh untuk menghadang serangan pasukan salib. Sejak masa itu, kawasan Bukit Muqattam ini menjadi benteng pertahanan sekaligus istana negara. Benteng ini memiliki banyak menara yang menjulang untuk mengawasi musuh. Tiga menara besar dapat disaksikan di bagian depan dan yang terkenal adalah menara al-haddad dan ramlab yang dibangun oleh Sultan Kamil, cucu Shalahuddin Al-Ayyubi. 

Sebagai istana negara, Qal’ah Shalahuddin tidak mengabaikan unsur seni dan estetika. Istana kerajaan Muhammad Ali Pasha yang terdapat di dalamnya dibangun dengan gaya Usmani. Muhammad Ali Pasha berkuasa di Mesir pada tahun 1805 M. Sejak tahun 1949, istana ini dijadikan museum militer oleh Raja Farouk. Di sebelah selatan benteng, terdapat Istana Jauhara, tempat kediaman raja mesir sebelum berpindah ke Istana Abidin. Saat ini digunakan sebagai meseum permata. Mesjid dengan arsitektur indah juga bisa kita temukan di kawasan benteng ini. Diantaranya adalah Masjid Muhammad Ali Pasha. Mesjid ini  dibangun dari marmar dengan langgam yang persis sama dengan Masjid Istambul, Turki.

Sore menjelang maghrib kami keluar dari Benteng Shalahuddin, tempat persembunyian kami. Karena situasi keamanan untuk beberapa hari ke depan masih sulit diprediksi, kami melenggang ke Carefour. Belanja untuk bekal beberapa hari. Tidak seperti biasanya, hari ini Carefour padat pengunjung. Ternyata sedang diskon besar-besaran akhir bulan alias cuci gudang. Sangat menghibur di tengah suasana kurang aman dan harga barang yang sedang tinggi di Mesir. Satu lagi politik dagang kapitalisme dipertontonkan di negara mayoritas muslim, hmm... 

Sehabis belanja kami langsung pulang ke flat. Dari sumber yang akurat, dikabarkan demontrasi anti pemerintah hari ini berakhir rusuh. Berkali-kali gas air mata dan semburan meriam air disemprotkan untuk menghalau massa yang sedang marah. Tiga orang demonstran dan seorang polisi menjadi korban dalam demonstrasi terbesar sepanjang sejarah Mesir itu, siang tadi. (Fhr)

Gbr. http://www.bbc.co.uk
Bersambung...

“Ya Allah... Negara-negara Islam sedang Kau uji. Tunisia, Libanon, Aljazair, Sudan , Yaman dan kali ini Mesir, semuanya dalam gejolak krisis kepemimpinan dan krisis kepercayaan. Semoga semuanya berakhir indah sesuai skenario agungMu... Amin.”
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar