Follow Sadah Twitter@IamSadah
Aku tersedan, tapi kenapa seisi kamar tertawa?
Hanya ia yang masih begitu gugup..
Tangannya begitu luas dan hangat, ada desiran saat kuhinggap di sana
Seruas senyum berhias bibirnya, “Jarinya lengkap!"
Tak peduli apa yang lengkap!
Yang nyata, ia begitu cantik..
Malaikatkah?
Sejak itu, ia selalu tersenyum
Bahkan saat teman berkumis-nya marah-marah
“Selalu beol dan nangis tengah malam!”
Ia tetap tersenyum, “Itu karena anak kita normal..”
Tak peduli teman berkumisnya itu!
Hanya ia yang aku tahu
Tak pernah membiarkanku kedinginan
Bersenandung menjelang aku tidur
Mengerti saat aku haus atau bosan
Malaikatkah?
Ya! Ia memang malaikat, aku tahu itu saat aku mulai bisa merayap
Panggilannya, ‘Ma..ma..!’
***
Selamat Hari Ibu.. ^^
Dalam sebuah Hadits ;
عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ جَاءَ رَجُلٌ إِلَى رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ :يَا رَسُوْلَ اللهِ، مَنْ أَحَقُّ النَّاسِ بِحُسْنِ صَحَابَتِي؟ قَالَ أُمُّكَ، قَالَ ثُمَّ مَنْ؟ قَالَ أُمُّكَ، قَالَ ثُمَّ مَنْ؟ قَالَ أُمُّكَ، قَالَ ثُمَّ مَنْ، قَالَ أَبُوْكَ
Tidak ada komentar:
Posting Komentar