Hal yang paling dicari di dunia ini bagi kebanyakan lelaki adalah harta tahta dan wanita. Banyak juga diantara mereka yang ingin mendapatkan semua itu dengan berbagai macam cara.
Namun, ada kalanya orang akan menolah saat diberikan atau diberi mandat sebuah tahta oleh orang lain. (Sebelumya, perlu saya tekankan karena saya masih pelajar SMA, jadi saya ambil contoh peristiwa dari pengalaman yang ada). Kenapa mereka menolaknya?
Alasan yang paling dominan adalah kebanyakan dari mereka memiliki sifat naif, menolak apa yang sebenarnya mereka inginkan. Untuk posisi pelajar mereka akan menolak saat akan dipilih menjadi seorang ketua kelas, yang sesungguhnya pasti dalam hati mereka berpikir, "Jika saya yang menjadi ketua kelas, saya yang memimpin, saya yang berkuasa." dan lain sebagainya sehingga mereka bisa memanfaatkannya.
Selain itu, ada unsur sungkan, malu atau sejenisnya. Perasaan itu kerab muncul dalam benak mereka.
Nah, sangat berbeda dengan apa yang saya lakukan, pada saat teman-teman mempercayakan jabatan ketua kelas kepada saya, saya langsung menerimanya tanpa banyak komentar dan alasan. Saya sangat berterima kasih saat itu karena diberi kepercayaan oleh mereka.
Setelah berjalan 1 bulan, saya mengundurkan diri. Why??? Mungkin teman-teman saya bertanya-tanya kenapa saya mengundurkan diri. Oleh karena itu, dengan pernyataan ini, saya sekaligus ingin menyampaikan permohonan maaf atas tindakan saya. Terutama kepada Ibu Guru saya, yang sudah saya buat bingung dengan apa yang saya lakukan.
Berikut alasan Mengapa Saya Mengundurkan Diri:
1. Beberapa kegiatan sekolah (yang mengharuskan kehadiran ketua kelas untuk koordinasi dan lain sebagainya) tidak cocok dengan kepribadian saya, terlalu buang-buang waktu, banyak teori, banyak omong, dan kurang bermanfaat.
2. Pola Pikir saya berbeda dengan kebanyakan warga kelas, sehingga takut terjadi ketidaksergaman pendapat.
3. Saya senang memimpin dan mengkoordinasi asalkan tidak ada orang lagi diatas saya. Tak ada garis tanggung jawab yang hanya akan membuat saya tertekan dan tidak ikhlas mengerjakannya.
4. Saya tidak suka dengan segala hal yang mengikat atau terikat.
Hampir semua alasan mengandung unsur egois dan individualis, BUT I do what I like, I like what I do. Pernyataan ini kerap diucapkan oleh salah seorang teman saya, dan menurut saya, itu benar.
Untuk apa kita melakukan tindakan yang tidak kita sukai atau tindakan yang tidak memiliki tujuan + manfaat bagi kita?
Namun, ada kalanya orang akan menolah saat diberikan atau diberi mandat sebuah tahta oleh orang lain. (Sebelumya, perlu saya tekankan karena saya masih pelajar SMA, jadi saya ambil contoh peristiwa dari pengalaman yang ada). Kenapa mereka menolaknya?
Alasan yang paling dominan adalah kebanyakan dari mereka memiliki sifat naif, menolak apa yang sebenarnya mereka inginkan. Untuk posisi pelajar mereka akan menolak saat akan dipilih menjadi seorang ketua kelas, yang sesungguhnya pasti dalam hati mereka berpikir, "Jika saya yang menjadi ketua kelas, saya yang memimpin, saya yang berkuasa." dan lain sebagainya sehingga mereka bisa memanfaatkannya.
Selain itu, ada unsur sungkan, malu atau sejenisnya. Perasaan itu kerab muncul dalam benak mereka.
Nah, sangat berbeda dengan apa yang saya lakukan, pada saat teman-teman mempercayakan jabatan ketua kelas kepada saya, saya langsung menerimanya tanpa banyak komentar dan alasan. Saya sangat berterima kasih saat itu karena diberi kepercayaan oleh mereka.
Setelah berjalan 1 bulan, saya mengundurkan diri. Why??? Mungkin teman-teman saya bertanya-tanya kenapa saya mengundurkan diri. Oleh karena itu, dengan pernyataan ini, saya sekaligus ingin menyampaikan permohonan maaf atas tindakan saya. Terutama kepada Ibu Guru saya, yang sudah saya buat bingung dengan apa yang saya lakukan.
Berikut alasan Mengapa Saya Mengundurkan Diri:
1. Beberapa kegiatan sekolah (yang mengharuskan kehadiran ketua kelas untuk koordinasi dan lain sebagainya) tidak cocok dengan kepribadian saya, terlalu buang-buang waktu, banyak teori, banyak omong, dan kurang bermanfaat.
2. Pola Pikir saya berbeda dengan kebanyakan warga kelas, sehingga takut terjadi ketidaksergaman pendapat.
3. Saya senang memimpin dan mengkoordinasi asalkan tidak ada orang lagi diatas saya. Tak ada garis tanggung jawab yang hanya akan membuat saya tertekan dan tidak ikhlas mengerjakannya.
4. Saya tidak suka dengan segala hal yang mengikat atau terikat.
Hampir semua alasan mengandung unsur egois dan individualis, BUT I do what I like, I like what I do. Pernyataan ini kerap diucapkan oleh salah seorang teman saya, dan menurut saya, itu benar.
Untuk apa kita melakukan tindakan yang tidak kita sukai atau tindakan yang tidak memiliki tujuan + manfaat bagi kita?
JUST :
DO WHAT YOU LIKE,
AND ENJOY WHAT DO YOU DO
DO WHAT YOU LIKE,
AND ENJOY WHAT DO YOU DO
Tidak ada komentar:
Posting Komentar