Tampilkan postingan dengan label Serial SOBARUDIN. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Serial SOBARUDIN. Tampilkan semua postingan

Selasa, 21 Desember 2010

CINTA

SobaRudiN
Fallow Sadah Twitter@IamSadah
Serial Sobarudin

SMU ANTARIKSA tiba2 geger oleh secarik kertas, ber-tinta merah dan diparaf langsung kepala sekolah; Teguh Amin S Pd.

Kertas yg ditempel di mading sekolah itu bertuliskan; NO 'LOVE2-an' AT SCHOOL!!

Siapa yg tidak tau Love? Faiz si bintang yg selalu tidur di kelas itu jg paham. Dan masa2 SMU adalah masa2 penuh cinta. Demikian pula di SMU ANTARIKSA..




Cinta dlm tanda kutip ini memang kerap bikin masalah. SMU Antariksa sudah beberapa kali terlibat tawuran dgn dalih cinta. Belum lg kasus merosotnya nilai seorang siswa yg terlibat cinta. Bahkan ada yg putus sekolah setelah putus cinta..

Tapi, ada apa dibalik peraturan yang tidak biasa ini, hanya P'Teguh yg tau..

Suasana di dpn mading masih gaduh, para bintang meneriakkan protes. Guru2 sedikit kewalahan menghalau mereka ke kelas. Sobar dan guru2 yg sdh menikah tersenyum membaca peraturan yg tdk lazim ada di SMU ini, beberapa guru2 lajangpun tersenyum meski terlihat agak hambar.

Keadaan berangsur tenang, belajar mengajar berjalan seperti biasa. Namun sobar banyak menemukan wajah2 murung hari ini..

"Sedemikiankah kekuatan cinta?" tanya sobar dlm hati.

Salah satu wajah murung itu milik Bu Cahya. Meski berwajah cantik, sobar dapat melihat garis2 getir disana. Bu cahya memang slh satu guru yg msh sigle. Bu guru yg biasanya ceria itu, hari ini memendam duka, menyudut berdua bersama blackberry kesayangannya.

Sementara itu, Teguh Amin, sang kepala sekolah sedang tidak mau diganggu. Dalam ruangan pribadi, Pak Teguh terus memandangi barisan sms di layar ponselnya. Terus dibaca berulang-ulang.. Berkali-kali..

"Bapak salah paham, saya tidak bilang saya menolak menikah dengan Bapak, apalagi cuma gara-gara Bapak seorang duda.. saya cuma minta waktu untuk memikirkannya... Peraturan yg Bapak buat hari ini, apa berlaku untuk hubungan kt juga....???" from: Cahya Rembulan."

Kamis, 16 Desember 2010

AKRAB

Follow Sadah Twitter@FahrieSadah
Serial Sobarudin 
Di SMU ANTARIKSA , banyak peraturan tidak tertulis yg harus ditaati oleh setiap guru. Siapa yg membuatnya? Lingkungan! Siapa yg akan menghukum pelanggarnya?
Lingkungan!

Peraturan nomor satu : Jangan terlalu akrab dengan siswa!!

Sobarudin guru yg murah senyum, ramah, suka bercanda di sekolah maupun di luar. Jadi wajar ia disenangi oleh mayoritas anak didiknya. "Bila siswa bisa dikuasai di luar kelas, maka penguasaan kelas saat Proses Belajar Mengajar sangat mudah dilakukan" dalihnya.




Hari ini sobarudin dipanggil kepala sekolah. Ia mendapat teguran karena alasan terlalu akrab dengan siswa. Menurut Pak Teguh sang kepsek, ulahnya itu menyebabkan para siswa tidak lagi menaruh hormat pada para guru. Tidak patuh, bahkan bersikap seperti pada temannya sendiri..

"Ini pasti laporan dari si lingkungan!" batin sobar. Ia sama sekali tidak membantah Pak Teguh. Walaupun ia merasa sikap para siswa padanya maupun guru-guru yang lain wajar2 saja, tidk ada yg berubah.

"Percuma saja berurusan dengan si lingkungan! Gk akan ada ujungnya." Batinnya lagi.

***

Bireuen, kabupaten di Aceh yang dikenal dengan julukan 'Kota Juang' ini jauh lebih panas siang itu. jalanan berkilauan di terpa matahari tanpa ampun, suara lalu lalang kendaraan di simpang tugu makin membuat gerah suasana siang itu. Deretan pertokoan tak beraturan, saling tindih saling rebut saling sikut, memang kota ini tidak pernah sepi.

Maimun, Si tukang parkir spesialis simpang tugu terlihat mondar-mandir dengan kemeja putihnya yang menguning karena terlalu lama direndam keringat. Tepat dibawah lampu merah, seorang nenek tua yang lusuh tersenyum manis telika seorang remaja menyelipkan selembar uang ke tangannya dan menutupnya rapat-rapat, "Pulanglah Nek, bahaya duduk disini..Ini buat bekal dirumah ya.." kata remaja itu diikuti anggukan kepala Nek Ti. dan remaja itupun membimbing Nek Ti naik becak menuju kediamannya.

"Coba lihat Nek Ti berapa dikasi sama anak itu?" Goda Apa Man si tukang becak. Urat2 keriput di wajah Nek Ti mengisyaratkan kebahagiaan tak terkira setelah genggaman itu terbuka, ada foto Ngurah Rai disana. Sudah puluhan tahun ia tidak menggenggam uang sebanyak itu. Ia cuma bisa nyengir menjawab pertanyaan Apa Man.

Di meja paling pojok dalam warkop 'lampu merah', sobarudin sedang menyeruput kopi weng yang baru dipesannya. "Memang nikmat sekali kopi weng bila sedang lelah begini," batinnya. Maklum jarak tempuh perjalanan dari tempat tinggalnya di desa Antariksa ke Bireuen memakan waktu sekitar satu jam setengah. Sobar bisa dikatakan sering nongkrong disini kongkow dengan teman2nya atau cuma untuk menikmati segelas kopi weng 'lampu merah'. Selain itu, Sobar merasa lebih ekspresif karena disini tidak ada yang tahu dia seorang guru.

"Mun, tolong panggil anak itu kesini!" Seru Sobar. Maimun yang masih terlihat bolak balik itu memang kebetulan sedang berada di dekat remaja tadi. "Hai dek, di panggil Bang Sobar tuh" katanya sambil menunjuk ke arah sobar.

Remaja itu pun menoleh dan menjawab lambaian sobar, "Sudah lama Pak?" tegurnya seraya mengambil kursi buat duduk.

"Cukup lama untuk memperhatikan perbuatan mulia kamu tadi, mau pesan apa? Roni Si remaja tadi tersipu, menarik-narik jambulnya yang minggu lalu di gunting oleh sobar.

"Santai aja Ron, ternyata kamu itu anak baik. bapak heran kenapa kamu di sekolah bisa di cap murid paling bandel.."

"Ah, bapak bisa aja.." Jawabnya sambil diam diam menarik rokok yang dari tadi nangkring di telinganya dan membuangnya ke bawah.

"Ngapain kamu buang?" Roni menarik-narik jambulnya lagi..

"Well, krn bapak jg merokok jd km gk bpk larang! Disini berlaku peraturan bapak, tapi di sekolah yg berlaku peraturan sklah! Kl bpk lihat km merokok di sklh kamu bpk cincang!!" kt sobar waktu itu.

"Siap Pak!" jawabnya dgn sikap hormat bendera.

Sobar sadar apa yg dilakukannya sangat riskan, duduk2 dengan murid sambil merokok bersama. citranya sbg guru di masyarakat bs tercoreng.

"Ron, bpk beri km kepercayaan. Bpk lihat km cukup berpengaruh di kelas. Bisa tidak km menjamin teman2 kamu tidak gaduh saat belajar??"

"Bisa Pak!" sahut Roni tegas.

"Ok, habiskan kopimu, kt pulang sekarang!" Sobar tdk mau berlama-lama.

Walau ia telah memilih warkop yg jauh dari t4 tinggalnya, tetap sj ia takut ada yg mengenalnya. Apa kt masy bila tau seorang guru kongkow dgn murid SMA nya sambil merokok bersama? Dan ternyata seorang miss lingkungan melihat semuanya..

***


Sobarudin, seorang guru SMA di pedesaan. Yg mayoritas masyarakatnya adalah nelayan. Pagi itu mengajar dgn semangat di kelas III-5. Kelas yg menjadi momok para guru, kelas yg dihuni anak2 pesisir liar, yg mayoritar berkulit legam, dengan rambut pirang alami dan bersuara lengking. beberapa diantaranya pernah tinggal kelas 2 tahun berturut-turut.

Namun hari ini kelas ini senyap..diam..patuh..teratur dan sopan... Sobar berdiri tenang sambil mengelus jenggot tipisnya lalu menyapu pandangan ke seluruh penjuru galaxy. Di bangku paling belakang, seorang bintang bernama Roni Munji mengedipkan mata padanya. Sobar hanya membalas dengan anggukan kepala.

"Hmm...ternyata anak2 pantai ini hanya butuh sebuah kepercayaan..." gumannya dalam hati
..

By:  http://jabanahsadah.blogspot.com/

Minggu, 12 Desember 2010

SMU ANTARIKSA


Follow Sadah Twitter@IamSadah 

Serial Sobarudin

Pagi ini Sobarudin datang lebih awal. Sambil mengangkat kedua tangannya tinggi tinggi, sobar menyenderkan punggungnya pada gerbang sekolah yang telah terbuka setengah. Siapa lagi kalau bukan Adun si penjaga sekolah yang buka. Sobar menyapu pandangannya ke seluruh penjuru sekolah. Di kejauhan terlihat Adun sedang membuka pintu kelas satu-persatu. Melihat sekolah yang telah menjadi lahan abdinya selama sepuluh tahun terakhir ini, sobar jadi senyum-senyum sendiri..

SMU Antariksa mempunyai relief bangunan berbentuk persegi panjang. Mengelilingi lapangan volli dan Basket, juga digunakan untuk upacara bendera setiap seninnya. Dari gerbang sekolah, di sebelah kanan terlihat laboratorium serbaguna hingga ke sudut persegi. Disebut laboratoriun serbaguna kerena segala aktifitas yang berbau praktek seperti praktek biologi, fisika, kimia, bahasa hingga komputer dilakukan disini. Jangan ditanya sarana prakteknya, apalagi metode praktek yang diterapkan.

Di Labor ini hanya terdapat seonggok tengkorak tua yang sudah hilang beberapa rusuknya, sebuah CPU rusak untuk obok-obok TIK dan tipe butut untuk listening bahasa. Di dinding bagian dalam labor terlihat bermacam-macam poster mulai dari isi perut hewan, internet masuk desa hingga peringatan ancaman global warming.



Toh, pada perjalanannya labor ini lebih serinmg digunakan sebagai tempat musyawarah antar sekolah terdekat, dengan masyarakat maupuin walimurid. Di samping labor terdapat ruang kepsek, keduanya membentul letter eL. lalu ruang dewan guru, gudang, kelas tidak terpakai dan ruang kelas satu hingga kelas tiga yang di pisahkan oleh Musholla, toilet , dan perpustakaan.

Yang paling bisa membuat Sobar betah berlama-lama di sekolah itu adalah barisan pohon kenanga yang tumbuh teratur di titik-titik strategis setiap bangunan yang ada. Keseluruhan jumlahnya ada 25 pohon. Bunganya hijhau kekuningan , bergelung seperti bintang laut dan menyebarkan aroma wangi yang menghanyutkan. Pohon yang masih famili annonaceae ini tergolong rajin berbunga. Dan entah siapa yang memulai, sayup-sayup terdengar "SMU Kenanga" adalah nama lain dari SMU Antariksa.

Gudang dan sebuah kelas yang tidak terpakai terletak di sisi kanan ruang dewan guru. Tidak ada yang istimewa dari gudang sekolah. Hanya berfungsi untuk menyimpan potongan-potongan kursi atau meja patah. Yang nantinya akan digunakan sebagai bahan bakar memasak daging saat acara-acara besar di sekolah seperti Maulid Nabi atau hari meugang menjelang Ramadhan.

Lebih menarik membayangkan Kelas tidak terpakai yang menyatu dengan gudang. Kelas ini dinamakan 'Kelas Sunti'. Kelas Sunti tidak pernah digunakan sejak awal berdiri SMU Antariksa pada tahun 1968, berhantu katanya. Wejang Mak sunti, tokoh spiritual yang terpandang di desa Antariksa memang sangat dirunut warga. Maklum, masyarakat desa Antariksa yang mayoritas berprofesi nelayan itu memang lekat dengan hal-hal berbau mistis, keramat dan pantangan. Termasuk pantangan menggunakan kelas ini.

Menurut Mak Sunti, jin penguasa pantai Antariksa pernah menemuinya dan meminta kelas itu sebagai tempat anak-anak jin belajar. Bahkan setelah Mak Sunti wafat pada tahun 1972, wejangannya tetap dijalankan. Dan kelas inipun dinamakan kelas sunti'.
Seiring masa yang terus beranjak dewasa, banyak yang memicing sinis terhadap sikap komite sekolah yang tetap mempertahankan wejangan Mak Sunti. Hingga pada tahun 2008 teguran keras pernah datang dari Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten. Karena tidak ada tanggapan dari komite sekolah. Dinas Pendidikan kabupaten menurunkan staftnya untuk turun lapangan dan membuka paksa segel mistis tersebut. Akhirnya komite sekolah terpaksa mengangguk ketika ultimatum dikeluarkan. "Kelas sunti harus digunakan, atau komite dan perangkat sekolah akan diganti!!". Bisa saja komite sekolah berkeras hati. Toh seluruh warga Desa Antariksa siap membela mereka. Namun ternyata, dalam lubuk hati mereka terselip rasa penasaran atas keganjilan ini.

"Bagaimana bila wejang Mak sunti dilanggar?"

Entahlah, Sobar tidak sepenuhnya percaya dengan mistis. ia juga tidak sepenuhnya mengingkari. Alam ghaib pada kenyataannya memang ada. Dan kawasan pesisir termasuk territorial favorit paraa jin penghuni alam ghaib.

Di depan gudang dan kelas sunti, tumbuh beberapa pohon jambu bol yang rimbun. Memberikan kesejukan sekaligus menghalangi hujan dan sinar matahari langsung menerpa deretan sepeda dan motor yang terparkir disana. Ya, halaman kosong di depan gudang dan kelas sunti digunakan sebagai tempat parkir roda dua.

Sebagaimana sekolah pedesaan yang umumnya asri, SMU Antariksa juga terasa teduh dengan pepohonan. Selain puluhan pohon kenanga yang semerbak, tiga pohon jambu bol yang rimbun, taman mungil di depan kantor kepsek dan taman border di sepanjang pagar depan sekolah. Di depan Musolla dan perpustakaan Terdapat pula dua pohon pala yang menjulang tinggi hingga puluhan meter. Konon katanya pohon ini sudah berumur ratusan tahun. Beberapa LSM yang datang ke sekolah acap menyarankan agar pohon pala itu ditebang saja. Alasan mereka pohon pala ini terlalu tua. Selain tidak produktif atau tidak akan berbuah lagi, dikhawatirkan pohon itu suatu saat bisa tumbang dan mencelakakan para siswa. Apalagi di Aceh sering gempa akhir-akhir ini. Sobar setuju, beberapa guru lain juga setuju. Tapi, lagi-lagi para tokoh masyarakat dan sesepuh desa yang sudah merasa menyatu dengan SMU Antariksa menentang rencana penebangan itu habis-habisan, bisa kualat katanya.

Meski subur dengan pepohonan dan aroma mistis, SMU Antariksa jauh dari kesan Angker. Justru yang terasa adalah nuansa klasik yang menentramkan jiwa. Apalagi saat musim hujan. Menjelang hujan turun, gerombolan burung kecil terbang rendah memenuhi area sekolah. Para bintang menyebutnya burung hujan. Sesekali salah satu diantara mereka nyelonong ke dalam kelas, dan langsung diteriaki para bintang, "Tangkap.., tangkap..!!". Saat hujan deras menghantam bumi, beberapa bintang terlihat lari-lari kecil mengitari lapangan olah raga. Hehe, itu pasti ulah Pak Bruno. Semua guru dan bintang sudah hafal tabiat guru fisika yang hobi menghukum ini. Pak Bruno bukan tidak tahu bahaya hujan yang menerpa tubuh secara langsung. Tapi, untuk anak-anak pantai ini hujan hanya mengelitik daya tahan tubuh mereka. Makum, mereka sudah akrab dengan badai laut sekalipun. Dan di penghujung hujan, kenanga itu makin semerbak menebar aroma.

Selain itu, SMU Antariksa juga menyimpan sejuta cerita tentang fenomena dan intrik dalam dunia pendidikan. Belum lagi sekelumit masalah eksternal dan internal yang mempengaruhi citra sekolah. Ada juga cerita tentang pribadi-pribadi para guru dan bintang yang istimewa.

"Selamat pagi Pak..!!" Teriak beberapa bintang membuyarkan lamunan sobar

"Pagi anak-anak..!" Jawab Sobar yang langsung menguasai diri

"Tin-tin", Klaksson mobil Pak Teguh sang kepala sekolah kembali mengejutkannya. Bergegas sobar membuka gerbang lebar-lebar. Mobil Pak Teguh memasuki pekarangan sekolah diikuti para bintang dan beberapa guru. Sobar kembali tersenyum lebar, "Selamat datang hati-hati yang bersih, selamat datang para pencari cahaya Tuhan.." gumannya, lalu menarik nafas dalam dan melepasnya perlahan-lahan.

By : http://jabanahsadah.blogspot.com/