Tampilkan postingan dengan label Perempuan Bicara Politik. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Perempuan Bicara Politik. Tampilkan semua postingan

Rabu, 11 Desember 2013

Saya Kapok Naik Kereta Api

“Saya kapok naek yang beginian.”

Inilah perkataan yang entah sadar atau tidak diucapkan salah seorang korban tabrakan KRL dan truk tangki pertamina, Senin 9 Desember 2013 di perlintasan kerata api Pondok Betung, Bintaro. Si Ibu mengucapkannya dengan air mata yang menganak sungai. Kentara sekali dari raut wajahnya jika dia masih panik.

credit
Suatu musibah memang sering membuat seseorang kapok atau trauma. Nggak mau begini lagi nanti jadi begitu. Nggak mau begitu lagi nanti jadi begini. Yah, pengalaman memang guru yang terbaik. Jangan sampai kita menjadi keledai yang jatuh di lubang yang sama. Hanya saja, ke-kapokan si ibu ini, tidak bisa terrealisasikan. Karena apa? Karena semua moda transfortasi, baik itu darat maupun udara memiliki resiko kecelakaan yang sama. Dengan jalan kaki pun kita tak bisa terhindar dari kecelakaan. Jatuh lah misalnya, kesandung misalnya, atau tertabrak mobil yang sembrono seperti peristiwa di tugu tani. Intinya sebagai manusia kita hanya bisa berikhtiar untuk hati-hati. Toh, musibah sudah menjadi kehendak yang Mahakuasa.

Lantas haruskah kita menyalahkan Pencipta sepenuhnya?
Tentu tidak, kita harus mengkaji apakah ada faktor human eror yang melatarbelakangi musibah tersebut atau tidak? Kalau ada, berarti sebagai manusia kita diharuskan untuk bermuhasabah diri dan berusaha memperbaikinya.

“Dan musibah apa saja yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).” (QS. Asy-Syuro: 30)

“Apa saja nikmat yang kamu peroleh adalah dari Allah, dan apa saja bencana yang menimpamu, maka dari sebab (kesalahan) dirimu sendiri.” (QS. an-Nisa`: 79)

Rumah kontrakan saya, kurang lebih berjarak 2 kilo meter dari stasiun Sudimara, Jombang. Tentunya dekat juga dengan perlintasan kereta api. Beberapa kali saya pernah melintas ke sana. Keadaannya sungguh luar biasa. Ketika sirine berbunyi dan palang pintu belum tertutup sempurna, banyak para pengendara motor yang menerobos. Lebih dari itu, terkadang ketika palang pintu sudah tertutup pun, masih saja ada yang nekat menerobos. Entah apa yang mereka kejar. Barulah setelah kereta cukup dekat, para pengendara dengan ikhlas menghentikan laju kendaraannya. Saat kereta melintas di hadapan kami jangan harap keadaannya berjalan lancar. Kebiasaan saling menerobos, salip sana salip sini masih kerap terlihat. Bayangkan saja, banyak pengendara yang seharusnya antri di belakang kendaraan lain, dengan sangat nekat menyerobot lajur sebelah kanan. Al hasil ketika palang pintu di buka kembali kendaraan dari arah berlawanan sulit untuk bergerak maju. Kemacetan pun tak terhindari.

Melihat fakta perlintasan kereta api di tempat saya, saya bisa menganalisis tiga kemungkinan tentang kecelakaan senin kemarin.

Kemungkinan pertama, sirine di perlintasan kereta api rusak hingga truk tangki tidak tahu akan ada kereta yang lewat. Akhirnya dia menerobos dan tertabrak. Namun jika benar sirine rusak, harusnya bukan hanya truk tangki saja yang menerobos. Kendaraan yang lain pun pasti anteng melaju tanpa tahu ada kereta api yang lewat.

Kemungkinan kedua, truk tangki yang nekat menerobos. Ketika sirine telah dibunyikan truk tangki tak menghentikan laju kendaraannya hingga dia berada di tengah perlintasan. Dan akhirnya tertabrak karena kereta sudah terlalu dekat.

Kemungkinan ketiga, truk tangki yang menerobos terpaksa berhenti di tengah perlintasan karena jalan di depannya sudah tertutup penuh dengan kendaraan lain yang menyerobot lajur kanan untuk berhenti.

Kemungkinan-kemungkinan di atas hanya hipotesa saya sebagai ibu rumah tangga yang tinggal dekat stasiun. Hahhha :D
Kronologis kejadian yang sebenarnya bisa kita tahu setelah polisi menyelesaikan proses penyidikan.

Dengan adanya musibah ini, seharusnya kita selaku pengguna jalan dan berbagai instansi terkait bisa mengambil pelajaran. Pelajaran apa?
Sebagai pengguna jalan kita harus bisa lebih sabar mematuhi rambu-rambu lalu lintas. Peraturan dibuat bukan untuk dilanggar, kan? Tapi untuk menjamin keselamatan kita semua. Syukurilah kesemrawutan jalan dengan tidak menambahnya semakin semrawut.

Dan untuk pemerintah serta PT. KAI jangan sampai ada lempar tanggungjawab seperti yang saya lihat di media massa. PT. KAI mengklaim menyediakan palang pintu diperlintasan bukan tugasnya. Pemerintah pun terlihat ogah turun tangan. Lantas siapa yang akan bertanggungjawab memenuhi kebutuhan rakyatnya?
Inilah akibatnya ketika sarana dan prasarana umum dikuasai oleh swasta. Swasta merasa tak punya tanggungjawab. Pemerintah pun lepas tangan.

Senin, 09 Desember 2013

Nafsiah Mboi : Hampir Semua Obat Haram

Setelah menjabat Menteri Kesehatan, Nafsiah Mboi nampaknya senang membuat kontroversi. Setelah baru-baru ini heboh dengan program Pekan Kondom Nasoinal-nya yang ngawur. Nafsiah, kembali membuat kontroversi dengan pernyataanya yang menyebutkan bahwa dia menolak pemberian lebel halal pada produk farmasi yaitu obat dan vaksin. Menurutnya obat dan vaksin yang saat ini beredar di Indonesia mengandung unsur babi.

Astagfirullah.
Jika memang hal ini benar, sungguh ini adalah bentuk kedzoliman yang nyata dari pemerintah terhadap rakyatnya. Islam telah mewajibkan pemerintah untuk melindungi hak-hak rakyatnya, termasuk masalah makanan dan obat. Bagi umat islam makanan dan obat adalah dua unsur yang tidak dianggap sepele. Keduanya bukan hanya dinilai dari segi manfaatnya saja, tapi dari segi kehalalan zat dan cara mendapatkannya. Inilah salah satu kesempurnaan islam.
Sebagaimana seorang muslim diwajibkan mengkonsumsi makanan yang halal, seorang muslim pun diwajibkan untuk mengkonsumsi obat yang halal. Hal ini berdasarkan dengan firman Allah dan hadits Rasulullah SAW.

يَاأَيُّهَا النَّاسُ كُلُوا مِمَّا فِي الْأَرْضِ حَلَالًا طَيِّبًا
“Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi.” (QS. Al-Baqarah: 168)

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا كُلُوا مِن طَيِّبَاتِ مَارَزَقْنَاكُمْ
“Hai orang-orang yang beriman, makanlah yang baik dari yang telah Kami rizkikan kepadamu.” (QS. Al-Baqarah: 172).

Hadits Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam yang diriwayatkan oleh Abu Daud dari Abu Darda yang berbunyi, "Allah telah menurunkan penyakit dan obat serta menjadikan obat bagi setiap penyakit. Maka berobatlah, dan janganlah berobat dengan benda yang haram.”

Dan hadits yang lain,
إن إن الله لم يجعل شفاءكم فيما حرم عليكم
“Sesungguhnya Allah tidaklah menjadikan kesembuhan kalian pada apa yang Dia haramkan atas kalian.” ( HR Bukhari dan diriwayatkan oleh Abu Hatim bin Hibban dalam shahihnya secara marfu’kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam )


Loh? Berobat dengan zat yang haram kan diperbolehkan?

Nah, jika ada pertanyaan seperti ini, maka jawabannya adalah, ya. Hanya saja seorang muslim diperbolehkan mengkonsumsi obat yang mengandung unsur haram, hanya dalam keadaan darurat.

Darurat di sini maksudnya adalah ketika memang tak ada lagi obat yang bisa digunakan untuk mengobati penyakit tersebut. Seperti ketika Nabi memberikan rukhshah ( keringanan ) bagi Zubair bin ‘Awwam dan Abdurrahman bin ‘Auf radliyallahu ‘anhuma untuk memakai sutera karena gatal pada tubuh beliau berdua padahal diharamkan bagi laki-laki untuk memakai sutera.
Jadi, ketika keadaannya tidak darurat, maka kita haram berobat dengan obat yang haram.

***

Beberapa hari yang lalu seorang sahabat mengirimkan pesan yang berisi kekecewaannya mengenai masalah ini.

Bagaimana nasib orang-orang yang menggantungkan hidupnya pada obat seperti apoteker dan orang-orang yang ketergantungan pada analgesik?

Kurang lebih isi pesannya seperti itu.

Saya kembali berpikir. Dengan adanya kejadian ini, saya semakin yakin, bahwa umat islam membutuhkan seorang pemimpin yang menjamin setiap hak-haknya. Bukan seorang pemimpin yang zalim dan tidak menjadikan islam sebagai landasannya dalam membuat kebijakan.

Meski kabar ini masih simpang siur. Entah benar atau hanya hoax, sebagai seorang muslin kita hrus tetap bersikap hati-hati agar jangan sampai ada barang haram yang masuk ke dalam tubuh kita.

عن كعب بن عجرة ، قال : قال النبي صلى الله عليه وسلم :{يَا كَعْبُ بْنَ عُجْرَةَ إنَّهُ لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ لَحْمٌ وَدَمٌ نَبَتَا عَلَى سُحْتٍ , النَّارُ أَوْلَى بِهِ . يَا كَعْبُ بْنَ عُجْرَةَ النَّاسُ غَادِيَانِ فَغَادٍ فِي فِكَاكِ نَفْسِهِ فَمُعْتِقُهَا وَغَادٍ مُوبِقُهَا . يَا كَعْبُ بْنَ عُجْرَةَ الصَّلَاةُ قُرُبَاتٌ وَالصَّوْمُ جُنَّةٌ وَالصَّدَقَةُ تُطْفِئُ الْخَطِيئَةَ كَمَا يَذْهَبُ الْجَلِيدُ عَلَى الصَّفَا } صحيح ابن حبان – (ج 12 / ص378) قال شعيب الأرنؤوط : حديث صحيح
 Sahabat Ka`ab bin Ajrah berkata, bahwa Rasulullah shalallah `alaihi wa sallam telah bersabda: “Ya Ka`ab bin Ajrah, tidak masuk surga daging dan darah yang tumbuh dari makanan yang haram. Dan api neraka adalah lebih pantas buat dirinya.. Ya Ka`ab bin Ajrah, di setiap pagi umat manusia pergi menuju dua tujuan: Adayang pergi menyelamatkan diri (dari barang haram), dan ada yang pergi menghancurkan diri (mencari barang haram).”(HR.Ibnu Hibban, berkata Syu`aib Al-Arnauth: Hadist Shohih).


Minggu, 27 Oktober 2013

Mengembalikan Semangat Kamu Muda

28 Oktober adalah hari yang kita peringati sebagai hari sumpah pemuda. Dulu kaum muda Indonesia bersumpah mengaku bertumpah darah yang satu, bangsa yang satu, dan menjunjung bahasa yang satu, Indonesia. Apa hanya sampai pada bersumpah saja lantas tak melakukan tindakan apa pun? Saya rasa tidak, karena setelah itu lahirlah berbagai organisasi yang dimotori para pemuda dan menjadi cikal bakal kemerdekaan Republik Indonesia.

Kenapa harus para pemuda?
Jika boleh diibaratkan barang, maka pemuda adalah barang baru yang belum terpakai lama. Masih segar, kuat, dan brilian. Kemudian jika dilihat dari segi waktu dan kesempatan, kaum muda memiliki lebih banyak waktu dan kesempatan dibandingkan orangtua. Satu hal yang saya garis bawahi disini adalah bahwa para pemuda cenderung lebih memegang kukuh idealismenya. Inilah kenapa -menurut saya- dulu para pemudalah yang menumbangkan rezim orde baru.

Saat ini, secara fisik Indonesia memang telah merdeka. Tapi jika ditelaah dari aspek yang lainnya, maka kata merdeka sangat jauh dari pandangan. Dari segi ekonomi, Indonesia belum bisa melepaskan diri dari cengkraman asing. Sebagai contoh, sebut saja Freepot yang setiap saat mengeruk keuntungan dari bumi pertiwi tanpa memberikan efek kesejahteraan khususnya bagi warga Papua. Dari segi kesehatan, budaya, dan pemikiran pun keadaannya tak jauh beda. Gempuran food, fun, and fashion dari barat perlahan menggerus identitas bangsa Indonesia.

Akibat dari penjajahan non-fisik ini, kini para kamu muda seolah kehilangan wajahnya. Kaum muda yang mewarisi tongkat estafet kepemimpinan nyatanya banyak yang tak memiliki jiwa pemimpin itu sendiri.

Yang banyak tawuran siapa? Pemuda!
Yang pakai narkoba? Pemuda!
Yang melakukan free sex? Pemuda!
Yang pergaulannya bebas? Pemuda! 
Yang melakukan kekerasan? Pemuda!

credit

Kenapa Hal Ini Bisa Terjadi?
1. Minimnya pendidikan moral dan akidah yang ditanamkan orangtua kepada anaknya. Sebagai mana kita tahu, rumah adalah sekolah pertama bagi setiap individu, jadi ketika orangtua tak menjalankan peran sebagaimana mestinya, maka anak-anak tidak akan mendapat pendidikan paling dasar. Selain itu tidak adanya pengawasan dari orangtua bisa menjadi penyebab lain dari semakin memprihatinkannya generasi muda Indonesia. Mungkin bisa disebabkan karena broken home atau kedua orangtuanya yang sama-sama bekerja di luar rumah hingga memberikan perhatian yang minim pada anaknya.

2. Lembaga pendidikan yang sekuler. Kurikulum pendidikan saat ini jelas tak mampu mencetak pelajar yang output maupun inputnya bagus. Hal ini disebabkan karena sekolah lebih menekankan pencapaian nilai dibandingkan proses belajarnya. Akibatnya siswa-siswa yang lulus dari sekolah adalah orang-orang yang nilai rapotnya bagus tapi dangkal dari sisi akidah dan kepribadiannya.

3. Kontrol masyarakat yang kurang. Sifat Individualisme yang perlahan mengakar di masyarakat, membuat masyarakat acuh dan tak mau ambil pusing dengan apa pun yang orang lain lakukan. Yang penting kita selamat. 

4. Pemerintah yang lalai. Yah, sebagai pemegang tongkat kepemimpinan tertinggi di suatu negara, maka sudah selayaknya pemerintah bisa menciptakan sebuah kondisi dimana para pemuda bisa dibentuk menjadi pemuda yang tangguh, berkepribadian kuat, dan berkonstribusi di masyarakat.

 
Melihat tayangan Kick Andy kemarin, tentang para pemuda yang berhasil membawa perubahan, berhasil membuat saya sadar bahwa ternyata masih ada emas dibalik tumpukan jemari. Masih banyak pemuda yang memiliki kepedulian basar kepada orang lain. Mereka adalah Suparto, Indra Purnama, dan Eko Mulyadi.

credit

Suparto berhasil mengembangkan peternakan ayam di desa Gunung Rejo, Jawa Timur dengan menggandeng para petani desa. Keberhasilannya ini tentu saja berkat ilmu yang dia dapatkan selama kuliah di Kedokteran Hewan. Lain lagi dengan Indra Purnama yang aktif mengadakan penyuluhan kepada petani-petani di Riau. Eko Mulyadi juga meiliki keberhasilan yang luar biasa, dia bisa memperdayakan para penyandang Tuna Granita atau Down Syndrom dengan mengajak mereka membudidayakan ikan lele. Hasilnya sungguh luar biasa, para penyandang tuna granita di kampungnya bisa hidup mandiri dan kini dia diangkat sebagai kepala desa.

Ada banyak hal yang bisa kita lakukan untuk melakukan perubahan. Tentunya berdasarkan skill dan pashion yang kita miliki. Ayo! Seperti kata Aa Gym, mulai dari diri sendiri. Mulai dari hal yang kecil. Dan Mulai dari saat ini.

Salam Semangat Muda!
dari seorang ibu yang sebenarnya masih muda :))

Sabtu, 26 Oktober 2013

Goyahnya Dinasti Sang Ratu

Sudah dua tahun lebih saya tinggal di Tangerang. Walaupun hanya warga pendatang tapi saya miris menyaksikan pemberitaan yang akhir-akhir ini santer di media. Yah, apalagi kalau bukan pemerintahan dinasti yang Ibu Ratu bangun di Provinsi Banten. Sebagaimana kita tahu bahwa pemerintahan dinasti adalah sebuah sistem pemerintahan yang kekuasaannya diwariskan secara turun temurun dari ayah ke anaknya. Bedanya, kalau di Provinsi Banten, Ibu Ratu menjadikan anggota-anggota keluarganya untuk menjadi kepala daerah di dareah yang berada dalam kekuasaan Pemprov Banten. Parahnya lagi Ibu Ratu memadukan politik dengan bisnis kelurganya. Sebutlah hotel Ratu yang menjadi tempat rapat kedinasan atau pom bensin yang menjadi tempat wajib bagi PNS Banten untuk melakukan pengisian BBM. Apakah salah jika kemudian banyak pihak yang mencurigai bisnis tersebut menggunakan uang rakyat?

Fakta lain yang membuat saya miris adalah kasus suap yang dilakukan adik Ibu Ratu yang ternyata menyeret ketua Mahkamah Konstitusi, Akil Muchtar. Akil Mochtar diduga kuat tersangkut kasus suap tentang sengketa Pemilukada di Kabupaten Lebak-Banten.

credit

Sistem Pemerintahan Islam
Secara khusus islam tidak mewajibkan untuk mewariskan kekuasaan. Sistem pemerintahan islam bukanlah dinasti atau kerajaan. Sebagai contoh, setelah Rasulullah wafat, yang menggantikan beliau memimpin umat islam adalah Abu Bakar Ash Shidik. Dilanjutkan dengan Umar Bin Khatab, Utsman Bin Affan kemudian Ali Bin Abi Thalib (Khulafaur Rasyidin). Islam memerintahkan untuk memikulkan kekuasaan pada orang yang benar-benar mampu. Bukan diwariskan dari ayah ke anaknya. Menurut guru saya, inilah kenapa Rasulullah tidak memiliki anak laki-laki. Karena Jika Rasulullah memiliki anak laki-laki, maka dikhawatirkan akan terjadi kesalahpahaman pada tubuh umat tentang pengangkatan seorang pemimpin, atau dalam islam dikenal dengan sebutan khalifah.

Khalifah dipilih oleh umat islam bukan berdasarkan suara terbanyak. Tapi dinilai dari keterikatan pribadinya pada Al-qur'an dan hadits serta kemampuannya dalam memimpin dan memecahkan ploblem umat islam. Jika sudah ditentukan siapa khalifahnya, maka seluruh umat islam berbaiat kepadanya.

Satu hal yang saya garis bawahi adalah islam melarang memberikan kepempinan kepada orang yang memintanya. Sebagaimana hadits ini,

“Diriwayatkan dari Abu Musa al-Asy’ari r.a, ia berkata, “Aku dan dua orang dari kaumku datang menghadap Nabi saw. Salah seorang mereka berkata, ‘Ya Rasululloh SAW angkatlah kami sebagai pejabatmu.’ Satu orang lagi juga mengatakan perkataan yang sama. Lalu Rasululloh SAW bersabda, ‘Kami tidak akan memberikan jabatan pemerintahan ini kepada orang yang meminta dan berambisi untuk mendapatkannya’,” (HR Bukhari [7149] dan Muslim [1733]).

“Kami tidak menyerahkan kepemimpinan ini kepada orang yang memintanya dan tidak pula kepada orang yang berambisi untuk mendapatkannya.” (HR. Bukhari no. 7149 dan Muslim no. 1733) 

notes : Sebenarnya ingin nulis lebih panjang dari ini. tapi apa daya. ilmunya masih cetek

Kamis, 03 Oktober 2013

Mobil Murah : Kebijakan Prematur

Mobil Murah Ramah Lingkungan atau Low Cost and Green Car (LCGC) resmi dipamerkan pada event Indonesia International Motor Show 2013 di Hall D JIExpo Kemayoran, hari Minggu, 22 September 2013. Meskipun menuai kritik dari berbagai pihak, baik dari kalangan masyarakat hingga kepala daerah, mobil-mobil murah malah menjadi primadona di event tersebut. Walaupun ditawarkan dengan harga yang relatif murah, mobil-mobil ini memiliki kualitas yang lumayan bagus dan lebih irit bahan bakar. Hal inilah yang menjadi magnet bagi banyak kalangan untuk membeli mobil murah.

Memiliki komoditi murah, termasuk mobil memang hak bagi setiap orang. Apalagi jika dikaitkan dengan wajah transportasi massal yang buruk, memiliki mobil pribadi bisa menjadi solusi praktis untuk terhindar dari buruknya pelayanan transportasi massal tersebut. Lantas apa yang menjadi masalahnya hingga ditentang berbagai pihak?

Pertama, pengadaan mobil murah ternyata kontaproduktif dengan kebijakan pemerintah, khususnya DKI Jakarta, untuk memperbaiki pelayanan transportasi massal. Seperti dikemukakan Joko Widodo, Gubernur DKI Jakarta, “Yang bener itu transportasi massal yang murah, bukan mobil murah.”
Sebelum kebijakan mobil murah ini digulirkan, pemerintah DKI telah lebih dulu mengeluarkan kebijakan untuk memperbaiki transportasi massal. Seperti yang kita tahu pemerintah DKI gencar menggembar-gemborkan proyek MRT, menambah armada Trans Jakarta, dan mengandangkan kopaja serta metromini yang tak layak jalan.

Kedua, pengadaaan mobil murah disinyalir menambah kemacetan, khususnya di kota-kota besar.
hh
credit
Menurut data yang dilansir Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) pertumbuhan jalan di Indonesia hanya 0,01 %, sementara pertumbuhan kendaraan bermotor bisa mencapai 11%. Berdasarkan fakta ini, akan sangat wajar jika kemacetan di kota-kota besar tak bisa dihindari. Jika M. Hidayat, Menteri Perindustrian, menyanggah hal ini dengan mengatakan bahwa mobil murah akan didistribusikan keberbagai daerah, akan lain halnya jika kita melihat fakta bahwa ternyata pembangunan di Indonesia masih tersentralisir di kota-kota besar. Jadi meskipun mobil murah didistribusikan ke daerah-daerah, mobil-mobil tersebut bukan tak mungkin akan tetap masuk ke kota.

Ketiga, pengadaaan mobil murah semakin mengokohkan cengkraman perusahaan-perusahaan asing di Indonesia, khusunya dalam bidang otomotif. Sampai sejauh ini, perusahaan-perusahaan yang mengeluarkan produk mobil murah adalah perusahaan-perusahaan asing, seperti Daihatsu, Toyota, dan Honda.

Keempat, sebutan Low Cost and Green Car harus dikaji lagi. Mobil yang dipatok pada kisaran harga 80-120 juta bisa melambung tinggi ketika pembayarannya menggunakan sistem kredit. Selain itu dengan semakin banyaknya masyarakat Indonesia yang menggunakan mobil, tentunya penggunaan bahan bakar dan polusi pun akan semakin banyak.

Penutup
Melihat fakta-fakta di atas, harusnya pemerintah mengkaji kembali kebijakan ini. Selain infrastuktur yang belum siap, kebijakan mobil murah ini membuat kesenjangan sosial semakin terasa. Meskipun namanya mobil murah, apakah lantas semua orang bisa membeli mobil ini? Sayangnya kata murah termasuk kata yang sifatnya subjektif, jadi nilainya berbeda-beda setiap orang.

 Dalam hal ini seharusnya pemerintah, selaku pelayan masyarakat, berusaha untuk menyediakan sarana transportasi yang nyaman untuk setiap lapisan masyarakat. Jangan sampai kebijakan yang dikeluarkan hanya menguntungkan sebagian pihak lantas menelantarkan sebagian yang lain. Memperbaiki transportasi massal nampaknya akan menjadi kebijakan yang lebih tepat.

Kamis, 18 April 2013

Disakiti Pemerintah


Saya adalah penonton setia Maroi Teguh Golden Ways setiap hari minggu di Metrotv. Saya ingat, entah di tayangan tanggal berapa, Pak Mario membuat polling yang masih membekas diingatan saya sampai sekarang. Pertanyaannya, kapankah kamu merasa sangat tersakiti?

Pilihan pertama, ketika orang yang kamu sayangi mengkhianati kamu
Pilihan kedua, ketika rekan bisnis mengkhianati kamu
Pilihan ketiga, ketika kamu dikhianati pemerintah

Hasilnya, pilihan pertama banyak dipilih oleh audiens. Saya pun mengamini dalam hati, kalau dikhianati orang yang kita cintai itu sakit banget. Meskipun Alhamdulillahsaya belum (tidak akan)mengalaminya. Saya berkaca dari orang-orang di sekeliling saya, bagaimana hancurnya hati mereka dan merananya hidup mereka ketika orang yang dicintai ternyata berkhianat.

Seperti biasa, Pak Mario meminta perwakilan dari audiens untuk mengemukakan alasannya. Dan pada saat Pak Mario menanyakan alasan pada pemilih pilihan nomor tiga, betapa tertohoknya hati saya. Beliau bilang, kurang lebih seperti ini. Super Sekali *dengan gaya khasnya. “Sekarang kita menemukan alasan kenapa bangsa ini tak kunjung bangkit. Karena begitu banyak di antara kita yang lebih mementingkan rasa egoisnya dibandingkan dengan mempedulikan keadaan di sekitar kita. Sibuk mementingkan perasaan sendiri, tanpa mau menengok kanan-kirinya.”

Astagfirullah, iya juga ya, batin saya. Bukankah ketika pemerintah menyakiti kita, rakyatnya, bukan kita saja, yang terdzolimi? Tapi keluarga kita, saudara kita, sahabat kita, tetangga kita, dan seluruh rakyat Indonesia.

Masih lekat diingatan, bagaimana ketika pemerintah menaikan harga BBM bersubsidi, menaikan harga TDL, anggota DPR jalan-jalan keluar negeri sementara rakyatnya kelaparan, harga bawang mahal. Bukankah kejadian-kejadian ini begitu menyakitkan kita sebagai bangsa Indonesia?

Jadi, sebagai anak bangsa, sudah sepatutnya kita peduli terhadap kejadian-kejadian apa saja yang tengah terjadi di negara kita. Dan berusaha semaksimal mungkin, untuk turut andil dalam memajukan bangsa. Setidaknya menyuarakan bagaimana jeritan orang-orang di sekitar kita atau memberikan masukan pada pemerintah bagaimana seharusnya dia bertindak.

Sudah terlihat buktinya bagaimana rasa egois dan acuh telah menciptakan jurang pemisah antara gue dan lu. *eh, maksudnya antara individu dan individu lain. Antara si kaya dan si miskin, antara yang sehat dan sakit, antara yang senang dan susah. Semuanya serba egois dan individualis. Jika sifat egois ini terus tumbuh, maka sangat sulit untuk menciptakan suasana yang kondusif demi memperbaiki kehidupan bangsa kita.

inspirasicoffe.com

Indonesia Mari  Peduli ^^

Jumat, 05 April 2013

KRL ekonomi : Haruskah Pensiun Dini?

Seperti pemberitaan yang dilansir media akhir-akhir ini, KRL ekonomi rencananya akan diberhentikan pengoperasiaannya. Alasan yang dikemukakan PT KAI cukup masuk akal. Biaya operasional KRL ekonomi cukup tinggi sementara pemasukan yang diperoleh PT KAI sangatlah minim. Akibatnya, pengeluaran PT KAI membengkak. Menurut PT KAI lagi, subsidi yang diberikan pemerintah nyatanya tidak menutupi seluruh biaya operasional. Alih-alih menguntungkan PT KAI, pengoperasiaan KRL ekonomi malah membebani.

Banyak masyarakat yang kontra pada keputusan ini. Mereka tentu saja pengguna setia KRL ekonomi dan orang-orang yang menjemput rezeki di sana (baca: pedagang asongan dan pengemis). Rata-rata yang menolak kebijkan ini berpendapat bahwa tarif KRL ekonomi jauh lebih murah dibandingkan Commuter Line. Kita bandingkan saja, tarif KRL ekonomi hanya dipatok Rp. 1500, sedangkan Commuter Line Rp. 8000. Tarif ini berlaku untuk perjalanan jauh atau pun dekat. Meskipun di satu sisi kita tahu, bahwa standar kelayakan suatu angkutan umum tidaklah kita dapatkan dari KRL ekonomi. Lihat saja kondisi keretanya yang sudah tua dan keadaan gerbong yang penuh sesak. Tidak manusiawi. Sering kita dengar terjadi pencopetan di dalam kereta bahkan pelecehan seksual.

Dilapangan, pengoperasian KRL ekonomi ataupun Commuter Line jelas sedikit mengurangi tingkat kemacetan di Ibukota. Setiap harinya lebih dari 1000 orang menggunakan jasa kereta api sebagai angkutan umum.Selain tarifnya yang ramah di kantong, kereta api merupakan kendaraan yang bebas macet. Namun, jika keberhasilan ini tidaklah didukung oleh perhatian pemerintah misalnya dalam bentuk subsidi, maka pengoperasiaannya tidak akan maksimal.

Berdasarkan pemberitaan terakhir, sistem tarif Commuter Line akan disesuaikan. Hal ini tentu saja seiring dengan rencana diberlakukannya sistem e-ticketing yang akan dilaksanakan Juni 2013. Penentuan besaran tarif perjalanan KRL dilakukan melalui mekanisme penghitungan tarif minimal. Yaitu lima stasiun pertama dari stasiun awal atau keberangkatan penumpang dikenakan tarif Rp 3000. Lebih dari itu, tarif akan dihitung per tiga stasiun dengan tarif sebesar seribu rupiah. Pemberlakuan sistem tarif baru ini dimaksudkan untuk mewujudkan tarif yang adil bagi pengguna yang melakukan perjalanan jarak dekat.

Sebagai masyarakat, saya sempat heran. Kok subsidi yang diterima PT KAI bisa kurang ya? Apakah pendapatan negara yang diperoleh dari pajak (yang dibayar rakyat) tidak mencukupi? Bukankah salah satu sasaran penggunaan pajak adalah untuk transfortasi massa? Ataukah banyak APBN yang salah sasaran?

Sebagai masyarakat kita hanya bisa berharap dan berusaha agar ke depannya, pemerintah bisa serius menyediakan fasilitas publik yang baik dan terjangkau oleh semua lapisan masyarakat, termasuk dalam hal ini kereta api. Dengan pengadaan angkutan umum yang baik diharapkan masyarakat lebih memilih menggunakan jasa angkutan umum dibandingkan kendaraan pribadi yang tentu saja akan mengurangi volume kendaraan yang turun ke jalan.

Aisyah Al Farisi : istri dari suami yang setiap hari berangkat kerja menggunakan KRL

Selasa, 08 Januari 2013

Kontroversi Perda Syariah


Meskipun berpakaian tertutup, tapi tingkat pemerkosaan di Arab saudi lebih tinggi jika dibandingkan dengan di Eropa yang perempuannya biasa menggunakan bikini. Berikut komentar terakhir yang disampai Yeni Wahid di acara debat “Perda Syariah, Siapa Resah?” di tvone senin malam kemarin. Gubrakkk. Mendengarnya saya sangat kaget. Kok bisa-bisa-bisanya dia berkomentar seperti itu.

“Ya, kalo dibandingkan dengan Eropa pasti lebih tinggi Arab Saudi,” Alamaaaak suami saya malah mengaminkan ucapan Yeni Wahid itu.
“Ko gitu?” saya makin sewot.

“Kan kalo di Eropa seks bebas. Suka sama suka. Nggak perlu diperkosa.

Mendengar perkataannya saya ketawa sambil bergumam, iya iya. *mbuleet
Tapi saya tetep nggak suka pendapat Yeni Wahid ini. Dia terkesan menyepelekan berhijab dengan bilang “Meskipun berpakaian tertutup”. Kesannya, dia memperbolehkan muslimah untuk tidak berjilbab asal bisa menjaga kehormatannya. Hmmm. Dan setelah saya cek n ricek ternyata perkataan Yeni Wahid ini adalah sebuah kebohongan. Negara-negara di Eropa memiliki angka pemerkosaan yang cukup tinggi. Nah lo?

Nah, kalo debatnya sendiri ngebahas apa?
Debatnya sendiri membahas tentang larangan duduk mengangkang di motor bagi perempuan. Banyak perempuan di Aceh menganggap perda ini adalah suatu bentuk diskriminasi terhadap mereka. Dengan duduk menyamping apa bisa mengendarai motor? Selain itu duduk menyamping di motor juga sangat rendah tingkat keselamatannya. (Ini bener loh, suami saya juga selalu ngelarang duduk menyamping jika akan bepergian jauh dengan motor)
Yang jadi pembicara di acara tersebut lumayan banyak, cuma saya lupa satu persatunya. Malam itu ada Jazuli Juwaini (Politisi PKS), Yeni Wahid, Musdah. Ulil, Neng Dara, Ismail Yusanto (Jubir HTI), dan dua lagi blasss lupa. Komentar mereka cukup beragam. Intinya banyak dari mereka yang berpendapat lebih baik jangan ada perda syariah, perda ya perda saja. Indonesia bukan negara agama. Jadi akan sangat rentan terjadi diskriminasi jika aturan dari agama tertentu dijadikan perda. Seperti di Aceh dan di Papua dengan perda injilnya. Perda adalah aturan yang memperinci aturan pusat dan mencerminkan kearifan lokal di suatu daerah. Namun, kearifan lokal yang seperti apa? Jika kearifan lokal yang ingin dijadikan perda menimbulkan diskriminasi itu dipandang tidak perlu.

Hmm, gimana yaaa. Sebenernya saya sebagai seorang muslim, jelas ingin hidup dalam naungan syariah. Ingin diatur dengan aturan islam yang berasal dari Allah. Karena menurut apa yang saya ketahui dari sejarah, ketika aturan islam ditegakkan, tak ada agama atau kepercayaan lain yang didiskriminasi. Sebagai contoh, ketika aturan islam ditegakkan di Madinah, umat islam tetap berdampingan hidup dengan bangsa Yahudi. Atau ketika Shalahudin Al Ayubi dan pasukannya berhasil menang di perang salib, kota Yerusalem menjadi sebuah kota yang damai dan maju di bawah pimpinannya. Meskipun kita tahu bahwa disana ada umat Nasrani, Yahudi dan Islam.

Dalam debat tersebut saya sangat setuju dengan apa yang dikatakan Pak Ismail, kurang lebih seperti ini,
“Dalam ilmu fikih sebenarnya islam tidak melarang seorang muslimah untuk duduk mengangkang. Karena Siti Aisyah pun dulu ketika ikut berperang, duduk seperti itu di kudanya. Yang menjadi kewajiban seorang muslimah adalah menutup auratnya. Jadi ketika muslimah sudah menutup aurat dan naik motor dengan duduk mengangkang itu tidak ada masalah. Hal-hal yang bertentangan dengan kaidah fikih, pasti akan menjadi kontra produktif di masyarakat. Yang jadi masalah sekarang adalah ideologi apa yang menjadi dasar pembuatan aturan di Indonesia. Saya dan rekan-rekan saya, selalu berjuang agar islamlah yang menjadi dasar ideologi. Karena dalam islam tidak ada pemaksaan untuk pemeluk agama lain agar masuk islam, dan ketika aturan islam yang ditegakan, maka pemeluk agama lain pun akan dilindungi hak-haknya oleh syariah. Islam itu tidak hanya membahas masalah perempuan, islam itu membahas seluruh aspek kehidupan. Jadi di sini syariah sangat kurang dari segi implementasi. Dengan diterapkannya aturan islam secara sempurna, InsyaAllah rahmat yang dijanjikan pasti akan terasa. Tapi di satu sisi, saya sangat mengapresiasi pemprov NAD dengan niatnya untuk melindungi perempuan.”

Kamis, 22 Maret 2012

TOMCAT VS BBM 6000


Akhir-akhir ini rakyat indonesia, khususnya di daerah jawa bagian timur digembarkan oleh serangan salah satu jenis serangga, Tomcat. Tomcat yang bernama latin Paederus littoralisini adalah kelompok utama dari hewan beruas (Arthopoda) yang termasuk dalam keluarga besar Kumbang (Staphylinidae), terutama dibedakan oleh panjang pendeknya penutup pelindung sayap ("sayap berlapis") yang meninggalkan lebih dari setengah dari perut mereka terbuka. Tomcat tidak mengigit ataupun menyengat. Tomcat akan mengeluarkan cairan secaraotomatis bila bersentuhan atau bersentuhan dengan kulit manusia secara langsung. Gawatnya, Tomcat juga akan mengeluarkan cairan racunnya ini pada benda-benda seperti baju, handuk, ataupun benda-benda lainnya. Pada jenis serangga tertentu, terdapat cairan yang diduga 12 kali lebih kuat dari bisa ular kobra. Jika kulit terkena racun Tomcat, maka kulit akan terasa gatal dan melepuh. 


Berbagai cara telah dilakukan warga sebagai bentuk antisipasi atas serangan Tomcat ini. Dimulai dari menyemprotkan pembasmi serangga, menangkapnya hidup-hidup, serta menyalakan lampu setelah menutup semua jendela rumah. Diketahui, Tomcat adalah serangga yang senang dengan cahaya.

Meskipun bentuk dan warna tubuhnyaunyu-unyu gimana, tapi jelas Tomcat ini berbahaya dan mengharuskan warga untuk tetap berhati-hati. Sama halnya dengan paradigma yang diciptakan pemerintah tentang rencananya menaikkan BBM. Kelihatannya sangat manis yaitu untuk MENYELAMATKAN PEREKONOMIAN INDONESIA DAN MENGALOKASIKAN SUBSIDI SECARA TEPAT SASARAN, tapi faktanya itu semua omong kosong. Rencara kenaikan BBM yang tinggal menghitung hari ini, pada dasarnya adalah sebuah pengukuhan pemerintah Indonesia untuk menjalankan Liberalisasi ekonomi di Indonesia khususnya dalam sektor Migas.

Menyelamatkan ekonomi Indonesia? Wah, saya saja yang tak kuliah di jurusan ekonomi sedikit banyak mengerti, bahwa ekonomi Indonesia tidak akan hancur jika BBM tidak dinaikkan, justru sebaliknya.

Subsidi BBM dinilai sebagai pemborosan APBN, tapi nyatanya APBN 2012 untuk Subsidi energi tidak lebih banyak dari anggaran pembayaran utang (Subsidi energi 168,6 T dan hutang 170,4 T) Ironisnya Pemerintah terus menambah utang dalam bentuk Surat Utang Negara dan utang luar negeri yang cicilan dan bunganya SANGAT besar. Padahal yang menikmati itu hanya para kapitalis (pemilik modal) dan orang-orang kaya.

Penggunaan APBN sangat boros bukan karena subsidi, tapi karena
  1. Anggaran untuk kunjungan dan studi banding yang lebih bernuansa pelesiran
  2. Anggaran gaji pegawai yang tinggi dengan tidak diikuti kinerjanya yang bagus
  3. Gaji pejabat tinggi yang besar dan semakin bertambah dengan adanya wakil menteri
  4. Diindikasi banyak terjadi kebocoran anggaran.
    Jadi, sebenarnya apa yang menyebabkan pemborosan?

Lucunya, kita semua tahu bahwa penerimaan sebagian besar APBN adalah dari pajak yang DIBAYAR RAKYAT hingga rakyat kecil sekali pun. Maka siapakah yang lebih berhak untuk diprioritaskan?

Tulisan ini hanya bentuk kekesalan saya sebagai rakyat yang harus selalu legowo atas keputusan pemerintah yang tidak memihak pada rakyat. Apalagi ketika kini saya telah menjadi IRT, saya merasakan sekali dampak dari kenaikan BBM ini. Harga angkutan umum naik dan harga kebutuhan pokok pun ikut naik. Bagiamana tak pusing coba? Pendapatan tak naik tapi pengeluaran melonjak drastis!

Masih ingat dengan kejayaan kaum muslim dalam masa pemerintahan Khalifah Abdul Aziz? Dalam masa pemerintahanya, semua rakyat hidup sejahtera sampai tak ada seorang pun yang layak menerima zakat. Subhanallah... bagaimana ini bisa terjadi? Jawabannya jelas karena pada masa itu yang dipakai hanya aturan Allah SWT yang Mahasempurna dan tahu apa yang terbaik untuk setiap makhluknya. Bukan memakai aturan yang dibuat manusia.

Kaum muslim berserikat atas dalam tiga hal : padang rumpu, air, dan api.” (HR. Abu Dawud dan Ahmad)

Bumi dan air dan kekayaan yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan digunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat(UUD 1945 Pasal 33 ayat 3)