Minggu, 10 April 2011

HOT LAND on Report


Musim panas sudah datang, sekarang adalah masa-masa menunggu puncak musim panas di Sudan. Kalau biasanya sekitar 40 derajat celcius, saat puncak musim panas bisa mencapai 50 – 52 celcius ! Siap-siap meleleh dech...

Kalau musim dingin, mandi pake sabun, badan bisa gatal. Tapi, kalo musim panas malas mandi, badan bisa keriput! Wah, pokoknya serba repot. Sebuah botol penyemprot air (sejenis kispray) harus tersedia di ruangan, dan disemprotkan ke seluruh ruangan setiap 20 menit sekali. Demikian juga sebuah ember berisi air yang diletakkan di samping tempat tidur. Air ini siap digunakan kapan saja, untuk membasahi handuk atau merendam kaki.

Saat tidur siang, mesti gelar handuk basah dulu di tempat tidur, baru rasanya...segaaaaaaaaaaaar... Sayangnya, handuk basah inipun hanya bisa bertahan paling lama satu jam, setelah itu kering lagi. Dan mendingan gak usah tidur siang, karena biasanya setelah bangun badan bukannya segar, tapi kepala malah snut snut.. Saat-saat seperti ini, yang paling nikmat adalah berendam di kolam renang sambil menikmati segelas ashir (jus) mangga. Hmmm...

Dan yang paling penting, untuk menghindari dehidrasi kami harus minum air putih sesering mungkin. Karena daya tahan tubuh Asia belum terbiasa menghadapi cuaca ekstrim seperti ini, sehingga mudah sakit.  Sebagai antisipasi, persediaan multivitamin juga harus lengkap, ditambah asupan buah-buahan dan sayuran yang banyak. Karena, repot bila masuk rumah sakit di sini, pelayanannya tidak senyaman di Indonesia.
 Daya panas yang menyerap di setiap dinding kamar akan menguap pada malam hari, kondisi ini membuat suhu kamar menjadi panas walaupun matahari sudah kembali ke peraduannya. Jadi, tidur di luar ruangan menjadi pilihan. Kalau siang, tidur beralas handuk basah, maka malam harinya kami tidur beratapkan langit.

Jika dahulu, para pedagang Quraisy harus mengungsi ke Syam (sebuah negeri yang subur) pada saat musim panas, seperti diceritakan dalam Al-Qur’an Surah Quraisy. Tapi sekarang, kami cukup ngadem di Mesjid. Karena setiap Mesjid di sini dilengkapi dengan fasilitas AC, hehe.

Walaupun kondisinya seperti ini, kami tetap bersyukur bisa menggali ilmu dan pengalaman di Sudan. Saat inilah kesabaran itu diuji. Bukanlah aral tapi hanya kerikil-kerikil kecil yang membuat kami semakin kuat.. ^^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar