Sabtu, 26 Maret 2011

Maaf..! Kenapa Harus Gengsi?


Gbr: http://imaginasiqu.blogspot.com

Salah satu sifat yang menjadi budaya Bangsa Arab secara umum, termasuk Sudan adalah ‘gengsi untuk minta maaf’. Bagi mereka, meminta maaf sama halnya dengan merendahkan diri sendiri. Namun di sisi lain, mereka begitu mudah memberi maaf. Seberat apapun konflik yang terjadi dengan mereka, bila ada salah satu pihak yang meminta maaf, dalam detik itu juga konflik akan berakhir. 

Sifat unik ini menjadi salah satu penyebab, kenapa Bangsa Asia cukup disenangi di sini. Asia, termasuk bangsa kita Indonesia, adalah bangsa yang dikenal tidak pernah sungkan untuk meminta maaf. Cukup dengan mengucapkan, ‘Ma’alaisy..(maaf)’ maka sekalipun mobil orang sudan lecet karena ulah kita, mereka tidak akan menganggapnya sebagai masalah serius, apalagi sampai minta ganti rugi segala.

Kenapa Bangsa Arab ‘gengsi’ meminta maaf, namun begitu mudah memberi maaf

Menurut pakar antropologi, ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pola sikap suatu bangsa, di antaranya;

Pertama, Akidah yang dianut. Sudah tentu pola sikap masyarakat beragama akan berbeda dengan pola sikap masyarakat penganut atheisme.

Kedua, Kelas peradaban. Contoh nyata yang paling mudah kita lihat adalah, perbedaan pola sikap yang signifikan antara masyarakat pedesaan dengan masyarakat kota.

Ketiga, budaya nenek moyang. Inilah yang membedakan antara pola sikap kita Bangsa Asia dengan Bangsa Arab. Kehidupan Bangsa Arab yang keras dengan padang pasir dan cuaca ekstrimnya, sangat berpengaruh terhadap watak dan perangai mereka. Sehingga tumbuh sifat tidak mau mengalah. Mamun, dalam watak yang keras ini terdapat hati yang sangat lembut, ibarat oase yang begitu menentramkan. Watak keras ini seketika akan luluh bila ada yang meminta maaf atau ada yang mengajaknya berselawat atas Nabi.

Jadi, jika kita bermasalah dengan Orang Arab, jangan segan-segan untuk minta maaf. Karena itu yang mereka harapkan. Dan tidak ada secuil dendampun yang membekas di hati mereka setelah itu.

Begitu pula jika kita melihat mereka sedang bertengkar hebat, jangan ragu untuk mengucapkan ‘Shallu ‘ala an-nabi’ (berselawatlah kepada Nabi), karena berselawat kepada Nabi Muhammad dapat melunakkan hati mereka. Fakta tentang ‘Shallu ‘ala an-nabi’ (berselawatlah kepada Nabi) ini telah digambarkan secara apik oleh Habiburrahman El-Syirazi dalam film Ayat-ayat Cinta.

Kalau kita baca sejarah, sejak zaman nenek moyang Bangsa Arab dahulu, jarang kita temukan budaya meminta maaf. Yang banyak adalah kisah-kisah keutamaan memberi maaf

Salah satunya adalah kisah Abu Bakar Shiddiq, ra yang dengan lapang hati memberikan maaf kepada Misbah ibnu Assasah yang telah memfitnah anak beliau Siti Aisyah berzina, yang kemudian di kenal sebagai peristiwa ifki. Setelah Misbah dihukum oleh Rasulullah atas fitnahnya terhadap Aisyah, Abu Bakar ra tidak menyimpan dendam secuilpun terhadapnya. Bahkan, Abu Bakar kembali mempekerjakannya dan memberi gaji yang sesuai atas pekerjaan yang dilakukan. 

So, minta maaf.. kenapa harus gengsi???

Tidak ada komentar:

Posting Komentar