Senin, 12 Oktober 2009

Jangan Salahkan Miyabi


Gembar-gembor pro kontra kedatangan Miyabi ke Indonesia membuat sekelompok masyarakat menjadi kesal mendengar dan melihatnya. Bintang porno Jepang yang bernama lengkap Maria Ozawa Miyabi ini sangat tenar di kalangan pria dewasa, tapi bagaimana dengan anak kecil? Putra-putri kita?

Dengan rencana kedatangannya, memaksa media massa meliput segala bentuk kontroversi yang terjadi di masyarakat. Ada yang setuju dan ada yang tidak. Itu wajar, yang tidak wajar adalah penyampaian berita ini kepada masyarakat luas. Media massa tak kenal waktu dan sasaran demi mendapat rating dan uang yang banyak.

Penayangan berita tersebut sangat mengganggu kenyamanan masyarakat, terlebih jika ditayangkan pada waktu siang atau prime time dimana banyak anggota keluarga yang sedang menonton televisi, terutama para remaja dan anak-anak. Yang namanya remaja, rasa keingintahuannya sangatlah tinggi. Karena ditayangkan berita seorang Miyabi, pasti mereka akan bertanya-tanya, Siapa Miyabi itu? Seperti apa wajahnya? dan lain sebagainya.

Dibarengi rasa takut bersalah, mereka tak akan bertanya kepada anggota keluarga lain. Karena dalam berita tersebut mengatakan bahwa Miyabi adalah seorang bintang porno. Tak mungkin hal semacam ini dibicarakan dalam keluarga karena masih menganggapnya tabu.

Sebaliknya mereka akan mencari tau di luar, bertanya kepada teman. Tak puas dengan jawaban temannya, mereka pergi untuk mengakses internet yang mereka anggap sebagai sumber segudang informasi. Dicari dalam mesin pencari online dengan menuliskan keyword Maria Ozawa, Miyabi, Maria Ozawa Miyabi. Apa yang keluar? Gambar-gambar "syyuurr" akan terpampang di layar monitor mereka. Semakin tertarik dengan gambar tersebut, mereka mulai meng-klik salah satu gambarnya. Masuklah mereka kedalam situs koleksi gambar porno Jepang dan lain sebagainya. Kegiatan pencarian terus dilakukan hingga akhirnya mereka melihat adegan-adegan Miyabi yang membuatnya terkenal di kalangan pria. Apa efeknya?

Penyakit remaja yang satu lagi keluar, rasa ingin mencoba!!! Kalau sudah begini, siapa yang akan bertanggung jawab? Akankah anda menyalahkan Miyabi karena iya menjadi seorang bintang prono?


1. Miyabi tak akan terkenal seperti sekarang jika para pria berusaha menolak untuk melihatnya sejak awal, dengan bermodal Islam dan Iman.

2. Jika Miyabi tak terkenal, tak mungkin ada seorang produsen Indonesia yang ingin mengontraknya untuk memainkan filmnya.

3. Karena tak ada rencana memainkan film Miyabi di Indonesia, maka tak akan ada kontroversi di masyarakat.

4. Media massa tak akan menayangkan kontroversi tersebut.

5. Anak-anak tak akan pernah tau atau mencari tau tentang seorang Miyabi.

6. Kejadian yang tidak diinginkan dan direncakan tidak akan pernah terjadi.


Just Say:

Kenapa kita harus membuat suatu hal yang berbau negatif, jika tak lebih mudah untuk membuat hal yang bernuansa Positif?

Dengan Shalat kita akan bisa mencegah perbuatan keji dan mungkar.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar