Follow Sadah Twitter@IamSadah
Serial Sobarudin
Pagi ini Sobarudin datang lebih awal. Sambil mengangkat kedua tangannya tinggi tinggi, sobar menyenderkan punggungnya pada gerbang sekolah yang telah terbuka setengah. Siapa lagi kalau bukan Adun si penjaga sekolah yang buka. Sobar menyapu pandangannya ke seluruh penjuru sekolah. Di kejauhan terlihat Adun sedang membuka pintu kelas satu-persatu. Melihat sekolah yang telah menjadi lahan abdinya selama sepuluh tahun terakhir ini, sobar jadi senyum-senyum sendiri..
SMU Antariksa mempunyai relief bangunan berbentuk persegi panjang. Mengelilingi lapangan volli dan Basket, juga digunakan untuk upacara bendera setiap seninnya. Dari gerbang sekolah, di sebelah kanan terlihat laboratorium serbaguna hingga ke sudut persegi. Disebut laboratoriun serbaguna kerena segala aktifitas yang berbau praktek seperti praktek biologi, fisika, kimia, bahasa hingga komputer dilakukan disini. Jangan ditanya sarana prakteknya, apalagi metode praktek yang diterapkan.
Di Labor ini hanya terdapat seonggok tengkorak tua yang sudah hilang beberapa rusuknya, sebuah CPU rusak untuk obok-obok TIK dan tipe butut untuk listening bahasa. Di dinding bagian dalam labor terlihat bermacam-macam poster mulai dari isi perut hewan, internet masuk desa hingga peringatan ancaman global warming.
Toh, pada perjalanannya labor ini lebih serinmg digunakan sebagai tempat musyawarah antar sekolah terdekat, dengan masyarakat maupuin walimurid. Di samping labor terdapat ruang kepsek, keduanya membentul letter eL. lalu ruang dewan guru, gudang, kelas tidak terpakai dan ruang kelas satu hingga kelas tiga yang di pisahkan oleh Musholla, toilet , dan perpustakaan.
Yang paling bisa membuat Sobar betah berlama-lama di sekolah itu adalah barisan pohon kenanga yang tumbuh teratur di titik-titik strategis setiap bangunan yang ada. Keseluruhan jumlahnya ada 25 pohon. Bunganya hijhau kekuningan , bergelung seperti bintang laut dan menyebarkan aroma wangi yang menghanyutkan. Pohon yang masih famili annonaceae ini tergolong rajin berbunga. Dan entah siapa yang memulai, sayup-sayup terdengar "SMU Kenanga" adalah nama lain dari SMU Antariksa.
Gudang dan sebuah kelas yang tidak terpakai terletak di sisi kanan ruang dewan guru. Tidak ada yang istimewa dari gudang sekolah. Hanya berfungsi untuk menyimpan potongan-potongan kursi atau meja patah. Yang nantinya akan digunakan sebagai bahan bakar memasak daging saat acara-acara besar di sekolah seperti Maulid Nabi atau hari meugang menjelang Ramadhan.
Lebih menarik membayangkan Kelas tidak terpakai yang menyatu dengan gudang. Kelas ini dinamakan 'Kelas Sunti'. Kelas Sunti tidak pernah digunakan sejak awal berdiri SMU Antariksa pada tahun 1968, berhantu katanya. Wejang Mak sunti, tokoh spiritual yang terpandang di desa Antariksa memang sangat dirunut warga. Maklum, masyarakat desa Antariksa yang mayoritas berprofesi nelayan itu memang lekat dengan hal-hal berbau mistis, keramat dan pantangan. Termasuk pantangan menggunakan kelas ini.
Menurut Mak Sunti, jin penguasa pantai Antariksa pernah menemuinya dan meminta kelas itu sebagai tempat anak-anak jin belajar. Bahkan setelah Mak Sunti wafat pada tahun 1972, wejangannya tetap dijalankan. Dan kelas inipun dinamakan kelas sunti'.
Seiring masa yang terus beranjak dewasa, banyak yang memicing sinis terhadap sikap komite sekolah yang tetap mempertahankan wejangan Mak Sunti. Hingga pada tahun 2008 teguran keras pernah datang dari Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten. Karena tidak ada tanggapan dari komite sekolah. Dinas Pendidikan kabupaten menurunkan staftnya untuk turun lapangan dan membuka paksa segel mistis tersebut. Akhirnya komite sekolah terpaksa mengangguk ketika ultimatum dikeluarkan. "Kelas sunti harus digunakan, atau komite dan perangkat sekolah akan diganti!!". Bisa saja komite sekolah berkeras hati. Toh seluruh warga Desa Antariksa siap membela mereka. Namun ternyata, dalam lubuk hati mereka terselip rasa penasaran atas keganjilan ini.
"Bagaimana bila wejang Mak sunti dilanggar?"
Entahlah, Sobar tidak sepenuhnya percaya dengan mistis. ia juga tidak sepenuhnya mengingkari. Alam ghaib pada kenyataannya memang ada. Dan kawasan pesisir termasuk territorial favorit paraa jin penghuni alam ghaib.
Di depan gudang dan kelas sunti, tumbuh beberapa pohon jambu bol yang rimbun. Memberikan kesejukan sekaligus menghalangi hujan dan sinar matahari langsung menerpa deretan sepeda dan motor yang terparkir disana. Ya, halaman kosong di depan gudang dan kelas sunti digunakan sebagai tempat parkir roda dua.
Sebagaimana sekolah pedesaan yang umumnya asri, SMU Antariksa juga terasa teduh dengan pepohonan. Selain puluhan pohon kenanga yang semerbak, tiga pohon jambu bol yang rimbun, taman mungil di depan kantor kepsek dan taman border di sepanjang pagar depan sekolah. Di depan Musolla dan perpustakaan Terdapat pula dua pohon pala yang menjulang tinggi hingga puluhan meter. Konon katanya pohon ini sudah berumur ratusan tahun. Beberapa LSM yang datang ke sekolah acap menyarankan agar pohon pala itu ditebang saja. Alasan mereka pohon pala ini terlalu tua. Selain tidak produktif atau tidak akan berbuah lagi, dikhawatirkan pohon itu suatu saat bisa tumbang dan mencelakakan para siswa. Apalagi di Aceh sering gempa akhir-akhir ini. Sobar setuju, beberapa guru lain juga setuju. Tapi, lagi-lagi para tokoh masyarakat dan sesepuh desa yang sudah merasa menyatu dengan SMU Antariksa menentang rencana penebangan itu habis-habisan, bisa kualat katanya.
Meski subur dengan pepohonan dan aroma mistis, SMU Antariksa jauh dari kesan Angker. Justru yang terasa adalah nuansa klasik yang menentramkan jiwa. Apalagi saat musim hujan. Menjelang hujan turun, gerombolan burung kecil terbang rendah memenuhi area sekolah. Para bintang menyebutnya burung hujan. Sesekali salah satu diantara mereka nyelonong ke dalam kelas, dan langsung diteriaki para bintang, "Tangkap.., tangkap..!!". Saat hujan deras menghantam bumi, beberapa bintang terlihat lari-lari kecil mengitari lapangan olah raga. Hehe, itu pasti ulah Pak Bruno. Semua guru dan bintang sudah hafal tabiat guru fisika yang hobi menghukum ini. Pak Bruno bukan tidak tahu bahaya hujan yang menerpa tubuh secara langsung. Tapi, untuk anak-anak pantai ini hujan hanya mengelitik daya tahan tubuh mereka. Makum, mereka sudah akrab dengan badai laut sekalipun. Dan di penghujung hujan, kenanga itu makin semerbak menebar aroma.
Selain itu, SMU Antariksa juga menyimpan sejuta cerita tentang fenomena dan intrik dalam dunia pendidikan. Belum lagi sekelumit masalah eksternal dan internal yang mempengaruhi citra sekolah. Ada juga cerita tentang pribadi-pribadi para guru dan bintang yang istimewa.
"Selamat pagi Pak..!!" Teriak beberapa bintang membuyarkan lamunan sobar
"Pagi anak-anak..!" Jawab Sobar yang langsung menguasai diri
"Tin-tin", Klaksson mobil Pak Teguh sang kepala sekolah kembali mengejutkannya. Bergegas sobar membuka gerbang lebar-lebar. Mobil Pak Teguh memasuki pekarangan sekolah diikuti para bintang dan beberapa guru. Sobar kembali tersenyum lebar, "Selamat datang hati-hati yang bersih, selamat datang para pencari cahaya Tuhan.." gumannya, lalu menarik nafas dalam dan melepasnya perlahan-lahan.
By : http://jabanahsadah.blogspot.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar