Tampilkan postingan dengan label Kahlil Gibran. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kahlil Gibran. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 14 Desember 2013

PROSA VI


Kahlil Gibran

Bersyukurlah pada kehidupan yang telah menganugerahimu rasa haus.
Hatimu akan menjadi seperti tepian pantai dari sebuah samudera yang tak memiliki gelombang.
Tak menyimpan gemuruh dan tak mengerami pasang surut bila engkau tak memiliki rasa haus. Teguklah isi pialamu sendiri sambil memekik gembira.


Junjunglah pialamu di atas kepalamu lalu teguklah kuat demi mereka yang meminumnya dalam kesendirian.
Aku pernah sekali mencari gerombolan manusia yang kemudian duduk rapi mengelilingi meja jamuan sebuah pesta kemudian minum dengan sepuas-puasnya.
Namun mereka tidak mengangkat anggurnya di atas kepalaku, tidak pula meresapkannya ke dalam dadaku.
Mereka hanya membasahi kakiku....kebijakanku masih kerontang.
Hatiku terkunci dan terpatri.
Cuma sepasang kakikulah yang bergumul dengan mereka diantara selubung kabut yang suram.
Aku tidak lagi mau mencari kumpulan manusia atau pula meneguk anggur bersama mereka dalam meja jamuan pesta mereka.

Apa yang engkau rasakan jika kututurkan padamu semua itu jika waktu begitu garang menghentaki jantungmu?
Akan sangat baik bagimu bila engkau meneguk piala sengsaramu seorang diri dan piala bagianmu seorang diri pula...


PROSA Kahlil Gibran
Baca juga karya prosa lainnya : Prosa 1Prosa 2Prosa 3Prosa 4Prosa 5Prosa 6 

Rabu, 11 Januari 2012

Kahlil Gibran


poto Khalil Gibran

Khalil Gibran
(juga dieja Khalil Gibran; lahir Gibran Khalil Gibran, bahasa Arab: جبران خليل جبران, lahir di Lebanon, 6 Januari 1883 – meninggal di New York City, Amerika Serikat, 10 April 1931 pada umur 48 tahun) adalah seorang seniman, penyair, dan penulis Lebanon Amerika. Ia lahir di Lebanon (saat itu masuk Provinsi Suriah di Khilafah Turki Utsmani) dan menghabiskan sebagian besar masa produktifnya di Amerika Serikat.

Kumpulan Puisi, Prosa dan Mutiara Kata Kahlil Gibran

"...Dan bukankah sang waktu sebagaimana cinta, tiada terbagi dan tiada kenal ruang? Tapi jika di dalam pikiranmu haru mengukur waktu ke dalam musim, biarkanlah tiap musim merangkumi semua musim yang lain, Dan biarkanlah hari ini memeluk masa silam dengan kenangan dan masa depan dengan kerinduan." Kahlil Gibran

    Selasa, 10 Januari 2012

    PROSA V


    Aku akan melakukan segala apa yang telah engkau ucapkan tadi
    Dan aku akan menjadikan jiwaku sebagai sebuah kelambu yang
    menyelubungi jiwamu.

    Hatiku akan menjadi tempat tinggal keanggunanmu
    serta dadaku akan menjadi kubur bagi penderitaanmu.
    Aku akan selalu mencintaimu...sebagaimana padang rumput
    yang luas mencintai musim bunga.


    Aku akan hidup di dalam dirimu laksana bunga-bunga yang hidup oleh panas matahari.
    Aku akan menyanyikan namamu seperti lembah menyanyikan gema lonceng di desa
    Aku akan mendengar bahasa jiwamu seperti pantai mendengarkan kisah-kisah gelombang.
    Aku akan mengingatimu seperti perantau asing yang mengenang tanah air tercintanya,
    Sebagaimana orang lapar mengingati pesta jamuan makan,
    Seperti raja yang turun tahta mengingati masa-masa kegemilangannya,
    Dan seperti seorang tahanan mengingati masa-masa kesenangan dan kebebasan.

    Aku akan mengingatimu sebagaimana seorang petani yang mengingati bekas-bekas gandum di lantai tempat simpanannya,
    juga seperti gembala mengingat padang rumput yang luas dan
    sungai yang segar airnya."

    (Dari Sayap Sayap Patah)


    gibran


    PROSA Kahlil Gibran
    Baca juga karya prosa lainnya : Prosa 5Prosa 6 Prosa 1Prosa 2Prosa 3Prosa 4

    Senin, 09 Januari 2012

    TENTANG ANAK

    Dan seorang perempuan yang menggendong bayi dalam dekapan dadanya
    berkata, Bicaralah pada kami perihal Anak.

    Dan dia berkata:
    Anak-anakmu bukanlah milikmu
    Mereka adalah putra-putri kehidupan yang rindu akan dirinya sendiri
    Mereka dilahirkan melalui engkau tapi bukan darimu
    Meskipun mereka ada bersamamu tapi mereka bukan milikmu


    Pada mereka engkau dapat memberikan cintamu, tapi bukan fikiranmu
    Karena mereka memiliki fikiran mereka sendiri
    Engkau bisa merumahkan tubuh-tubuh mereka, tapi bukan jiwa mereka
    Karena jiwa-jiwa itu tinggal di rumah masa depan, yang tak pernah dapat engkau
    kunjungi meskipun dalam mimpi

    Engkau bisa menjadi seperti mereka, tapi jangan coba menjadikan mereka
    sepertimu
    Karena hidup tidak berjalan mundur dan tidak pula berada di masa lalu
    Engkau adalah busur-busur tempat anakmu menjadi anak-anak panah yang
    hidup diluncurkan
    Sang Pemanah telah membidik arah keabadian, dan Ia merenggangkanmu
    dengan kekuatannya, sehingga anak-anak panah itu dapat meluncur dengan
    cepat dan jauh.

    Jadikanlah tarikan tangan Sang Pemanah itu sebagai kegembiraan
    Sebab ketika Ia mencintai anak-anak panah yang terbang, maka Ia juga
    mencintai busur teguh yang telah meluncurkannya dengan sepenuh kekuatan.
    (Dari 'Cinta, Keindahan, Kesunyian')

    anak

    Kahlil Gibran

    PENYAIR

    Dia adalah rantai penghubung
    Antara dunia ini dan dunia akan datang
    Kolam air manis buat jiwa-jiwa yang kehausan

    Dia adalah sebatang pohon tertanam
    Di lembah sungai keindahan
    Memikul bebuah ranum
    Bagi hati lapar yang mencari.


    Dia adalah seekor burung 'nightingale'
    Menyejukkan jiwa yang dalam kedukaan
    Menaikkan semangat dengan alunan melodi indahnya


    Dia adalah sepotong awan putih di langit cerah
    Naik dan mengembang memenuhi angkasa.
    Kemudian mencurahkan kurnianya di atas padang kehidupan. Membuka kelopak
    mereka bagi menerima cahaya.

    Dia adalah malaikat diutus Yang Maha Kuasa mengajarkan Kalam Ilahi.
    Seberkas cahaya gemilang tak kunjung padam.
    Tak terliput gelap malam
    Tak tergoyah oleh angin kencang
    Ishtar, dewi cinta, meminyakinya dengan kasih sayang
    Dan, nyanyian Apollo menjadi cahayanya.

    Dia adalah manusia yang selalu bersendirian, hidup serba sederhana dan berhati suci
    Dia duduk di pangkuan alam mencari inspirasi ilham
    Dan berjaga di keheningan malam,
    Menantikan turunnya ruh

    Dia adalah si tukang jahit yang menjahit benih hatinya di ladang kasih sayang dan kemanusiaan menyuburkannya
    Inilah penyair yang dipinggirkan oleh manusia pada zamannya,
    Dan hanya dikenali sesudah jasad ditinggalkan
    Dunia pun mengucapkan selamat tinggal dan kembali ia pada Ilahi
    Inilah penyair yang tak meminta apa-apa
    dari manusia kecuali seulas senyuman
    Inilah penyair yang penuh semangat dan memenuhi cakrawala dengan kata-kata indah

    Namun manusia tetap menafikan kewujudan keindahannya
    Sampai bila manusia terus terlena?
    Sampai bila manusia menyanjung penguasa yang
    meraih kehebatan dgn mengambil kesempatan??
    Sampai bila manusia mengabaikan mereka yang boleh memperlihatkan keindahan pada jiwa-jiwa mereka
    Simbol cinta dan kedamaian?

    Sampai bila manusia hanya akan menyanjung jasa org yang sudah tiada? dan melupakan si hidup yg dikelilingi penderitaan yang menghambakan hidup mereka seperti lilin menyala bagi menunjukkan jalan yang benar bagi orang yang lupa

    Dan oh para penyair,

    Kalian adalah kehidupan dalam kehidupan ini:
    Telah engkau tundukkan abad demi abad termasuk tirainya.

    Penyair..

    Suatu hari kau akan merajai hati-hati manusia
    Dan, kerana itu kerajaanmu adalah abadi.
    Penyair..periksalah mahkota berdurimu..kau akan menemui kelembutan di
    sebalik jambangan bunga-bunga Laurel...

    (Dari 'Dam'ah Wa Ibtisamah' -Setitis Air Mata Seulas Senyuman)

    Kahlil Gibran

    Kahlil Gibran

    RAHASIA JODOH


    jodoh

    Berpasangan engkau telah diciptakan
    Dan selamanya engkau akan berpasangan
    Bergandengan tanganlah dikau
    Hingga sayap-sayap panjang nan lebar lebur dalam nyala
    Dalam ikatan agung menyatu kalian


    Saling menataplah dalam keharmonian
    Dan bukanlah hanya saling menatap ke depan
    Tapi bagaimana melangkah ke tujuan semula

    Berpasangan engkau dalam mengurai kebersamaan
    Kerana tidak ada yang benar-benar mampu hidup bersendirian
    Bahkan keindahan surga tak mampu menghapus kesepian Adam

    Berpasangan engkau dalam menghimpun rahmat Tuhan
    Ya, bahkan bersama pula dalam menikmatinya
    Karena alam dan kurniaan Tuhan
    Terlampau luas untuk dinikmati sendirian

    Bersamalah engkau dalam setiap keadaan
    Karena kebahagiaan tersedia, bagi mereka yang menangis
    Bagi mereka yang disakiti hatinya, bagi mereka yang mencari,bagi mereka yang mencoba
    Dan bagi mereka yang mampu memahami arti hidup bersama
    Karena mereka itulah yang menghargai pentingnya orang-orang yang pernah hadir dalam kehidupan mereka

    Bersamalah dikau sampai sayap-sayap sang maut meliputimu
    Ya, bahkan bersama pula kalian dalam musim sunyi

    Namun biarkan ada ruang antara kebersamaan itu
    Tempat angin syurga menari-nari diantara bahtera sakinahmu

    Berkasih-kasihlah, namun jangan membelenggu cinta
    Biarkan cinta mengalir dalam setiap titisan darah
    Bagai mata air kehidupan
    Yang gemerciknya senantiasa menghidupi pantai kedua jiwa

    Saling isilah minumanmu tapi jangan minum dari satu piala
    Saling kongsilah rotimu tapi jangan makan dari pinggan yang sama..

    Menyanyilah dan menarilah bersama dalam suka dan duka
    Hanya biarkan masing-masing menghayati waktu sendirinya
    Karena dawai-dawai biola, masing-masing punya kehidupan sendiri
    Walau lagu yang sama sedang menggetarkannya



    Puisi Kahlil Gibran

    PROSA IV


    Kemudian datang seorang pertapa, Yang sekali setahun turun ke kota,
    Memohon jawaban tentang kesenangan. Jawabnya demikian :
    Kesenangan adalah lagu kebebasan, Namun bukannya sang kebebasan sendiri,
    Dialah bunga-bunga hasrat keinginan, Namun bukan buah yang asli.
    Sebuah jurang ternganga yang berseru ke puncak ketinggian, Itulah dia ; namun dia bukan kedalaman maupun ketinggian itu sendiri. Dialah si terkurung yang terbang terlepas, Namun bukannya ruang yang terbentang luas ; Ya, sesungguhnyalah kesenangan merupakan lagu kebebasan. Dan aku amat suka bila dapat mendengarkan, Kalian menyanyikannya dengan sepenuh hati, Namun jangan hanyutkan diri dalam nyanyian

    Beberapa diantaramu mencari kesenangan, Seolah kesenangan itu adalah segala-galanya, Dan mereka ini dipersoalkan, dihakimi dan dipersalahkan. Aku tak akan mempersalahkannya, ataupun memarahinya,
    Melainkan akan mendorong mereka untuk mencari dan menyelami. Sebab mereka akan menemukan kesenangan, Namun kesenangan tiada berdiri sendiri. Saudaranya ada beberapa, ialah tujuh orang puteri, Yang terjelek pun diantaranya lebih unggul kecantikannya, Daripada dia yang bernama kesenangan. Engkau pernah mendengar tentang seorang manusia, Yang menggali tanah hendak mencari akar, Namun menemukan harta pusaka ?

    Beberapa di antara orang tua mengenangkan saat kesenangan, Dengan penuh rasa penyesalan, Seolah kesenangan itu dosa yang diperbuatnya, Tatkala sedang terbius di luar kesadarannya.
    Tapi penyesalan ini hanya mengaburkan akal budi, Tiada berkemampuan menyucikan hati nurani, Seyogyanya mereka mengingat kesenangan yang lalu, Dengan rasa syukur dan terima kasih dalam kalbu, Sebagaimana mereka mengenang rahmat tuaian di musim panas ; Namun apabila rasa penyesalan lebih menenteramkan hatinya, Maka biarlah mereka menikmati ketenteramannya.

    Dan ada di antaramu yang bukan lagi remaja namun masih perlu mencari, Pun belum terlampau tua namun memerlukan kenang-kenangan untuk digali,
    Lalu menyingkirkan segala kesenangan yang ada di mayapada, Khawatir melemahkan kekuatan jiwa, Ataupun bertentangan dan merugikannya. Tapi dalam pencegahan diri inipun terletak kesenangan mereka, Dan dengan demikian mereka pun menemui sebuah mustika,

    Walau semua mereka dengan tangan gementar, hanya mencoba menggali akar. Tetapi katakanlah padaku, siapakah yang dapat menenangkan jiwa ? Si burung bul-bul yang menyanyikan lagu merdu, Terganggukah olehnya ketenangan malam yang syahdu ? Atau ambillah dia, si kunang-kunang, Adakah diganggunya keagungan bintang-bintang ? Dan nyala api, ataupun asap bara, Adakah dia memberati angin? Dan dikau mengira, bahwa jiwa merupakan danau yang tenang, Yang hanya dengan sentuhan sepucuk kayu, dapat kauganggu ?

    Betapa seringnya, dengan menyingkikan segala kesenangan, Kau hanya menimbun keinginan tersembunyi, di relung kesadaran. Siapa tahu bahwa apa yang nampaknya lenyap sekarang, dari permukaan, hanya menanti saat kebangkitan dihari kemudian ?

    Bahkan jasmani memahami kodratnya dan keperluan hak alamiahnya, Serta tiada sudi mengalami tipuan dari akal manusia. Jasmani adalah kecapi jiwa, Tergantung kepada manusia, Untuk menggetarkannya dengan petikan lagu merdu, Ataupun suara yang tiada menentu.

    Lalu sekarang bertanyalah dalam hatimu; bagaimana cara membedakan baik-buruk dalam kesenangan? Maka pergilah engkau ke ladang, kebun dan tamanmu, Dan kau akan mengerti, bahwa bagi lebah, menghisap madu adalah kesenangan, namun bagi bunga pun memberikan madu adalah kesenangan.

    Untuk lebah, bunga merupakan pancaran kehidupan, Untuk bunga, lebah merupakan duta kasih kehidupan. Dan bagi keduanya, sang lebah maupun sang bunga, Memberi dan menerima kesenangan adalah keperluan dan keasyikan.

    Rakyat Orphalese, bersenanglah bagaikan bunga dan lebah.

    Kahlil Gibran

    PROSA Kahlil Gibran
    Baca juga karya prosa lainnya : Prosa 4Prosa 5Prosa 6 Prosa 1Prosa 2Prosa 3

    Sabtu, 07 Januari 2012

    PROSA III


    Kahlil Gibran prosa 3

    Dan aku melihat hal-hal yang menyedihkan,
    Para Malaikat Kebahagiaan tengah berperang dengan setan-setan penderitaan
    Dan Manusia berdiri di antara mereka.
    Yang satu menariknya dengan Harapan dan yang lain dengan Keputus-asaan.

    Aku melihat Cinta dan Benci bermain-main di hati manusia, Cinta menyembunyikan kesalahan Manusia dan memabukkanya dengan anggur kepatuhan, pujian dan rayuan: sementara Kebencian menghasutnya dan menutup telinganya dan membutakan matanya dari Kebenaran...

    Aku melihat para pemimpin mulutnya berbuih seperti serigala licik dan juri penyelamat palsu merencanakan dan bersekongkol untuk Melawan Kebahagiaan Manusia..

    Dan aku melihat Manusia memanggil Kebijakan untuk membebaskannya, tetapi Kebijakan tidak mendengar jeritannya, kerana Manusia pernah Mengabaikannya ketika ia berbicara kepadanya di jalananan kota...


    PROSA Kahlil Gibran
    Baca juga karya prosa lainnya : Prosa 3
    Prosa 4Prosa 5Prosa 6 Prosa 1Prosa 2,

    PROSA II

    Bila kau memberi dari hartamu, tidak banyaklah pemberian itu. Bila kau memberi dari dirimu, itulah pemberian yang penuh arti. Sebab, apalah harta milik itu, apabila ia bukan simpanan yang kau jaga buat persediaan di hari kemudian ?

    Dan hari kemudian; terkandung janji apakah bagi dia, si anjing kikir, Yang menimbun tulang-tulang di bawah pasir, Dalam perjalanan ke kota suci, mengikuti musafir ?

    Dan bukankah ketakutan akan kemiskinan, Merupakan kemiskinan itu sendiri ? Ketakutan akan dahaga, sedangkan sumur masih penuh, Bukankah dahaga yang tak mungkin dipuaskan ?

    Ada orang yang memberi sedikit dari miliknya yang banyak Dan pemberian itu dilakukan demi sanjungan, Hasrat tersembunyi membuat tak murni dermanya.

    Ada pula yang memiliki sedikit dan memberikan segalanya. Merekalah yang percaya akan kehidupan dan anugerah kehidupan, Dan peti mereka tiada pernah mengalami kekosongan.

    Ada yang memberi dengan kegembiraan di hati, Kegembiraanlah yang menjadi anugerah pengganti. Ada yang memberi dengan kepedihan di hati, maka Kepedihan menjadi air pensucian diri.

    Dan ada yang memberi tanpa merasa sakit di dalamnya, Tanpa mencari kegirangan dari pemberiannya, Tanpa mengingat-ingat kebaikannya; Mereka memberi, sebagaimana di lembah sana, Bunga-bunga menyebarkan wewangiannya ke udara.

    Melalui mereka inilah, Tuhan berbicara, Dan dari sinar lembut tatapan mata mereka Dia tersenyum pada dunia.

    Sebab sesungguhnya, kehidupanlah yang memberi pada kehidupan .Sedangkan kau, yang mengira dirimu seorang pemberi, Sebetulnya hanyalah seorang saksi.

    Dan kau, kaum penerima - ya, engkau semuanya tergolong penerima ! Jangan memberati diri dengan rasa terhutang budi, Sebab kau akan membebani dirimu dan dia yang memberi.

    Seyogyanya kau bangkit bersama si pemberi, Naik sayap pemberiannya, Melambung ke taraf yang lebih tinggi.

    Terlampau menyadari hutangmu, adalah meragukan kedermawanan dia, Sang putera Bumi yang murah hati, Dan Tuhan, sebagai sumber segala hartanya.

    gibran


        Kahlil Gibran


    Baca juga karya prosa lainnya : Prosa 2Prosa 3
    Prosa 4Prosa 5Prosa 6 Prosa 1

    PROSA I

    Ini beberapa kumpulan karya Kahlil Gibran tentang puisi eksotik nan indah...Kahlil Gibran menuliskan beberapa prosa. dia nataranya ada Prosa 1Prosa 2Prosa 3,
    Prosa 4, Prosa 5, Prosa 6.

    PROSA I

    Kahlil Gibran
    Bila engkau sedang bersukaria
    renungkanlah dalam-dalam
    ke lubuk hati
    disanalah nanti engkau dapati
    bahwa hanya yang pernah membuat derita
    berkemampuan memberimu bahagia

    Jika engkau berdukacita
    renungkanlah lagi, ke lubuk hati
    disanalah pula bakal kau temui
    bahwa sesungguhnya
    engkau sedang menangisi
    sesuatu yang pernah
    engkau syukuri




    Kahlil Gibran