Pendidikan agama islam - Setelahnya sudah di bahas dalam posting saya sebelumnya yang berjudul Makalah Pendidikan Agama Islam di sana di jelaskan Pendidikan Agama dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah religion education, yang diartikan sebagai suatu kegiatan yang bertujuan untuk menghasilkan orang beragama.
Salah satu pandangan modern dari seorang ilmuwan muslim, pakar pendidikan islam DR. Muhammad S.A. Ibrahimy (bangladesh) Mengungkapkan pengertian Pendidikan Islam yang berjangkauan luas, sebagai berikut.
Islamic education in true sense of the term, is a system of education which enables a man to lead his life according to the islamic ideology, so that he may easily mould his life in according with tenents of islam. And this peace and prosperity may prevail in his own life as well in the whole word this Islamic scheme of education is of necessity and embracing system, for islam encompasses the entire gamut of muslim’s life. It can justly be said that all brantes of karming which one not Islamic are included in the Islamic education. The scope of Islamic education has been changing at different times. In view of the demands of the age and the development of science and technology, its scope has also widened
Menurutnya, napas keislaman dalam pribadi seorang muslim merupakan elan vitale yang menggerakan perilaku yang diperkokoh dengan ilmu pengetahuan yang luas. Sehingga ia mampu memberikan jawaban yang tepat guna terhadap tantangan perkembangan ilmu dan teknologi. kareba itu pendidikan islam memiliki ruang lingkup yang berubah-ubah menurut waktu yang berbeda-beda. Ia bersikap Lentur terhadap perkembangan kebutuhan umat manusia dari waktu ke waktu.
Pengertian itu mengacu pada perkembangan kehidupan manusia masa depan tanpa menghilangkan prinsip-prinsip islami yang diamanahkan oleh Allah kepada manusia, sehingga manusia mampu memenuhi kebutuhan dan tuntutan hidupnya seiring dengan perkembangan iptek.
Dr. Muhammad Fadhil Al-Jamali memberikan pengertian pendidikan islam sebagai upaya mengembangkan, mendorong, serta mengajak manusia untk lebih maju dengan berlandaskan nilai-nilai yang tinggi dan kehidupan yang mulia, sehingga terbentuk pribadi yang lebih sempurna, baik yang berkaitan dengan akal, perasaan, maupun perbuatan.
Dengan demikian, apa yang kita kenal dengan pendidikan Agama Islam di negeri kita, merupakan bagian dari pendidikan Islam, dimana tujuan utamanya adalah membina dan mendasari kehidupan anak didik dengan nilai-nilai agama dan sekaligus mengajarkan ilmu agama Islam. Sehingga ia mampu mengamalkan syariat Islam secara benar sesuai pengetahuan Agama.
Tampilkan postingan dengan label Dakwah Pemikiran Islam. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Dakwah Pemikiran Islam. Tampilkan semua postingan
Minggu, 15 Desember 2013
Pengertian Pendidikan Islam
Label:
Baru,
Dakwah Pemikiran Islam,
Dunia luar,
Ilmu dunia dan akhirat,
Info Baru,
Inspirasi,
Inspiratif,
Kisah Nyata,
Motto hidup sukses,
News,
Pedoman Hidup,
Petunjuk
Jumat, 16 Agustus 2013
Kemerdekaan Indonesia Dalam Islam
Memaknai Kemerdekaan dalam Kajian Islam
Allah SWT mengutus pada setiap umat, seorang rasul, sejak zaman Nabi Nuh as sampai Nabi Muhammad saw, pada dasarnya untuk menjalankan misi suci, yaitu, memerdekakan semua umat manusia dari penyembahan kepada selain Allah menuju penyembahan kepada Allah semata. Proklamasi 17 Agustus 1945 pada hakikatnya juga merupakan momen yang menandai kemerdekaan bangsa indonesia dari episode keangkuhan dan penindasan rezim kolonial.
“Namun berakhirnya keangkuhan dan penindasan rezim kolonial tidak serta merta membebaskan rakyat Indonesia dari keangkuhan dan penindasan rezim lain dalam bentuk yang berbeda”
Setidaknya bangsa Indonesia saat ini mendapat empat macam nikmat kemerdekaan. Pertama adalah kemerdekaan individu, yaitu kemerdekaan untuk menjadi siapa saja dan melakukan apa saja sepanjang tidak melanggar norma. “Rosul mengajarkan kita untuk tidak hanya memerdekakan negara dan komunitas, namun juga diri sendiri dari belenggu duniawi. Kemerdekaan kedua adalah kemerdekaan kelompok. “Orang bebas sholat berjama’ah, bebas berqunut atau tidak. Indonesia adalah Negara yang bebas berpendapat.” Ketiga adalah kemerdekaan ekonomi, dan keempat adalah kemerdekaan politik.
Kemerdekaan merupakan bentuk perjuangan dari pahlawan untuk bisa menentukan nasib. Para pahlawan berjuang untuk menjadi lebih baik. Berjuang melawan penjajah dan penghianat bangsa adalah hal lazim saat itu untuk bisa mendapatkan kemerdekaan, tanpa perjuangan tidak akan ada kemerdekaan, maka slogan yang muncul adalah “merdeka atau mati."
Dalam Islam Dinyatakan Bahwa mencintai negri adalah termasuk pengokohan iman kita terhadap tuhan allah 'azza wajalla.
Karna dengan merdekanya kita. dengan saudara kita akur dengan tetangga kita akur dengan bangsa kita juga akur "Satu Nusa Satu Bangsa". yang dengan merdeka kita bisa melaksanakan ibadah dengan tenang, nyaman dan tentram.
Setelah kemerdekaan sampai dengan saat sekarang pun, kaum Muslimin tetap konsisten mencintai tanah airnya. Hanya saja tidak sekadar diungkapkan secara verbal dalam bentuk kata-kata, akan tetapi diwujudkan dalam upaya perbaikan tatanan kehidupan bangsa. Perbaikan dalam bidang ekonomi, pendidikan, politik, sosial dan budaya dan bidang-bidang lainnya, termasuk dalam bidang akhlak dan moral.
Kaum Muslimin sangat menjaga betul akhlak dan moral bangsa, tidak ingin dihancurkan oleh kekuatan apa pun dan dari mana pun datangnya. Karena itu, sering kaum Muslimin bereaksi keras terhadap upaya penghancuran moral bangsa, seperti rencana diterbitkannya majalah Playboy ataupun lokalisasi perjudian dan perzinahan. Reaksi keras ini sebagai bagian dari kewajiban amar makruf-nahi munkar dan sebagai perwujudan dari kecintaan terhadap tanah air. Sebaliknya, jika diam atau bahkan mendukung hal-hal negatif tersebut di atas, walaupun mengaku cinta tanah air yang diungkapkan secara verbal, maka pada hakikatnya adalah sedang menebarkan kebencian dan kehancuran pada bangsa dan tanah airnya sendiri.
Allah SWT mengutus pada setiap umat, seorang rasul, sejak zaman Nabi Nuh as sampai Nabi Muhammad saw, pada dasarnya untuk menjalankan misi suci, yaitu, memerdekakan semua umat manusia dari penyembahan kepada selain Allah menuju penyembahan kepada Allah semata. Proklamasi 17 Agustus 1945 pada hakikatnya juga merupakan momen yang menandai kemerdekaan bangsa indonesia dari episode keangkuhan dan penindasan rezim kolonial.
“Namun berakhirnya keangkuhan dan penindasan rezim kolonial tidak serta merta membebaskan rakyat Indonesia dari keangkuhan dan penindasan rezim lain dalam bentuk yang berbeda”
Setidaknya bangsa Indonesia saat ini mendapat empat macam nikmat kemerdekaan. Pertama adalah kemerdekaan individu, yaitu kemerdekaan untuk menjadi siapa saja dan melakukan apa saja sepanjang tidak melanggar norma. “Rosul mengajarkan kita untuk tidak hanya memerdekakan negara dan komunitas, namun juga diri sendiri dari belenggu duniawi. Kemerdekaan kedua adalah kemerdekaan kelompok. “Orang bebas sholat berjama’ah, bebas berqunut atau tidak. Indonesia adalah Negara yang bebas berpendapat.” Ketiga adalah kemerdekaan ekonomi, dan keempat adalah kemerdekaan politik.
Kemerdekaan merupakan bentuk perjuangan dari pahlawan untuk bisa menentukan nasib. Para pahlawan berjuang untuk menjadi lebih baik. Berjuang melawan penjajah dan penghianat bangsa adalah hal lazim saat itu untuk bisa mendapatkan kemerdekaan, tanpa perjuangan tidak akan ada kemerdekaan, maka slogan yang muncul adalah “merdeka atau mati."
Dalam Islam Dinyatakan Bahwa mencintai negri adalah termasuk pengokohan iman kita terhadap tuhan allah 'azza wajalla.
Karna dengan merdekanya kita. dengan saudara kita akur dengan tetangga kita akur dengan bangsa kita juga akur "Satu Nusa Satu Bangsa". yang dengan merdeka kita bisa melaksanakan ibadah dengan tenang, nyaman dan tentram.
Cinta tanah air
Sebagai pengikut dan umat Rasulullah Saw, seluruh kaum Muslimin di negara manapun mereka berada, termasuk di Indonesia pasti akan mencintai tanah airnya sendiri. Bagi kaum Muslimin, kecintaan pada tanah air adalah bagian dari akidah dan keyakinan, bukan semata-mata karena unsur kebangsaan atau nasionalisme. Sejarah telah menunjukkan, bahwa yang paling gagah berani merebut kemerdekaan Republik Indonesia dari tangan penjajah adalah para ulama, para kiai, para santri, dan kaum Muslimin secara keseluruhan. Bagi mereka, mengusir penjajah dan merebut kemerdekaan adalah bagian dari jihad yang harus dilakukan dengan kesungguhan. Mati dalam mengusir penjajah adalah bagian dari syahid yang sangat tinggi nilainya dalam pandangan Allah SWT.Setelah kemerdekaan sampai dengan saat sekarang pun, kaum Muslimin tetap konsisten mencintai tanah airnya. Hanya saja tidak sekadar diungkapkan secara verbal dalam bentuk kata-kata, akan tetapi diwujudkan dalam upaya perbaikan tatanan kehidupan bangsa. Perbaikan dalam bidang ekonomi, pendidikan, politik, sosial dan budaya dan bidang-bidang lainnya, termasuk dalam bidang akhlak dan moral.
Kaum Muslimin sangat menjaga betul akhlak dan moral bangsa, tidak ingin dihancurkan oleh kekuatan apa pun dan dari mana pun datangnya. Karena itu, sering kaum Muslimin bereaksi keras terhadap upaya penghancuran moral bangsa, seperti rencana diterbitkannya majalah Playboy ataupun lokalisasi perjudian dan perzinahan. Reaksi keras ini sebagai bagian dari kewajiban amar makruf-nahi munkar dan sebagai perwujudan dari kecintaan terhadap tanah air. Sebaliknya, jika diam atau bahkan mendukung hal-hal negatif tersebut di atas, walaupun mengaku cinta tanah air yang diungkapkan secara verbal, maka pada hakikatnya adalah sedang menebarkan kebencian dan kehancuran pada bangsa dan tanah airnya sendiri.
Label:
Baru,
Dakwah Pemikiran Islam,
Dunia luar,
Ilmu dunia dan akhirat,
Info Baru,
Inspirasi,
Inspiratif,
Kisah Nyata,
Motto hidup sukses,
News,
Pedoman Hidup,
Petunjuk
Rabu, 14 Agustus 2013
Ilmu Yang Rusak Menghasilkan Kehidupan Yang Rusak
Oleh : Abdul Rauf Haris, Mahasiswa Magister Pendidikan Islam Program Kaderisasi Ulama Dan Cendekiawan Muslim
Ada sebuah pernyataan menarik dalam wacana islamisasi ilmu pengetahuan. “Modernisme membuat ilmu rusak, sementara posmodernisme membuat ilmu hancur”.
Modernisme yang hanya mengakui rasionalitas dan pengalaman inderawi sebagai prasyarat ilmiah telah merusak bangunan ilmu yang sejatinya bersumber dari Allah SWT. Modernisme menafikan wahyu sebagai sumber ilmu pengetahuan. Ilmu menjadi rusak karena hanya disandarkan pada sarana pencarian ilmu yang sifatnya terbatas, yakni rasio dan daya inderawi.
Rasio manusia acapkali mengalami sesat fikir (fallacy) karena faktor subjektivitas yang dipengaruhi aspek psikologis atau dorongan-dorongan manusiawi lainnya yang memungkinkan proses berfikir tidak lagi obyektif. Begitu juga dengan indera manusia. Keterbatasan indera, tidak akan sanggup mencapai pemahaman yang benar dan final tentang realitas. Sebuah teori dan temuan terus direvisi dan dibantah dengan teori lain dengan tangkapan rasio dan empirik lebih mumpuni. Begitu seterusnya.
Ilmu yang rusak melahirkan kehidupan yang rusak juga. Selain keringnya jiwa, ilmu pengetahuan modern melahirkan perilaku merusak bukan hanya terhadap alam tetapi juga terhadap manusia itu sendiri. Cara pandang antroposentris dalam memanfaatkan alam berbuah kerusakan alam. Setelah manusia mengalami dampaknya, barulah muncul paradigma ekologi yang menyaratkan terjaganya keseimbangan alam. Teori tentang ras yang berkembang awal abad ke-19 melahirkan gerakan genosida terhadap ras tertentu. Perkembangan ilmu pengetahuan selanjutnya meralat obyektivitas simpulan tentang keunggulan ras tertentu.
Ilmu pengetahuan modern menuai kritik. Muncul gerakan dan pemikiran yang mempersoalkan upaya generalisasi oleh ilmu modern yang kenyataannya selalu tidak sempurna menjelaskan sebuah realita. Bahkan, dibalik slogan obyektifnya, subyektivitas ilmuwan banyak mewarnai ilmu pengetahuan tersebut. Dalam kajian antropologi-sosiologi, misalnya, teori-teori perkembangan masyarakat pada awal abad ke 19 pekat diwarnai westernisme yang menempatkan Barat sebagai tolak ukur ideal masyarakat digunakan dalam menilai masyarakat lainnya.
Pemikiran kritis yang dinamakan posmodernisme ini menganggap sulit sekali, bahkan mustahil, menemukan ilmu pengetahuan yang benar, universal dan tetap. Karena bersandar pada rasio dan indera yang terbatas, kebenaran (ilmu) dinilai relatif dan hanya berfungsi lokalik di mana kebenaran itu disepakati. Jika modernisme masih mengakui adanya kemungkinan memperoleh ilmu pengetahuan yang kebenarannya universal, maka posmodernisme menolak bentuk-bentuk generalisasi ilmu dan nilai kebenaran. Kebenaran dan kebatilan sama-sama dipandang relatif. Mustahil meyakini kebenaran yang universal, ajeg dan tetap.
Konsep Islam tentang ilmu berbeda dengan ilmu yang lahir dari rahim modernisme maupun posmodernisme. Islam mengakui adanya kebenaran mutlak yang bersumber dari agama. Ibnu Taimiyyah rahimumahullaah (1263-1330), menjelaskan bahwa ilmu tidak hanya diperoleh melalui penelitian ilmiah (al bahs al muhaqqaq), tetapi juga melalui wahyu (an naql al mushaddaq). Hal penting lainnya, menurut Ibn Taimiyah, ilmu haruslah mendatangkan kebenaran yang melahirkan keyakinan, bukan keraguan. Bangunan ilmu (epistemologi) dalam Islam berbeda dengan modernisme yang tidak mengakui dalil naqli (wahyu), juga berbeda dengan posmodernisme yang tidak melahirkan keyakinan. Dengan kata lain, Islam menilai modernisme merusak ilmu sementara posmodernisme menghancurkan ilmu.
Sumber : eramuslim.com
Baca juga Artikel Dunia Islam Menarik lainnya Disini
Ada sebuah pernyataan menarik dalam wacana islamisasi ilmu pengetahuan. “Modernisme membuat ilmu rusak, sementara posmodernisme membuat ilmu hancur”.
Modernisme yang hanya mengakui rasionalitas dan pengalaman inderawi sebagai prasyarat ilmiah telah merusak bangunan ilmu yang sejatinya bersumber dari Allah SWT. Modernisme menafikan wahyu sebagai sumber ilmu pengetahuan. Ilmu menjadi rusak karena hanya disandarkan pada sarana pencarian ilmu yang sifatnya terbatas, yakni rasio dan daya inderawi.
Rasio manusia acapkali mengalami sesat fikir (fallacy) karena faktor subjektivitas yang dipengaruhi aspek psikologis atau dorongan-dorongan manusiawi lainnya yang memungkinkan proses berfikir tidak lagi obyektif. Begitu juga dengan indera manusia. Keterbatasan indera, tidak akan sanggup mencapai pemahaman yang benar dan final tentang realitas. Sebuah teori dan temuan terus direvisi dan dibantah dengan teori lain dengan tangkapan rasio dan empirik lebih mumpuni. Begitu seterusnya.
Ilmu yang rusak melahirkan kehidupan yang rusak juga. Selain keringnya jiwa, ilmu pengetahuan modern melahirkan perilaku merusak bukan hanya terhadap alam tetapi juga terhadap manusia itu sendiri. Cara pandang antroposentris dalam memanfaatkan alam berbuah kerusakan alam. Setelah manusia mengalami dampaknya, barulah muncul paradigma ekologi yang menyaratkan terjaganya keseimbangan alam. Teori tentang ras yang berkembang awal abad ke-19 melahirkan gerakan genosida terhadap ras tertentu. Perkembangan ilmu pengetahuan selanjutnya meralat obyektivitas simpulan tentang keunggulan ras tertentu.
Ilmu pengetahuan modern menuai kritik. Muncul gerakan dan pemikiran yang mempersoalkan upaya generalisasi oleh ilmu modern yang kenyataannya selalu tidak sempurna menjelaskan sebuah realita. Bahkan, dibalik slogan obyektifnya, subyektivitas ilmuwan banyak mewarnai ilmu pengetahuan tersebut. Dalam kajian antropologi-sosiologi, misalnya, teori-teori perkembangan masyarakat pada awal abad ke 19 pekat diwarnai westernisme yang menempatkan Barat sebagai tolak ukur ideal masyarakat digunakan dalam menilai masyarakat lainnya.
Pemikiran kritis yang dinamakan posmodernisme ini menganggap sulit sekali, bahkan mustahil, menemukan ilmu pengetahuan yang benar, universal dan tetap. Karena bersandar pada rasio dan indera yang terbatas, kebenaran (ilmu) dinilai relatif dan hanya berfungsi lokalik di mana kebenaran itu disepakati. Jika modernisme masih mengakui adanya kemungkinan memperoleh ilmu pengetahuan yang kebenarannya universal, maka posmodernisme menolak bentuk-bentuk generalisasi ilmu dan nilai kebenaran. Kebenaran dan kebatilan sama-sama dipandang relatif. Mustahil meyakini kebenaran yang universal, ajeg dan tetap.
Konsep Islam tentang ilmu berbeda dengan ilmu yang lahir dari rahim modernisme maupun posmodernisme. Islam mengakui adanya kebenaran mutlak yang bersumber dari agama. Ibnu Taimiyyah rahimumahullaah (1263-1330), menjelaskan bahwa ilmu tidak hanya diperoleh melalui penelitian ilmiah (al bahs al muhaqqaq), tetapi juga melalui wahyu (an naql al mushaddaq). Hal penting lainnya, menurut Ibn Taimiyah, ilmu haruslah mendatangkan kebenaran yang melahirkan keyakinan, bukan keraguan. Bangunan ilmu (epistemologi) dalam Islam berbeda dengan modernisme yang tidak mengakui dalil naqli (wahyu), juga berbeda dengan posmodernisme yang tidak melahirkan keyakinan. Dengan kata lain, Islam menilai modernisme merusak ilmu sementara posmodernisme menghancurkan ilmu.
Sumber : eramuslim.com
Baca juga Artikel Dunia Islam Menarik lainnya Disini
Label:
Baru,
Dakwah Pemikiran Islam,
Dunia luar,
Ilmu dunia dan akhirat,
Info Baru,
Inspirasi,
Inspiratif,
Kisah Nyata,
Motto hidup sukses,
News,
Pedoman Hidup,
Petunjuk
Jumat, 02 Agustus 2013
Malam Lailatul Qadar
Membidik Malam Lailatul Qadar, Inilah Tanda Tandanya
Malam Lailatul Qadar, keutamaannya sangat besar, karena malam ini menyaksikan turunnya Al Qur-an Al Karim, yang membimbing orang-orang yang berpegang dengannya ke jalan kemuliaan dan mengangkat ke derajat yang mulia dan abadi. Umat Islam yang mengikuti sunnah Rasulnya tidak memasang tanda-tanda tertentu dan tidak pula menacapkan anak-anak panah untuk memperingati malam ini, akan tetapi mereka berlomba-lomba untuk bangun di malam harinya dengan penuh iman dan mengharap pahala dari Allah.
Inilah wahai saudaraku muslim, ayat-ayat Qur-aniyah dan hadits-hadits Nabawiyah yang shahih menjelaskan tentang malam tersebut.
1. Keutamaan malam Lailatul Qadar
Cukuplah untuk mengetahui tingginya kedudukan Lailatul Qadar dengan mengetahui bahwasanya malam itu lebih baik dari seribu bulan, Allah berfirman:
“Sesungguhnya Kami menurunkan Al Qur’an pada malam Lailatul Qadar, tahukah engkau apakah malam Lailatul Qadar itu? Malam Lailatul Qadar itu lebih baik dari seribu bulan, Pada malam itu turunlah malaikat-malaikat dan Jibril dengan izin Rabb mereka (untuk membawa) segala urusan, Selamatlah malam itu hingga terbit fajar.” (Al Qadar : 1-5)
Dan pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah:
“Sesungguhnya Kami menurunkan pada suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan. Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah, (yaitu) urusan yang besar dari sisi Kami. Sesungguhnya Kami adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (Ad Dukhan : 3 – 6)
2. Waktu turunnya Lailatul Qadar
Diriwayatkan dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bahwa malam tersebut terjadi pada tanggal malam 21, 23, 25, 27, 29 dan akhir malam bulan Ramadhan. (Pendapat-pendapat yang ada dalam masalah ini berbeda-beda, Imam Iraqi telah mengaran suatu risalah khusus diberi judul Syarh Shadr bi Dzikri Lailatul Qadar, membawakan perkataan para ulama dalam masalah ini)
Imam Syafi’i berkata, “Menurut pemahamanku, wallahu a’lam, Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab sesuai yang ditanyakan, ketika ditanyakan kepada beliau, ‘Apakah kami mencarinya di malam ini?’ Beliau menjawab, ‘Carilah di malam tersebut.’”
Pendapat yang paling kuat, terjadinya malam Lailatul Qadar itu pada malam terakhir bulan Ramadhan berdasarkan hadits ‘Aisyah Radhiyallahu ‘anha, beliau berkata bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam beri’tikaf di sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan dan beliau bersabda:
“Carilah malam Lailatul Qadar di (malam ganjil) pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan.” (Bukhari (4/225) dan Muslim (1169))
Jika seseorang merasa lemah atau tidak mampu, janganlah sampai terluput dari tujuh hari terakhir, karena riwayat dari Ibnu Umar, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Carilah di sepuluh hari terakhir, jika tidak mampu maka janganlah sampai terluput tujuh hari sisanya.” (HR. Bukhari (4/221) dan Muslim (1165))
“Aku melihat mimpi kalian telah terjadi, barangsiapa yang mencarinya carilah pada tujuh nari terakhir.”
Telah diketahui dalam sunnah, pemberitahuan ini ada karena perdebatan para shahabat. Dari Ubadah bin Shamit Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasalam keluar pada malam Lailatul Qadar, ada dua orang sahabat berdabat, beliau bersabda:
“Aku keluar untuk mengkhabarkan kepada kalian tentang malam Lailatul Qadar, tapi ada dua orang berdebat hingga tidak bisa lagi diketahui kapannya, mungkin ini lebih baik bagi kalian, carilah di malam 29, 27, 25 (dan dalam riwayat lain, tujuh, sembilan dan lima).” (HR. Bukhari (4/232))
Telah banyak hadits yang mengisyaratkan bahwa amalan Lailatul Qadar itu pada sepuluh hari terakhir, yang lainnya menegaskan dimalam ganjil sepuluh hari terakhir. Hadits yang pertama sifatnya umum, sedang hadits keuda adalah khusus, maka riwayat yang khusus lebih diutamakan daripada yang umum. Dan telah banyak hadits yang lebih menerangkan bahwa malam Lailatul Qadar itu ada pada tujuh hari terakhir bulan Ramadhan, tetapi ini dibatasi kalau tidak mampu dan lemah, tidak ada masalah, dengan ini cocoklah hadits-hadits tersebut tidak saling bertentangan, bahkan bersatu tidak terpisah.
Kesimpulannya, jika seorang muslim mencari malam Lailatul Qadar carilah pada malam ganjil sepuluh hari terakhir, 21, 23, 25, 27 dan 29. Kalau lemah dan tidak mampu mencari pada sepuluh hari terakhir, maka carilah pada malam ganjil tujuh hari terakhir yaitu 25, 27 dan 29. Wallahu a’lam.
3. Bagaimana mencari malam Lailatul Qadar
Sesungguhnya malam yang diberkahi ini barangsiapa yang diharamkan untuk mendapatkannya, maka sungguh telah diharamkan seluruh kebaikan (baginya). Dan tidaklah diharamkan kebaikan itu melainkan (bagi) orang yang diharamkan (untuk mendapatkannya). Oleh karena itu dianjurkan bagi muslimin (agar) bersemangat dalam berbuat ketaatan kepada Allah untuk menghidupkan malam Lailatul Qadar dengan penuh keimanan dan pengharapan pahala-Nya yang besar, jika (telah) berbuat demikian (maka) akan diampuni Allah dosa-dosanya yang telah lalu.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Barangsiapa berdiri (shalat) pada malam Lailatul Qadar dengan penuh keimanan dan mengharap pahala dari Allah, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari (4/217) dan Muslim (759))
Disunnahkan untuk memperbanyak do’a pada malam tersebut. Telah diriwayatkan dari Sayyidah ‘Aisyah Radhiyallahu ‘anha bahwa dia bertanya, “Ya Rasulullah, apa pendapatmu jika aku tahu kapan malam Lailatul Qadar (terjadi), apa yang harus aku ucapkan?” Beliau menjawab”
“Ucapkanlah, Ya Allah Engkau Maha Pengampun dan Mencintai orang yang meminta ampunan, maka ampunilah aku.(Allahumma Innaka ‘Affuwun Tuhibul ‘Afwa Fa’fu anna)” (HR. Tirmidzi (3760), Ibnu Majah (3850) dari ‘Aisyah, sanadnya shahih)
Saudaraku -semoga Allah memberkahimu dan memberi taufiq kepadamu untuk mentaati-Nya- engkau telah mengetahui bagaimana keadaan Lailatul Qadar (dan keutamaannya) maka bangunlah (untuk menegakkan shalat) pada sepuluh malam terakhir, menghidupkannya dengan ibadah dan menjauhi wanita, perintahkan kepada istrimu dan keluargamu utu ktu, perbanyaklah perbuatan ketaatan.
Dari ‘Aisyah Radhiyallahu ‘anha:
“Adalah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam apabila masuk pada sepuluh hari (terakhir bulan Ramadhan), beliau mengencangkan kainnya menghidupkan malamnya dan membangunkan keluarganya.” (HR. Bukhari (4/233) dan Muslim (1174))
Juga dari ‘Aisyah, dia berkata:
“Adalah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersungguh-sungguh (beribadah apabila telah masuk) malam kesepuluh (terakhir) yang tidak pernah beliau lakukan pada malam-malam lainnya.” (Muslim (1174))
4. Tanda-tanda malam Lailatul Qadar
Ketahuilah hamba yang taat -mudah-mudahan Allah menguatkanmu dengan ruh dari-Nya dan membantu dengan pertolongan-Nya- sesungguhnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam menggambarkan paginya malam Lailatul Qadar agar seorang muslim mengetahuinya.
Dari ‘Ubai Radhiyallahu ‘anhu ia berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Pagi hari malam Lailatul Qadar, matahari terbit tidak menyilaukan, seperti bejana hingga meninggi.” (Muslim (762))
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu ia berkata, kami menyebutkan malam Lailatul Qadar di sisi Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam, dan beliau bersabda:
“Siapa di antara kalian yang ingat ketika terbit bulan seperti syiqi jafnah.” (Muslim (1170 /Perkataan, syiqi jafnah, syiq artinya setengah, jafnah artinya bejana. Al Qadhi ‘Iyadh berkata, “Dalam hadits ini ada isyarat bahwa malam Lailatul Qadar hanya terjadi di akhir bulan, karena bulan tidak akan seperti demikian ketika terbit kecuali di akhir-akhir bulan.”)
Dan dari Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“(Malam) Lailatul Qadar adalah malam yang indah, cerah, tidak panas dan tidak juga dingin, (dan) keesokan harinya cahaya sinar mataharinya melemah kemerah- merahan.” (Thayalisi (394), Ibnu Khuzaimah (3/231), Bazzar (1/486), sanadnya hasan)
Semoga Artikel kami tentang Malam Lailatul Qadar yang kami samapikan bermanfa'at bagi semua.
sumber : Ikhtisar Shifat Shaum Nabi SAW Fi Ramadhan
Oleh : Syaikh Salim bin ‘Id Al-Hilaaly dan Syaikh Ali Hasan Ali Abdul Hamid
http://www.eramuslim.com/editorial/membidik-malam-lailatul-qadar.htm#.UfwkB1LDXjY
Malam Lailatul Qadar, keutamaannya sangat besar, karena malam ini menyaksikan turunnya Al Qur-an Al Karim, yang membimbing orang-orang yang berpegang dengannya ke jalan kemuliaan dan mengangkat ke derajat yang mulia dan abadi. Umat Islam yang mengikuti sunnah Rasulnya tidak memasang tanda-tanda tertentu dan tidak pula menacapkan anak-anak panah untuk memperingati malam ini, akan tetapi mereka berlomba-lomba untuk bangun di malam harinya dengan penuh iman dan mengharap pahala dari Allah.
Inilah wahai saudaraku muslim, ayat-ayat Qur-aniyah dan hadits-hadits Nabawiyah yang shahih menjelaskan tentang malam tersebut.
1. Keutamaan malam Lailatul Qadar
Cukuplah untuk mengetahui tingginya kedudukan Lailatul Qadar dengan mengetahui bahwasanya malam itu lebih baik dari seribu bulan, Allah berfirman:
“Sesungguhnya Kami menurunkan Al Qur’an pada malam Lailatul Qadar, tahukah engkau apakah malam Lailatul Qadar itu? Malam Lailatul Qadar itu lebih baik dari seribu bulan, Pada malam itu turunlah malaikat-malaikat dan Jibril dengan izin Rabb mereka (untuk membawa) segala urusan, Selamatlah malam itu hingga terbit fajar.” (Al Qadar : 1-5)
Dan pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah:
“Sesungguhnya Kami menurunkan pada suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan. Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah, (yaitu) urusan yang besar dari sisi Kami. Sesungguhnya Kami adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (Ad Dukhan : 3 – 6)
2. Waktu turunnya Lailatul Qadar
Diriwayatkan dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bahwa malam tersebut terjadi pada tanggal malam 21, 23, 25, 27, 29 dan akhir malam bulan Ramadhan. (Pendapat-pendapat yang ada dalam masalah ini berbeda-beda, Imam Iraqi telah mengaran suatu risalah khusus diberi judul Syarh Shadr bi Dzikri Lailatul Qadar, membawakan perkataan para ulama dalam masalah ini)
Imam Syafi’i berkata, “Menurut pemahamanku, wallahu a’lam, Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab sesuai yang ditanyakan, ketika ditanyakan kepada beliau, ‘Apakah kami mencarinya di malam ini?’ Beliau menjawab, ‘Carilah di malam tersebut.’”
Pendapat yang paling kuat, terjadinya malam Lailatul Qadar itu pada malam terakhir bulan Ramadhan berdasarkan hadits ‘Aisyah Radhiyallahu ‘anha, beliau berkata bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam beri’tikaf di sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan dan beliau bersabda:
“Carilah malam Lailatul Qadar di (malam ganjil) pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan.” (Bukhari (4/225) dan Muslim (1169))
Jika seseorang merasa lemah atau tidak mampu, janganlah sampai terluput dari tujuh hari terakhir, karena riwayat dari Ibnu Umar, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Carilah di sepuluh hari terakhir, jika tidak mampu maka janganlah sampai terluput tujuh hari sisanya.” (HR. Bukhari (4/221) dan Muslim (1165))
“Aku melihat mimpi kalian telah terjadi, barangsiapa yang mencarinya carilah pada tujuh nari terakhir.”
Telah diketahui dalam sunnah, pemberitahuan ini ada karena perdebatan para shahabat. Dari Ubadah bin Shamit Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasalam keluar pada malam Lailatul Qadar, ada dua orang sahabat berdabat, beliau bersabda:
“Aku keluar untuk mengkhabarkan kepada kalian tentang malam Lailatul Qadar, tapi ada dua orang berdebat hingga tidak bisa lagi diketahui kapannya, mungkin ini lebih baik bagi kalian, carilah di malam 29, 27, 25 (dan dalam riwayat lain, tujuh, sembilan dan lima).” (HR. Bukhari (4/232))
Telah banyak hadits yang mengisyaratkan bahwa amalan Lailatul Qadar itu pada sepuluh hari terakhir, yang lainnya menegaskan dimalam ganjil sepuluh hari terakhir. Hadits yang pertama sifatnya umum, sedang hadits keuda adalah khusus, maka riwayat yang khusus lebih diutamakan daripada yang umum. Dan telah banyak hadits yang lebih menerangkan bahwa malam Lailatul Qadar itu ada pada tujuh hari terakhir bulan Ramadhan, tetapi ini dibatasi kalau tidak mampu dan lemah, tidak ada masalah, dengan ini cocoklah hadits-hadits tersebut tidak saling bertentangan, bahkan bersatu tidak terpisah.
Kesimpulannya, jika seorang muslim mencari malam Lailatul Qadar carilah pada malam ganjil sepuluh hari terakhir, 21, 23, 25, 27 dan 29. Kalau lemah dan tidak mampu mencari pada sepuluh hari terakhir, maka carilah pada malam ganjil tujuh hari terakhir yaitu 25, 27 dan 29. Wallahu a’lam.
3. Bagaimana mencari malam Lailatul Qadar
Sesungguhnya malam yang diberkahi ini barangsiapa yang diharamkan untuk mendapatkannya, maka sungguh telah diharamkan seluruh kebaikan (baginya). Dan tidaklah diharamkan kebaikan itu melainkan (bagi) orang yang diharamkan (untuk mendapatkannya). Oleh karena itu dianjurkan bagi muslimin (agar) bersemangat dalam berbuat ketaatan kepada Allah untuk menghidupkan malam Lailatul Qadar dengan penuh keimanan dan pengharapan pahala-Nya yang besar, jika (telah) berbuat demikian (maka) akan diampuni Allah dosa-dosanya yang telah lalu.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Barangsiapa berdiri (shalat) pada malam Lailatul Qadar dengan penuh keimanan dan mengharap pahala dari Allah, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari (4/217) dan Muslim (759))
Disunnahkan untuk memperbanyak do’a pada malam tersebut. Telah diriwayatkan dari Sayyidah ‘Aisyah Radhiyallahu ‘anha bahwa dia bertanya, “Ya Rasulullah, apa pendapatmu jika aku tahu kapan malam Lailatul Qadar (terjadi), apa yang harus aku ucapkan?” Beliau menjawab”
“Ucapkanlah, Ya Allah Engkau Maha Pengampun dan Mencintai orang yang meminta ampunan, maka ampunilah aku.(Allahumma Innaka ‘Affuwun Tuhibul ‘Afwa Fa’fu anna)” (HR. Tirmidzi (3760), Ibnu Majah (3850) dari ‘Aisyah, sanadnya shahih)
Saudaraku -semoga Allah memberkahimu dan memberi taufiq kepadamu untuk mentaati-Nya- engkau telah mengetahui bagaimana keadaan Lailatul Qadar (dan keutamaannya) maka bangunlah (untuk menegakkan shalat) pada sepuluh malam terakhir, menghidupkannya dengan ibadah dan menjauhi wanita, perintahkan kepada istrimu dan keluargamu utu ktu, perbanyaklah perbuatan ketaatan.
Dari ‘Aisyah Radhiyallahu ‘anha:
“Adalah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam apabila masuk pada sepuluh hari (terakhir bulan Ramadhan), beliau mengencangkan kainnya menghidupkan malamnya dan membangunkan keluarganya.” (HR. Bukhari (4/233) dan Muslim (1174))
Juga dari ‘Aisyah, dia berkata:
“Adalah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersungguh-sungguh (beribadah apabila telah masuk) malam kesepuluh (terakhir) yang tidak pernah beliau lakukan pada malam-malam lainnya.” (Muslim (1174))
4. Tanda-tanda malam Lailatul Qadar
Ketahuilah hamba yang taat -mudah-mudahan Allah menguatkanmu dengan ruh dari-Nya dan membantu dengan pertolongan-Nya- sesungguhnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam menggambarkan paginya malam Lailatul Qadar agar seorang muslim mengetahuinya.
Dari ‘Ubai Radhiyallahu ‘anhu ia berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Pagi hari malam Lailatul Qadar, matahari terbit tidak menyilaukan, seperti bejana hingga meninggi.” (Muslim (762))
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu ia berkata, kami menyebutkan malam Lailatul Qadar di sisi Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam, dan beliau bersabda:
“Siapa di antara kalian yang ingat ketika terbit bulan seperti syiqi jafnah.” (Muslim (1170 /Perkataan, syiqi jafnah, syiq artinya setengah, jafnah artinya bejana. Al Qadhi ‘Iyadh berkata, “Dalam hadits ini ada isyarat bahwa malam Lailatul Qadar hanya terjadi di akhir bulan, karena bulan tidak akan seperti demikian ketika terbit kecuali di akhir-akhir bulan.”)
Dan dari Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“(Malam) Lailatul Qadar adalah malam yang indah, cerah, tidak panas dan tidak juga dingin, (dan) keesokan harinya cahaya sinar mataharinya melemah kemerah- merahan.” (Thayalisi (394), Ibnu Khuzaimah (3/231), Bazzar (1/486), sanadnya hasan)
Semoga Artikel kami tentang Malam Lailatul Qadar yang kami samapikan bermanfa'at bagi semua.
sumber : Ikhtisar Shifat Shaum Nabi SAW Fi Ramadhan
Oleh : Syaikh Salim bin ‘Id Al-Hilaaly dan Syaikh Ali Hasan Ali Abdul Hamid
http://www.eramuslim.com/editorial/membidik-malam-lailatul-qadar.htm#.UfwkB1LDXjY
Label:
Baru,
Dakwah Pemikiran Islam,
Dunia luar,
Ilmu dunia dan akhirat,
Info Baru,
Inspirasi,
Inspiratif,
Khazanah,
Kisah Nyata,
Motivasi,
Motto hidup sukses,
News,
Pedoman Hidup,
Petunjuk
Jumat, 07 Desember 2012
Perbandingan Agama Yahudi, Kristen, dan Islam

Ketiga agama ini mempunyai beberapa kesamaan seperti percaya Adam adalah manusia pertama dan nenek moyang seluruh manusia, Ibrahim adalah seorang Nabi, dan kitab suci Taurat sebagai wahyu Allah. Meski demikian ada juga perbedaan yang beberapa di antaranya sangat mendasar.
Yahudi adalah agama tribal/kesukuan yang hanya bisa dianut oleh bangsa Yahudi. Agama ini tidak bisa disebarkan ke luar dari suku Yahudi. Oleh karena itu jumlahnya tidak berkembang. Hanya sekitar 14 juta pemeluknya di seluruh dunia. Sementara agama Kristen dan Islam karena disebarkan ke seluruh manusia dipeluk oleh milyaran pengikutnya.
Ketuhanan
Yahudi dan Islam menganggap Tuhan itu Satu. Tuhan Yahudi disebut Yahweh yang merupakan bentuk ketiga tunggal ”Dia adalah” (He who is). Ada pun Tuhan dalam Islam disebut Allah yang merupakan bentuk tunggal dan tertentu dari Ilah (Sembahan/Tuhan). Dalam Al Qur’an surat Al Ikhlas dijelaskan tentang keEsaan Tuhan:
Katakanlah: “Dia-lah Allah, Yang Maha Esa,
Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.
Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan,
dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia”. [Al Ikhlas:1-4]
Sebetulnya dalam Alkitab keEsaan Tuhan juga dijelaskan dalam 10 Perintah Tuhan yang ada di Exodus 20:
Lalu Allah mengucapkan segala firman ini:
“Akulah TUHAN, Allahmu, yang membawa engkau keluar dari tanah Mesir, dari tempat perbudakan. Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku. [Exodus 20:1-3]
Tapi meski dalam Yahudi dan juga Islam Tuhan itu adalah Satu termasuk zatNya, namun dalam agama Kristen ada doktrin Trinitas yang menyatakan bahwa Tuhan terdiri dari 3 oknum (person) yaitu Bapak, Anak, dan Roh Kudus yang diformulasikan pada abad ke 4 M oleh Saint Augustine. Dalam konsep Trinitas disebut Satu itu Tiga dan Tiga itu Satu. Trinitas/Triniti/Tritunggal terdiri dari 2 kata: Tri artinya Tiga dan Unity artinya Satu.
Berbeda dengan Al Qur’an surat Al Ikhlas yang menyatakan Tuhan tidak beranak atau diperanakkan (berbapak) di Alkitab disebut:
Allah, yaitu Bapa dari Yesus, Tuhan kita, yang terpuji sampai selama-lamanya, tahu, bahwa aku tidak berdusta” [2 Corinthian 11:31]
Terpujilah Allah, Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, Bapa yang penuh belas kasihan dan Allah sumber segala penghiburan [2 Corinthian 1:3]
Di ayat di atas jelas disebut Allah adalah Bapa dari Tuhan Yesus. Sebaliknya dalam Islam diajarkan Monoteisme yang mutlak/Tauhid bahwa Allah itu satu dan tidak punya anak atau pun sekutu:
“Dan katakanlah: “Segala puji bagi Allah Yang tidak mempunyai anak dan tidak mempunyai sekutu dalam kerajaan-Nya dan Dia bukan pula hina yang memerlukan penolong dan agungkanlah Dia dengan pengagungan yang sebesar-besarnya.” [Al Israa:111]
Maha Suci Allah dari mempunyai anak dan sekutu.
“Allah sekali-kali tidak mempunyai anak, dan sekali-kali tidak ada tuhan (yang lain) beserta-Nya, kalau ada tuhan beserta-Nya, masing-masing tuhan itu akan membawa makhluk yang diciptakannya, dan sebagian dari tuhan-tuhan itu akan mengalahkan sebagian yang lain. Maha Suci Allah dari apa yang mereka sifatkan itu,” [Al Mu’minuun]
Masalah Isa/Yesus
Kaum Yahudi tidak mengakui Yesus baik sebagai Tuhan atau pun sebagai Rasul. Bahkan mereka berusaha membunuh Yesus karena dianggap menyesatkan banyak orang.
Sebaliknya kaum Kristen menganggap Yesus adalah Tuhan:
Kasih karunia Tuhan Yesus Kristus, dan kasih Allah, dan persekutuan Roh Kudus menyertai kamu sekalian [2 Corinthian 13:14]
Islam menganggap Yesus bukan Tuhan, tapi hanya manusia biasa yang diangkat menjadi Nabi:
”Dan ketika Allah berfirman: “Hai Isa putera Maryam, adakah kamu mengatakan kepada manusia: “Jadikanlah aku dan ibuku dua orang tuhan selain Allah?.” Isa menjawab: “Maha Suci Engkau, tidaklah patut bagiku mengatakan apa yang bukan hakku. Jika aku pernah mengatakan maka tentulah Engkau mengetahui apa yang ada pada diriku dan aku tidak mengetahui apa yang ada pada diri Engkau. Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui perkara yang ghaib-ghaib.” [Al Maa’idah:116]
Menurut Islam Isa adalah Nabi yang menyeru manusia kepada Tauhid, yaitu menyembah hanya Satu Tuhan:
”Aku (Isa) tidak pernah mengatakan kepada mereka kecuali apa yang Engkau perintahkan kepadaku yaitu: “Sembahlah Allah, Tuhanku dan Tuhanmu”, dan adalah aku menjadi saksi terhadap mereka, selama aku berada di antara mereka. Maka setelah Engkau wafatkan aku, Engkau-lah yang mengawasi mereka. Dan Engkau adalah Maha Menyaksikan atas segala sesuatu.” [Al Maa’idah:117]
Masalah Orang Tua Isa/Yesus
Sebagaimana ayat-ayat Alkitab di atas, agama Kristen menganggap bahwa Yesus adalah anak Tuhan / Anak Allah.
Inilah permulaan Injil tentang Yesus Kristus, Anak Allah.[Markus 1:1]
Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya [Lukas 1:32]
Meski demikian, pada Injil Matius 1:16-18 disebut bahwa Bapak Yesus adalah Yusuf meski Yesus lahir dari Perawan Maria sebelum menikah dengan Yusuf:
Yakub memperanakkan Yusuf suami Maria, yang melahirkan Yesus yang disebut Kristus.
Jadi seluruhnya ada: empat belas keturunan dari Abraham sampai Daud, empat belas keturunan dari Daud sampai pembuangan ke Babel, dan empat belas keturunan dari pembuangan ke Babel sampai Kristus.
Kelahiran Yesus Kristus adalah seperti berikut: Pada waktu Maria, ibu-Nya, bertunangan dengan Yusuf, ternyata ia mengandung dari Roh Kudus, sebelum mereka hidup sebagai suami isteri. [Matius 1:16-18]
Silsilah Yesus akhirnya mengikuti silsilah Yusuf. Bukan Maria.
Di ayat lain dijelaskan Yesus anak Daud, anak Abraham:
Inilah silsilah Yesus Kristus, anak Daud, anak Abraham. [Matius 1:1]
Yesus Anak Manusia:
Karena Anak Manusia adalah Tuhan atas hari Sabat.” [Matius 12:8]
Menurut Islam, Yesus adalah anak Maria / Maryam. Bukan anak Tuhan atau Yusuf:
“Al Masih putera Maryam itu hanyalah seorang Rasul yang sesungguhnya telah berlalu sebelumnya beberapa rasul, dan ibunya seorang yang sangat benar, kedua-duanya biasa memakan makanan seperti manusia lainnya. Perhatikan bagaimana Kami menjelaskan kepada mereka tanda-tanda kekuasaan Kami, kemudian perhatikanlah bagaimana mereka berpaling. [Al Maa’idah:75]
Kekuasaan Allah
Di Alkitab, Genesis 32:25-28 disebutkan Yakub berkelahi melawan Allah sejak malam hingga fajar menyingsing. Karena Allah tak dapat mengalahkan Yakub, maka Allah memukul sendi pangkal paha Yakub dan berkata bahwa Yakub telah melawan Allah dan Manusia dan Yakub menang. Adakah ini artinya Allah kalah melawan Yakub?:
Lalu tinggallah Yakub seorang diri. Dan seorang laki-laki bergulat dengan dia sampai fajar menyingsing.
Ketika orang itu melihat, bahwa ia tidak dapat mengalahkannya, ia memukul sendi pangkal paha Yakub, sehingga sendi pangkal paha itu terpelecok, ketika ia bergulat dengan orang itu.
Lalu kata orang itu: “Biarkanlah aku pergi, karena fajar telah menyingsing.” Sahut Yakub: “Aku tidak akan membiarkan engkau pergi, jika engkau tidak memberkati aku.”
Bertanyalah orang itu kepadanya: “Siapakah namamu?” Sahutnya: “Yakub.”
Lalu kata orang itu: “Namamu tidak akan disebutkan lagi Yakub, tetapi Israel, sebab engkau telah bergumul melawan Allah dan manusia, dan engkau menang.” [Genesis 32:24-28]
Dalam Injil Matius diceritakan bagaimana Tuhan Yesus ditangkap, diludahi, dan dipukul oleh manusia:
27:27 Kemudian serdadu-serdadu wali negeri membawa Yesus ke gedung pengadilan, lalu memanggil seluruh pasukan berkumpul sekeliling Yesus.
28 Mereka menanggalkan pakaian-Nya dan mengenakan jubah ungu kepada-Nya.
29 Mereka menganyam sebuah mahkota duri dan menaruhnya di atas kepala-Nya, lalu memberikan Dia sebatang buluh di tangan kanan-Nya. Kemudian mereka berlutut di hadapan-Nya dan mengolok-olokkan Dia, katanya: “Salam, hai Raja orang Yahudi!”
30 Mereka meludahi-Nya dan mengambil buluh itu dan memukulkannya ke kepala-Nya.
31 Sesudah mengolok-olokkan Dia mereka menanggalkan jubah itu dari pada-Nya dan mengenakan pula pakaian-Nya kepada-Nya. Kemudian mereka membawa Dia ke luar untuk disalibkan.[Matius 27:27-31]
Dalam Islam disebut bahwa jangankan seorang Yakub. Seluruh manusia pun Allah yang Maha Kuasa dapat memusnahkan dengan mudah!
“Jika Dia menghendaki, niscaya Dia memusnahkan kamu dan mendatangkan makhluk yang baru (untuk menggantikan kamu). Yang demikian itu sekali-kali tidak sulit bagi Allah.” [Faathir:16-17]
“Dan Tuhanmu Maha Kaya lagi mempunyai rahmat. Jika Dia menghendaki niscaya Dia memusnahkan kamu dan menggantimu dengan siapa yang dikehendaki-Nya setelah kamu (musnah), sebagaimana Dia telah menjadikan kamu dari keturunan orang-orang lain. “ [Al An’aam:133]
Kemandirian Tuhan
Dalam Injil Matius diceritakan bagaimana Yesus mengeluh dengan suara nyaring: “Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?:
Kira-kira jam tiga berserulah Yesus dengan suara nyaring: “Eli, Eli, lama sabakhtani?” Artinya: Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku? [Matius 27:46]
Dalam Al Qur’an dijelaskan Allah bukanlah orang yang hina yang perlu penolong:
Dan katakanlah: “Segala puji bagi Allah Yang tidak mempunyai anak dan tidak mempunyai sekutu dalam kerajaan-Nya dan Dia bukan pula hina yang memerlukan penolong dan agungkanlah Dia dengan pengagungan yang sebesar-besarnya. “ [Al Israa’:111]
Sifat Maha Tahu Tuhan
Dalam Alkitab, Injil Markus 11:12-13 diceritakan Tuhan Yesus yang merasa lapar ternyata tidak tahu kalau pohon Ara tidak berbuah karena memang bukan musimnya:
11:12 Keesokan harinya sesudah Yesus dan kedua belas murid-Nya meninggalkan Betania, Yesus merasa lapar. 13 Dan dari jauh Ia melihat pohon ara yang sudah berdaun. Ia mendekatinya untuk melihat kalau-kalau Ia mendapat apa-apa pada pohon itu. Tetapi waktu Ia tiba di situ, Ia tidak mendapat apa-apa selain daun-daun saja, sebab memang bukan musim buah ara. [Markus 11:12-13]
Dalam Islam, disebut bahwa Allah itu Maha Tahu. Bahkan tak ada sehelai daun pun yang jatuh ke bumi tanpa diketahuiNya:
“Dan pada sisi Allah-lah kunci semua yang ghaib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji-pun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfudz)” [Al An’aam:59]
Tidurkah Tuhan?
Dalam Injil Matius 8:24 diceritakan Yesus tidur:
Sekonyong-konyong mengamuklah angin ribut di danau itu, sehingga perahu itu ditimbus gelombang, tetapi Yesus tidur. [Matius 8:24]
Menurut Islam, Tuhan Maha Kuasa. Tidak pernah mengantuk dan juga tidak pernah tidur:
“Allah, tidak ada Tuhan selain Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus makhluk-Nya; tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa’at di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.” [Al Baqarah:255]
Larangan Membuat Patung
Dalam 10 Perintah Tuhan di Exodus 20:4-5 Allah melarang manusia membuat patung apa pun:
20:4 Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apapun yang ada di langit di atas, atau yang ada di bumi di bawah, atau yang ada di dalam air di bawah bumi. 5 Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya, sebab Aku, TUHAN, Allahmu, adalah Allah yang cemburu, yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya, kepada keturunan yang ketiga dan keempat dari orang-orang yang membenci Aku [Exodus 20:4-5]
Namun saat ini ummat Kristen membuat banyak patung Yesus dan Bunda Maria yang ditaruh di berbagai tempat terutama di Gereja.
Dalam Islam dilarang membuat patung apalagi menaruhnya di tempat ibadah.
Aisyah r.a. berkata, “Ketika Nabi sakit, ada sebagian di antara istri beliau menyebut-nyebut perihal gereja yang pernah mereka lihat di negeri Habasyah yang diberi nama gereja Mariyah. Ummu Salamah dan Ummu Habibah pernah datang ke negeri Habasyah. Kemudian mereka menceritakan keindahannya dan beberapa patung yang ada di gereja itu. Setelah mendengar uraian itu, beliau mengangkat kepalanya, lalu bersabda, “Sesungguhnya mereka itu, jika ada orang yang saleh di antara mereka meninggal dunia, mereka mendirikan tempat ibadah di atas kuburnya. Lalu, mereka membuat berbagai patung di dalam tempat ibadah itu. Mereka adalah seburuk-buruk makhluk di sisi Allah pada hari kiamat.” [HR Bukhari]
Kitab Suci
Kitab Suci Yahudi meski juga dikutip sebagai Perjanjian Lama oleh kaum Kristen tetap ada beberapa perbedaan mendasar. Selain itu bahasa Kitab Suci Yahudi sebagian besar bahasa Ibrani dengan sedikit Aramaic. Sementara Perjanjian Lama Kristen dalam bahasa Yunani kuno. Ada tambahan 7 buku yang aslinya dalam bahasa Yunani di Perjanjian Lama Kristen.
Ada pun Injil yang resmi ada 4 versi yang berbeda. Masing-masing ditulis oleh Markus, Mathius, Lukas, dan Yohanes. Penulisan dilakukan sekitar tahun 70 hingga 100 Masehi sekitar 40 tahun setelah Yesus wafat (diperkirakan tahun 29 M).
Sebagai contoh Lukas menulis Injil yang ditujukan kepada seseorang yang disebut Teofilus:
1:1 Teofilus yang mulia, Banyak orang telah berusaha menyusun suatu berita tentang peristiwa-peristiwa yang telah terjadi di antara kita, 2 seperti yang disampaikan kepada kita oleh mereka, yang dari semula adalah saksi mata dan pelayan Firman. 3 Karena itu, setelah aku menyelidiki segala peristiwa itu dengan seksama dari asal mulanya, aku mengambil keputusan untuk membukukannya dengan teratur bagimu, 4 supaya engkau dapat mengetahui, bahwa segala sesuatu yang diajarkan kepadamu sungguh benar. [Lukas 1:1-4]
Lukas kadang hanya mengira-ngira seperti Yesus umurnya kira-kira 30 tahun ketika memulai pekerjaanNya serta memakai kata “Anggapan Orang”:
Ketika Yesus memulai pekerjaan-Nya, Ia berumur kira-kira tiga puluh tahun dan menurut anggapan orang, Ia adalah anak Yusuf, anak Eli, [Lukas 3:23]
Jika bahasa Yesus adalah bahasa Aramaic, bahasa Perjanjian Baru aslinya adalah bahasa Yunani.
Sebaliknya Al Qur’an hanya ada satu versi yang dihafal oleh banyak orang dan masih murni dalam bahasa Arab sesuai bahasa Nabi Muhammad. Kalau bukan dalam bahasa Arab itu tak lebih dari terjemahan saja. Bukan Al Qur’an:
“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya Al Quran pada malam kemuliaan” [Al Qadr:1]
“Kitab[ Al Quran ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa” [Al Baqarah:2]
Al Qur’an diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad. Oleh Nabi Muhammad disampaikan ke pengikutnya. Para pengikutnya ada yang menghafal, ada pula yang menulis di berbagai media (daun, tulang, kulit kambing/onta, dsb). Oleh pengikutnya Abu Bakar kemudian Al Qur’an dijadikan satu. Kemudian oleh sahabat Nabi Usman dijadikan satu buku berikut diberi tanda tulisan (panjang pendek, dsb) sehingga pengucapannya sesuai dengan aturan Bahasa Arab yang standar.
Kewajiban Sunat Bagi Pria
Dalam ajaran Yahudi dan Islam, sunat bagi pria diwajibkan. Ini sejalan dengan Alkitab:
GEN 17:10 Inilah perjanjian-Ku, yang harus kamu pegang, perjanjian antara Aku dan kamu serta keturunanmu, yaitu setiap laki-laki di antara kamu harus disunat; 11 haruslah dikerat kulit khatanmu dan itulah akan menjadi tanda perjanjian antara Aku dan kamu. 12 Anak yang berumur delapan hari haruslah disunat, yakni setiap laki-laki di antara kamu, turun-temurun: baik yang lahir di rumahmu, maupun yang dibeli dengan uang dari salah seorang asing, tetapi tidak termasuk keturunanmu.13 Orang yang lahir di rumahmu dan orang yang engkau beli dengan uang harus disunat; maka dalam dagingmulah perjanjian-Ku itu menjadi perjanjian yang kekal.
14 Dan orang yang tidak disunat, yakni laki-laki yang tidak dikerat kulit khatannya, maka orang itu harus dilenyapkan dari antara orang-orang sebangsanya: ia telah mengingkari perjanjian-Ku.” [Genesis 17:10-14]
Orang yang tidak bersunat sama dengan najis (Isaiah) karena air kencingnya tetap tersimpan di sela-sela kulit kemaluan:
IS 52:1 Terjagalah, terjagalah! Kenakanlah kekuatanmu seperti pakaian, hai Sion! Kenakanlah pakaian kehormatanmu, hai Yerusalem, kota yang kudus! Sebab tidak seorangpun yang tak bersunat atau yang najis akan masuk lagi ke dalammu.
Namun orang-orang Kristen tidak melakukan itu karena menurut Paulus dalam Perjanjian Baru hukum itu dihapuskan (Meski di Genesis 17:10 dinyatakan itu perjanjian yang kekal):
ROM 2:25 Sunat memang ada gunanya, jika engkau mentaati hukum Taurat; tetapi jika engkau melanggar hukum Taurat, maka sunatmu tidak ada lagi gunanya. 26 Jadi jika orang yang tak bersunat memperhatikan tuntutan-tuntutan hukum Taurat, tidakkah ia dianggap sama dengan orang yang telah disunat?
27 Jika demikian, maka orang yang tak bersunat, tetapi yang melakukan hukum Taurat, akan menghakimi kamu yang mempunyai hukum tertulis dan sunat, tetapi yang melanggar hukum Taurat. 28 Sebab yang disebut Yahudi bukanlah orang yang lahiriah Yahudi, dan yang disebut sunat, bukanlah sunat yang dilangsungkan secara lahiriah.
29 Tetapi orang Yahudi sejati ialah dia yang tidak nampak keyahudiannya dan sunat ialah sunat di dalam hati, secara rohani, bukan secara hurufiah. Maka pujian baginya datang bukan dari manusia, melainkan dari Allah.
3:1 Jika demikian, apakah kelebihan orang Yahudi dan apakah gunanya sunat? [Roman 2:25-29 – 3:1]
Larangan Memakan Daging Babi
Dalam ajaran Yahudi dan Islam diharamkan memakan daging babi. Ini sesuai dengan Alkitab Levi dan Deuteronomy 14:8:
LEV 11:7 Demikian juga babi hutan, karena memang berkuku belah, yaitu kukunya bersela panjang, tetapi tidak memamah biak; haram itu bagimu. 8 Daging binatang-binatang itu janganlah kamu makan dan bangkainya janganlah kamu sentuh; haram semuanya itu bagimu. [Levi 11:7-8]
Dalam Al Qur’an juga dilarang:
“Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi, dan binatang yang ketika disembelih disebut nama selain Allah” [Al Baqarah:173]
Tapi saat ini babi adalah makanan yang umum di kalangan Kristen.
Dosa Asal / Warisan
Dalam Kristen dikenal doktrin Dosa Asal / Dosa Warisan (Original Sin). Karena Adam telah berdosa memakan buah terlarang, maka semua manusia keturunannya turut berdosa. Untuk itulah Yesus turun guna menebus dosa manusia.
Dalam Exodus 20:5 dijelaskan Allah membalas kesalahan Bapa hingga kepada keturunannya:
“Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya, sebab Aku, TUHAN, Allahmu, adalah Allah yang cemburu, yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya, kepada keturunan yang ketiga dan keempat dari orang-orang yang membenci Aku” [Exodus 20:5]
Dalam Islam, setiap orang hanya memikul dosa masing-masing:
“Dan tidaklah seorang membuat dosa melainkan kemudharatannya kembali kepada dirinya sendiri; dan seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain…” [Al An’aam:164]
Fitnah atas Nabi Luth (Lot)
Dalam Alkitab, Genesis 19:30-38 diceritakan bahwa Nabi Luth (Lot) berzinah dengan kedua anak kandungnya (Incest) sehingga punya anak dari mereka:
GEN 19:30 Pergilah Lot dari Zoar dan ia menetap bersama-sama dengan kedua anaknya perempuan di pegunungan, sebab ia tidak berani tinggal di Zoar, maka diamlah ia dalam suatu gua beserta kedua anaknya.
31 Kata kakaknya kepada adiknya: “Ayah kita telah tua, dan tidak ada laki-laki di negeri ini yang dapat menghampiri kita, seperti kebiasaan seluruh bumi.32 Marilah kita beri ayah kita minum anggur, lalu kita tidur dengan dia, supaya kita menyambung keturunan dari ayah kita.”
33 Pada malam itu mereka memberi ayah mereka minum anggur, lalu masuklah yang lebih tua untuk tidur dengan ayahnya; dan ayahnya itu tidak mengetahui ketika anaknya itu tidur dan ketika ia bangun.
34 Keesokan harinya berkatalah kakaknya kepada adiknya: “Tadi malam aku telah tidur dengan ayah; baiklah malam ini juga kita beri dia minum anggur; masuklah engkau untuk tidur dengan dia, supaya kita menyambung keturunan dari ayah kita.”
35 Demikianlah juga pada malam itu mereka memberi ayah mereka minum anggur, lalu bangunlah yang lebih muda untuk tidur dengan ayahnya; dan ayahnya itu tidak mengetahui ketika anaknya itu tidur dan ketika ia bangun.
36 Lalu mengandunglah kedua anak Lot itu dari ayah mereka. 37 Yang lebih tua melahirkan seorang anak laki-laki, dan menamainya Moab; dialah bapa orang Moab yang sekarang. 38 Yang lebih mudapun melahirkan seorang anak laki-laki, dan menamainya Ben-Ami; dialah bapa bani Amon yang sekarang.” [Genesis 19:30-38]
Dalam Al Qur’an dijelaskan bahwa Luth adalah benar-benar seorang Rasul yang bersih dari perbuatan dosa seperti meminum anggur atau pun berzinah dengan putrinya sendiri:
Sesungguhnya Luth benar-benar salah seorang rasul.” [Ash Shaaffaat:133]
Di Al Qur’an dijelaskan Allah melebihkan derajad Nabi Luth di atas ummat manusia. Jadi kalau manusia biasa mayoritas tidak berzinah dengan anak kandungnya, apalagi seorang Nabi seperti Nabi Luth:
“dan Ismail, Alyasa’, Yunus dan Luth. Masing-masing Kami lebihkan derajatnya di atas umat (di masanya)” [Al An’aam:86]
Fitnah atas Daud
Dalam Alkitab 2 Samuel 11:2-17 diceritakan bahwa Daud (yang di Matius 1:1 disebut Bapak Moyang Yesus) berzinah dengan istri Uria, Batsyeba. Setelah itu Daud memerintahkan Yoab agar menempatkan Uria di baris depan pertempuran kemudian mundur meninggalkan Uria agar terbunuh oleh musuh:
2SAM 11:2 Sekali peristiwa pada waktu petang, ketika Daud bangun dari tempat pembaringannya, lalu berjalan-jalan di atas sotoh istana, tampak kepadanya dari atas sotoh itu seorang perempuan sedang mandi; perempuan itu sangat elok rupanya.
3 Lalu Daud menyuruh orang bertanya tentang perempuan itu dan orang berkata: “Itu adalah Batsyeba binti Eliam, isteri Uria orang Het itu.”
4 Sesudah itu Daud menyuruh orang mengambil dia. Perempuan itu datang kepadanya, lalu Daud tidur dengan dia. Perempuan itu baru selesai membersihkan diri dari kenajisannya. Kemudian pulanglah perempuan itu ke rumahnya.” [2 Samuel 11:2-4]
Di Alkitab 2 Samuel 13:11-14 juga diceritakan bahwa anak Daud, Amnon memperkosa adik kandungnya sendiri Tamar:
2SAM 13:11 Ketika gadis itu menghidangkannya kepadanya supaya ia makan, dipegangnyalah gadis itu dan berkata kepadanya: “Marilah tidur dengan aku, adikku.”
12 Tetapi gadis itu berkata kepadanya: “Tidak kakakku, jangan perkosa aku, sebab orang tidak berlaku seperti itu di Israel. Janganlah berbuat noda seperti itu.
13 Dan aku, ke manakah kubawa kecemaranku? Dan engkau ini, engkau akan dianggap sebagai orang yang bebal di Israel. Oleh sebab itu, berbicaralah dengan raja, sebab ia tidak akan menolak memberikan aku kepadamu.”
14 Tetapi Amnon tidak mau mendengarkan perkataannya, dan sebab ia lebih kuat dari padanya, diperkosanyalah dia, lalu tidur dengan dia.” [2 Samuel 13:11-14]
Dalam Al Qur’an fitnah atas Nabi Daud itu dibantah:
“Telah dila’nati orang-orang kafir dari Bani Israil dengan lisan Daud dan Isa putera Maryam. Yang demikian itu, disebabkan mereka durhaka dan selalu melampaui batas.” [Al Maa’idah:78]
Pelarangan Zina
Dalam menceritakan kisah perzinahan atau pelarangan zina, Alkitab menjelaskannya secara rinci:
EZEK 23:1 Datanglah firman TUHAN kepadaku:
2 “Hai anak manusia, ada dua orang perempuan, anak dari satu ibu.
3 Mereka bersundal di Mesir, mereka bersundal pada masa mudanya; di sana susunya dijamah-jamah dan dada keperawanannya dipegang-pegang.
4 Nama yang tertua ialah Ohola dan nama adiknya ialah Oholiba. Mereka Aku punya dan mereka melahirkan anak-anak lelaki dan perempuan. Mengenai nama-nama mereka, Ohola ialah Samaria dan Oholiba ialah Yerusalem.
5 Dan Ohola berzinah, sedang ia Aku punya. Ia sangat berahi kepada kekasih-kekasihnya, kepada orang Asyur, pahlawan-pahlawan perang, 6 berpakaian kain ungu tua, bupati-bupati dan penguasa-penguasa, semuanya pemuda yang ganteng, pasukan kuda.
7 Ia melakukan persundalannya dengan mereka, semuanya orang Asyur pilihan; ia menajiskan dirinya dengan semua orang, kepada siapa ia berahi dan dengan berhala-berhalanya.
8 Ia tidak meninggalkan persundalannya yang dilakukannya sejak dari Mesir, sebab pada masa mudanya orang sudah menidurinya, dan mereka memegang-megang dada keperawanannya dan mencurahkan persundalan mereka kepadanya.
9 Oleh sebab itu Aku menyerahkan dia ke dalam tangan kekasih-kekasihnya, dalam tangan orang Asyur, kepada siapa ia berahi.
10 Mereka menyingkapkan auratnya, anak-anaknya lelaki dan perempuan ditangkap dan ia sendiri dibunuh dengan pedang. Dengan demikian namanya dipercakapkan di antara kaum perempuan sebab hukuman telah dijatuhkan atasnya.
11 Walaupun hal itu dilihat oleh adiknya, Oholiba, ia lebih berahi lagi dan persundalannya melebihi lagi dari kakaknya. 12 Ia berahi kepada orang Asyur, kepada bupati-bupati dan penguasa-penguasan kepada pahlawan-pahlawan perang yang pakaiannya sangat sempurna, kepada pasukan kuda, semuanya pemuda yang ganteng.
13 Aku melihat bahwa ia menajiskan diri; kelakuan mereka berdua adalah sama.
14 Bahkan, ia menambah persundalannya lagi: ia melihat laki-laki yang terukir pada dinding, gambar orang-orang Kasdim, diukir dalam warna linggam, 15 pinggangnya diikat dengan ikat pinggang, kepalanya memakai serban yang berjuntai, semuanya kelihatan seperti perwira, yang menyerupai orang Babel dari Kasdim, tanah kelahiran mereka.
16 Segera sesudah kelihatan oleh matanya ia berahi kepada mereka dan mengirim suruhan kepada mereka ke tanah Kasdim.
17 Maka orang Babel datang kepadanya menikmati tempat tidur percintaan dan menajiskan dia dengan persundalan mereka; sesudah ia menjadi najis oleh mereka, ia meronta dari mereka.
18 Oleh karena ia melakukan persundalannya dengan terang-terangan dan memperlihatkan sendiri auratnya, maka Aku menjauhkan diri karena jijik dari padanya, seperti Aku menjauhkan diri dari adiknya.
19 Ia melakukan lebih banyak lagi persundalannya sambil teringat kepada masa mudanya, waktu ia bersundal di tanah Mesir. 20 Ia berahi kepada kawan-kawannya bersundal, yang auratnya seperti aurat keledai dan zakarnya seperti zakar kuda.
21 Engkau menginginkan kemesuman masa mudamu, waktu orang Mesir memegang-megang dadamu dan menjamah-jamah susu kegadisanmu. [Ezekiel 23:1-21]
Dalam Kidung Agung (Song) gairah seks digambarkan sebagai berikut:
SONG 7:2 Pusarmu seperti cawan yang bulat, yang tak kekurangan anggur campur. Perutmu timbunan gandum, berpagar bunga-bunga bakung.
3 Seperti dua anak rusa buah dadamu, seperti anak kembar kijang. 4 Lehermu bagaikan menara gading, matamu bagaikan telaga di Hesybon, dekat pintu gerbang Batrabim; hidungmu seperti menara di gunung Libanon, yang menghadap ke kota Damsyik.
5 Kepalamu seperti bukit Karmel, rambut kepalamu merah lembayung; seorang raja tertawan dalam kepang-kepangnya. 6 Betapa cantik, betapa jelita engkau, hai tercinta di antara segala yang disenangi.
7 Sosok tubuhmu seumpama pohon korma dan buah dadamu gugusannya. 8 Kataku: “Aku ingin memanjat pohon korma itu dan memegang gugusan-gugusannya Kiranya buah dadamu seperti gugusan anggur dan nafas hidungmu seperti buah apel.” [Kidung Agung 7:2-8]
Dalam Islam larangan zina dinyatakan secara singkat dengan tidak menimbulkan birahi bagi pembacanya sehingga mereka tidak berkeinginan untuk bersetubuh dengan istrinya, berzina dengan pacarnya, atau melakukan onani:
“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.” [Al Israa’:32]
Bahkan izin bersetubuh di malam bulan puasa pun disampaikan dengan cara yang tidak vulgar:
“Dihalalkan bagi kamu pada malam hari bulan puasa bercampur dengan isteri-isteri kamu; mereka adalah pakaian bagimu, dan kamupun adalah pakaian bagi mereka.” [Al Baqarah:187]
Hukum Qishash
Dalam Perjanjian Lama, Exodus 21:11-22:19 dijelaskan tentang Hukum Qishash yaitu hukuman mati untuk pembunuh, mata ganti mata, gigi ganti gigi:
“Siapa yang memukul seseorang, sehingga mati, pastilah ia dihukum mati.” [Exodus 21:12]
EX 21:24 mata ganti mata, gigi ganti gigi, tangan ganti tangan, kaki ganti kaki, 25 lecur ganti lecur, luka ganti luka, bengkak ganti bengkak.” [Exodus 21:24-25]
Namun pada Perjanjian Baru hukum itu dihapuskan dan orang Kristen tidak mengikuti aturan itu lagi.
Dalam Al Qur’an hukum Qishash kembali ditegakkan:
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu qishaash berkenaan dengan orang-orang yang dibunuh; orang merdeka dengan orang merdeka, hamba dengan hamba, dan wanita dengan wanita…” [Al Baqarah:178]
Hukum Qishash diberlakukan agar orang berpikir panjang sebelum membunuh orang lain. Seandainya dia membunuh orang, maka dia dihukum mati sehingga tidak bisa membunuh lagi. Dengan cara itu dunia jadi lebih aman bagi orang-orang yang tidak berdosa (bukan pembunuh):
“Dan dalam qishaash itu ada (jaminan kelangsungan) hidup bagimu, hai orang-orang yang berakal, supaya kamu bertakwa.” [Al Baqarah:179]
Ular atau Iblis yang Menipu Adam dan Hawa?
Dalam Alkitab Genesis 3:1-19 diceritakan bahwa Ular adalah binatang paling cerdik yang bisa bicara sehingga bisa menipu manusia: Adam dan Hawa:
GEN 3:1 Adapun ular ialah yang paling cerdik dari segala binatang di darat yang dijadikan oleh TUHAN Allah. Ular itu berkata kepada perempuan itu: “Tentulah Allah berfirman: Semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan buahnya, bukan?”
2 Lalu sahut perempuan itu kepada ular itu: “Buah pohon-pohonan dalam taman ini boleh kami makan, 3 tetapi tentang buah pohon yang ada di tengah-tengah taman, Allah berfirman: Jangan kamu makan ataupun raba buah itu, nanti kamu mati.”
4 Tetapi ular itu berkata kepada perempuan itu: “Sekali-kali kamu tidak akan mati, 5 tetapi Allah mengetahui, bahwa pada waktu kamu memakannya matamu akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat.”
6 Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian. Lalu ia mengambil dari buahnya dan dimakannya dan diberikannya juga kepada suaminya yang bersama-sama dengan dia, dan suaminyapun memakannya.” [Genesis 3:1-6]
GEN 3:13 Kemudian berfirmanlah TUHAN Allah kepada perempuan itu: “Apakah yang telah kauperbuat ini?” Jawab perempuan itu: “Ular itu yang memperdayakan aku, maka kumakan.”
14 Lalu berfirmanlah TUHAN Allah kepada ular itu: “Karena engkau berbuat demikian, terkutuklah engkau di antara segala ternak dan di antara segala binatang hutan; dengan perutmulah engkau akan menjalar dan debu tanahlah akan kaumakan seumur hidupmu.” [Genesis 3:13-14]
Dalam Al Qur’an dijelaskan bahwa yang menggoda Adam dan Hawa adalah Setan/Iblis:
Lalu keduanya digelincirkan oleh syaitan dari surga itu] dan dikeluarkan dari keadaan semula dan Kami berfirman: “Turunlah kamu! sebagian kamu menjadi musuh bagi yang lain, dan bagi kamu ada tempat kediaman di bumi, dan kesenangan hidup sampai waktu yang ditentukan.”[Al Baqarah:36]
Jika dalam ajaran Kristen Adam dan Hawa tetap berdosa dan dosanya diturunkan kepada manusia sebagai Dosa Asal / Dosa Warisan (Original Sin), dalam Islam disebut setelah Adam dan Hawa minta ampun dan bertobat, Allah segera mengampuni mereka dan tidak ada dosa warisan yang diturunkan kepada anak cucu mereka:
“Kemudian Adam menerima beberapa kalimat dari Tuhannya, maka Allah menerima taubatnya. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.” [Al Baqarah:37]
Ummat Yahudi menganggap mereka adalah bangsa pilihan. Ummat Kristen beranggapan tidak ada keselamatan bagi orang yang tidak mengakui Yesus sebagai Tuhan sehingga mereka mengirimkan banyak misionaris/penginjil untuk “menggarami” / mengkristenkan penduduk dunia. Islam sendiri menyatakan hanya Islam agama yang diridhai Allah:
“Sesungguhnya agama yang diridhai disisi Allah hanyalah Islam.” [Ali ‘Imran:19]
“Barangsiapa mencari agama selain Islam, maka sekali-kali tidak akan diterima agama itu, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.” [Ali ‘Imran:85]
Itulah beberapa perbedaan antara agama Yahudi, Kristen, dan Islam. Meski masih banyak lagi perbedaannya, namun ummat Islam dianjurkan untuk berhubungan sosial dengan baik selama mereka tidak menyerang/memusuhi ummat Islam. Meski dalam agama tak ada paksaan dalam beragama, namun ummat Islam tidak boleh mencampur-adukkan masalah aqidah/agama. Untukmu agamamu dan untukku agamaku. Demikian ajaran agama kita.
Rujukan:
Al Qur’an
Alkitab
MS Encarta
Wikipedia
Perbandingan Agama @ Senyumku Dakwahku
http://syiarislam.wordpress.com/2008/03/17/perbandingan-agama-yahudi-kristen-dan-islam/
Label:
Baru,
Dakwah Pemikiran Islam,
Dunia luar,
Ilmu dunia dan akhirat,
Info Baru,
Inspirasi,
Inspiratif,
Kisah Nyata,
Motto hidup sukses,
News,
Pedoman Hidup,
Perbandingan Agama dan Aliran,
Petunjuk
Rabu, 23 Mei 2012
MU'ALLIM DAN USTADZ
Biasanya dia disebut: Mu'allim & Ustadz Tahukah Anda, apakah Ustadz itu?
Pakaiannya, biasanya lusuh, tapi bersih! Tidak robek, walaupun ada yang bertambal tapi hampir tak kelihatan. Air mukanya jernih, walaupun agak pucat. Setiap hari dia pergi ke madrasahnya. Berjalan kaki beberapa kilometer, paling banter bersepeda melalui jalan kampung yang penuh lubang berbatu-batu.¾ hari dia berdiri di hadapan kelas atau bermain dengan "anak-anak" nya.
Sekali-kali ia turut melompat berlari-lari. Anak-anaknya memanggilnya: "Bapak".
Di ikutinya pertumbuhan muridnya, meningkat dari kelas ke kelas. Sampai mereka tamat belajar, masuk masyarakat. Diiringinya dengan do'a supaya mereka "Menjadi orang yang bertaqwa kepada Tuhan, berguna bagi masyarakat & Negara", dan supaya "Mereka akan menjadi lebih pintar dari gurunya sendiri". Dia tetap tinggal, menunggu "Pos-nya" : MENERUSKAN PENDIDIKAN MEREKA YANG BELUM SELESAI DAN MENGGANTIKAN YANG TELAH PERGI.
Malam jum'at (Petang Kamis) ia bertabligh, menghadapi orang dewasa & ½ tua.
Fasih lidahnya membawakan ayat & hadits. Terkadang terdengar peringatan & kabar ancaman dari mulutnya. Kemudian, dibuainya hadirin dengan berita gembira & harapan baik.
Selama ia di muka kelas, ia gembira dan memancarkan kegembiraan kepada kehidupan di sekelilingnya. Selama ia di atas mimbar tangis & gelak umat ada di tangannya. Di ayunkannya silih berganti, menurut saat & waktu yang dipilihnya sendiri.
Tetapi setiap dzhuhur, setelah murid yang penghabisan meninggalkan kelas, kecut hatinya menuju pulang. Setiap kali ia turun mimbar, ngilu kakinya menginjak tanah. Ingat akan dapur yang tak berasap. Sebentar ia menggigit bibir menelan ingatan yang datang melintas.
Dan besok ia kembali ke hadapan kelas, tempat ia melipur hati, menenggelamkan diri dalam kewajiban. Ia kembali menaiki mimbar mencari kekuatan baru dari kata anjuran & pesanannya sendiri, yang dibawanya untuk orang lain.
Ada satu hal yang sukar terlihat di air mukanya : Kesusahan dirinya sendiri. Ada sesuatu yang pantang terdengar dari bibirnya : Keluh-kesah. Orang pun tak begitu pula memperhatikan soal-soal yang demikian itu.
Orang menganggap satu & lainnya adalah sudah semestinya begitu. Bukankah dia bekerja "Lillahi Ta'ala", mengharapkan "keridhoan Ilahi".
Masyarakat menggaji mereka dengan ucapan : "Karena Allah". Bilamana ia meminta perhatian masyarakat bagi usaha menyuburkan madrasahnya, seringkali ia mendapat advis yang banyak, perkataan yang baik-baik.
Saudaraku,
Kenapa masyarakat begitu kejam, untuk pahlawan yang tak dikenal semacam ini yang masih puluhan ribu bertebaran di tengah-tengah umat kita. Padahal mereka tempat orang bertanya, tempat memulangkan berbagai soal. Soal agama & soal Dunia dan tempat si kecil menumpahkan kepercayaan?
Saudaraku,
Saudara berdosa membiarkan para pahlawan ini hanyut dalam perjuangan hidup !!
Pakaiannya, biasanya lusuh, tapi bersih! Tidak robek, walaupun ada yang bertambal tapi hampir tak kelihatan. Air mukanya jernih, walaupun agak pucat. Setiap hari dia pergi ke madrasahnya. Berjalan kaki beberapa kilometer, paling banter bersepeda melalui jalan kampung yang penuh lubang berbatu-batu.¾ hari dia berdiri di hadapan kelas atau bermain dengan "anak-anak" nya.
Sekali-kali ia turut melompat berlari-lari. Anak-anaknya memanggilnya: "Bapak".
Di ikutinya pertumbuhan muridnya, meningkat dari kelas ke kelas. Sampai mereka tamat belajar, masuk masyarakat. Diiringinya dengan do'a supaya mereka "Menjadi orang yang bertaqwa kepada Tuhan, berguna bagi masyarakat & Negara", dan supaya "Mereka akan menjadi lebih pintar dari gurunya sendiri". Dia tetap tinggal, menunggu "Pos-nya" : MENERUSKAN PENDIDIKAN MEREKA YANG BELUM SELESAI DAN MENGGANTIKAN YANG TELAH PERGI.
Malam jum'at (Petang Kamis) ia bertabligh, menghadapi orang dewasa & ½ tua.
Fasih lidahnya membawakan ayat & hadits. Terkadang terdengar peringatan & kabar ancaman dari mulutnya. Kemudian, dibuainya hadirin dengan berita gembira & harapan baik.
Selama ia di muka kelas, ia gembira dan memancarkan kegembiraan kepada kehidupan di sekelilingnya. Selama ia di atas mimbar tangis & gelak umat ada di tangannya. Di ayunkannya silih berganti, menurut saat & waktu yang dipilihnya sendiri.
Tetapi setiap dzhuhur, setelah murid yang penghabisan meninggalkan kelas, kecut hatinya menuju pulang. Setiap kali ia turun mimbar, ngilu kakinya menginjak tanah. Ingat akan dapur yang tak berasap. Sebentar ia menggigit bibir menelan ingatan yang datang melintas.
Dan besok ia kembali ke hadapan kelas, tempat ia melipur hati, menenggelamkan diri dalam kewajiban. Ia kembali menaiki mimbar mencari kekuatan baru dari kata anjuran & pesanannya sendiri, yang dibawanya untuk orang lain.
Ada satu hal yang sukar terlihat di air mukanya : Kesusahan dirinya sendiri. Ada sesuatu yang pantang terdengar dari bibirnya : Keluh-kesah. Orang pun tak begitu pula memperhatikan soal-soal yang demikian itu.
Orang menganggap satu & lainnya adalah sudah semestinya begitu. Bukankah dia bekerja "Lillahi Ta'ala", mengharapkan "keridhoan Ilahi".
Masyarakat menggaji mereka dengan ucapan : "Karena Allah". Bilamana ia meminta perhatian masyarakat bagi usaha menyuburkan madrasahnya, seringkali ia mendapat advis yang banyak, perkataan yang baik-baik.
Saudaraku,
Kenapa masyarakat begitu kejam, untuk pahlawan yang tak dikenal semacam ini yang masih puluhan ribu bertebaran di tengah-tengah umat kita. Padahal mereka tempat orang bertanya, tempat memulangkan berbagai soal. Soal agama & soal Dunia dan tempat si kecil menumpahkan kepercayaan?
Saudaraku,
Saudara berdosa membiarkan para pahlawan ini hanyut dalam perjuangan hidup !!
Label:
Baru,
Dakwah Pemikiran Islam,
Dunia luar,
Ilmu dunia dan akhirat,
Info Baru,
Inspirasi,
Inspiratif,
Kisah Nyata,
Motto hidup sukses,
News,
Pedoman Hidup,
Petunjuk
Senin, 07 Mei 2012
Demi Kebebasan ?
Sahabat Senyum - Kali ini saya akan sedikit membagi artikel Dakwah pemikiran islam tentang Demi Kebebasan. diskusi islam ini sebenarnya Masih ada kaitannya dengan artikel sebelumnya yang membahasa tentang Tak Bertuhan.
Masih ingat Lia Eden? Dia mendakwahkan dirinya sebagai Jibril Ruhul Kudus. Lia, yang mengaku mendapat wahyu dari Allah, pada 25 November 2007, berkirim surat kepada sejumlah pejabat negara. Kepada Ketua Mahkamah Agung RI, Bagir Manan, Lia berkirim surat yang bernada amarah. ”Akulah Malaikat Jibril sendiri yang akan mencabut nyawamu. Atas Penunjukan Tuhan, kekuatan Kerajaan Tuhan dan kewenangan Mahkamah Agung Tuhan berada di tanganku,” tulis Lia dalam surat berkop ”God’s Kingdom: Tahta Suci Kerajaan Eden”. Jadi, mungkin baru ada di Indonesia, ”Malaikat Jibril” berkirim surat dan ”ganti tugas” sebagai ”pencabut nyawa.”

Saat ditanya tentang status aliran semacam ini, MUI dengan tegas menyatakan, ”Itu sesat.” Mengaku mendapat wahyu dari Malaikat Jibril, apalagi menjadi jelmaan Jibril adalah tindakan munkar yang wajib dicegah dan ditanggulangi. (Kata Nabi saw: ”Barangsiapa diantara kamu yang melihat kemunkaran, maka ubah dengan tangannya. Jika tidak mampu, ubah dengan lisan. Jika tidak mampu, dengan hati. Dan itulah selemah-lemah iman”).
Tapi, gara-gara menjalankan tugas kenabian, mengelarkan fatwa sesat terhadap kelompok Lia Eden, Ahmadiyah, dan sejenisnya, MUI dihujani cacian. Ada yang bilang MUI tolol. Sebuah jurnal keagamaan yang terbit di Semarang menurunkan laporan utama: ”Majelis Ulama Indonesia Bukan Wakil Tuhan.” Ada praktisi hukum angkat bicara di sini, ”MUI bisa dijerat KUHP Provokator.” Sejumlah kelompok datang ke Komnas HAM meminta pembubaran MUI.
Dasar mereka untuk menghujat MUI adalah HAM dan kebebasan. Bagi kaum liberal ini, pasal-pasal dalam HAM dipandang sebagai hal yang suci dan harus diimani dan diaplikasikan. Dalam soal kebebasan beragama, mereka biasanya mengacu pada pasal 18 Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia (DUHAM), yang menyatakan: ”Setiap orang mempunyai hak kebebasan berpendapat, keyakinan dan agama; hak ini termasuk kebebasan untuk mengubah agamanya atau keyakinan, dan kebebasan baik sendiri-sendiri atau bersama-sama dengan yang lain dan dalam ruang publik atau privat untuk memanifestasikan agama dan keyakinannya dalam menghargai, memperingati, mempraktekkan dan mengajarkan.”
Deklarasi ini sudah ditetapkan sejak tahun 1948. Para pendiri negara Indonesia juga paham akan hal ini. Tetapi, sangatlah naif jika pasal itu kemudian dijadikan dasar pijakan untuk membebaskan seseorang/sekelompok orang membuat tafsir agama tertentu seenaknya sendiri. Khususnya Islam. Sebab, Islam adalah agama wahyu (revealed religion) yang telah sempurna sejak awal (QS 5:3). Umat Islam bersepakat dalam banyak hal, termasuk dalam soal kenabian Muhammad saw sebagai nabi terakhir. Karena itu, sehebat apa pun seorang Abu Bakar ash-Shiddiq, Umar bin Khatab, Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, dan sebagainya, mereka tidak terpikir sama sekali untuk mengaku menerima wahyu dari Allah.
Ada batas
Masalah semacam ini sudah sangat jelas, sebagaimana jelasnya ketentuan Islam, bahwa shalat subuh adalah dua rakaat, zuhur empat rakaat, haji harus dilakukan di Tanah Suci, dan sebagainya. Karena itulah, dunia Islam tidak pernah berbeda dalam soal kenabian. Begitu juga umat Islam di Indonesia. Karena itulah, setiap penafsiran yang menyimpang dari ajaran pokok Islam, bisa dikatakan sebagai bentuk kesesatan. Meskipun bukan negara Islam, tetapi Indonesia adalah negara dengan mayoritas pemeluk Islam. Keberadaan dan kehormatan agama Islam dijamin oleh negara. Sejak lama pendiri negara ini paham akan hal ini. Bahkan, KUHP pun masih memuat pasal-pasal tentang penodaan agama. UU No 1/PNPS/1965 yang sebelumnya merupakan Penpres No 1/1965 juga ditetapkan untuk menjaga agama-agama yang diakui di Indonesia.
Bangsa mana pun paham, bahwa kebebasan dalam hal apa pun tidak dapat diterapkan tanpa batas. Ada peraturan yang harus ditaati dalam menjalankan kebebasan. Seorang pengendara motor tidak bisa berkata kepada polisi,, ”Bapak melanggar HAM, karena memaksa saya mengenakan helm. Soal kepala saya mau pecah atau tidak, itu urusan saya. Yang penting saya tidak mengganggu orang lain.”
Kaum Muslim yang masih memegang teguh aqidahnya, pasti akan marah membaca novel The Stanic Verses-nya Salman Rushdie. Novel ini sangat biadab; menggambarkan sebuah komplek pelacuran di zaman jahiliyah yang dihuni para pelacur yang diberi nama istri-istri Nabi Muhammad saw. Bagi Islam, ini penghinaan. Bagi kaum liberal, itu kebebasan berekspresi. Bagi Islam, pemretelan ayat-ayat al-Quran dalam Tadzkirah-nya kaum Ahmadiyah, adalah penghinaan, tapi bagi kaum liberal, itu kebebasan beragama. Berbagai ucapan Mirza Ghulam Ahmad juga bisa dikategorikan sebagai penghinaan dan penodaan terhadap Islam. Sebaliknya, bagi kaum liberal, Ahmadiyah adalah bagian dari ”kebebasan beragama dan berkeyakinan.” Bagi Islam, beraksi porno dalam dunia seni adalah tercela dan dosa. Bagi kaum liberal, itu bagian dari seni dan kebebasan berekspresi, yang harus bebas dari campur tangan agama.
Kaum liberal, sebagaimana orang Barat pada umumnya, menjadikan faktor ”mengganggu orang lain” sebagai batas kebebasan. Seseorang beragama apa pun, berkeyakinan apa pun, berperilaku dan berorientasi seksual apa pun, selama tidak mengganggu orang lain, maka perilaku itu harus dibiarkan, dan negara tidak boleh campur tangan. Orang boleh menjadi ateis, orang boleh menjadi pelacur, pemabok, menikahi kaum sejenis (homo/lesbi), dan sebagainya, yang penting tidak mengganggu orang lain.
Bagi kaum pemuja paham kebebasan, pelacur yang taat hukum (tidak berkeliaran di jalan dan ada ijin praktik) bisa dikatakan berjasa bagi kemanusiaan, karena tidak mengganggu orang lain. Bahkan ada yang menganggap berjasa karena menyenangkan orang lain. Tidak heran, jika sejumlah aktivis AKKBB, kini sibuk berkampanye perlunya perkawinan sesama jenis dilegalkan di Indonesia. Dalihnya, juga kebebasan melaksanakan perkawinan tanpa memandang orientasi seksual. Mereka sering merujuk pada Resolusi Majelis Umum 2200A (XXI) tentang Kovenan Internasional tentang Hak-hak Sipil dan Politik.
Maka, seorang Profesor aktivis AKKBB, membuat pernyataan: ”Seorang lesbian yang bertaqwa akan mulia di sisi Allah, saya yakin ini.” Juga, ia katakan, bahwa ”Esensi ajaran agama adalah memanusiakan manusia, menghormati manusia dan memuliakannya. Tidak peduli apa pun ras, suku, warna kulit, jenis kelamin, status sosial dan orientasi seksualnya. Bahkan, tidak peduli apa pun agamanya.” (Jurnal Perempuan, Maret 2008).
Apakah kaum liberal juga memberi kebebasan kepada orang lain? Tentu tidak! Mereka juga memaksa orang lain untuk menjadi liberal, sekular. Mereka marah ketika ada daerah yang menerapkan syariah. Mungkin, mereka akan sangat tersinggung jika lagu Indonesia Raya dicampur aduk dengan lagu Gundhul-gundhul Pacul. Mereka juga akan marah jika lambang negara RI burung garuda diganti dengan burung emprit. Tapi, anehnya, mereka tidak mau terima jika umat Islam tersinggung karena Nabinya diperhinakan, al-Quran diacak-acak, dan ajaran islam dipalsukan. Untuk semua itu, mereka menuntut umat Islam agar toleran,”dewasa”, dan tidak emosi. ”Demi kebebasan!”, katanya.
Logika kelompok liberal seperti Alian Kebangsaan untuk Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan (AKKBB) dalam membela habis-habisan kelompok Ahmadiyah dengan alasan kebebasan beragama dan berkeyakinan sangatlah absurd dan naif. Mereka tidak mau memahami, bahwa soal Ahmadiyah adalah persoalan aqidah. Sebab, Ahmadiyah sendiri juga berdiri atas dasar aqidah Ahmadiyah yang bertumpu pada soal klaim kenabian Mirza Ghulam Ahmad.
Dalam sejumlah penerbitan mereka, Ahmadiyah sendiri justru memilih tidak bersama Islam. Pada tahun 1989, Yayasan Wisma Damai – sebuah penerbit buku Ahmadiyah – menerjemahkan buku berjudul Da’watul Amir: Surat Kepada Kebenaran, karya Hazrat Mirza Bashiruddin Mahmud Ahmad, khalifah Khalifah Masih II/Imam Jemaat Ahmadiyah (1914-1965). Buku ini aslinya dalam bahasa Urdu. Tahun 1961, terbit edisi Inggrisnya dengan judul ”Invitation to Ahmadiyyat”.
Buku ini membuktikan, bahwa Ahmadiyah sendiri memang mengakui bukan bagian dari Islam. ”Kami dengan bersungguh-sungguh mengatakan bahwa orang tidak dapat menjumpai Allah Ta’ala di luar Ahmadiyah.” (hal. 377). Umat Islam dipaksa untuk betiman bahwa Mirza Ghulam Ahmad adalah nabi dan Masih al-Mau’ud. Umat Islam diultimatum oleh pemimpin Ahmadiyah ini: ”Jadi, sesudah Masih Mau’ud turun, orang yang tidak beriman kepada beliau akan berada di luar pengayoman Allah Taala. Barangsiapa yang menjadi penghalang di jalan Masih Mau’ud a.s, ia sebenarnya musuh Islam dan ia tidak menginginkan adanya Islam.” (hal. 374).
Jika Ahmadiyah saja bersikap seperti itu terhadap umat Islam, mengapa kelompok seperti AKKBB ngotot membela Ahmadiyah? Untuk memahami misi kelompok semacam AKKBB ini, cobalah simak misi dan tujuan kelompok-kelompok persaudaraan lintas-agama seperti Free Mason atau Theosofie yang bersemboyan: “There is no religion higher than Truth.”. (Adian Husaini).
source : http://www.dewandakwah.com/
source : http://www.dewandakwah.com/
Label:
Baru,
Dakwah Pemikiran Islam,
Dunia luar,
Ilmu dunia dan akhirat,
Info Baru,
Inspirasi,
Inspiratif,
Kisah Nyata,
Motto hidup sukses,
News,
Pedoman Hidup,
Petunjuk
Selasa, 03 April 2012
Tak Bertuhan
Apakah salah ketika seseorang tak bertuhan?
Islam Agama yang hakiki benar dan nyata adanya....
Seseorang tak bertuhan berakibat rendahnya nilai rasa hati untuk peduli. terutama peduli pada diri sendiri, tetangga, kluarga, sahabat, kerabat dan sebagainya.
Paham tak Bertuhan
Marxisme, materialisme, atheisme dan komunisme.
Paham Komunisme masih menjadi sangat bahaya terhadap generasi muda. mungkin mereka bertekad untuk mentiadakan agama. konsep mereka Pemiskinan Gaya Gembira.
Dari segi ideologi-pun Paham komunis sangat berbeda jauh dengan ideologi bangsa Indonesia yang berlandaskan agama dan pada umumnya beragama islam.
Benarkah orang komunis tidak bertuhan?
Orang komunis, meskipun tidak percaya pada Tuhan, pada dasarnya mereka bertuhan. Lantas, siapa Tuhan orang komunis? Itu sangat tergantung pada apa atau siapa yang mendominasi kehidupannya. Bisa jadi tuhannya berupa ajaran, pemimpin, atau dirinya sendiri.
Dalam bahasa Nurcholish Madjid, orang-orang komunis itu ternyata tidak berhasil benar-benar menjadi atheis. Kalau atheis diartikan tidak mempercayai Tuhan dalam kategori agama-agama formal semacam Yahudi, Kristen, Budhisme, Konfusianisme, dan lain-lain, maka memang benar orang komunis itu atheis.
Tetapi kalau atheis berarti bebas dari setiap bentuk pemujaan, maka orang komunis adalah kelompok manusia pemuja yang paling fanatik dan tidak rasional.
Bahaya Laten Komunisme.
Momentum 30 September merupakan waktu tepat bagi kita merenungkan arti komunisme, cita-citanya dan sepak-terjangnya. Bangsa Indonesia melalui Keputusan MPR telah menyatakan paham ini bertentangan dengan Pancasila, karena itu diharamkan berada di Indonesia. Namun demikian sebagai paham yang berangkat dari cita-cita ideal kebersamaan (community – sama rata sama rasa), paham ini sangat mudah mengundang simpati di tengah kemelaratan dan kemerosotan moral. Dimana ada kemiskinan disitu tumbuh subur komunisme.
Cita-cita komunisme yang terkenal adalah sosialisme ideal, berat sama dipikul ringan sama dijinjing. Dalam praktek politik, paham ini selalu memupuk ketidakpuasan terhadap pemerintahan yang sah. Jika pemimpin gerakan komunisme itu telah berhasil meraih tampuk kekuasaan, maka akan segera terbentuk kembali lapisan rakyat dibawahnya, dengan beragam dan bermacam ketidakpuasan. Pemberontakan pun kembali disiapkan. Maka pemerintahan komunis selalu dikelilingi dinas rahasia dengan aksi spionase yang kejam. Intinya adalah, politik komunisme selalu mengakibatkan pemberontakan yang tiada henti (kekejian yang nyata).
Hingga saat ini pemahaman komunis ini akan tetap hidup dan bermetamorfosa sesuai perkembangan peradaban manusia. Itulah mengapa disebut bahaya laten!
Ekor persoalan paham komunis itu masih terasa sampai sekarang, yaitu soal bersih diri atau bersih lingkungan. Banyak anak cucu para kader PKI masih tetap dipandang sebagai simpatisan PKI, sehingga sinyalemen itu menciptakan diskriminasi. Mungkin diperlukan kampanye besar-besaran menghapus luka lama ini, tentu diiringi dengan kesadaran bahwa paham komunisme adalah salah. Khususnya warga masyarakat yang secara kebetulan orangtua atau kakeknya adalah kader PKI, agar berada di garda terdepan menolak paham komunisme di Indonesia.
Jangan beri kesempatan paham komunis berkembang di Indonesia. Bahkan jika seluruh bangsa ini menjadi simpatisan komunis, itu tetap mengundang malapetaka. Paham komunis adalah paham yang celaka!
Islam Agama yang hakiki benar dan nyata adanya....
Seseorang tak bertuhan berakibat rendahnya nilai rasa hati untuk peduli. terutama peduli pada diri sendiri, tetangga, kluarga, sahabat, kerabat dan sebagainya.

Marxisme, materialisme, atheisme dan komunisme.
Paham Komunisme masih menjadi sangat bahaya terhadap generasi muda. mungkin mereka bertekad untuk mentiadakan agama. konsep mereka Pemiskinan Gaya Gembira.
Dari segi ideologi-pun Paham komunis sangat berbeda jauh dengan ideologi bangsa Indonesia yang berlandaskan agama dan pada umumnya beragama islam.
Benarkah orang komunis tidak bertuhan?
Orang komunis, meskipun tidak percaya pada Tuhan, pada dasarnya mereka bertuhan. Lantas, siapa Tuhan orang komunis? Itu sangat tergantung pada apa atau siapa yang mendominasi kehidupannya. Bisa jadi tuhannya berupa ajaran, pemimpin, atau dirinya sendiri.
Dalam bahasa Nurcholish Madjid, orang-orang komunis itu ternyata tidak berhasil benar-benar menjadi atheis. Kalau atheis diartikan tidak mempercayai Tuhan dalam kategori agama-agama formal semacam Yahudi, Kristen, Budhisme, Konfusianisme, dan lain-lain, maka memang benar orang komunis itu atheis.
Tetapi kalau atheis berarti bebas dari setiap bentuk pemujaan, maka orang komunis adalah kelompok manusia pemuja yang paling fanatik dan tidak rasional.
Bahaya Laten Komunisme.
Momentum 30 September merupakan waktu tepat bagi kita merenungkan arti komunisme, cita-citanya dan sepak-terjangnya. Bangsa Indonesia melalui Keputusan MPR telah menyatakan paham ini bertentangan dengan Pancasila, karena itu diharamkan berada di Indonesia. Namun demikian sebagai paham yang berangkat dari cita-cita ideal kebersamaan (community – sama rata sama rasa), paham ini sangat mudah mengundang simpati di tengah kemelaratan dan kemerosotan moral. Dimana ada kemiskinan disitu tumbuh subur komunisme.
Cita-cita komunisme yang terkenal adalah sosialisme ideal, berat sama dipikul ringan sama dijinjing. Dalam praktek politik, paham ini selalu memupuk ketidakpuasan terhadap pemerintahan yang sah. Jika pemimpin gerakan komunisme itu telah berhasil meraih tampuk kekuasaan, maka akan segera terbentuk kembali lapisan rakyat dibawahnya, dengan beragam dan bermacam ketidakpuasan. Pemberontakan pun kembali disiapkan. Maka pemerintahan komunis selalu dikelilingi dinas rahasia dengan aksi spionase yang kejam. Intinya adalah, politik komunisme selalu mengakibatkan pemberontakan yang tiada henti (kekejian yang nyata).
Hingga saat ini pemahaman komunis ini akan tetap hidup dan bermetamorfosa sesuai perkembangan peradaban manusia. Itulah mengapa disebut bahaya laten!
Ekor persoalan paham komunis itu masih terasa sampai sekarang, yaitu soal bersih diri atau bersih lingkungan. Banyak anak cucu para kader PKI masih tetap dipandang sebagai simpatisan PKI, sehingga sinyalemen itu menciptakan diskriminasi. Mungkin diperlukan kampanye besar-besaran menghapus luka lama ini, tentu diiringi dengan kesadaran bahwa paham komunisme adalah salah. Khususnya warga masyarakat yang secara kebetulan orangtua atau kakeknya adalah kader PKI, agar berada di garda terdepan menolak paham komunisme di Indonesia.
Jangan beri kesempatan paham komunis berkembang di Indonesia. Bahkan jika seluruh bangsa ini menjadi simpatisan komunis, itu tetap mengundang malapetaka. Paham komunis adalah paham yang celaka!
Label:
Baru,
Dakwah Pemikiran Islam,
Dunia luar,
Ilmu dunia dan akhirat,
Info Baru,
Inspirasi,
Inspiratif,
Kisah Nyata,
Motto hidup sukses,
News,
Pedoman Hidup,
Petunjuk
Rabu, 07 Maret 2012
Menelisik Dunia Islam Kontemporer
Dunia Islam saat ini memiliki dua tantangan: tantangan dari dalam diri sendiri (internal) dan tantangan yang datang dari luar (eksternal). Namun mengatasi tantangan internal lebih krusial, karena kita kalah sebetulnya bukan karena musuh kuat, tetapi karena kita lemah. Meskipun musuh kita kuat (dan amat wajar jika musuh senantiasa berusaha menguatkan dirinya), namun jika kita lebih kuat niscaya kita tidak akan bisa dikalahkan. Jadi, problem terbesar umat ini adalah mengatasi tantangan yang ada dalam dirinya sendiri.
Sekarang ini era global. Setiap negara di muka bumi ini pasti dipengaruhi secara kuat oleh kekuatan global, atau lebih tepatnya konspirasi global. Tidak terkecuali dunia Islam. Yang menjadi masalah adalah bahwa kekuatan global saat ini tidak berada di tangan kita. Dan yang lebih parah lagi adalah ketika kekuatan global yang ada saat ini memaksakan program “globalisasi” ke dunia Islam. Program ini tidak lain tujuannya adalah untuk semakin menggencet, menekan, dan melemahkan dunia Islam.
Islam di Indonesia
Pertama-tama mari kita meneropong kondisi umat Islam di negeri kita sendiri, Indonesia. Sebetulnya potensi umat Islam di Indonesia sangatlah besar. Indonesia adalah negara dengan populasi muslim terbesar di dunia. Karena itulah, Indonesia selalu diperhitungkan oleh musuh-musuh Islam. Tapi masalahnya, di negeri kita ini, meski banyak muslimnya namun sedikit Islam-nya. Banyak yang secara formal beragama Islam, namun komitmennya terhadap ajaran Islam masih amat lemah. Indikasi yang paling mudah dilihat adalah jumlah umat Islam Indonesia yang rajin melaksanakan sholat wajib lima waktu.
Potensi lainnya adalah iklim kebebasan yang dimiliki oleh umat Islam Indonesia pasca reformasi 1998. Sesuatu yang belum dimiliki oleh negara-negara muslim yang di tempat yang lain (baca: dunia Arab). Dengan iklim kebebasan ini, islamiyyun di Indonesia bisa leluasa berdakwah dan menyalurkan aspirasi politiknya. Dengan potensi-potensi yang dimiliki oleh umat Islam di Indonesia inilah, banyak yang memperkirakan bahwa kebangkitan Islam akan dimulai dari Indonesia.
Islam di Timur Tengah
Timur Tengah dan Dunia Arab merupakan konsentrasi populasi umat muslim di muka bumi ini. Total populasi umat Islam di seluruh negara-negara Arab dan Timur Tengah merupakan yang terbesar di muka bumi ini. Hanya saja tidak satu negara pun yang populasi umat Islamnya melebihi Indonesia.
Potensi pertama yang dimiliki oleh Dunia Islam di Timur Tengah adalah sejarah. Bagaimanapun juga, Islam pertama kali muncul di Arab. Demikian pula, Arab (baca: Baghdad) pernah memiliki sejarah emas memimpin peradaban terbesar dalam sejarah. Sejarah ini tentunya diharapkan bisa menumbuhkan nostalgia kebangkitan.
Potensi kedua adalah kekayaan dan kemakmuran. Kita semua melihat dengan mata kepala sendiri bagaimana kekayaan dan kemakmuran yang dimiliki oleh negara-negara di Timur Tengah. Potensi minyak yang mereka miliki benar-benar telah memberikan kepada mereka kekayaan dan kemakmuran yang luar biasa. Bahkan kini menara-menara tertinggi telah dibangun di Arab. Tidak sedikit pula miliarder Arab yang membiayai klub-klub sepakbola terbesar yang ada di Inggris. Hanya saja masalahnya adalah, kekayaan umat Islam di Arab ini praktis tidak terdistribusi ke negara-negara muslim lainnya. Padahal semestinya tidak demikian. Umat Islam, kata Nabi saw, adalah satu tubuh.
Masalah yang lainnya adalah, kekayaan minyak di Arab telah dijadikan target oleh kepentingan Amerika dan Barat. Banyak sekali perang telah dirancang oleh Amerika dan Barat dalam rangka untuk menguasai ladang-ladang minyak yang ada di Arab. Istilahnya adalah: “war for oil”.
Masalah lainnya lagi yang dimiliki oleh umat Islam di Arab adalah, hampir semua penguasanya benar-benar pro-Amerika. Bukan berarti penguasa di negeri muslim yang lain tidak pro- Amerika, namun “loyalitas” sebagian besar penguasa Arab kepada kepentingan Amerika begitu besar. Pengecualian hanyalah pada satu dua negara yang bisa dihitung dengan jari, seperti Iran. Namun sedikit potensi perubahan (tetapi terlihat belum banyak) telah terjadi sesudah gelombang revolusi di Timur Tengah baru-baru ini (2011).
Masalah lainnya lagi yang dimiliki oleh umat Islam di Timur Tengah, dan bisa jadi merupakan masalah terbesar, adalah persoalan Zionisme Israel di Palestina. Israel benar-benar menjadi duri dalam daging bagi dunia Arab. Dan karena saking besarnya masalah Zionisme Israel ini, tidak lagi masalah ini dipandang sebagai masalah Dunia Arab saja, tetapi telah dianggap sebagai masalah Dunia Islam seluruhnya. Terlebih karena negara-negara Arab sendiri terlihat tidak mampu mengatasi masalah ini.
Islam di Barat
Jangan pernah melupakan umat Islam di Dunia Barat. Umat Islam di Barat adalah minoritas, dan karenanya kerap menghadapi persoalan sempitnya kebebasan beragama. Di beberapa negara, kaum muslimah dilarang mengenakan jilbab di tempat umum. Di tempat yang lain umat Islam dilarang mendirikan menara masjid. Belum lagi masalah minimnya jumlah masjid yang menjadi problem umum umat Islam di Barat.
Tetapi di sisi lain, ada kabar gembira. Belakangan ini terlihat adanya kenaikan angka konversi masuk Islam. Gelombang masuk Islam ini justru terjadi sesudah peristiwa pengeboman WTC. Barangkali peristiwa pengeboman itu justru memicu masyarakat Barat untuk tahu dan membaca lebih banyak tentang Islam, dan sebagian di antara mereka akhirnya justru kemudian tertarik kepada Islam. Di samping juga kemungkinan lainnya adalah karena kejenuhan dan keputusasaan masyarakat Barat sendiri pada pandangan dan cara hidup yang selama ini mereka anut. Pada titik inilah sangat dimungkinkan sebagian di antara mereka melihat Islam sanggup memberikan solusi.
Tantangan Dunia Islam Kontemporer
Seperti dikemukakan di atas, Dunia Islam memiliki dua tantangan: internal dan eksternal. Secara internal, umat Islam harus berjuang untuk bangkit dari kebodohan dan keterbelakangan. Juga dari budaya tidak islami yang tumbuh subur di negeri-negeri muslim, seperti korupsi, kolusi, dan manipulasi. Juga masalah klasik: konflik dan perpecahan di tubuh umat Islam sendiri.
Pada saat yang sama, Dunia Islam saat ini menghadapi tantangan eksternal yang sangat hebat. Propaganda negatif terhadap Islam begitu gencar dan intens dilancarkan. Mula-mula Islam dipropagandakan dengan predikat opresif. Belakangan ini propagandanya lebih dahsyat lagi: propaganda fundamentalisme dan terorisme. Semua propaganda ini pada dasarnya tujuannya tidak lain adalah untuk men-demarketing Islam. Sekarang ini, tantangan kita adalah bagaimana Islam bisa survive dan bahkan menguat di tengah-tengah konspirasi global semacam ini. (Islamedia.web.id)
Sekarang ini era global. Setiap negara di muka bumi ini pasti dipengaruhi secara kuat oleh kekuatan global, atau lebih tepatnya konspirasi global. Tidak terkecuali dunia Islam. Yang menjadi masalah adalah bahwa kekuatan global saat ini tidak berada di tangan kita. Dan yang lebih parah lagi adalah ketika kekuatan global yang ada saat ini memaksakan program “globalisasi” ke dunia Islam. Program ini tidak lain tujuannya adalah untuk semakin menggencet, menekan, dan melemahkan dunia Islam.
Islam di Indonesia
Pertama-tama mari kita meneropong kondisi umat Islam di negeri kita sendiri, Indonesia. Sebetulnya potensi umat Islam di Indonesia sangatlah besar. Indonesia adalah negara dengan populasi muslim terbesar di dunia. Karena itulah, Indonesia selalu diperhitungkan oleh musuh-musuh Islam. Tapi masalahnya, di negeri kita ini, meski banyak muslimnya namun sedikit Islam-nya. Banyak yang secara formal beragama Islam, namun komitmennya terhadap ajaran Islam masih amat lemah. Indikasi yang paling mudah dilihat adalah jumlah umat Islam Indonesia yang rajin melaksanakan sholat wajib lima waktu.
Potensi lainnya adalah iklim kebebasan yang dimiliki oleh umat Islam Indonesia pasca reformasi 1998. Sesuatu yang belum dimiliki oleh negara-negara muslim yang di tempat yang lain (baca: dunia Arab). Dengan iklim kebebasan ini, islamiyyun di Indonesia bisa leluasa berdakwah dan menyalurkan aspirasi politiknya. Dengan potensi-potensi yang dimiliki oleh umat Islam di Indonesia inilah, banyak yang memperkirakan bahwa kebangkitan Islam akan dimulai dari Indonesia.
Islam di Timur Tengah
Timur Tengah dan Dunia Arab merupakan konsentrasi populasi umat muslim di muka bumi ini. Total populasi umat Islam di seluruh negara-negara Arab dan Timur Tengah merupakan yang terbesar di muka bumi ini. Hanya saja tidak satu negara pun yang populasi umat Islamnya melebihi Indonesia.
Potensi pertama yang dimiliki oleh Dunia Islam di Timur Tengah adalah sejarah. Bagaimanapun juga, Islam pertama kali muncul di Arab. Demikian pula, Arab (baca: Baghdad) pernah memiliki sejarah emas memimpin peradaban terbesar dalam sejarah. Sejarah ini tentunya diharapkan bisa menumbuhkan nostalgia kebangkitan.
Potensi kedua adalah kekayaan dan kemakmuran. Kita semua melihat dengan mata kepala sendiri bagaimana kekayaan dan kemakmuran yang dimiliki oleh negara-negara di Timur Tengah. Potensi minyak yang mereka miliki benar-benar telah memberikan kepada mereka kekayaan dan kemakmuran yang luar biasa. Bahkan kini menara-menara tertinggi telah dibangun di Arab. Tidak sedikit pula miliarder Arab yang membiayai klub-klub sepakbola terbesar yang ada di Inggris. Hanya saja masalahnya adalah, kekayaan umat Islam di Arab ini praktis tidak terdistribusi ke negara-negara muslim lainnya. Padahal semestinya tidak demikian. Umat Islam, kata Nabi saw, adalah satu tubuh.
Masalah yang lainnya adalah, kekayaan minyak di Arab telah dijadikan target oleh kepentingan Amerika dan Barat. Banyak sekali perang telah dirancang oleh Amerika dan Barat dalam rangka untuk menguasai ladang-ladang minyak yang ada di Arab. Istilahnya adalah: “war for oil”.
Masalah lainnya lagi yang dimiliki oleh umat Islam di Arab adalah, hampir semua penguasanya benar-benar pro-Amerika. Bukan berarti penguasa di negeri muslim yang lain tidak pro- Amerika, namun “loyalitas” sebagian besar penguasa Arab kepada kepentingan Amerika begitu besar. Pengecualian hanyalah pada satu dua negara yang bisa dihitung dengan jari, seperti Iran. Namun sedikit potensi perubahan (tetapi terlihat belum banyak) telah terjadi sesudah gelombang revolusi di Timur Tengah baru-baru ini (2011).
Masalah lainnya lagi yang dimiliki oleh umat Islam di Timur Tengah, dan bisa jadi merupakan masalah terbesar, adalah persoalan Zionisme Israel di Palestina. Israel benar-benar menjadi duri dalam daging bagi dunia Arab. Dan karena saking besarnya masalah Zionisme Israel ini, tidak lagi masalah ini dipandang sebagai masalah Dunia Arab saja, tetapi telah dianggap sebagai masalah Dunia Islam seluruhnya. Terlebih karena negara-negara Arab sendiri terlihat tidak mampu mengatasi masalah ini.
Islam di Barat
Jangan pernah melupakan umat Islam di Dunia Barat. Umat Islam di Barat adalah minoritas, dan karenanya kerap menghadapi persoalan sempitnya kebebasan beragama. Di beberapa negara, kaum muslimah dilarang mengenakan jilbab di tempat umum. Di tempat yang lain umat Islam dilarang mendirikan menara masjid. Belum lagi masalah minimnya jumlah masjid yang menjadi problem umum umat Islam di Barat.
Tetapi di sisi lain, ada kabar gembira. Belakangan ini terlihat adanya kenaikan angka konversi masuk Islam. Gelombang masuk Islam ini justru terjadi sesudah peristiwa pengeboman WTC. Barangkali peristiwa pengeboman itu justru memicu masyarakat Barat untuk tahu dan membaca lebih banyak tentang Islam, dan sebagian di antara mereka akhirnya justru kemudian tertarik kepada Islam. Di samping juga kemungkinan lainnya adalah karena kejenuhan dan keputusasaan masyarakat Barat sendiri pada pandangan dan cara hidup yang selama ini mereka anut. Pada titik inilah sangat dimungkinkan sebagian di antara mereka melihat Islam sanggup memberikan solusi.
Tantangan Dunia Islam Kontemporer
Seperti dikemukakan di atas, Dunia Islam memiliki dua tantangan: internal dan eksternal. Secara internal, umat Islam harus berjuang untuk bangkit dari kebodohan dan keterbelakangan. Juga dari budaya tidak islami yang tumbuh subur di negeri-negeri muslim, seperti korupsi, kolusi, dan manipulasi. Juga masalah klasik: konflik dan perpecahan di tubuh umat Islam sendiri.
Pada saat yang sama, Dunia Islam saat ini menghadapi tantangan eksternal yang sangat hebat. Propaganda negatif terhadap Islam begitu gencar dan intens dilancarkan. Mula-mula Islam dipropagandakan dengan predikat opresif. Belakangan ini propagandanya lebih dahsyat lagi: propaganda fundamentalisme dan terorisme. Semua propaganda ini pada dasarnya tujuannya tidak lain adalah untuk men-demarketing Islam. Sekarang ini, tantangan kita adalah bagaimana Islam bisa survive dan bahkan menguat di tengah-tengah konspirasi global semacam ini. (Islamedia.web.id)
http://www.suaramedia.com/artikel/kumpulan-artikel/42007-menelisik-dunia-islam-kontemporer.html
Label:
Baru,
Dakwah Pemikiran Islam,
Dunia Islam Kontemporer,
Dunia luar,
Ilmu dunia dan akhirat,
Info Baru,
Inspirasi,
Inspiratif,
Kisah Nyata,
Motto hidup sukses,
News,
Pedoman Hidup,
Petunjuk
Langganan:
Postingan (Atom)