Sabtu, 30 November 2013

Allah Menciptakan Kejahatan

Allah Menciptakan Kejahatan.
Kawan Senyum - Tahukah Anda mengapa Allah Menciptakan Kejahatan?
Allah subhanahu wata'ala menghendaki hambanya Berbuat Kebaikan dan tidak menghendaki hambanya kufur, melakukan perbuatan jahat, melakukan keburukan dan melakukan Kejahatan.
Akan tetapi

Kenapa Allah Menciptakan Keburukan dan Kejahatan di alam Dunia ini?

Anda Bertanya Islam Menjawab
        ALLAH subhanahu wa ta'ala mempunyai Tujuan Penciptaan Manusia ada yang jahat dan ada yang baik. Allah Juga Menciptakan Keburukan atau kejahatan bukan untuk di Kembang Luaskan. Segala sesuatu yang allah ciptakan di muka Bumi ini tidaklah bercanda, semua ada sebab dan akibatnya.

Hakikat Allah Menciptakan Kejahatan di alam Dunia

Allah menciptakan Segala Kejahatan dan Keburukan hakekatnya untuk menguji manusia. Diuji, apakah manusia kuat bertahan dan menghindar dari perbuatan buruk dan jahat
        Kalau saja Allah tidak Memberi Pilihan, bagaimana akan dilakukan ujian-ujian untuk memilih yang benar dan yang salah. Memilih dua alternatif yang berlawanan dengan kemampuan dan kemauannya sendiri.
        Masalahnya, kalau manusia tahu bahwa yang itu buruk yang ini baik, dia dapat membedakan, lalu kenapa ia memilih yang itu dan bukan menjauhi.

crime

Demikianlah menagapa Allah Menciptakan Kejahatan
semoga bermanfa'at.

Jumat, 29 November 2013

Memburu Sunah dengan Membunuh

Judulnya serem bener ya? Kesannya saya adalah teroris kelas kakap yang haus darah manusia. hihi :D
Tapi beneran deh, saya bukan teroris, bukan pula zombie.
Yang saya maksudkan membunuh adalah membunuh cicak. Loh kok cicak sih? Apa salahnya binatang unyu-unyu ini?

credit
Awal menikah, saya sempat heran ketika suami sibuk ngejar-ngejar cicak di rumah. Bawa sapu lah, tongkat lah, pentungan lah, *eh nggak gitu juga ding :p
Intinya, suami selalu sibuk kalau ada cicak yang melintas di depan matanya.

"Cicak kok dikejar-kejar, sih, A? Kasian tau!"
"Membunuh cicak kan sunah."

Hah? Aku melongo mendengar jawabannya. Masa iya membunuh binatang imut nan lucu sunah? Apa jangan-jangan ilmu saya saja yang terlalu cetek. Hmm -,-

Setelah membuka-buka Riyadush Sholihin, eh ternyata memang ada anjurannya. Usut-usut punya usut, ternyata cicak adalah satu-satunya binatang yang meniup-niup api yang membakar tubuh Nabi Ibrahim a.s agar tidak padam.
Cicak kok kamu nakal, sih..

Didalam shahih Muslim, Sunan Abu Daud dan Jami’ at Tirmidzi dari Abu Hurairoh berkata : Rasulullah saw bersabda,”Barangsiapa membunuh cecak maka pada awal pukulannya baginya ini dan itu satu kebaikan. Barangsiapa yang membunuhnya dalam pukulan kedua maka baginya ini dan itu satu kebaikan yang berbeda dengan yang pertama. Jika dia membunuhnya pada pukulan ketiga maka baginya ini dan itu kebaikan yang berbeda dengan yang kedua.

Didalam shahih Muslim disebutkan : Barangsiapa yang membunuh cecak pada satu kali pukulan maka baginya seratus kebaikan. Dan jika pada pukulan kedua maka baginya (kebaikan) berbeda dengan itu (yang pertama), dan jika pada pukulan ketiga maka baginya (kebaikan) berbeda dengan itu (yang kedua).
Didalam “al Mu’jam al Ausath” milik Thabrani dari hadits Aisyah berkata,”Aku mendengar bahwa Rasulullah saw bersabda,”Barangsiapa yang membunuh cecak maka Allah akan menghapuskan tujuh kesalahan atasnya.”

Ibnu Majah meriwayatkan didalam “Sunan” nya dari Saibah Maulah al Fakih bin al Mughiroh bahwa dirinya menemui Aisyah dan melihat di rumahnya terdapat sebuah tombak yang tergeletak. Dia pun bertanya kepada Aisyah,”Wahai Ibu kaum mukminin apa yang engkau lakukan dengan tombak ini?” Aisyah menjawab,”Kami baru saja membunuh cecak-cecak. Sesungguhnya Nabi saw pernah memberitahu kami bahwa tatkala Ibrahim as dilemparkan ke dalam api tak satu pun binatang di bumi saat itu kecuali dia akan memadamkannya kecuali cecak yang meniup-niupkan apinya. Maka Rasulullah saw memerintahkan untuk membunuhnya.” Kitab “az Zawaid” menyebutkan bahwa hadits Aisyah ini shahih dan orang-orangnya bisa dipercaya.

Biar pun begitu saya tetep nggak tega untuk membunuhnya. Untung hukumnya masih sunah kan? Kecuali jika cicak ini membahayakan anggota keluarga. Misal dengan menggerayangi makanan di meja. Ketika saya melihat hal itu terjadi, saya nggak akan segan-segan untuk membunuhnya.

Sehari Tanpa Gadget : I am Yours

credit
Hari gini siapa sih yang nggak tahu gadget? Tua, muda, dan orang dengan berbagai profesi pun pasti mempunyai gadget. Saat ini gadget hampir menjadi kebutuhan primer bagi setiap orang. Namun, ibarat dua sisi mata uang, perkembangan gadget juga mendatangkan dua sisi, sisi positif dan sisi negatif.


Dalam perkembangannya gadget bisa menunjang berbagai aktifitas manusia, baik sebagai alat komunikasi, edukasi, maupun rekreasi. Namun bertolak belakang dengan manfaatnya, ternyata gadget bisa merusak sistem komunikasi langsung antara individu yang satu dengan yang lain dan memberikan sarana rekreasi yang kurang mengedukasi.

Sering kita jumpai sebuah keluarga yang sibuk dengan gadgetnya masing-masing saat ada di rumah, atau orang yang ketika berada di tempat umum lebih memilih memainkan gadget daripada bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya.

Saya dan suami pernah mengalami hal serupa. Saya sibuk ketak-ketik di handphone, suami sibuk main game di androidnya, sementara Khoiry kami biarkan main sendiri. Atau di lain hari, saya dengan menggebunya mengejar target harian untuk menulis setiap hari sementara Khoiry saya abaikan. Terkadang Khoiry menangis bahkan sampai melempar handphone saya, ketika saya sibuk sendiri.

Situasi seperti ini jika dibiarkan, bukan tidak mungkin akan merusak hubungan sebuah kelurga. Bagaimana pun komunikasi secara langsung dengan adanya kontak indera lebih baik dari komunikasi secara tidak langsung. Jadi ketika saya canangkan sehari tanpa gadget maka yang terjadi adalah komunikasi yang lebih sehat antara saya, suami, dan si kecil.

Seharian handphone saya simpan di lemari, laptop pun tak di sentuh sama sekali. Bangun tidur tak lagi worry akan notification di handphone, langsung set set set mengerjakan kewajiban dan tugas domestik di rumah. Dari mulai cuci baju, cuci piring, sampai nyiapin sarapan. Semuanya saya lakukan sebelum Khoiry bangun. Setelah suami berangkat ke kantor,saya fokus ke Khoiry. Hari ini tak ada jadwal menulis, jadi sepenuhnya Ummi milikmu, Nak. Yeaahh.

Saya temani dia main di halaman, bareng-bareng nyoretin buku, nyanyi dan joget nggak karuan sampai ngobrol ngalor-ngidul. Saat ini saya lebih intens untuk mengajak Khoiry komunikasi, menanyakan banyak hal, memberitahu banyak hal entah itu nama teman-temannya, nama benda, huruf-huruf, warna and everything around us. Hasilnya, Khoiry tidur pules banget. Lah kok nggak nyambung ya? Menurut saya, tidur pulas adalah tanda kalau Khoiry benar-benar menikmati harinya. Dia nggak stres lagi karena saya acuhkan atau harus main sendiri. Salah satu tanda kalau balita stres adalah tidurnya yang nggak pulas, kan?

Alhamdulillah, saat ini kosa kata yang dimengerti dan bisa diucapkan Khoiry sudah banyak, mungkin karena sering saya ajak komunikasi.



Kesimpulan saya, hadirnya gadget adalah untuk membantu aktifitas manusia, bukan untuk merusak sendi-sendi kehidupan kita. Cielaaa.
Jadi, pintar-pintar menggunakannya agar bisa meminimalisir dampak negatif yang ditimbulkannya.




"Tulisan ini ikutan GA keren Sehari Tanpa Gadget di blog Keajaiban Senyuman lhoooo" 

Belajar Tangguh pada Simpay Tampomas

Tadi sore -tanpa sengaja- saya nonton acara Merajut Asa di Trans7. Wah, ternyata yang diliput adalah warga lereng gunung Tampomas di Sumedang. Tepatnya di desa Cibereum, kecamatan Cimalaka, kabupaten Sumedang. Saya tambah semangat mengikuti acara ini meski sudah di segmen terakhir.
Jadi pengen pulang kampung deh.

gunung tampomas


Tampomas adalah gunung vulkanik yang terletak di Sumedang. Tingginya 1684 meter dari permukaan laut. Saat ini, statusnya dinyatakan tidak aktif lagi. Entah di tahun berapa, gunung ini terakhir kalinya meletus. Banyak dongeng, orang sunda menyebutnya sasakala, tentang gunung tampomas yang pernah saya dengar dari orang tua dulu. Seingat saya, tampomas mengandung arti tanpa emas. Dikisahkan, dulu ketika gunung ini hendak meletus, sang Bupati mendapat wangsit untuk menumbalkan keris yang terbuat dari emas kepada penunggu gunung. Pada akhirnya sang Bupati menumbalkan keris kesayangannya dan gunung ini pun tak jadi meletus. Awalnya gunung ini disebut tanpa emas, namun lama-kelaman berubah jadi tampomas. Yah, namanya juga dongeng.

Balik lagi ke acara Merajut Asa. Seperti sebelumnya, acara ini menayangkan tentang seseorang atau kelompok yang berhasil membawa perubahan di lingkungannya. Kali ini yang diangkat kisahnya adalah kelompok tani Simpay Tampomas yang memanfaatkan lahan tandus bekas galian pasir.

Seperti yang kita tahu, daerah lereng gunung vulkanik yang sudah meletus kaya akan pasir, oleh sebab itulah lereng tampomas sudah bertahun-tahun dikeruk pasirnya oleh perusahaan-perusahaan pertambangan. Sayangnya, aktifitas pertambangan pasir ini justru merusak lingkungan. Lereng gunung jadi rawan longsor, tanahnya tandus, serta udara di kawasan ini sangat panas.

credit

Simpay Tampomas, bisa menghijaukan lahan gersang bekas galian yang oleh sebagian orang ditelantarkan. Kontur tanah yang cenderung dipenuhi bebatuan tentu sulit untuk ditumbuhi tanaman. Namun, kelompok tani ini sangat brilian. Mereka menanami tanah tandus ini dengan tanaman yang bisa hidup di lahan kering, pohon kecembreng dan pohon buah naga. Di atas tanah seluas 3 hektar, tanaman ini tumbuh subur.

Berdasarkan keterangan ketua Simpay Tampomas, Pak Uha, mereka mendapatkan lahan karena banyak investor yang menginvestasikan uangnya di lahan ini. Panen raya kemarin saja, mereka berhasil mengumpulkan kurang lebih 21 ton buah naga. Wah!


Dari tayangan ini saya belajar banyak hal. Bukan hanya tentang pemanfaatan lahan tandus, tapi tentang esensi lahan tandus dan pohon buah naga itu sendiri.

Dalam kehidupan tak jarang kita menemui keadaan yang -menurut kita- kurang baik. Namun, jika kita kuat tentu saja kita bisa tumbuh dengan subur selayaknya pohon buah naga.
Allah sebaik-baiknya pembuat rencana.

Jika manusia bisa merusak, manusia bisa pula memperbaikinya, Pak Uha.

Selasa, 26 November 2013

islam indonesia di mata dunia

Islam Indonesia dalam Sorotan Dunia  

Alumni Islamic Studies Fakultas Teologi University of Leiden Belanda, dan visiting Fellow di East West Center University of Hawaii USA

  Pertemuan saya dengan banyak orang non-Indonesia yang bertutur tentang Islam di Indonesia seringkali menggembirakan dan menimbulkan kebanggaan tersendiri. Sebutlah seorang teman saya dari Universitas Khourtom Sudan yang sama-sama belajar di Belanda, mengatakan Muslim di Indonesia itu moderat, apa ukurannya? Situasi yang ada!
Kakaknya yang bekerja di Jakarta, sering bercerita kepadanya bahwa hidup di Indonesia seringkali menimbulkan perasaan yang berbeda-beda. Sebagai muslim,  ia merasa; suatu hari saya seperti hidup di negara muslim, suatu hari seperti di negara Kristen. Mengapa? Sebab, tidak ada dress code bagi perempuan muslim di sini. Dia menjumpai para eksekutif dan pekerja kantor berjas rapi dengan rok kurang lebih satu lutut. Sebaliknya suatu hari dia menemui komunitas wanita muslim yang berpakaian dan berkerudung sangat rapat, sehingga seolah-olah dia ada di negara Islam.
Ada juga cerita lain, selain fenomena di atas. Islam yang dikenal sebagai agama yang cenderung patriarkhal (meskipun sebenarnya potensi patriarkhal ada pada semua agama) juga menjadi sorotan; pertanyaan seorang teman dari Aljazair, misalnya; Apakah sudah umum perempuan-perempuan muslim di Indonesia dibolehkan pergi belajar ke luar negeri? Bagi saya, itu merupakan sesuatu yang sebenarnya dalam Islam nyaris tanpa perdebatan akan keumumannya. Terakhir, cerita seorang muslim Australia-Turki dengan penuh heran; kok perempuan Muslim Indonesia boleh bernyanyi di depan publik ?
Awal September 2003 lalu, saya dengan dua orang fellow dari Pakistan dan Malaysia memberikan presentasi, Islam Beyond Middle East di East West Center (EWC) Hawai. Saat itu disampaikan, Indonesia terutama, memang mendapat sorotan karena keunikannya, sebagai negara dengan jumlah populasi muslim terbesar  memiliki model keberagaman tersendiri dengan mengawinkan budaya-budaya lokalnya dengan substansi Islam itu sendiri. Islam Indonesia, memang sudah menjadi perhatian dunia, entah dalam rangka kepentingan kolonial, akademik, budaya maupun politik.
Tulisan singkat ini sebenarnya ingin melihat Islam Indonesia dalam persepsi dunia masa kolonial (yaitu masa kelahiran organisasi-organisasi Islam), masa Suharto, masa reformasi, masa sebelum 11 September 2001, dan pasca 11 September.
Sorotan Islam Masa kolonial
Melihat periode ini sangatlah panjang. Namun, periode-periode ini bisa dilihat sebagai titik awal identitas Islam di Indonesia. Hal ini karena masuknya Islam di Indonesia yang ditandai dengan akulturasi budaya yang sangat kental, berjalan lancar dan tidak mengagetkan keberagamaan awal penduduknya. Islam melebur dengan budaya lokal, menangkap spirit penyebaran agama yang harus disampaikan tanpa kekerasan. Tak ada kafiyeh, jilbab, masjid berkubah layaknya di Timur Tengah, kalaupun ada itu dalam hitungan angka. Banyak kalangan dalam dan luar mengakui keberhasilan ini, lepas dari perdebatan apakah Islam dibawa oleh pedagang Gujarat atau dari orang-orang Arab langsung. Dari sinilah, citra Islam Arab tidak nampak di Indonesia, abad-abad belakangan barulah nampak identitas Arab itu, lagi-lagi bukan dalam jumlah yang mayoritas.
Sementara itu, ketaatan kepada pemimpin/pemuka agama yang nyaris tanpa reserve  menjadi gambaran umum di banyak tempat. Hal ini malah menjadi kekuatan tersendiri di masa lampau. Masa kolonial Belanda misalnya, mengabadikan nama Snouck Hurgronje sebagai penasehat ulung pemerintahannya. Resistensi Muslim Aceh memang menjadi pekerjaan besar tersendiri bagi kolonial. Strategi inilah yang kemudian mengantarkan Snouck[i] sampai di Tanah suci dan rahasia kekuatan Aceh terkuak, dan Aceh menjadi daerah di Indonesia yang paling akhir ditaklukan. Peristiwa ini kemudian menjadi  sejarah penting bagaimana satu dari banyak tipologi Islam di Indonesia “dimanfaatkan” oleh dunia luar.
Selain gambaran politik Islam dan kolonial di masa itu, proses-proses penyebaran Islam di Nusantara yang memang tidak persis seiring waktu dan tempat dengan kolonialisasi juga menarik dikemukakan. Pertama, sebagaimana dijelaskan di atas, akulturasi dan asimilasi budaya telah membentuk identitas Islam Indonesia sebagai agama pendatang. Identitas yang banyak disemangati oleh nilai toleransi itu telah membuat konfigurasi “anyar” antara agama yang datang dari Timur Tengah dan agama yang tunduk pada original culture tanpa menafikan substansi pesan “langit” agama itu.[ii] Kedua, meski kemudian menjadi agama mayoritas, Islam tidak menjadi dominan di seluruh area Indonesia, banyak daerah menjadi konsentrasi agama-agama tertentu, misalnya; Manado untuk Kristen, Bali untuk Hindu dsb.[iii] Fenomena ini sesungguhnya mengajarkan, bahwa di antara yang berbeda, tetap ada harmoni, dan untuk melawan kekerasan atas nama agama, kuncinya terletak pada toleransi, seperti di masa lalu, sesuatu yang sangat sulit kita temukan pada masa sekarang. Selain hal-hal di atas, masih banyak contoh lain di masa lalu yang menjadi fondamen warna Islam di Indonesia.
Masa Kemerdekaan: Islam versus Komunis =Islam Komunis?
Yang menarik dari Islam masa ini adalah, era di mana gerakan komunis mulai mendapat momentumnya. Ketika ramai-ramai orang mempersepsikan  komunis setali tiga uang dengan atheisme, komunisme di Indonesia malah berinteraksi secara baik-baik dengan kaum muslim. Kenapa? Karena komunisme adalah gerakan, bukan dimaknai sebagai ideologi an sich[iv], ia bisa dijadikan model gerakan untuk memperbaiki ketidakberdayaan masyarakat, yang memang menjadi kondisi nyata bangsa Indonesia waktu itu. Presiden Soekarno sendiri memaklumatkan ideologi Nasakom, yang sama sekali bukan sebagai relasi agama vis-a-vis komunisme tapi lebih sebagai perlawanan mengguritanya kapitalisme dan Soekarno merasa harus menemukan formula yang tepat mengatasi situasi keterpurukan ekonomi bangsa, belum stabilnya politik negara. Meski untuk itu, perkawanannya dengan negara-negara tetangga yang menjadikan komunis sebagai poros, barangkali banyak mengilhami pemikiran Soekarno dalam melihat persoalan di Indonesia.
Meski dunia lebih mencatat komunis di Indonesia sebagai gerakan kudeta, namun sebenarnya internalisasi nilai-nilai komunis dalam Islam menarik untuk ditelusuri. Beberapa dari mereka malah mencari titik persamaan antara keduanya, sebagai sesuatu yang oleh publik diantagoniskan, misalnya; keberpihakan terhadap yang lemah dan cita-cita mewujudkan masyarakat yang  sejahtera.
Islam Soeharto, Islamisasi dan Islam Abangan
Tesa Clifford Gertz tentang kategori tiga muslim sebagai santri, abangan dan priyayi sebenarnya sudah lama terbantahkan. Meski analisanya tak sepenuhnya sahih, Gertz sesungguhnya telah melihat praktek-praktek keagamaan model masyarakat Jawa dibandingkan dengan konsep agamanya yang genuine. Pada abangan, bisa dikatakan bahwa ada proses konversi yang tidak lengkap. Dalam waktu yang lama misalnya, orang-orang Jawa masih memelihara praktek tradisi Hindu dan menggunakan Islam dan Syariahnya hanya sebagai bungkus atau petunjuk formal dan wadah bagi kehidupan spiritual.[v]
Pada era Soeharto, performance Islam Indonesia sebenarnya justru lebih pada kecurigaan kelompok-kelompok, pencatatan setiap pertemuan publik yang bersifat keagamaan, pembubaran organisasi yang dianggap menggerogoti Pancasila dan tindakan subversif. Baru pada era 90-an Islam nampaknya menemukan momentum gerakannya. Ini misalnya ditandai dengan lahirnya ICMI (Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia) di tahun 1992, greening di level birokrasi meminjam istilah Hefner dalam “Civil Islam” menjadi gairah baru kehidupan muslim di Indonesia. Sejak itu, atribut-atribut Islam --para pengamat lebih sering menyebutnya sebagai simbol-- menjadi warna keseharian kehidupan muslim. Pilihan memakai busana muslimah, misalnya, sudah menjadi bagian dari kehidupan publik, dan fenomena tidak hanya terjadi di ICMI, namun seiring menguatnya gerakan tarbiyah Islam dari kaum urban. Gerakan ini, terutama dimotori kaum muda dari universitas-universitas umum. Mereka menginginkan kehidupan yang khusu dengan menerapkan ajaran-ajaran yang fundamental seperti masa Rasulullah saw, terutama cara berpakaian. Model yang sebenarnya ingin mengambil prinsip-prinsip literal al-Qur’an dan sunnah. Tak heran, kalau timbul guyonan baju menunjukkan identitas madzhabnya! Gerakan ini banyak mendapat perhatian pengamat asing, terutama untuk studi-studi akademik. Apalagi fenomena ini tidak hanya terdiri dari satu grup, namun muncul juga di grup yang lain dengan identifikasi khusus. Sebagian kentara sekali warna Timur Tengahnya, sehingga kadang lebih mewakili eksistensi budaya Timur Tengahnya daripada pesan keagamaannya. Dengan fenomena ini bertambah lagi warna Islam di Indonesia.
Kecenderungan-kecenderungan di atas, kemudian melahirkan Islam labeling[vi]; radikal, fundamental, moderat, liberal dan sebagainya. Mengapa? karena identitas itu memudahkan penggambaran gerakan masing-masing. Apakah Islam di masa lalu yang lebih menunjukkan identitas Islam Indonesia kemudian lenyap? Jawabnya, tidak sepenuhnya. Namun gerakan yang paling banyak menarik media massa ini lebih sering ter-cover daripada Islam genuine[vii] Indonesia  sebelumnya. Meski awal-awal kemerdekaaan, kita tak melupakan gerakan DI/TII dan “kekejaman” kelompok Kartosuwiryo yang mencita-citakan berdirinya Islam di Indonesia.
Islam Indonesia Sebelum  Tragedi 11 September
Studi Islam di Indonesia sebenarnya banyak menarik perhatian Islamist di luar negeri terutama tentang raksasa dua organisasi massa Islam; NU dan Muhammadiyah. Namun, meski Indonesia kaya dengan banyak intelektual muslim, dari pihak organisasi manapun, mereka jarang terkenal dalam dunia Internasional.[viii] Memang, Islamic studies di kelas-kelas Internasional banyak menjadikan Islam Indonesia menjadi obyek kajian, tapi mereka umumnya tidak  terfokus pada satu tokoh. Studi-studi lebih diarahkan pada perkembangan Islam dalam kaitannya dengan  kasus-kasus khusus, politik misalnya.
Pasca Soeharto, yaitu era reformasi nampaknya merupakan momentum untuk melahirkan ekspresi Islam masing-masing, NU dan Muhammadiyah tidak lagi menjadi dwi-tunggal yang mengundang perhatian banyak pengamat asing. Selain NU dan Muhammadiyah, realitasnya, ada banyak organisasi massa Islam di Indonesia, misalnya Persis atau Perti, namun memang tidak sebesar dua organisasi sebelumnya.
Sementara itu, seperti disinggung di atas, era reformasi adalah era keterbukaan yang memungkinkan orang untuk mengekspresikan pikiran termasuk cara keberagaamaan. Ambillah contoh misalnya; lahirnya Front Pembela Islam (FPI) dan MMI (Majelis Mujahidin Indonesia). Forum Komunikasi Islam Ahlussunnah wal Jamaah dengan Laskar Jihadnya, dan lain-lain. Masing-masing organisasi Islam ini lahir dengan karakternya masing-masing. Yang menarik, gerakan organisasi ini mampu menyedot perhatian media massa dengan coverage yang seluas-luasnya di media dalam dan luar negeri. Wajar saja, karena selain sangat kental dengan simbol, gerakannya yang lebih mengandalkan unjuk kekuatan dalam melawan sesuatu –di mana hal ini tidak dijumpai sebelumnya-- bahkan banyak orang dirugikan atas pembenaran tindakannya yang mengatasnamakan agama dengan kata lain jihad.[ix]
Fenomena munculnya gerakan baru Islam ini juga didukung oleh menguatnya wacana penerapan syariat Islam yang dibarengi oleh kebijakan pemerintah dengan otonomi daerah masa presiden Abdurrahman Wahid. Policy ini lebih memberikan keleluasaan daerah untuk mengatur pemerintahnnya sendiri. Sejak inilah Islam Indonesia banyak dikenal lebih pada gerakannya, beberapa gerakan yang anarki dengan mengatasnamakan amar ma’ruf’ lebih sering didengar masyarakat daripada kegiatan-kegiatan ilmiah dan kajian-kajian untuk mengeksplorasi Islam. NU dan Muhammadiyah, malah sunyi dari publikasi.
Islam Indonesia Pasca 11 September: Merespon Amerika, Mencari  Sekutu, Mencipta Enemi Baru
Tak ada yang menyangka, bahwa 11 September 2001 lalu, WTC di New York yang secanggih itu security-nya bisa hancur luluh dalam hitungan menit dan menggegerkan dunia.[x] Banyak simpati dunia akan tragedi itu kepada Amerika. Presiden Megawati, bahkan, menjadi tamu pertama George Bush setelah peristiwa itu dan menyatakan dukungannya bahwa Indonesia di belakang setiap usaha untuk menumpas kekerasan/terorisme.
Namun apa yang terjadi? Setelah “malapetaka Amerika” ini,  muncul misi Amerika; perang melawan teroris. Indonesia pasca tragedi itu, pernah dijuluki surga bagi teroris[xi], dengan merujuk situasi gerakan Islam belakangan. Dikatakan bahwa otak pengeboman itu; Osama bin Leden, banyak mempunyai network dengan pentolan ormas-ormas yang lahir belakangan. Asumsi ini timbul karena meningkatnya gerakan Islam radikal di Indonesia. Mereka misalnya dikenali dengan ciri-ciri; penggunaan simbol-simbol Arab, sering mengerahkan massa, cita-cita menegakkan negara Islam dan lain-lain.
Bagi mereka, terutama mereka yang melihat perkembangan Islam di Indonesia belakangan, gejala ini memunculkan kekhawatiran tersendiri, terutama ketakutan matinya demokrasi di Indonesia. Bukan itu saja, gerakan-gerakan yang  didanai secara swadaya, ini juga rentan akan kedekatannya dengan penyandang-penyandang dana dari Timur Tengah.
Sejak Amerika memproklamirkan war againts terorist, Indonesia masuk dalam sasaran ini. Apakah yang populer dan bisa diinventarisir dalam sorotan dunia  tentang isu Islam di Indonesia pasca tragedi 11 September?
Pertama, isu Jamaah Islamiyah (JI). Organisasi yang hampir tak pernah dikenal di Indonesia ini, disinyalir sebagai sarang lahirnya teroris. Meski sebenarnya banyak tokohnya ada di Malaysia, tak urung orang-orang yang pernah terlibat atau berhubungan dengan almarhum Abdullah Sungkar, sang pemimpin di Malaysia  di manapun berada dianggap telah ikut menghidup-hidupkan JI ini. Di Indonesia, nama Abu Bakar Ba’asyir, ketua MMI dan pengasuh pesantren Ngruki ini mendadak menjadi sangat terkenal, dalam kasus pencarian jaringan-jaringan JI. Apapun alasannya, akhirnya ia berhasil dikenai dengan serangkaian tuduhan makar maupun aktor di balik terjadinya gerakan-gerakan Islam garis keras.
Kedua, meningkatnya sentimen anti-Amerika. Ketika terjadi peristiwa 11 September 2001, Indonesia sebenarnya menunjukkan atensi dan simpati serta mengutuk perbuatan tak berperikemanusian ini, siapa pun pelakunya. Namun keputusan pemerintahan Amerika untuk menyisir Afganistan, negeri di mana Osama bin Leden kira bersembunyi, telah melukai banyak umat muslim di Indonesia. Afganistan memang di bawah rezim Taliban yang ditengarai sangat radikal dan literal dalam pemahamaman keagamaan, namun bukan kewajiban Amerika untuk kemudian menyerangnya dengan alasan untuk membebaskan rakyat dari kekuasaan yang tiran sambil mencari-cari Osama. Agresi tetap agresi, di mana tindakan Amerika ini tak bisa meluputkan jatuhnya korban-korban sipil.
Setelah sukses dengan Afganistan dan memberinya “kompensasi”, Amerika dengan kebijakan barunya menyerang Irak. Apapun alasannya, Irak yang sampai hari belum sesukses Afganistan untuk ditaklukkan, Amerika telah menjadikan Irak sebagai seteru baru dan seolah-olah menjadi imaginer enemy. Untuk melakukan itu semua Amerika tidak sendiri, ia banyak mendapat sekutu, terutama sebagian negara-negara di Eropa.
Policy pemerintahan Amerika seperti di atas, sebenarnya sangatlah membuat risih. Banyak orang kemudian –termasuk di Indonesia-  yang menggeneralisir bahwa apapun yang berbau Amerika harus dimusuhi, kalau perlu dengan jalan kekerasan. Di Indonesia, ketika terjadi penyerangan-penyerangan  itu, tak sedikit waralaba-waralaba Amerika yang ingin dihancurkan. Sementara orang kulit putih dari negara manapun, menjadi target kekerasan bom, maupun sweeping. Ini yang kemudian membuat sejumlah negara memberikan travel  warning kepada turis untuk datang ke Indonesia.
Ketiga, menguatnya citra Islam radikal di Indonesia. Media massa, baik dalam maupun luar, telah banyak mengekspos berita-berita tentang wajah Islam di Indonesia yang seringkali tanpa reserve. Lihatlah, bagaimana istilah JI bisa sangat populer, bagaimana setiap saya bertemu dengan orang asing, selalu ditanya tentang Islam Fundamentalis, FPI dan sebagainya. Hal ini tentu disebabkan konstribusi media yang besar dalam menimbulkan opini publik yang suka atau tidak suka telah mengubah wajah Islam di Indonesia.
Keempat, meningkatnya aksi bom untuk dan atas nama jihad. Bagaimana pun, ketika dunia masih tersentak dengan peristiwa 11 September,  tiba-tiba bom Bali terjadi dan disusul dengan Bom J.W. Marriot hotel, yang targetnya membunuh orang. Serangkaian bom itu, mendadak menimbulkan spirit saudara-saudara kita untuk jadi martir setelah membunuh orang!
Kajian Islam Indonesia, Perlukah Dibuka Kelas Internasional?
Historiografi Islam di Indonesia sebenarnya banyak ditulis, baik oleh orang-orang Indonesia sendiri maupun pengamat asing. Banyak mahasiswa Indonesia maupun non-Indonesia yang studi di luar negeri mengambil spesifikasi Islamic Studies, dan mereka menulis tentang Islam Indonesia. Sebagai negara dengan jumlah populasi muslim terbesar di dunia dengan segala keragamannya, sudah saatnya kajian Islam Indonesia menjadi satu subyek sendiri. Bahkan, hal ini dapat menjadi bukti kekhasan Islam Indonesia di bumi sendiri.
Di Universitas Leiden Belanda, contohnya, meski bukan subyek yang wajib diambil, ada mata kuliah Dissemination Islam in Indonesia, yang mengkhususkan kajian Islam Indonesia abad ke-20. Pemikir-pemikir Islam Indonesia, jarang dikaji secara khusus seperti mereka mengkaji Mohammed Arkoun, Hassan Hanafi atau tokoh yang lain. Melihat contoh demikian, sudah saatnya didorong “Studi Islam Indonesia” menjadi bagian dari mata kuliah yang harus ditawarkan di Islamic  Studies kelas Internasional.
Sementara jika di PTAI dibuka kelas Internasional, sudah seharusnya ada muatan kurikulum lokal yang khusus menyoroti perkembangan Islam Indonesia termasuk memasukkan perkembangan mutakhir, 10-tahunan terakhir yang berkembang sangat pesat, dewasa ini. Hal ini, juga agar jangan sampai kelas internasional Indonesia tak beda dengan kelas internasional di luar Indonesia yang mengkaji tokoh-tokoh yang sama. Usaha ini bukan hanya mendorong tumbuhnya pemikir-pemikir muslim dengan gagasan yang brilian dan selalu menjawab problem keberagamaan kini, namun juga mempromosikan Islam Indonesia, paling tidak, sudah dielaborasi di negeri sendiri. Selain itu, ini juga untuk menumbuhkan terbitnya buku-buku atau karya-karya tulis dari para penulis muslim Indonesia, sehingga mampu menembus dunia internasional (go international). Di sisi lain, agar para pengamat non-Indonesia lebih dekat mengenal Islam Indonesia dan tak seburuk digambarkan media (baca: asing) selama ini.
Penutup
Wajah Islam di Indonesia selalu mengalami perubahan bentuk dari waktu ke waktu. Masa pra kemerdekaan sebenarnya tak jauh dengan masa-masa Soeharto. Pada masa reformasilah, saya kira yang banyak mendapat sorotan dunia. Saat itu, wajah Islam kita tiba-tiba total menjadi Islam yang “garang”, yang suka menunjukkan kekuatan dan banyak mencita-citakan mati syahid (martir) kalau berhasil melenyapkan orang yang didefinisikan sebagai musuh.
Meski citra ini mereduksi wajah Islam Indonesia yang toleran dan ramah, publik atau dunia mulai melihat titik terang Islam di Indonesia. Mereka misalnya  sering mencari rujukan-rujukan model keberagamaan seperti di NU dan Muhammadiyah. Sebutlah yang agak kontroversial misalnya, undangan Presiden Bush sewaktu ke Bali dan safari dubes AS ke beberapa tokoh dan pesantren.
Di sisi lain, dalam konteks dinamika kelimuan di Perguruan Tinggi Agama Islam, kiranya secepatnya dapat menciptakan kurikulum untuk mengenal Islam Indonesia yang genuine. Terlebih bila terdapat kelas Internasionalnya. Realitas sosial perempuan Islam Indonesia, seperti terungkap melalui komentar kawan saya di atas, dalam wacana mutakhir keislaman, saya kira dapat menjadi wacana khas a la Indonesia. Hal itu, sudah saatnya diujicobakan.


[i]Hanya orang Muslimlah yang bisa masuk Haramain, karena siasatnya itu, kemusliman Snouck Hurgonje sesungguhnya banyak menimbulkan kontroversi.  Prof. Dr. P.S van Koningsveld.  Snouck Hurgronje dan Islam. Delapan Karangan Hidup dan Karya Seorang Orientalis Zaman Kolonial Islam (translated from Snouck Hurgronje en Islam, acht artkelen over lenen en werk van een orientalist uit het koloniale tijd perk), (Jakarta: Girimukti  Pusaka, 1987).
[ii]Adaptasi misi Islam seperti ini sampai hari ini masih banyak dipraktekkan orang-orang NU, meski ada sebagaian kelompok lain yang menentang, karena dianggap terlalu kelewatan percampurannya, hingga terkesan lebih dominan agama lain daripada Islamnya.
[iii]Seorang Muslim dari Australia yang melihat dari dekat kehidupan beragama di Indonesia mengatakan; negaramu itu unik, meski ada agama mayoritas, tetap ada daerah yang menjadi central  agama-agama tertentu! Dan ia melihat Islam dipraktekkan secara luwes.  
[iv]Lihat, misalnya buku biografi Hasan Raid Pergulatan Muslim Komunis; Otobiografi Hasan Raid,’ tahun 2001. Selain beliau, kita mengenal Kyai Misbah dari Jawa Timur yang juga dikenal sepakat dengan aliran yang katanya menjadi ancaman bagi kehidupan berbangsa dan bernegara sehingga harus diberangus.
[v]Argumen ini misalnya dikemukakan oleh Fauzan Saleh dalam Modern Trends in Islamic Theological Discourses in Twentieth Century Indonesia, a critical Survey (Leiden: Brill NV, 2001).
[vi]Islam labeling merupakan penyebutan/opini saya pribadi. Kaum akademi Indonesia sebenarnya sudah lama menggunakan kategorisasi Islam, yang merujuk pada Fazlurrahman. Meski  Islam-islam yang bersifat argumentatif dan kategoritatif itu tak sepenuhnya ada dalam kehidupan muslim di Indonesia di waktu lalu. 
[vii]Islam yang genuine Indonesia, dimaksudkan sebagai penggambaran identitas Islam yang hanya dapat ditemukan di Indonesia
[viii]Pemikir-pemikir dunia Islam sudah tak asing lagi bagi kalangan mahasiswa Perguruan Tinggi Islam maupun akademisinya. Terutama, bahwa pemikiran mereka menjadi silabi wajib di perguruan Tinggi. Bahkan banyak dari mereka sengaja diundang ke Indonesia. Seorang Professor Islamic Studies dari Universitas Quaid-I-Azam University Islamabad di Pakistan, yang sama-sama menjadi visiting fellow di East West Center dengan saya mengatakan tak tahu banyak tentang pemikiran Islam di Indonesia, kecuali tentang NU dan Muhammadiyah. Keadaan ini mungkin bisa dipahami, karena tak banyak dari mereka yang punya publikasi Internasional dan mendapat sambutan luas. 
[ix]Organisasi-organisasi yang kerap terlihat dalam pengerahan massa, kadang juga menimbulkan distorsi berita untuk koran luar negeri misalnya; Harian Honolulu Star Buletin (koran dengan jumlah oplah yang besar di Hawaii) tanggal 8/11/2003 memuat berita dan gambar tentang pembukaan kongres MMI. Dengan judul yang sangat bombastis; 3000 orang di Indonesia mengadakan rally untuk mendukung bos teroris (yang dimaksud adalah Abu Bakar Ba’asyir). Padahal mereka adalah santri-santri Pesantren Baasyir yang menghadiri pembukaan kongres.

islam

[x]Sampai hari ini, saya tidak pernah merasakan aura 11 September di Indonesia, bagaimana mereka mengekpresikan simpati terhadap korban Amerika, memuntahkan kebenciannya akan policy Amerika yang sepihak membuat agresi ke negara-negara yang dia anggap sarang teroris setelah memaklumkan war againts teroris. Kesan-kesan muslim Indonesia hanya saya tangkap dari media massa atau media elektronik. Saya menghayati ekspresi-ekspresi Muslim itu, karena 11 September 2001, saya sedang studi di Leiden (Belanda), 11 September 2002, hari wisuda saya dan masih di Leiden dan 11 September 2003 saya di Hawaii USA. Pada 11 September 2001, di Belanda, saya melihat masyarakat Muslim (tidak termasuk muslim Indonesia) beramai-ramai mendukung Osama bin Leden, pemimpin jaringan al-Qaida yang diduga berada di balik tragedi 11 September. Kelompok mereka, yang sebenarnya lebih menitikberatkan pada anti-Amerika, ada dalam jumlah yang besar, sampai waktu itu cukup mengkhawatirkan pemerintah Belanda. Sebaliknya, kalau kita berada di USA, kita akan melihat bahkan merasakan peristiwa 11 September sebagai perbuatan biadab, unhuman dan sama sekali bukan akibat arogansi Amerika, sebab korban-korbannya memang masyarakat sipil.
[xi] CNN.com pernah memuat judul ini;  Indonesia; A haven for al-Qaida?


Minggu, 24 November 2013

Adakah Seni Sebuah Senyum ?

Kawan Senyum - Senyum itu adalah hal unik yang kecil dan terdapat Makna yang luas dibalik sebuah Senyuman. bahkan Senyum itu Ibadah “Terlalu sering kita meremehkan kekuatan dari sebuah sentuhan, senyuman, kata-kata yang manis, telinga yang mendengarkan, dan pujian yang jujur, atau tindakan-tindakan kecil dari sebuah kepedulian, yang semuanya memiliki potensi untuk mengubah kehidupan di sekitar.”
- Leo F. Buscaglia -

senyum
Senyum Juga sangat Bermanfa'at dalam Kehidupan, tak sedikit orang yang merasakan Manfaat Senyum Indah Kita.

Sebenarnya, tidak ada seni. Hanya ingin mengatakan bahwa anda dilahirkan untuk menjadi bahagia, dan anda dapat menunjukkan kebahagiaan ini dengan senyum indah Anda.

Sampai batas tertentu, kita semua tahu bagaimana menemukan senyum yang tulus, pada dasarnya rumusnya adalah seperti ini:

Senyum tulus = mata berkerut

Kita semua cukup paham dengan skala tulus ini. Ketika kita berpapasan dengan orang asing atau kenalan biasa dalam lift, kita memberi mereka senyum tulus? itu adalah senyum palsu, atau dalam bahasa halus senyum sopan. Saya juga melakukannya dengan tak sadarkan diri, ketika sedang berjalan-jalan atau sambil menunggu sesuatu.

Pelajarannya adalah :
Tersenyum dengan mata anda! Rasakan benar-benar dan hal itu nanti akan keluar secara alami.
Senyum adalah tindakan yang begitu sederhana, namun dampaknya sangat kuat. Beberapa dampak nyata dari perasaan sukacita internal anda adalah:

Joget Cesar Keep SmileOrang akan tertarik kepada anda – Saya tidak bermaksud secara seksual (meskipun mungkin hal itu bisa saja terjadi), tetapi orang-orang akan merasa tertarik pada energi anda. Bila anda lebih banyak tersenyum, anda akan membawa aura dan ketenangan yang akan menarik orang kepada anda. Orang akan berharap untuk berada di dekat anda, untuk merasakan bahwa mereka merasakan perasaan yang luar biasa di dekat anda. Kita semua pasti menyukai dan ingin berada di sekitar orang-orang yang bahagia dan ceria, bukan?

Optimis – Anda akan merasa lebih positif tentang diri anda sendiri dan dunia.

Kebahagiaan dan keceriaan - Senyum adalah ekspresi kebahagiaan dan sukacita di dalam diri anda. Layaknya sebuah spiral yang naik ke atas, senyum akan meningkatkan kebahagiaan yang anda rasakan.

Sehat – Senyum dapat mempengaruhi kondisi internal anda, yang dapat memiliki dampak psikologis pada kesehatan fisik dan mental.

Merasa dekat – Senyum merupakan tanda menerima dengan senang hati dan akan membuat orang merasa lebih nyaman.

Membuat orang lain gembira - Senyum memiliki kekuatan untuk membuat orang lain merasa nyaman terhadap diri mereka sendiri. Senyum menghangatkan hati dan memiliki kekuatan untuk menghibur orang lain secara langsung.

Senyum akan menular – Orang lain dapat dengan cepat dan mudah menangkapnya dan akan mengalami ‘efek samping’ seperti di atas.
Lakukan Tantangan Senyum

Tersenyum pada orang asing – Anda pernah mengalami saat-saat ketika anda berpapasan dengan orang asing atau sengaja menangkap tatapan seseorang, dan anda berdua tiba-tiba akan terlihat canggung di kejauhan atau berpura-pura kita melihat sesuatu yang lain? Nah, jika anda sering mengalaminya maka tantangannya adalah untuk memberi mereka senyuman lebar. Sebuah senyum tulus akan menunjukkan semuanya, termasuk gigi.

Deepak Chopra, seorang motivator, berbicara tentang memberi setiap orang yang anda temui dengan sebuah hadiah kecil. Saya melakukannya dengan sebuah senyum. Mengapa tidak? Ini tidak memerlukan biaya apa-apa, ditambah hal ini jauh lebih menyenangkan daripada anda merasa canggung dan berpura-pura anda tidak disana. Saya juga senang melihat reaksi orang-orang ketika kita tersenyum pada mereka, yang sebelumnya tidak mereka harapkan. Beberapa senyuman, dan orang lain akan merasa surprise dan tersenyum balik pada anda, yang pada akhirnya akan memunculkan rasa kehangatan di dalam diri.

Tersenyum pada tunawisma atau pengemis – Pada dasarnya sebagian besar dari mereka adalah orang-orang baik. Mereka juga membutuhkan perhatian dan pengakuan. Jadi, beri mereka sesuatu lebih dari sekedar uang. Jadi berikutnya jika ada seseorang yang meminta sedekah pada anda, cobalah untuk tidak mengabaikan mereka. Senyumlah dengan hangat pada mereka. Jika anda merasa tidak ingin memberikan uang, katakan saja “Maaf, saya tidak memiliki uang kecil sekarang”. Demikian pula, jika ada seseorang yang mencoba untuk menjual sesuatu pada anda dan anda tidak tertarik, cukup tersenyum dan katakan kepada mereka “Tidak terima kasih”. Saya telah menemukan bahwa dibutuhkan lebih banyak energi untuk mengabaikan dan berpura-pura menjadi sangat serius, daripada tersenyum. Jadi tersenyumlah! Buatlah hari yang indah untuk seseorang! :)

Tersenyum lebar – Sadarkah anda bahwa anda hanya memberikan setengah dari senyum anda ketika anda mencoba untuk sekedar bersikap sopan? Seperti di lift misalkan, atau menabrak seseorang di depan pintu, atau menunggu dalam antrean. Mengapa tidak berlatih memberi mereka senyum yang tulus? Karena hal ini akan mengurangi kecanggungan anda dan anda berpotensi membuat hari seseorang menjadi indah, atau mendapatkan teman baru.

Senyum di tempat kerja – Hidup di bawah rutinitas dapat menjadikan kita seperti robot, seperti di tempat kerja. Datang di pagi hari, memulai pekerjaan, istirahat siang, dan pulang di sore hari, begitu seterusnya. Setiap hari kita menjalani rutinitas yang sama. Target anda hanyalah pergi bekerja, melakukan pekerjaan anda dan seringkali kita melupakan rekan-rekan kerja di sekitar anda. Jadi tantangannya adalah berlatih dengan senyum berseri-seri ketika anda datang ke tempat kerja. Senyum tulus dengan setiap orang yang anda temui di kantor. Jadikanlah anda senang melihat mereka dan bawalah lebih banyak kesenangan ke dalam kehidupan orang lain. Tanyalah dengan tulus dan semangat kepada mereka “Apa kabar?”, atau “Bagaimana akhir pekan anda?”. Kemudian perhatikan senyum di wajah mereka?

Sebuah pujian kecil dengan senyuman anda – Saat bertemu atau menghadapi orang, carilah hal-hal yang anda kagumi atau sukai tentang mereka, betapapun kecilnya, biarkan mereka tahu. Sebuah pujian tulus kecil dapat mengangkat semangat mereka dalam waktu yang lama.

Saya telah menemukan hal-hal berguna yang membuat saya tersenyum. Beberapa momen yang membuat saya tersenyum adalah:
- Ketika anak saya yang masih bayi tersenyum.
- Ketika saya menikmati rasa dari secangkir teh creamer.
- Ketika saya membaca komentar yang ditinggalkan oleh pembaca.
- Ketika istri saya menyambut saya pulang di rumah.
- Ketika saya dan tim berhasil mencapai target.

Anda mungkin ingin meluangkan waktu beberapa menit untuk membuat daftar hal-hal yang akan membawa senyum di wajah Anda.

Tips Lainnya Untuk Membawa Lebih Banyak Senyum Dalam Hidup Anda

Jurnal senyum – Selama dua minggu, rekam momen-momen yang membuat senyum indah anda keluar. Jika anda merasa down, lihat kembali buku tersebut dan carilah hal-hal yang membuat anda tersenyum. Merasakan kembali pengalaman tersebut akan mengingatkan diri anda sendiri untuk kembali menjadi positif. Anda memang tidak bisa secara fisik marah dan senyum pada saat yang bersamaan. Namun dalam psikologi fisiologis, jika terjadi konflik antara tindakan fisik dengan perasaan di dalam diri anda, maka perasaan akan bergeser untuk mencocokkan keadaan di luar anda. Jadi salah satu cara untuk merubah emosi anda adalah dengan mengubah fisiologi Anda.

Apresiasi – Identifikasi hal-hal yang anda syukuri, kemudian fokus pada hal-hal tersebut sebanyak mungkin.

Humor – Buat sebuah jadwal untuk menonton film komedi. Bergaul dengan orang-orang yang membuat anda tertawa.

Manjakan diri anda sendiri - Ketika kita merasa lebih terhubung dengan diri kita sendiri, kita merasa sukacita dan cenderung mengalami lebih banyak senyum.

Carilah keluguan – Amati anak kecil atau hewan peliharaan yang sedang bermain dengan bebasnya. Tontonlah kepolosan mereka, nikmati kehadiran mereka bersama anda. Apakah anda tersenyum? Apakah anda merasa bahagia untuk mereka? Itu karena anda terhubung dengan kepolosan yang sama dalam diri anda.


Pentingnya Senyum Di Kehidupan Sehari-hari


Tersenyum adalah suatu tindakan yang paling mudah, paling sederhana, paling murah dan paling menyenangkan di dunia. NB: Senyumlah Kawan.

Sabtu, 23 November 2013

Masuk Neraka Siapa Takut #Don't Tell It Anyone

Awalnya saya kaget melihat judul giveaway Mas Hari kali ini. Masuk neraka siapa takut?! Terkesan seperti menantang Sang Pencipta ya? Tapi di balik judulnya yang serem ampun-ampunan, saya tahu ada maksud baik yang ingin diberikan Mas Hari yaitu dakwah. Dalam kehidupan sehari-hari kita memang sering dengan entengnya melakukan suatu pekerjaan yang dibenci oleh Allah. Seolah-olah kita memang tak takut dosa dan tak takut masuk neraka. Mudah-mudahan setelah ini kita bisa menjadi seorang hamba yang senantiasa mengaitkan segala amal perbuatan kita dengan hari penghisaban kelak.
Ada Allah yang Maha Melihat. Ada Allah yang Maha Adil. Ada Allah yang Maha Menuntut Balas.

***

credit

“Tapi jangan bilang siapa-siapa ya, Is?”
“Hmm. Oke,” jawabku mantap sambil mangut-mangut.
“Aku tuh sebenernya suka sama A Tri.”
“Hah!” Refleks mulutku membulat mendengar pengakuan sahabatku.
“Ih. Biasa aja kali. A Tri kan ganteng, tinggi, pinter, anak rohis, tajir pula.” Sahabatku mempermainkan jari-jarinya. Menghitung hal-hal menarik yang menjadi alasan dia menyukai A Tri.
Dalam hati aku mengamini. A Tri memang layak untuk disukai.

Di atas adalah penggalan percakapan saya dengan seorang sahabat. Sebut saja Rima.

“Rima cerita apa aja, Is?”
Yah, selain Rima aku punya sahabat yang lain. Dia adalah Nesa. Tapi Rima kerap kali menceritakan privacy-nya padaku. Hanya padaku. Tidak pada Nesa.
“Nggak cerita apa-apa ko,” aku mengelak.
“Ah. Mana mungkin dia nggak cerita apa-apa. Tenang, Is. Aku nggak akan ngasih tahu orang lain ko.” Nesa mengacungkan telunjuk dan jari tengah tepat di depan hidungnya.
“Tapi kata Rima jangan bilang ke siapa-siapa.”
“Katanya kita sahabat. Tapi masih main rahasia-rahasiaan.” Nesa cemberut. Aku semakin salah tingkah dibuatnya. “Kasih tahu dong, Is. Nggak akan dikasih tahu ke orang lain ko. Ya please!” Nesa memelas, kedua tangannya dirapatkan di depan dada.

Aku serba salah. Di satu sisi aku kasihan pada Nesa. Bagaimana pun sebagai seorang sahabat dia pasti merasa diacuhkan dan tak dianggap. Di sisi yang lain aku sudah janji pada Rima untuk menjaga rahasianya. Diam-diam aku menyesali perbuatan Rima yang hanya menceritakan masalahnya padaku.

“Ya sudah. Tapi janji, ya? Jangan bilang siapa-siapa!”
“Oke. Oke.” Nesa memutar tangan di depan mulutnya. Persis orang yang sedang memutar kunci.
“Jadi kemarin Rima cerita kalau dia suka sama A Tri.”
“Serius, Is?”
Aku mengangguk.

Membaca dua scenepercakapan saya dan sahabat-sahabat saya, temans pasti tahu letak kesalahan saya dimana. Ya, saya ingkar janji dan menyalahi amanah. Astagfirullah. Setiap kali mengingat peristiwa ini saya merinding. Takut tak diampuni. Takut dosa ini yang akan mengantarkan saya ke kerak neraka.

Nabi Muhammad SAW: “Tanda-tanda orang munafik ada tiga, yaitu bila berbicara dusta, bila berjanji tidak ditepati, dan bila diamanati dia berkhianat. “(HR. Muslim)

Berarti saya termasuk orang munafik dong ya? Hiks. Peristiwa ini terjadi ketika saya duduk di bangku SMA. Bisa dibilang kesalahan yang saya lakukan adalah kesalahan yang kerap dianggap sepele.
Ya hanya membocorkan rahasia sahabat yang satu ke sahabat yang lain. Rahasianya juga bukan hal yang besar ko. Dalih saya waktu itu Padahal tak ada dosa yang sepele kan? Semua perbuatan kita akan dicatat oleh Rakib Atid dengan teliti dan tak ada yang terlewat.

Seringkali dalam kehidupan sehari-hari kita tak bisa menjaga lisan, salah satunya dengan meyebarluaskan rahasia orang lain. Padahal menjaga rahasia saudara kita adalah kewajiban kita sebagai seorang muslim.

Dalil tentang kewajiban menjaga rahasia seorang muslim adalah hadits yang diriwayatkan Abû Dawud dan at-Tirmidzi dengan sanad hasan dari Jabir, sesungguhnya Rasulullah saw.
bersabda:
Jika seseorang berkata kepada orang lain dengan suatu perkataan
kemudian ia menoleh (melihat sekelilingnya), maka pembicaraan itu adalah amanah.

Rahasia adalah amanah. Maka secara otomatis kita mempunyai kewajiban untuk menjaganya. Ketika kita tak bisa menjaganya, kita termasuk orang-orang yang khianat, dan orang khianat adalah orang munafik.Astagfirullah.

Di luar dugaan saya, suatu hari ketika kami sedang bersama, tiba-tiba Nesa meledek Rima.
“Ciiieeee. Ada yang lagi jatuh cinta sama A Tri nih,” Nesa mengedip-ngedip matanya pada Rima. Rima terkejut kemudian menatap saya sangar. Saya yakin, Rima pasti sangat kecewa. Pada waktu itu ingin sekali saya memarahi Nesa karena tidak bisa menjaga mulutnya. Tapi, bukankah saya juga tak bisa menjaga mulut saya sendiri?

Beberapa hari Rima tak mau bicara. Sms tak dibalas, telpon juga tak diangkat. Saya terus mencoba untuk meminta maaf sampai akhirnya dia mau memaafkan saya. Saya bersyukur hubungan kami membaik.
Tapi setelah kejadian ini, Rima tak se-terbuka dulu. Mungkin dia takut rahasianya akan saya bocorkan lagi. Peribahasa “Sekali lancung ke ujian” memang benar adanya. Seseorang akan sulit untuk dipercayai lagi jika dia pernah berkhianat.
Kalau pun Rima ingin berceita, dia lebih dulu mengancam saya, “Awas ya jangan ember lagi.”

Menjaga rahasia saudara kita adalah salah satu bukti bahwa kita menyayanginya. Coba kita bayangkan bagaimana jika kita ada di posisi seseorang yang dibocorkan rahasianya. Kita pasti kecewa dan merasa sangat bersalah karena telah menceritakan rahasia kita pada orang lain.
***

Suatu hari, Imam al-Ghazaliberkumpul dengan murid-muridnya. Lalu beliau bertanya beberapa hal. Apa yang paling berat di dunia ini?”.
Ada yang menjawab baja, besi, dan gajah. Semua jawaban sampean benar, kata Imam Ghozali, tapi yang paling berat adalah “memegang amanah” (QS. Al Ahzab 72). Tumbuh-tumbuhan, binatang, gunung, dan malaikat semua tidak mampu ketika Allah SWT meminta mereka untuk menjadi kalifah (pemimpin) di dunia ini. Tetapi manusia dengan sombongnya menyanggupi permintaan Allah SWT, sehingga banyak dari manusia masuk ke neraka karena ia tidak bisa memegang amanahnya.
Lantas pertanyaan selanjutnya adalah, “Apakah yang paling tajam di dunia ini?”.
Murid-muridnya menjawab dengan serentak, pedang. Benar kata Imam al-Ghazali. Tapi yang paling tajam adalah “lidah manusia”[1]

Perkataan Imam Al Ghazali saya jumpai kebenarannya. Tentang amanah yang menjadi sesuatu paling berat dan tentang lidah yang menjadi sesuatu yang paling tajam di dunia ini.
Temans bisa lihat dalam peristiwa yang saya alami, bagaimana lidah yang tidak dijaga bisa menyakiti hati orang lain dan merusak sebuah persahabatan. Dan tentang amanah, maka kita perlu tenagayang kuat agar bisa melaksanakannya, meskipun itu hanya menjaga rahasia sahabat kita sendiri.

Rasulullah bersabda”
لا يؤمن أحدكم حتى يحب لأخيه كما يحب لنفسه

Tidak beriman salah seorang di antara kalian sampai kalian mencintai saudara kalian seperti mencintai diri sendiri
 
Ada banyak dosa yang tidak kita sadari. Oleh karena itu sudah sepantasnya kita bisa menjaga diri dari dosa-dosa yang kita sadari. Surga dan neraka itu haq. Keduanya ada dalam Al-qur'an. Meski tak seharusnya kita menjadikan surga dan neraka sebagai tujuan, tapi keduanya bisa menjadi pengingat bagi kita untuk berhati-hati dalam berbuat. Rido Allah tetap harus menjadi tujuan utama kita.


Jika surga dan neraka tak pernah ada
Masih kau bersujud kepada-Nya?
Alm. Chrisye


[1] Hidayatullah.com