Selasa, 25 Juni 2013

Ada Apa dengan Diriku?

Bismillah.



Hello sun shine, kau datang lagi. Mengapa kau datang secepat ini ataukah memang sudah waktunya kau bersinar? Uups, rupanya aku yang terlalu lama terbaring di tempat peraduan. Kini mataku mencari-cari sesuatu diantara tumpukan kantong madu yang tak teratur pada sekelilingku. Sesaat aku mengingat kapan terakhir kalinya aku meletakkan benda yang tengah kucari.

Nah! ini dia yang kucari. Baru lima chapter aku membacanya tanpa sadar telah membuatku terlelap. Sebuah novel dengan cover klasik yang membawaku keliling Roma hingga terbawa ke dreamland semalam, hihihi.  Akupun memutuskan untuk melanjutkan ke chapter berikutnya. Sepertinya ini hari yang indah untuk menuntaskan cerita, batinku. Kata demi kata yang terserap membawaku hanyut pada kisah yang dirangkai si penulis novel.

Dung Tek Dungdungdung!!

Baru sekilas aku membaca, tiba-tiba ketenanganku terusik oleh rangkaian musik dan suara yang memekakkan telinga. Aku mencoba mendekap telingaku dan melanjutkan bacaanku. Sia-sia. Tak kudapati imajiku terbang menerawang makna per kata yang ada dalam novel ini. Huff! Dengan kesalnya, aku langsung menutup novel yang ku baca.

Darimana asal suara itu?

Perlahan ku selidik asal-muasal suara musik yang mengusik itu. Belum lama kepakkan sayapku mengudara namun sudah kutemukan sumbernya. Yap rumah Grandfa Sam! Sebuah rumah luas dengan cat warna putih berhias taman bunga di halaman depan. Bunga-bunga yang indah berwarna-warni nampak sedang bermekaran. Sluuurrp! Membuatku membayangkan betapa lezatnya dan ingin lekas kuraih kantong madu untuk mengumpulkannya. O-ow, tapi tidak untuk kali ini karena kedua tanganku harus melindungi telinga dari suara musik yang bising.

Aku mulai memasuki hunian Grandfa Sam. Ramai sekali tak seperti biasanya. Mungkin keluarga besarnya sedang berkumpul dirumah ini. Syukurlah, aku turut senang melihatnya. Aku sungguh senang melihat keceriaan Grandfa Sam yang nampak berbeda. Lalu akupun meluncur ke arah  datangnya suara yang kian mendekat.

“Lihat, ada lebah disana grandfa!” Teriakan anak kecil mengagetkanku.

“Biarkan saja, dia takkan mengganggu.” Kata Grandfa Sam lembut.

Grandfa Sam lalu tersenyum kepadaku. Aku membalas senyumnya tapi mungkin tidak akan terlihat karena garis senyumku yang terlalu kecil untuk ukuran manusia. Aku mulai kesal karena tak kunjung menemukan asal suara yang sejak tadi kucari. Dan ini ruangan terakhir, mustahil jika tak ada di dalam ruangan ini. Akupun melewati ruangan yang tertutup melalui celah pada lubang pintu.  

Sejenak aku menarik nafas panjang, perasaan lega membuncah karena berhasil menemukan sesuatu yang membuatku penasaran. Tak dapat kupungkiri, aku tertawa ringan sembari menatap sekumpulan anak kecil yang sedang berkaraoke lagu kesukaannya. Ternyata anak-anak itulah yang membuat kegaduhan dengan memutar suara musik . ”Huh, tak bisakah mereka mengatur volumenya agar tidak terlalu keras. Atau lebih baik ganti saja hobi bernyanyi ini dengan membaca. Membaca itu asyik karena kau dapat menikmati suasana yang tenang.” Gumamku kesal.

Kuambil jeda beberapa saat untuk mengontrol amarahku sambil mengamati salah satu anak yang sedang memegang remote DVD.

"Hei.. kenapa anak itu mengganti lagunya.” Aku sedikit kecewa. 

“Ehm satu lagi, dengan membaca kau juga bisa berimajinasi.” Kataku 

Ah sudahlah, aku lelah. Aku pun bersandar pada dinding kamar. Mataku berusaha menjelajah sesuatu yang nyaman dipandang. Telapak kakiku bergoyang dan mendendangkan bunyi yang senada dengan musik yang berputar.

Tunggu, ada apa dengan diriku? Mengapa aku tidak bergegas pergi dari sini? Aku melirik telapak kakiku dan kudapati ia masih berdendang. Lucu sekali, spontan aku tertawa terbahak-bahak. Ternyata aku terhanyut dalam alunan musik. Dan coba dengar suara anak kecil yang menyanyikan lagu itu, merdu sekali. Lagi-lagi membawaku hanyut untuk ikut bernyanyi.

Nanananana . . . .

Wah, musik itu asyik ya! Tiba-tiba terdengar suara pintu terbuka. Grandfa Sam dan keluarga besarnya memasuki ruangan ini. Tebak apa yang terjadi? mereka bergoyang bersama. Ya, musik menyatukan perbedaan diantara kita. Ini luar biasa kawan, Let’s enjoy the music



Tangerang, 26 Juni 2013
Kepada Ann si lebah yang gemar baca buku, 
Akuilah bahwa musik dapat melunturkan penat! 


Tulisan ini di ikutsertakan dalam Lomba Menulis Blog "Musik Yang Asyik" yang diselenggarakan oleh Kumpulan Emak Blogger (KEB) bekerja sama dengan LangitMusik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar