Senin, 10 Mei 2010

Pemenang di Badminton, Pecundang di Sepakbola

Tak salah jika Indonesia disebut demikian, dari jaman dahulu hingga sekarang Indonesia sudah dikenal sebagai pemenang dalam olahraga badminton karena sering menjuarai turnamen-turnamen badminton. Seperti saat ini, Thomas Uber Cup di Malaysia bisa dilalui dengan mudah oleh Indonesia.

Kabar buruknya, persepakbolaan Indonesia tidaklah lebih dari imang pecundang (losser). Bagaimana tidak? Setiap laga dunia yang dilakoni Indonesia tidak pernah membawa pulang piala emas, jangankan piala emas lolos penyisihan World Cup saja tidak.

Satu hal yang adpaat kita pelajari, bahwa bangsa Indonesia adalah tipe individualis, bukan masyarakat yang menjunjung tinggi kerjasama (teamwork). Ini terlihat dari gaya berolahraganya, Indonesia mampu menjadi juara dalam pertandingan olahraga yang hanya mengandalkan satu orang, atau paling tidak ganda. Seperti badminton, tinju, ataupun voli pantai.

Tetapi untuk pertandingan yang mengharuskan sebuah kerjasama tim, seperti sepakbola, balapan dan olahraga tim lainnya, Indonesia jarang sekali atau bahkan tak pernah menjuarainya.

Apa yang menghalangi kita sehingga tidak bisa bekerjsama dengan rekan satu tim dengan baik? Kita adalah negara Pancasila yang menjungjung tinggi nilai gotong royong, seharusnya ini tidak terjadi dalam bangsa kita. Jika kita tidak dapat mengimplementasikan nilai-nilai ideologi bangsa kita sendiri, Apa kata dunia?

Salah satu yang dapat kita lakukan adalah mengurangi rasa egois dengan meniru pola pikir orang China, yaitu memberi terlebih dahulu dan menerima kemudian. Berilah umpan kepada rekan satu tim yang lebih berpeluang mencetak gol, agar kita bisa merasakan kemenangan bersama-sama kemudian. Berpikirlah untuk memberi pelayanan yang lebih baik bagi orang lain sebelum berpikir untuk mendapatkan keuntungan dari tindakan yang kita lakukan..

Terima kasih, semoga bermanfaat.. saya tunggu komentarnya.. :D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar