Minggu, 01 April 2007

YANG JUARA ADIKKU

"Juara pertama kita berikan kepada adik kecil kita, Tita Maharani !" , demikian Pengumuman juri lomba lukis kelompok umur balita. Pengumuman itu serta merta menyemburatkan kebahagiaan kepada sepasang suami isteri yang tidak menyangka putrinya berhasil meraih penghargaan tertinggi perlombaan hari itu.

Namun, kebahagiaan itu hanya sebentar, tiba-tiba raut muka sang ayah menjadi muram. Si isteri pun bertanya, " Tidakkah Abi bahagia, Tita memenangkan lomba ?". , " Abi bahagia sekali ummi, jawab sang ayah, namun tidakkah umi ingat …… Tati, kakak kembarnya juga ikut dalam lomba ini dan sama sekali tidak menang ?, Abi tidak ingin Tati sedih melihat adiknya membawa piala itu." , tambah sang ayah.

Dengan perasaan gembira yang berkurang setengahnya, suami isteri itu mencium kedua putri kembarnya. "Selamat yah dik, Kakak., Abi dan Umi bangga sama kalian". Lalu, berempat mereka melangkah ke podium untuk menerima piala. Dua putri kecil itu terlihat bahagia memegang piala milik sang adik tersebut.

Usai menuruni podium, sang suami membawa piala tersebut entah kemana. Sementara sang istri menuntun dua putri kembar mereka kembali ke tempat duduknya. Perlahan tapi pasti, sang isteri mencoba merangkai kata " Hari ini Adik juara lomba, percayalah, kakak juga akan dapat piala yang sama. Karena selama ini kakak sayang sama Adik. Kakak mengerti sayang ?" , tanya sang ibu kepada anaknya tersebut. Rasa haru pun menjalar di sisi hatinya. "Iya Mi, Kakak ngerti, jawab sang kakak, Adik jadi juara tapi Kakak juga dapat piala, karena sayang sama Adek." , ujar sang kakak sambil menyungingkan senyum di bibirnya.

Akhirnya, sang suami pun datang membawa dua piala yang sama persis bentuknya. Keduanya menghambur dengan ceria. Entahlah, apakah mereka mengerti arti sebuah JUARA atau tidak ? namun, kita yakin kearifan sang bapak akan menumbuhkan rasa percaya diri dan rasa saling menghargai kepada dua orang putri kembarnya, melebihi arti JUARA itu sendiri.

"Yang juara adikku ! , Aku dapat piala karena aku sayang sama adikku." , Kata-kata itu selalu terlontar dari bibir sang Kakak setiap kali orang-orang bertanya dan memuji piala yang mereka bawa.

Semoga cerita ini membuahkan hikmah bagi kita semua. Karena biasanya kecerdasan anak kembar tidak selalu sama. Jika tidak arif menyikapinya, bisa menyebabkan salah satunya rendah diri. Wallaahu a'lam (patra)© 2003 www.manajemenqolbu.com***

Vila Sekpim, 17 April 2003 - ManajemenQolbu.Com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar