Selasa, 23 September 2008

Adakah ada Orang yang Akan Mendoakan Kita ?assalamu'alaikum wr wb
sebuah cerita penggugah hati, silahkan simak,..
Seorang pengusaha sukses jatuh di kamar mandi dan akhirnya stroke.
Sudah 7 malam dirawat di RS di ruang ICU. Di saat orang-orang
terlelap dalam mimpi malam, dalam dunia roh seorang malaikat
menghampiri si pengusaha yang terbaring tak berdaya.

Malaikat memulai pembicaraan, "Kalau dalam waktu 24 jam ada
50 orang berdoa buat kesembuhanmu, maka kau akan hidup. Dan
sebaliknya jika dalam 24 jam jumlah yang aku tetapkan belum
terpenuhi, itu artinya kau akan meninggal dunia!

"Kalau hanya mencari 50 orang, itu mah gampang .. . " kata si
pengusaha ini dengan yakinnya.

Setelah itu Malaikat pun pergi dan berjanji akan datang 1 jam
sebelum batas waktu yang sudah disepakati.

Tepat pukul 23:00, Malaikat kembali mengunjunginya; dengan
antusiasnya si pengusaha bertanya, "Apakah besok pagi aku sudah
pulih? Pastilah banyak yang berdoa buat aku, jumlah karyawan yang aku
punya lebih dari 2000 orang, jadi kalau hanya mencari 50 orang yang
berdoa pasti bukan persoalan yang sulit".

Dengan lembut si Malaikat berkata, aku sudah berkeliling mencari
suara hati yang berdoa buatmu tapi sampai saat ini baru 3 orang yang
berdoa buatmu, sementara waktumu tinggal 60 menit lagi. Rasanya
mustahil kalau dalam waktu dekat ini ada 50 orang yang berdoa buat
kesembuhanmu".

Tampa menunggu reaksi dari si pengusaha, si malaikat menunjukkan
layar besar berupa TV siapa 3 orang yang berdoa buat kesembuhannya.
Di layar itu terlihat wajah duka dari sang istri, di sebelahnya ada 2
orang anak kecil, putra putrinya yang berdoa dengan khusuk dan tampak
ada tetesan air mata di pipi mereka".


Kata Malaikat, "Aku akan memberitahukanmu, kenapa Tuhan rindu
memberikanmu kesempatan kedua? Itu karena doa istrimu yang tidak
putus-putus berharap akan kesembuhanmu"


Kembali terlihat dimana si istri sedang berdoa jam 2:00 subuh, "
Tuhan, aku tahu kalau selama hidupnya suamiku bukanlah suami atau
ayah yang baik! Aku tahu dia sudah mengkhianati pernikahan kami, aku
tahu dia tidak jujur dalam bisnisnya, dan kalaupun dia memberikan
sumbangan, itu hanya untuk popularitas saja untuk menutupi
perbuatannya yang tidak benar dihadapanMu. Tapi Tuhan, tolong pandang
anak-anak yang telah Engkau titipkan pada kami, mereka masih
membutuhkan
seorang ayah. Hamba tidak mampu membesarkan mereka seorang diri."

Dan setelah itu istrinya berhenti berkata-kata tapi air matanya
semakin deras mengalir di pipinya yang kelihatan tirus karena kurang
istirahat".


Melihat peristiwa itu, tampa terasa, air mata mengalir di pipi
pengusaha ini. Timbul penyesalan bahwa selama ini bahwa dia bukanlah
suami yang baik. Dan ayah yang menjadi contoh bagi anak-anaknya..
Malam ini dia baru menyadari betapa besar cinta istri dan anak-anak
padanya.


Waktu terus bergulir, waktu yang dia miliki hanya 10 menit lagi,
melihat waktu yang makin sempit semakin menangislah si pengusaha
ini,penyesalan yang luar biasa. Tapi waktunya sudah terlambat ! Tidak
mungkin dalam waktu 10 menit ada yang berdoa 47 orang !

Dengan setengah bergumam dia bertanya,"Apakah diantara karyawanku,
kerabatku, teman bisnisku, teman organisasiku tidak ada yang berdoa
buatku?"


Jawab si Malaikat, " Ada beberapa yang berdoa buatmu.Tapi mereka
tidak Tulus. Bahkan ada yang mensyukuri penyakit yang kau derita saat
ini. Itu semua karena selama ini kamu arogan, egois dan bukanlah
atasan yang baik. Bahkan kau tega memecat karyawan yang tidak
bersalah". Si pengusaha tertunduk lemah, dan pasrah kalau malam ini
adalah malam yang terakhir buat dia. Tapi dia minta waktu sesaat
untuk melihat anak dan si istri yang setia menjaganya sepanjang malam.


Air matanya tambah deras, ketika melihat anaknya yang sulung tertidur
di kursi rumah sakit dan si istri yang kelihatan lelah juga tertidur
di kursi sambil memangku si bungsu.


Ketika waktu menunjukkan pukul 24:00, tiba-tiba si Malaikat berkata,
Tuhan melihat air matamu dan penyesalanmu ! ! Kau tidak jadi
meninggal,karena ada 47 orang yang berdoa buatmu tepat jam 24:00".


Dengan terheran-heran dan tidak percaya, si pengusaha bertanya
siapakah yang 47 orang itu. Sambil tersenyum si Malaikat menunjukkan
suatu tempat yang pernah dia kunjungi bulan lalu.

Bukankah itu Panti Asuhan ? kata si pengusaha pelan. "Benar anakku,
kau pernah memberi bantuan bagi mereka beberapa bulan yang lalu,
walau aku tahu tujuanmu saat itu hanya untuk mencari popularitas saja
dan untuk menarik perhatian pemerintah dan investor luar negeri. "


"Tadi pagi, salah seorang anak panti asuhan tersebut membaca di koran
kalauseorang pengusaha terkena stroke dan sudah 7 hari di ICU.
Setelah melihat gambar di koran dan yakin kalau pria yang sedang koma
adalah kamu, pria yang pernah menolong mereka dan akhirnya anak-anak
panti asuhan sepakat berdoa buat kesembuhanmu. "

Doa sangat besar kuasanya. Tak jarang kita malas. Tidak punya waktu.
Tidak terbeban untuk berdoa bagi orang lain.


Ketika kita mengingat seorang sahabat lama/keluarga, kita pikir itu
hanya kebetulan saja padahal seharusnya kita berdoa bagi dia. Mungkin
saja pada saat kita mengingatnya dia dalam keadaan butuh dukungan doa
dari orang-orang yang mengasihi dia.


Disaat kita berdoa bagi orang lain, kita akan mendapatkan kekuatan
baru dan kita bisa melihat kemuliaan Tuhan dari peristiwa yang
terjadi.

Hindarilah perbuatan menyakiti orang lain... Sebaliknya perbanyaklah
berdoa buat orang lain.

Terima kasih

Karena pahlawan sejati, bukan dilihat dari kekuatan phisiknya,tapi
dari kekuatan hatinya. Katakan ini dengan pelan, "Ya ALLAH, hamba
mencintai-MU dan membutuhkan-MU, datang dan terangilah hati kami
sekarang...!!!".

wassalamu'alaikum wr wb

Jumat, 19 September 2008

BOCAH MISTERIUS

Bocah itu menjadi pembicaraan dikampung Ketapang. Sudah tiga hari ini ia mondar-mandir keliling kampung. Ia menggoda anak-anak sebayanya, menggoda anak-anak remaja diatasnya, dan bahkan orang-orang tua. Hal ini bagi orang kampung sungguh menyebalkan.



Yah, bagaimana tidak menyebalkan, anak itu menggoda dengan berjalan kesana kemari sambil tangan kanannya memegang roti isi daging yang tampak coklat menyala. Sementara tangan kirinya memegang es kelapa, lengkap dengan tetesan air dan butiran-butiran es yang melekat diplastik es tersebut.



Pemandangan tersebut menjadi hal biasa bila orang-orang kampung melihatnya bukan pada bulan puasa! Tapi ini justru terjadi ditengah hari pada bulan puasa! Bulan ketika banyak orang sedang menahan lapar dan haus. Es kelapa dan roti isi daging tentu saja menggoda orang yang melihatnya.



Pemandangan itu semakin bertambah tidak biasa, karena kebetulan selama tiga hari semenjak bocah itu ada, matahari dikampung itu lebih terik dari biasanya.

Luqman mendapat laporan dari orang-orang kampong mengenai bocah itu. Mereka tidak berani melarang bocah kecil itu menyodor-nyodorkan dan memperagakan bagaimana dengan nikmatnya ia mencicipi es kelapa dan roti isi daging tersebut.



Pernah ada yang melarangnya, tapi orang itu kemudian dibuat mundur ketakutan sekaligus keheranan. Setiap dilarang, bocah itu akan mendengus dan matanya akan memberikan kilatan yang menyeramkan. Membuat mundur semua orang yang akan melarangnya.



************ ********* **


Luqman memutuskan akan menunggu kehadiran bocah itu. Kata orang kampung, belakangan ini, setiap bakda zuhur, anak itu akan muncul secara misterius. Bocah itu akan muncul dengan pakaian lusuh yang sama dengan hari-hari kemarin dan akan muncul pula dengan es kelapa dan roti isi daging yang sama juga!



Tidak lama Luqman menunggu, bocah itu datang lagi. Benar, ia menari-nari dengan menyeruput es kelapa itu. Tingkah bocah itu jelas membuat orang lain menelan ludah, tanda ingin meminum es itu juga. Luqman pun lalu menegurnya.. Cuma,ya itu tadi, bukannya takut, bocah itu malah mendelik hebat dan melotot, seakan-akan matanya akan keluar.



"Bismillah.. ." ucap Luqman dengan kembali mencengkeram lengan bocah itu. Ia kuatkan mentalnya. Ia berpikir,kalau memang bocah itu bocah jadi-jadian, ia akan korek keterangan apa maksud semua ini. Kalau memang bocah itu "bocah beneran" pun, ia juga akan cari keterangan, siapa dan dari mana sesungguhnya bocah itu. Mendengar ucapan bismillah itu, bocah tadi mendadak menuruti tarikan tangan Luqman. Luqman pun menyentak tanggannya, menyeret dengan halus bocah itu, dan membawanya ke rumah.



Gerakan Luqman diikuti dengan tatapan penuh tanda tanya dari orang-orang yang melihatnya. " Ada apa Tuan melarang saya meminum es kelapa dan menyantap roti isi daging ini? Bukankah ini kepunyaan saya?" tanya bocah itu sesampainya di rumah Luqman, seakan-akan tahu bahwa Luqman akan bertanya tentang kelakuannya. Matanya masih lekat menatap tajam pada Luqman.



"Maaf ya, itu karena kamu melakukannya dibulan puasa," jawab Luqman dengan halus,"apalagi kamu tahu, bukankah seharusnya kamu juga berpuasa? Kamu bukannya ikut menahan lapar dan haus, tapi malah menggoda orang dengan tingkahmu
itu.."



Sebenarnya Luqman masih akan mengeluarkan uneg-unegnya, mengomeli anak itu. Tapi mendadak bocah itu berdiri sebelum Luqman selesai. Ia menatap Luqman lebih tajam lagi. "Itu kan yang kalian lakukan juga kepada kami semua! Bukankah kalian yang lebih sering melakukan hal ini ketimbang saya..?! Kalian selalu mempertontonkan kemewahan ketika kami hidup dibawah garis kemiskinan pada sebelas bulan diluar bulan puasa?



Bukankah kalian yang lebih sering melupakan kami yang kelaparan, dengan menimbun harta sebanyak-banyaknya dan melupakan kami? Bukankah kalian juga yang selalu tertawa dan melupakan kami yang sedang menangis? Bukankah kalian yang selalu berobat mahal bila sedikit saja sakit menyerang, sementara kalian mendiamkan kami yang mengeluh kesakitan hingga kematian menjemput ajal..?! Bukankah juga di bulan puasa ini hanya pergeseran waktu saja bagi kalian untuk menahan lapar dan haus? Ketika bedug maghrib bertalu, ketika azan maghrib terdengar, kalian kembali pada kerakusan kalian...!?"



Bocah itu terus saja berbicara tanpa memberi kesempatan pada Luqman untuk menyela. Tiba-tiba suara bocah itu berubah. Kalau tadinya ia berkata begitu tegas dan terdengar "sangat" menusuk, kini ia bersuara lirih, mengiba. "Ketahuilah Tuan.., kami ini berpuasa tanpa ujung, kami senantiasa berpuasa meski bukan waktunya bulan puasa, lantaran memang tak ada makanan yang bisa kami makan. Sementara Tuan hanya berpuasa sepanjang siang saja.



Dan ketahuilah juga, justru Tuan dan orang-orang di sekeliling Tuan lah yang menyakiti perasaan kami dengan berpakaian yang luar biasa mewahnya, lalu kalian sebut itu menyambut Ramadhan dan 'Idul Fithri? Bukankah kalian juga yang selalu berlebihan dalam mempersiapkan makanan yang luar biasa bervariasi banyaknya, segala rupa ada, lantas kalian menyebutnya dengan istilah menyambut Ramadhan dan 'Idul Fithri?



Tuan.., sebelas bulan kalian semua tertawa di saat kami menangis, bahkan pada bulan Ramadhan pun hanya ada kepedulian yang seadanya pula. Tuan.., kalianlah yang melupakan kami, kalianlah yang menggoda kami, dua belas bulan tanpa terkecuali termasuk di bulan ramadhan ini. Apa yang telah saya lakukan adalah yang kalian lakukan juga terhadap orang-orang kecil seperti kami...!



Tuan.., sadarkah Tuan akan ketidak abadian harta? Lalu kenapakah kalian masih saja mendekap harta secara berlebih? Tuan.., sadarkah apa yang terjadi bila Tuan dan orang-orang sekeliling Tuan tertawa sepanjang masa dan melupakan kami yang semestinya diingat?



Bahkan, berlebihannya Tuan dan orang-orang di sekeliling Tuan bukan hanya pada penggunaan harta, tapi juga pada dosa dan maksiat.. Tahukah Tuan akan adanya azab Tuhan yang akan menimpa? Tuan.., jangan merasa aman lantaran kaki masih menginjak bumi. Tuan..., jangan merasa perut kan tetap kenyang lantaran masih tersimpan pangan 'tuk setahun, jangan pernah merasa matahari tidak akan pernah menyatu dengan bumi kelak...."



************ ********* *



Wuahh..., entahlah apa yang ada di kepala dan hati Luqman. Kalimat demi kalimat meluncur deras dari mulut bocah kecil itu tanpa bisa dihentikan. Dan hebatnya, semua yang disampaikan bocah tersebut adalah benar adanya! Hal ini menambah keyakinan Luqman, bahwa bocah ini bukanlah bocah sembarangan. Setelah berkata pedas dan tajam seperti itu, bocah itu pergi begitu saja meninggalkan Luqman yang dibuatnya terbengong-bengong.



Di kejauhan, Luqman melihat bocah itu menghilang bak ditelan bumi. Begitu sadar, Luqman berlari mengejar ke luar rumah hingga ke tepian jalan raya kampung Ketapang. Ia edarkan pandangan ke seluruh sudut yang bisa dilihatnya, tapi ia tidak menemukan bocah itu. Ditengah deru nafasnya yang memburu, ia tanya semua orang di ujung jalan, tapi semuanya menggeleng bingung. Bahkan, orang-orang yang menunggu penasaran didepan rumahnya pun mengaku tidak melihat bocah itu keluar dari rumah Luqman!



Bocah itu benar-benar misterius! Dan sekarang ia malah menghilang! Luqman tidak mau main-main. Segera ia putar langkah, balik ke rumah. Ia ambil sajadah, sujud dan bersyukur. Meski peristiwa tadi irrasional, tidak masuk akal, tapi ia mau meyakini bagian yang masuk akal saja. Bahwa memang betul adanya apa yang dikatakan bocah misterius tadi.



Bocah tadi memberikan pelajaran yang berharga, betapa kita sering melupakan orang yang seharusnya kita ingat.. Yaitu mereka yang tidak berpakaian, mereka yang kelaparan, dan mereka yang tidak memiliki penghidupan yang layak.



Bocah tadi juga memberikan Luqman pelajaran bahwa seharusnya mereka yang sedang berada diatas, yang sedang mendapatkan karunia Allah, jangan sekali-kali menggoda orang kecil, orang bawah, dengan berjalan membusungkan dada dan mempertontonkan kemewahan yang berlebihan.



Marilah berpikir tentang dampak sosial yang akan terjadi bila kita terus menjejali tontonan kemewahan, sementara yang melihatnya sedang membungkuk menahan lapar. Luqman berterima kasih kepada Allah yang telah memberikannya hikmah yang luar biasa. Luqman tidak mau menjadi bagian yang Allah sebut mati mata hatinya.



Sekarang yang ada dipikirannya sekarang , entah mau dipercaya orang atau tidak, ia akan mengabarkan kejadian yang dialaminya bersama bocah itu sekaligus menjelaskan hikmah kehadiran bocah tadi kepada semua orang yang dikenalnya, kepada sebanyak-banyaknya orang. Kejadian bersama bocah tadi begitu berharga bagi siapa saja yang menghendaki bercahayanya hati.



Pertemuan itu menjadi pertemuan yang terakhir. Sejak itu Luqman tidak pernah lagi melihatnya, selama-lamanya. Luqman rindu kalimat-kalimat pedas dan tudingan-tudingan yang memang betul adanya. Luqman rindu akan kehadiran anak itu agar ada seseorang yang berani menunjuk hidungnya ketika ia salah.


Selamat menjalankan ibadah puasa.....

Sumber : Postingan di milis Bango Mania

Selasa, 02 September 2008

Seandainya Cuma Ada Ramadhan

****

Namaku Hamdhan,

Sebelas umurku

Cari aku di kolong jembatan layang di malam hari

Aku suka Ramadhan

Bulan puasa itu

Bebaskan aku dari puasa tak menentu

Terpaksa tak makan karena memang tak ada yang bisa disantap

Tinggal datang ke masjid mushala

Ada makanan enak menanti

Ta'jil katanya, pembuka puasa



****



Aku Tono

Aku suka Ramadhan

Karena majikanku berpuasa dari mengomel

memukuliku

Jika aku salah atau lambat kerja

Padahal aku 'kan sering capek dan juga ingin bermain di sembilan tahunku



****



Ramadhan?

Aku suka itu

Pundi-pundi berisi penuh

Tak cuma koin receh

Tapi juga uang kertas

Yang mereka lemparkan dari balik kaca mobil mewah

Saat kusodorkan di lampu merah

Bulan puasa itu membuat tiba-tiba banyak orang baik dan bersedekah ya?

Jadi ibuku bilang: "Amir, ada sisa untuk ditabung, mudah-mudahan kamu bisa sekolah lagi .. "



****



Suka, aku suka sekali

Ramadhan itu 'kan

Bulan yang orang-orang jadi selalu makan enak untuk berbuka dan sahur

Supaya tak terasa lemas dan lapar

mereka bilang

Jadi harus ada kolak, es campur, kue-kue, makanan daging

Aku Anwar, si pengangkut keranjang belanja di pasar-pasar

Senang, berbilang kali mondarmandir

mengangkut tumpukan belanja ibu-ibu

"Sstt, jangan bilang guru ngaji bahwa aku jadi sering batal

tak kuat puasa karenanya.."

Bapakku ndak marah kok, aku 'kan masih kecil, belum baligh

Asal ada uang yang bisa dibawa pulang

Kasihan bapakku lumpuh

Tak bisa cari uang sesudah kecelakaan di pabrik dulu



****



Kalau ingin ganti baju

Supaya tak tambal-tambal

Atau penuh lubang

Ya harus tunggu bulan setahun sekali

Bulan apa ya..

Pokoknya yang ada lebarannya itu..

Orang-orang kaya ganti baju

mungkin terlalu sesak lemarinya

Jadi aku dapat sisa

Tapi masih bagus bagus kok

Aku jadi bisa pakai berlapis

Tak terlalu dingin lagi di gubuk kecil terbuat dari kardus-kardus

Benar emak menasehati : .."Sabar nduk, Gusti Allah ora sare.."

Menenangkan rengekanku minta baju

Karena malu diejek

Ujang si gembel bajunya tembel



****



Kalau ingin sekali-sekali merasakan

Gantian

Orang berpunya mengejar si papa

Mereka yang berada

mengejar pengemis gelandangan (kadang menyingkat memanggil kami Gepeng...)

Mencari agar ada penerima zakat

Besok lebaran menjelang

Akan batal zakat fitrah sesudah shalat

Ikut saja bersamaku di malam takbiran

Tenang-tenang tiduran di emperan pinggiran jalan

Tergopoh-gopoh mereka datang

Membangunkan kami untuk terima zakat

Lucu, kali ini si empunya butuh orang miskin ..

Ada benarnya juga namaku si Untung...

kecil-kecil sudah beruntung...



****



Aku tahu bapakku miskin sekali

Sebagai kuli

Penghasilannya cuma dari angkut barang

Tapi ia tak bolehkan, aku Mamat anaknya, mengemis

Jadi menemani Bapak

Mengambilkan minum dan sesekali pijati punggungnya

Karena di Ramadhan ia banyak sekali angkut

mebel juga kulkas, tivi baru

Nanti kalau ada ceramah di kampung aku mau tanya pak kyai

Apa bulan puasa artinya ganti perabotan ya?



****



Ustadz Husni pernah bilang

Tuhan itu bisa berbuat apa saja

Maha Kuasa

Tuhan juga Pemurah

Mau mendengarkan doa dari siapa saja

Termasuk anak jalanan miskin terlantar

Ya Allah,

Hamdan, Amir, Tono, Anwar, Untung, Ujang, Mamat

Doa bersama

Mengemis padaMu

Jadikan cuma ada Ramadhan

Sepanjang tahun…

Amin

==================
Sumber: Dari postingan Pak Gamesh di milis 1001buku Bandung